Senin, 28 Desember 2020

Belajar sebagai Editor Buku


Menjadi seorang editor buku tidak pernah terlintas di dalam pikiran, alih-alih menjadi editor buku, ketika berhasil menulis satu tulisan di buku antologi sampai memiliki buku solo perdana saja saya sudah sangat senang dan bersyukur. Karena sebelumnya memang tidak ada ekspektasi saya kelak akan menjadi seorang editor buku. 

Kesempatan pun datang ketika buku Antologi Bundaku yang merupakan karya dari peserta belajar Menulis Buku Inspirasi (MBI) melalui WAG digagas dan akhirnya ada 22 orang penulis yang ingin terlibat dan akhirnya dibagi menjadi 2 buku yakni Bundaku Jilid 1 dan Jilid 2. Saya sendiri ikut menjadi penulis di Buku Jilid1 yang dieditori oleh pak Eko Dayono dari Jawa Tengah. Tanpa saya duga Bunda Lilis Sutikno yang merupakan penggagas Kelas MBI memberikan kesempatan bagi saya untuk belajar menjadi Editor buku dengan memberikan tanggung jawab tersebut di Buku Bundaku Jilid 2.

Awalnya saya agak canggung, karena memang hal itu adalah pengalaman baru bagi saya. Saya pun membaca satu demi satu naskah yang masuk. Kata demi kata sampai pada kalimat saya cermati. Kalau ada kira-kita penulisan kata yang meragukan kebenarannya bagi saya, maka saya langsung buka si pintar google, mencari berbagai keterangan terkait dengan penulisan kata tersebut, demikian sampai saya yakin dengan memiliki dasar yang kuat akan kebenaran cara penulisannya. Adapun yang sering menjadi sumber yang menjadi pertimbangan saya adalah  Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) dan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). 

Memang beberapa kali saya temukan kesalahan penulisan kata di dalam naskah seperti penulisan pun apakah harus digabung atau dipisah. Penulisan dua kata apakah digabung atau dipisah seperti: terima kasih, olahraga, tanggung jawab. Juga bagaimana penulisan kata yang benar misalnya: positip, positif atau positive. Demkian juga penggunaan singkatan-singkatan yang belum tentu pembacanya paham artinya, misalnya: KPLP, SR dan singkatan lainnya. Sehingga kita harus kembali berpedoman pada PUEBI, juga bisa dilengkapi dengan sumber informasi lainnya yang sangat mudah kita dapatkan di mesin pencari seperti google dan tentunya harus melalui komunikas yang baik dengan penulisnya.

Memang sangat diperlukan kesabaran untuk bisa membaca dan mengamati setiap kata demi kata hingga membentuk kalimat, bukan sekedar sampai asal jadi kalimat saja tetapi kalimat tersebut hendaknya bisa memebentuk sebuat paragraf yang baik, dalam artian bisa dimengerti dan mampu menyampaikan pesan yang akan ingin disampaikan kepada pembaca. Tentunya kalimat yang ada juga mengalir sehingga enak di baca dan jelas, bukan kalimat yang justru membingungkan pembacanya.

Saat ini saya terus belajar. Setelah buku Antologi Bundaku Jilid 2 tuntas, saat ini saya sedang berjuang untuk mengedit tulisan untuk antologi Sekolahku Jilid 1 dan Jilid 2 dan sudah menanti pada awal januari nanti Antologi Cerpen yang juga Jilid 1 dan Jilid 2. Apakah ini menjadi beban?, tentu saja tidak, tetapi merupakan pengalaman baru yang sangat menarik bagi saya. Saya semakin banyak belajar tentang tata cara penulisan kata yang benar, bahkan dilatih untuk bersabar dan teliti untuk setia membaca semua naskah dari awal sampai akhir. Dan yang paling menarik adalah, mendapatkan banyak inspirasi dari tulisan-tulisan yang saya baca yang justru sangat memotivasi saya. Karena bagaimanapun editorlah yang pertama kali menikmati pesan yang mau disampaikan oleh penulis kepada khalayak.

Belajar dan terus belajar menjadi penyemangat bagiku. Karena dengan terus belajar akan hal-hal yang baru pasti akan memberikan dampak yang sangat besar bagi kita. Oleh karena itu, mari terus belajar, belajar dan belajar...

Sabtu, 26 Desember 2020

Refleksi dan Resolusi menyambut Tahun 2021


Waktu terus berjalan, tiada yang bisa menahan. Tiada terasa tahun 2020 akan segera berlalu, digantikan tahun baru 2021. Kehidupan ini memang akan terus berlangsung. Sepertinya baru saja memejamkan dan membuka mata tetapi waktu terus berganti dan masa lalu tidak bisa diulangi lagi. Apa yang kita lakukan dengan kondisi yang ada dengan waktu yang terus melangkah? 

Kita perlu refleksi. Ya, memandang sejenak ke masa-masa yang telah kita lalui khususnya di tahun 2020 yang akan segera berlalu. Bagaimana perjalanan hidup kita selama tahun 2020, baik itu keberhasilan ataupun kegagalan, mari kita renungkan kembali bagaimana semuanya itu kita jalani. Secara global memang tahun 2020 adalah tahun penuh ujian dan tantangan. Bagaimana tidak, dengan adanya wabah virus Corona, semua manusia merasakan dampaknya yang pastinya sangat berpengaruh pada kehidupan kita di tahun ini. 

Tetapi saat ini mari secara pribadi mengevaluasi diri, bagaimana kita di tengah situasi yang ada mampu untuk bertahan dan bahkan menjalani semuanya dengan ucapan syukur. Bahkan menjadi pribadi yang lebih matang dan dewasa dalam berfikir dan bertindak, karena kita ketahui bahwa tantangan kehidupan pasti akan selalu datang silih berganti, tetapi diharapkan fokus kita bukan masalah tersebut tetapi bagaimana kita bisa tetap berpengharapan di tengah situasai sangat sulit sekalipun, dan pastinya itu akan membuat kita menjadi pribadi yang lebih dewasa dan matang.

Pertanyaan selanjutnya adalah sudah sejauh mana kita mampu dalam menggunakan waktu dan kesempatan yang ada untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi? Pribadi yang lebih baik dalam artian semakin baik dalam hal pengetahuan, keterampilan, sosial bahkan spiritual. Kita semua diberikan waktu yang sama, tetapi pastinya kita bisa berbeda-beda dalam memanfaatkan waktu yang ada. 

Dalam hal pengetahuan, bukan harus di dapat dari instansi pendidikan formal atau yang dinamakan sekolah. Tetapi pengetahuan dari pengalaman sehari-hari yang kita dapatkan dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak paham menjadi paham. Dalam hal ini diperlukan kemampuan membaca yang baik, baik dari sumber tulisan bahkan dari kemampuan kita membaca situasi dan sekeliling yang bisa membuat kita lebih paham tentang banyak hal. 

Di dalam bidang keterampilan juga tidak kalah pentingnya. Apa keterampilan yang sudah kita asah, pertajam dan akhirnya kita miliki di tahun 2020 ini? Keterampilan memerlukan kreasi yang akan menghasilkan sebuah karya. Pastinya diperlukan juga latihan, latihan dan terus latihan sehingga keterampilan itu bisa kita kuasai sepenuhnya, bahkan bisa menjadi ahli di bidang tersebut. Pertanyaannya apakah selama setahun ini ada keterampilan baru atau keterampilan yang semakin kita kuasai?

Sebagai makhluk sosial, kita juga dituntut untuk berinteraksi dengan sesama. Bukan hanya sekedar berinteraksi, kita juga dituntut untuk bisa berkontribusi kepada masyarakat di mana kita berada. Untuk meningkatkan peran sosial diharapakan bisa terlebih dahulu mengesampingkan egoisme. Sifat yang berfokus pada kepentingan diri sendiri tanpa menghiraukan apa yang terjadi dengan orang lain. Sebagai manusia kita akan benar-benar merasakan kebahagiaan sejati ketika kita bisa bermanfaat bagi orang lain.

Spiritual adalah hal yang sangat mendasar bagi setiap insan. Dengan keyakinan yang kita imani menjadi dasar kita untuk memandang dan menjalani hidup yang fana. Spiritual yang baik pada seseorang akan membuatnya bergantung sepenuhnya kepada Sang Pemilik dan Pencipta Alam Semesta ini. Sangat diperlukan evaluasi diri dalam aspek spiritual dengan berharap hari-hari yang akan datang kita akan semakin memiliki kualitas iman yang lebih baik.   

Dengan mengingat-ingat kembali berbagai aspek yang sudah kita jalani di tahun 2020 yang akan segera berlalu, biarlah hal itu menjadi pengalaman dan pembelajaran yang mendorong kita untuk senantiasa memperbaiki diri. Menyambut resolusi pada tahun 2021 dengan berkomitmen akan melangkah dan menggunakan waktu dengan lebih bijaksana lagi. Impian dan harapan menjadi pribadi yang lebih baik dan tentunya juga berbagai aspek kehidupan yang lebih baik lagi di tahun yang baru semoga terwujud, dengan berjuang, berusaha dan berkarya. Berkarya bukan untuk diri sediri saja tetapi juga menghasilkan karya yang manfaatnya bisa dirasakan oleh orang lain.

Mari sambut tahun baru dengan optimis dan semangat selalu...   

Minggu, 06 Desember 2020

Buku Antologi Cerpen Kelas MBI

Kelas MBI terus menginspirasi, sehingga mampu menggerakkan peserta yang ada untuk segera berkarya. Hari Minggu (6/12/2020) bu Tiwi menyatakan keinginannya di grup untuk berduaet, trio atau kwartet dalam menulis buku Antologi Cerpen. Tanpa menunggu waktu lama, beberapa peserta lainnya segera memberi respon. Dimulai dari Bu Citra Turnip (Sumut), kemudian Bu Desak (Bali) dan akhirnya Bu Uchey (Bogor), lengkaplah sudah peserta menulis buku antologi cerpen dengan 4 orang penulis. Kenapa penulisnya hanya 4, supaya buku bisa diajukan dalam mendapatkan Angka Kredit (AK) dalam pengejuan kenaikan pangkat pada PNS.

Eh,,, tunggu dulu... Rupanya bu Ledwina menjapri saya dan menyertakan beberapa pesan WA dimana beliau sudah berkomunikasi sebelumnya dengan Bunda Lilis untuk ikut serta dalam penulisan buku Antologi Puisi, dan bisa saya tangkap beliau juga tertarik untuk bergabung, tetapi terlambat dalam dari Bu Uchey. Akhirnya saya membuka kesempatan untuk siapa yang mau bergabung di dalam penulisan buku Antologi Cerpen kedua dengan berharap ada 3 orang lagi peserta yang mau bergabung untuk menemani bu Ledwina. 

Dan ternyata....., dalam hitungan menit langsung saja Bu Merpati (NTT), Bu Nophia (NTT) dan Bu Nuri (Lampung) mendaftarkan diri untuk ikut serta. Wah... Luar biasa, akhirnya tidak lewat dari satu hari peserta langsung tercukupi bahkan bertambah, bukan satu tetapi akan ada 2 buah buku Antologi Cerpen yang diterbitkan. Untuk lebih mengoptimakan penerbitan buku, grup Antologi Cerpen pun terbentuk dan diharapkan menjadi awal mula  dalam menghasilkan 2 buah buku Antologi Cerpen karya Kelas MBI. 

Saya teringat kembali bagaimana pengalaman yang sama dalam lelang buku Antologi Buku Bundaku. Yang tidak terbayangkan sebelumnya, rupanya antusias peserta begitu tinggi sampai bisa mengumpulkan 22 penulis yang dibagi menjadi 2 tim yang akan menerbitkan 2 buah buku Antologi Bundaku "Kado Spesial buat ibu".  

Kelas MBI memang luar biasa,,,, Para peserta yang banyak diisi penulis pemula, tetapi memiliki semangat yang bergelora untuk segera menghasilkan Karya... 

Ayooooo,,, Tetap semangat,,, Semangat dan Terus Semangat.....

Jumat, 04 Desember 2020

The Power of "Pada Suatu Hari"

Kalimat "Pada suatu hari" pasti sudah tidak asing bagi kita semua. Kita sering mendengarnya pada masa kecil dulu, ketika mendengarkan cerita dari guru, bahkan saat  ini pun kalimat tersebut tidak jarang digunakan dalam memulai sebuah cerita atau dongeng di buku maupun Televisi.

Siapa sangka kalimat tersebut memiliki kekuatan yang begitu besar dalam menulis. Disaat keinginan menulis sangat kuat dan sudah ada ide di kepala tetapi sulit untuk dituangkan dalam bentuk tulisan, maka diperlukan suatu formula atau rumus jitu untuk memecahkan masalah kebuntuan tersebut, salah satunya dengan memulai tulisan dengan kalimat "Pada suatu hari".

The Power of "Pada suatu hari" merupakan materi yang dibawakan oleh Pak Eko Daryono yang merupakan Narasumber Kelas WAG MBI pada jumat malam tanggal 4 Desember 2020.  Mengawali kelas, kalimat "Pada suatu Hari" langsung muncul pada judul puisi yang ditampilkan dalam menyambut Narasumber malam ini. Berikut isi puisi yang sangat menggugah tersebut:

Pada Suatu Hari Nanti (Karya Sapardi Djoko Damono)

Pada suatu hari nanti,
jasadku tak akan ada lagi,
tapi dalam bait-bait sajak ini,
kau tak akan kurelakan sendiri.

Pada suatu hari nanti,
suaraku tak terdengar lagi,
tapi di antara larik-larik sajak ini.

Kau akan tetap kusiasati,
pada suatu hari nanti,
impianku pun tak dikenal lagi,
namun di sela-sela huruf sajak ini,
kau tak akan letih-letihnya kucari.


Pak Eko pun memulai kelas dengan menyatakan bahwa "Kunci utama menulis adalah menulis, bukannya berpikir". Deadlock menulis dikarenakan kita terlalu banyak berpikir... jadi lari deh semua ide... kabur.....

Kalau kunci menulis adalah menulis... lha... menulisnya harus dari mana...., Oleh karenanya kita bisa gunakan jurus "Pada Suatu Hari", ungkap beliau.


Sebenarnya dari kebiasaan kita mengarang waktu SD serta dari kebiasaan mendengarkan dongeng, kita sudah akrab dengan kalimat "Pada suatu hari", Kalimat ini bisa menjadi solusi kebuntuan dalam menulis. Karena sering ide sudah ada tetapi kita sulit untuk menuliskannya.


Sehingga kalimat "Pada suatu hari" bisa menjadi salah satu solusi dalam memecahkan kebuntuan dalam menuliskan ide. Begitu keran terbuka dengan tulisan pertama yang kita tuliskan dengan kalimat "Pada suatu hari", maka tulisan akan mengalir seperti air.


Kita jangan sepele dengan kalimat "Pada suatu hari", karena kalimat tersebut bisa menjadi solusi dalam menghasilkan berbagai jenis karya


Contoh artikel yang menggunakan kalimat "Pada sutau hari"

Contoh Puisi yang menggunakan kalimat "Pada suatu hari"

Contoh Lagu yang menggunakan lirik "Pada suatu hari"

Dongeng yang menggunakan kalimat "Pada suatu hari"



Bahkan kalimat "Pada suatu hari" bisa mengungkapkan perasaan yang sedang PATAH HATI,,, Contohnya ketika rasa masakan tak sesuai harapan, pergi nurut Google map malah kesasar, mau buat kejutan eh... ternyata tak sesuai harapan. Mau ada tamu dibela-belain persiapan eh... nggk jadi datang. Semuanya bisa kita tuliskan dengan memulainya dengan kalimat "Pada suatu hari".

Demikian hebatnya kalimat "Pada suatu hari", sehingga bisa menjadi solusi pada saat kita merasa sepertinya menulis itu sulit. Ketika sudah ada ide, tetapi kita tidak tahu bagaimana menuliskannya, cobalah dengan memulai tulisan anda dengan kalimat "Pada suatu hari". 

Karena dalam menulis, yang sulit adalah memulainya, ketika sudah dimulai yakinlah maka kata demi kata akan segera mengalir seperti air mengikuti kalimat yang sudah disusun sebelumnya.

Selamat mencoba, dan tetap semangat

Kamis, 03 Desember 2020

Asa di Masa Corona

Tiada yang pernah menduga akan datangnya wabah corona, virus yang pertama kali terdeteksi di Wuhan-Cina. Covid-19 adalah nama kerennya. Virus severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah penyebabnya. Semua bidang terkena dampaknya, tidak ada yang luput dari sergapannya. Ya, begitu hebatnya corona, walaupun tidak dapat dilihat langsung oleh mata tetapi sudah menelan banyak nyawa.   

Semua manusia berusaha menjauhinya, dengan berbagai cara untuk tidak terinfeksi olehnya. Berbagai usaha dilakukan untuk meredam penularannya. Dimulai dari dari pakai masker, cuci tangan dan menjaga jarak antar sesama. Dan menyerukan supaya aktivitas dilakukan dari rumah, mulai dari belajar, beribadah, dan bekerja. Mematuhi protokol kesehatan adalah kuncinya, tetapi tetap saja masih banyak korban yang setiap hari di terkam oleh si Corona. Bahkan di Negara kita tercinta, beberapa hari ini korbannya semakin meningkat jumlahnya.

Masihkah ada asa (semangat) di tengah wabah corona? atau apakah kita menyerah dan pasrah saja? Sebagai umat beragama, kita tidak boleh menyerah dan terlena. Kita serahkan semuanya kepada Tuhan Sang Pencipta, karena Dialah Yang Maha Kuasa dan bisa melenyapkan semuanya. Kalau Tuhan mau, sekejap saja si Corona pasti akan binasa, dan segera lenyap dari dunia. Dan kita harus percaya, suatu saat semuanya akan berlalu dan kembali seperti biasa.

Dan tentunya bukan hanya berdoa tanpa tidakan nyata, kita juga harus mengikuti setiap aturan yang ada. Protokol kesehatan yang ketat adalah solusinya, supaya si Corona tidak menular kemana-mana. Tuhan juga ingin supaya kita taat pada negara, mengikuti dan mendukung setiap kebijakan yang ada. Untuk menuntaskan Virus Corona dari Negara Indonesia. Sembari terus berharap para ilmuan segera mendapatkan vaksin yang merupakan cara paling ampuh untuk merontokkan kekuatan si Corona.

Di situasi saat ini kita dituntut untuk tetap melangkah dan berkarya. Memanfaatkan waktu di rumah saja, dengan hal-hal positip yang bisa membuat kita tetap berjaya. Salah satunya dengan menggali potensi pada diri kita. Seperti yang saya sudah jalani dan tekuni dimasa pandemi Corona, yaitu belajar menulis dan merangkai kata. 

Walaupun sebelumnya saya tidak terbiasa dan tidak terlalu suka dengan membaca. Tetapi syukur kepada Tuhan yang Perkasa, saya diberikan kekuatan untuk menekuninya, memulai dan terus belajar konsisten setiap hari untuk menyusun kata demi kata, sehingga akhirnya saya dapat menerbitkan beberapa karya, yakni sebuah buku solo dan empat buku karya bersama. 

Dengan segala pencapaian dimasa Corona, saya bukanlah berterimakasih kepada pandemi yang sampai saat ini masih ada, tetapi menekankan bahwa di tengah situasi apa pun pasti ada makna dan pelajaran berharga, asalkan kita mau ikhlas menjalani dan memanfaatkan kesempatan yang masih ada. Yakinlah, semua dalam sepengetahuan-Nya, tugas kita hanya menjalani kehidupan dengan syukur dan tetap bersungguh-sungguh untuk belajar dari masa-masa yang ada. Dengan itu kita tidak akan pernah berputus asa, tetapi tetap berjuang dan berusaha, selalu semangat, semangat dan semangat untuk terus berkarya...

Rabu, 02 Desember 2020

Menulislah dengan HATI

 

Bersyukur hari ini bisa menjalani hari dari pagi hingga malam hari. Dengan segala aktivitas yang ada, mulai dari berangkat sekolah yang membutuhkan waktu satu jam. Adapun di sekolah kami melanjutkan kembali aktivitas pengisian PMP yang masih belum tuntas juga yang sebelumya juga kami mempersiapkan video penerapan protokol kesehatan di sekolah yang ditugaskan oleh kepala sekolah.

Cukup melelahkan memang, mulai jam 9 pagi hingga setengah 4 sore melakukan aktivitas di sekolah. Sampai di rumah sekitar jam tengah 5, langsung mandi dan bergegas mempersiapkan materi di kelas Menulis Buku Inspirasi (MBI) yang mana malam ini saya dijadwalkan untuk menjadi Narasumber di kelas WAG tersebut.

Kelas berjalan dengan baik dipandu oleh pak I Nengah Suradnya dari Bali, yang merupakan Kepala Sekolah SMPN 1 Banjanrangkan. Menulislah dengan HATI merupakan tema yang saya bawakan pada malam hari ini, karena menurut saya di dalam menulis kita perlu melibatkan hati, untuk menghasilkan tulisan yang bisa dinikmati oleh para pembacanya dengan hati pula.

HATI, saya uraikan menjadi Harapan, Asa, Tulis dan Ide. Setiap orang yang mau terlibat dalam menulis harus memiliki Harapan (impian) di masa yang akan datang. Dengan Harapan itu akan mendorong setiap orang untuk mau dan semangat di dalam menulis.

Kemudian harus ada Asa, yakni semangat pantang menyerah, dengan apapun yang terjadi. Menjaga Asa bisa dengan selalu meluangkan waktu untuk menulis setiap hari. Mengikuti komunitas menulis dan terlibat dalam menulis buku antologi. Dan tentunya dengan banyak membaca buku sebagai nutrisi daam menulis.

Setelah itu, yang tidak kalah pentingnya adalah Tulis. Tanpa di tulis semua Harapan dan Asa akan menjadi sia-sia. Oleh karena itu segeralah tuliskan ide yang ada, jangan sampai ide itu hilang begitu saja dengan percuma. Menulis, menulis dan menulis itulah satu-satunya kunci bagi seorang penulis uantuk tetap eksis.

Terakhir Ide. Ide harus langsung kita tuliskan, pertanyaannya dari mana ide itu kita dapatkan?. Sebenarnya ide menulis itu ada di mana-mana. Ketika kita melakukan aktivtas, melihat lingkungan sekitar, menonton dan mendengarkan berita dari media, itu bisa menjadi ide dalam menulis. Bahkan hal-hal yang sedang diperbincangkan (viral) merupakan ide yang sangat tepat untuk kita tuliskan.

Menulislah dengan HATI, maka tulisan kita akan sampai kepada hati para pembacanya, tetap semangat dan teruslah berkarya. 

Selasa, 01 Desember 2020

Ultah Bang NOEL Ke-8


Tanggal 1 Desember 2020 adalah hari yang sangat istimewa buat anak sulung kami, Noel Wanrido Naibaho tepat berusia 8 Tahun. Bila tahun lalu dirayakan bersama teman-temannya Anak Sekolah Minggu (ASM) GKPI Jeriko Sigambal karena bertepatan hari ulang tahunnya tepat pada hari Minggu, dan dirayakan setelah ibadah di Gereja bersama teman-temannya. Tetapi ulang tahun kali ini berbeda sesuai dengan permintaan abang Noel. Ya, memang dia meminta dirayakan bersama keluarga saja, tetapi kadonya harus ada dari masing-masing anggota keluarga kepadanya, hehehe... Itulah memang keinginan hatinya yang disampaikannya kepada kami.

Satu hari sebelum hari ulang tahunnya tiba, dia sudah sibuk meminta supaya dibelikan kado. Makanya Senin siang, mama, aunty, ade el dan abang Noel sudah sibuk berburu kado dan tentunya harus sesuai dengan keinginan yang ulang tahun. Dari papa dia minta celana, dari mama baju, aunty sepatu dan dari ade kotak pensil. Lengkaplah sudah kado dari kami semua untuk anakku tersayang.

Perayaan ulang tahunnya pun kami rayakan pada malam tanggal 1 Des 2020 dengan sangat sederhana. Dengan sebuah kue ulang tahun yang di atasnya terletak lilin berangka 8, dimulai dengan bernyanyi lagu ulang tahun kemudian abang berdoa dan meniup lilin. Kami kembali bernyanyi sambil abang memotong kue dan kami pun bergantian menyulangi bang Noel dengan kue ulang tahun. Dan akhirnya semua rangkaian acara ditutup dengan doa yang saya pimpin sendiri.




Momen yang paling ditunggu si abang dan ade pun akhirnya tiba. Kami berangkat ke Suzuya untuk menepati janji kepada mereka untuk menikmati wahana permainan di Time Zone yang ada di lantai tiga. Mereka sangat senang, paling tidak hari ini berkesan bagi mereka dengan menikmati perayaan ulang tahun bang Noel, dengan satu harapan mereka semakin merasakan kasih sayang dari kedua orang tuanya.


Selamat ulang Tahun Abang Noel, jadilah seperti doa yang kamu naikkan kepada Tuhan, "menjadi abang yang baik, abang teladan bagi adek". Papa dan mama akan selalu berjuang dan mendukungmu sembari terus berdoa kepada Tuhan, semoga kelak kamu menjadi anak yang membanggakan keluarga, terlebih lagi membanggakan Tuhan Sang Pemilik Kehidupan. Amin

Senin, 30 November 2020

Berbagi Itu Indah...


Manusia adalah makhluk individualis sekaligus makhluk sosial. Individualis artinya memiliki egoisme yang mengarah kepada kepentingan atau hal-hal yang berkaitan dengan dirinya sendiri, sedangkan makhluk sosial artinya harus bergaul, hidup bersama, dan memiliki ketergantungan dengan manusia lainnya. Sangat diperlukan adanya keseimbangan antara kedua aspek di atas.

Malam ini kembali Kelas Menulis Buku Inspirasi digelar, dengan Narasumber kali ini adalah Pak I Nengah Suradnya, Kepala Sekolah SMPN 1 Banjarangkan - Bali sekaligus menjabat sebagai ketua PGRI Kab. Klungkung. Beliau adalah sosok yang sangat dewasa dan tenang dalam membawakan materi malam ini.

"Berbagi itu indah", itulah tema yang beliau pilih pada malam hari ini, sekaligus merupakan judul buku Solo pertama beliau yang baru saja terbit. Berbagi artinya memberikan perhatian kepada orang lain, menunjukkan adanya kepedulian, tidak cenderung hanya memikirkan dirinya sendiri, keberhasilan sendiri dan kesuksesan pribadi saja. Dalam ini beliau menekankan kita harus saling berbagi dalam dunia Literasi khsusnya tulis-menulis.

Beliau menguraikan kata INDAH menjadi: IN (INspirasi), DA (DAmai) dan H (Hakiki). Pertama diharapkan kepada kita hendaknya bisa menjadi orang-orang yang membagikan INSPIRASI yang bisa mendorong orang lain untuk bisa melakukan yang hal-hal yang positip. Beberapa tokoh inspiratif dalam dunia Literasi antara lain Bunda Lilis Sutikno, Ibu Guru Cantik, Guru Inspirasi NTT, yang sangat menginspirasi dan mampu menggerakkan orang lain untuk terlibat aktif di dalam dunia tulis menulis sampai akhirnya mampu menghasilkan karya sendiri.

Demikian juga Om Jay, tokoh inspiratif yang juga telah melahirkan guru-guru penulis yang dulunya tidak pernah terlibat dalam dunia menulis akhirnya memiliki banyak karya dalam bentuk buku. Beliau dikenal dengan slogan "Menulislah setiap hari, dan buktikan apa yang terjadi". Demikian juga Pak Thomas, bu kanjeng, Pak Brian, Pak Nafrizal, Pak Rahmadi dan tokoh-tokoh Literasi lainnya yang telah menularkan virus literasi kepada banyak orang. Memang seperti itulah yang diharapkan dari kita semua untuk saling berbagi dan saling mendukung.

Kedua, seseorang yang terlibat dalam tulis-menulis diharapkan memiliki rasa DAMAI. Orang yang merasa damai ketika menulis tidak merasakan beban, ketakutan-ketakutan, pikiran negatif. Justru ada rasa senang dan sukacita ketika menulis sehingga bisa menuliskan tulisannya dengan lancar tanpa tekanan tetapi mengalir seperti aliran air sungai yang begitu tenang.

Adapun yang ketiga mengenai HAKIKI, ditekankan mengenai  hal-hal yang sangat mendasar dan benar. Seseorang hendaknya memiliki mindset yang benar dan motivasi yang kuat unutk menulis. Karena dengan motivasi yang benar akan memberikan semangat pantang menyerah. Sehingga akhirnya menulis bukan lagi sebuah kewajiban tetapi menjadi sebuah kebutuhan. Kalau sudah menjadi kebutuhan, seperti kita makan tiga kali sehari, apabila tidak makan kita tidak akan bisa tenang dan sebisa mungkin akan mencari makanan untuk bisa menghilangkan rasa lapar tersebut. Menulis juga harus rutin dilaksanakan sehingga ketika kita tidak melakukannya, kita akan merasakan sepertinya ada yang kurang.

Bagaimana caranya supaya dapat berbagi dengan INDAH dalam tulis-menulis? Beliau menyampaikan beberapa langkah nyata yang bisa kita lakukan yakni: (1)Harus berani, (2)Coba dan rasakan, (3)Lakukan denga rasa (sepenuh hati), (4)Tulus, dan (5)Ikhas.

Mari segera memulai untuk menulis, tidak usah takut dan banyak pertimbangan, langsung tuliskan saja apa yang mau dituliskan. Jangan lupa menulislah dengan hati, karena ketika tulisan berasal dari hati pasti pembacanya juga akan membacanya dengan hati juga. Kemudian mulailah menulis setiap hari. Apa saja bisa dituliskan, ide tulisan bisa berasal dari aktivitas, momen-momen penting, hal yang kita dengar, lihat atau rasakan, mari segera tuliskan, jangan sampai momen tersebut lewat begitu saja.

Dan akhirnya ketika kita sudah menulis dan menghasikan karya, janganlah sungkan-sungkan untuk saling berbagi ilmu. Ingatlah orang yang selalu berbagi tak akan pernah merasa kekurangan justru akan mengalami kelimpahan hidup. Jangan tunda-tunda lagi, segeralah menulis. Dan setelah berhasil menghasilkan karya, jangan ada kesombongan tetapi justru semakin memotivasi untuk berbagi dan memberikan inspirai kepada orang lain, karena berbagi itu memang sangat indah...   

Sabtu, 28 November 2020

Hidup Hanya Sementara...

 

Rabu (25/11/220) yang lalu, dunia dikejutkan dengan berita meninggalnya Sang Legenda Sepakbola, Diego Armando Maradona. Sosok dengan berbagai julukan : El D10S (Dewa Sepakbloa),  El Pibe del Oro (Si Anak Emas) sampai El Cebollita (Si Bawang Kecil) tersebut meninggal karena penyakit henti jantung mendadak atau sudden cardiac arrest.

Siapa yang tidak mengenal sosok fenomenal yang berhasil membawa Argentina Juara Piala Dunia pada tahun 1986 di Meksiko, yang ditandai dengan “gol tangan Tuhan” yang dicetaknya ke gawang Inggris pada pertandingan perempat final dan akhirnya skuad Tango menaklukkan Jerman 3–2 di final yang membuat mereka meraih juara piala dunia untuk yang kedua kalinya setelah tahun 1978 mereka pernah juga juara ketika bertindak sebagai tuan rumah perhelatan Sepakbola terbesar di dunia tersebut.

Semua hanya sementara saja. Ya, Maradona dengan segala ketenarannya dan lika-liku kehidupan yang dilajaninya, akhirnya kembali kepada Sang Pencipta. Gegap gempita dan kelamnya kehidupan yang pernah dilaluinya akhirnya selesai ketika salah satu organ tubuhnya, yakni jantungnya tiba-tiba berhenti berdetak, yang mengakibatkan darah dari jantung berhenti, tidak dialirkan ke seluruh tubuhnya lagi.

Itulah jalan kehidupan yang harus dijalaninya. Dan memang setiap kita akan punya cerita berbeda, kapan dan bagaimana hanya Tuhan yang tahu. Saya pun langsung teringat Sabtu pagi kemarin, ketika bersama-sama dengan teman-teman guru yang sedang berkumpul di ruang kantor guru untuk melanjutkan pengisian instrumen Penilaian Mutu Pendidikan (PMP), tiba-tiba dikabarkan melalui telepon salah satu guru bahwa ada seorang bapak yang berdomisili satu kampung dengan guru tersebut, meninggal karena kakinya terpotong akibat mesin babat yang digunakannya ketika membabat di sawah patah dan terbang mengenai salah satu kakinya, dan nyawanya tidak tertolong karena mengalami pendarahan.

Realita hidup penuh dengan misteri. Sebagai insan yang fana kita wajib menjalaninya, lantas bagaimana kita menyikapi hal tersebut ?. Selagi masih diberikan Tuhan kesempatan yang ada, mari kita menjalani kehidupan dengan penuh bijaksana. Menggunakan waktu yang ada untuk menjalankan apa yang diinginkan-Nya dan tentunya senantiasa belajar untuk menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama. 

Menggunakan waktu yang ada untuk hal-hal yang positip dan membangun, dan selalu berjaga-jaga. Mari nikmati hidup saat ini karena kita hanya bertamu sesaat di sini dan kita tidak tahu kapan waktunya kita akan mengakhiri cerita kehidupan di dunia...

Pengantar Editor "BUNDAKU Jilid 2"


PENGANTAR EDITOR

            Satu kehormatan bagi saya diberikan kesempatan menjadi Editor pada buku Antologi “Bundaku Jilid 2” ini. Bekerja sama dengan  sebelas penulis hebat yang sangat menyayangi ibunya, dengan mempersembahkan kado spesial di hari Ibu tanggal 22 Desember 2020.

            Buku ini lahir karena begitu besarnya kerinduan peserta Kelas Menulis Buku Inspirasi (MBI) melalui WA grup bersama bunda Lilis Sutikno untuk menuliskan kisahnya bersama Ibu. Ya, ketika kuota sebelas penulis untuk Buku Antologi “Bundaku Jilid 1" sudah penuh, tetapi antusias peserta masih tinggi untuk ikut serta, itulah yang mendasari diterbitkannya buku “Bundaku Jilid 2” ini.

            Bunda, Ibu, Mama, Mamak, Emak, itulah beberapa sebutan bagi wanita hebat di dalam kehidupan para penulis di buku ini, baik itu sebagai ibu yang melahirkan dan membesarkan maupun sosok mertua yang sangat luar biasa. Sosok ibu memang tidak bisa digantikan oleh siapapun, itulah yang dilukiskan disetiap untain kata dan cerita yang ada. Ibu menggambarkan sosok yang mengasihi dengan ikhlas.

            Beragam kisah yang diuraikan di  dalam setiap cerita menggambarkan nuansa hati para penulisnya yang begitu menyayangi ibu. Kenangan manis dan indah tentang ibu tak akan pernah bisa hilang bagi penulis yang ibunya telah terlebih dahulu menghadap Sang Pencipta, demikian juga cerita perjuangan untuk mengasihi, menjaga sampai merawat ibu bagi penulis yang hidup bersama ibu, walaupun mereka sadar semuanya itu tidak akan pernah bisa membalas semua kebaikan dan kasih sayang yang telah diberikan oleh ibu.

            Mari baca buku ini dengan mengambil hikmah di dalamnya. Walaupun buku ini masih jauh dari sempurna, tetapi setidaknya bisa menggambarkan bahwa ibu adalah sosok luar biasa yang tidak akan pernah bisa tergantikan dari kehidupan kita, sehingga sudah selayaknyalah kita harus memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada ibu melalui kasih sayang, perhatian, dan waktu ketika kita masih diberikan kesempatan hidup bersama dengan ibu.

Terima Kasih Ibu… 

Kasihmu akan selalu terkenang dalam kalbu…


 "Seorang ibu adalah dia yang dapat menggantikan semua yang lain, 

tetapi yang tempatnya tidak dapat diambil orang lain."  (Cardinal Mermillod)

 

Salam Hormat

Sahat Serasi Naibaho

Editor


                                                                                                                                       

Jumat, 27 November 2020

"Jangan Sampai Guru Membeli Poin dengan Menggunakan Koin"


Judul tulisan ini begitu menyentak ketika pak Thomas A. Sogen yang bertindak sebagai Narasumber menyampaikannya pada kuliah di kelas Menulis Buku Inspirasi (MBI) malam ini. Adapun malam ini, merupakan kelanjutan kelas MBI setelah seminggu lebih diliburkan karena kesibukan sebagian peserta yang berprofesi guru dalam mengikuti dan mempersiapkan kegiatan Hari Guru Nasional.

Malam ini para peserta kembali disegarkan oleh materi yang dibawakan oleh Bapak Thomas A. Sogen, S.Pd.,MBA yang merupakan ketua Asosiasi Guru Penulis Indonesia (AGUPENA) NTT dan merupakan Tim Penilai Angka Kredit Kabupaten Kupang dan kebetulan pada pertemuan malam ini saya dipercayakan sebagai Moderator.

Dalam pemaparan beliau, dengan jelas dinyatakan bahwa seharusnya seorang guru harus menulis, dengan dasar Hukum: Permen PAN & RB No. 16 Tahun 2009, Permen Diknas No. 35 Tahun 2010 dan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Setidaknya guru bisa menuliskan Publikasi Ilmiah, diantaranya:

1.     Presentasi di forum ilmiah (makalah)

2.     Hasil penelitian (laporan/makalah)

3.     Tinjauan ilmiah (artikel non penelitian)

4.     Tulisan ilmiah populer (artikel/opini di media masa)

5.     Artikel ilmiah (hasil penelitian)

6.     Buku pelajaran (buku teks)

7.     Modul/diklat

8.     Buku dalam bid.pendidikan

9.     Karya terjemahan

10.   Buku pedoman guru

Publikasi Ilmiah di atas akan menghasilkan Angka Kredit yang berbeda sesuai dengan jenis karya yang dihasilkan, yang tentunya disertai dengan bukti fisik dari setiap karya yang ada.  

Selain 10 jenis Publikasi Ilmiah di atas, guru juga bisa menerbitkan karya dalam bentuk buku Inspirasi dan menulis di Jurnal. Yang mana untuk mendapatkan nilai Angka Kredit isi buku inspirasi yang ditulis harus berkaitan dengan Pendidikan, sehingga bisa dikategorikan ke dalam buku bidang Pendidikan.

Dari pemaparan beliau, bisa disimpulkan ketika guru menulis akan memberikan banyak manfaat. Guru akan mendapatkan poin dalam hal ini Angka Kredit yang memang diharuskan dalam kenaikan pangkat guru ASN, dimana guru dengan pangkat dan golongan guru pembina tingkat 1 golongan III b jika ingin naik pangkat ke guru penata golongan III c wajib membuat kegiatan publikasi ilmiah atau karya inovatif dengan angka kredit minimal 4.

Kemudian guru dari pangkat penata golongan III c ke guru penata tingkat 1 golongan III d, harus membuat kegiatan publikasi ilmiah atau karya inovatif guru minimal memperolah angka kredit 6. Guru dengan pangkat penata tingkat 1 bila ingin naik pangkat ke guru pembina golongan IVa harus membuat kegiatan publikasi ilmiah atau karya inovatif dengan jumlah angka kredit minimal 8. Kemudian guru yang ingin naik pangkat dari golongan IV a ke IV b harus membuat kegiatan publikasi ilmiah atau karya inovatif minimal angka kredit yang terkumpul berjumlah 12.

Penjelasan di atas sudah sangat tegas menekankan bahwa seorang guru memang harus melaksanakan kegiatan publikasi ilmiah, tidak ada alasan untuk tidak melakukannya. Pertanyaannya apakah hal itu sudah dilakukan?

Kembali perkataan dari Pak Thomas malam ini terngiang begitu lantang, “Jangan sampai guru membeli Poin (Angka Kredit) dengan menggunakan Koin (uang), bila itu terjadi dimana Profesionalisme kita sebagai guru?” Sangat dalam kalimat itu menusuk, menyadarkan akan betapa pentingnya guru harus menulis. 

Semoga pembelajaran kali ini menyadarkan saya dan kita semua khususnya guru ASN untuk menulis, karena dengan menulis kita dapat memperoleh Poin dan Koin. Poin berupa Angka Kredit dan Koin berupa uang yang bisa kita peroleh dari hasil penjualan karya buku yang dihasilkan.

Wahai para guru, mari bangkit dan berkarya…

Mari menulis untuk menghasilkan Poin dan Koin...

Rabu, 25 November 2020

Hari Guru yang Spesial


Tanggal 25 November merupakan hari yang spesial buat para guru setanah air. Perayaan dan ucapan selamat hari guru bertebaran di media sosial. Dan berbagai cara dilakukan untuk mengekspresikan perayaan pada hari ini baik oleh guru maupun orang yang memang insterest dengan profesi guru. Ada yang menyampaikan melalui kata-kata, gambar animasi bahkan video. Sungguh sangat semarak, hampir setiap postingan hari ini diisi dengan pernak-pernik hari guru.  

Dari media sosial yang saya perhatikan ada yang merayakannya dengan melaksanakan upacara di sekolah bersama siswa walaupun dengan suasana yang berbeda, karena masih dalam suasana pandemi sehingga harus menerapkan protokol kesehatan, dimana jarak dalam baris-berbaris dijaga dan tentu saja jumah siswa yang dibatasi. Walaupun ada juga yang merayakannya hanya sesama guru tanpa melibatkan siswa, tetapi tidak mengurangi kemeriahan perayaan hari ini.  

Bagi kami guru SMPN 2 Dolok Sigompuon, Hari guru kali ini terasa sangat spesial. Bagaimana tidak spesial, disaat guru-guru bersenang-senang dengan perayaan masing-masing, kami justru berjuang dengan sekuat tenaga untuk tetap bekerja. Ya, hari ini kami berkumpul di kantor guru bukan untuk menerima bunga atau kado spesial tetapi kami bersama-sama bahu membahu untuk mengisi data Pemetaan Mutu Pendidikan (PMP) yang berjumlah sekitar 600 isian.


Dimulai sekitar pukul 09.00 WIB hingga pukul 16.30 WIB, luar biasa bukan. Dengan tekun dan bekerjasama walaupun hanya bisa menyelesaiakan instrumen pada bagian Kompetensi lulusan, Isi Pendidikan dan 80 butir instrumen Proses Pembelajaran, tetapi itu menunjukkan bahwa seorang guru harus bisa bekerja dengan tulus dan ikhlas.

Semoga pada hari-hari yang akan datang, tugas pengisian data PMP tersebut bisa diselesaikan sampai tuntas. Karena masih ada tugas yang menanti, yakni pengisian nilai semester dengan E-Raport. 

Semangat...

Selasa, 24 November 2020

Selamat Hari Guru Nasional ke-75



Mengabdi dengan Sepenuh hati

Menjadi guru

Menjadi seorang guru bukanlah cita-citaku diwaktu kecil. Saya masih ingat persis ketika masa SMP saya duduk-duduk di kebun kopi sambil melukis gambar rumah mewah dan beberapa mobil di atas tanah dengan sebuah ranting kayu (dulu setiap hari sepulang sekolah kami selalu pergi ke kebun kopi untuk membantu orang tua) sambil membayangkan suatu saat nanti saya akan menjadi seorang pengusaha yang kaya raya bertempat tinggal di kota besar, dengan berharap kelak memiliki rumah mewah dan beberapa mobil yang akan dibawa ketika pulang ke kampung halaman, yang tentunya hal itu akan memberikan kebanggaan kepada kedua orangtua yang memang kondisinya saat itu sangat sederhana.

Setelah lulus SMP, saya diberikan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan di Kota Medan tepatnya di STM N 2 Medan (sekarang SMKN 4 Medan), sayapun memilih jurusan Elektronika Komunikasi (yang akhirnya berubah menjadi Audio Video ketika kami kelas 3). Setelah tamat saya mencoba mengikuti ujian SMPTN dan akhirnya lulus di Jurusan Fisika non kependidikan UNIMED. Selama menempuh pendidikan S-1 saya sama sekali tidak terpikir akan menjadi seorang guru, saya berharap suatu saat akan bekerja di sebuah perusahaan bukan mengajar di sekolah. Ditengah kondisi dan keadaan akhirnya mendorong saya untuk mengajar les privat ke rumah-rumah karena ada tawaran dari teman-teman. “Apa salahnya saya lakukan, disamping mengisi waktu yang luang juga menghasilkan uang”, pikirku kala itu.

Setelah wisuda, saya tetap melanjutkan aktivitas mengajar les privat dan akhirnya bergabung menjadi tenaga pengajar sebuah lembaga bimbingan belajar dan sempat membuka dan mengelola bimbingan belajar sendiri selama 5 tahun. Setiap hari saya akhirnya menggeluti dunia mengajar dan suatu ketika ada lowongan untuk mengajar disekolah swasta saya mencobanya dan akhirnya diterima. Pada saat itulah saya kembali bergumul, apakah aku memang akan jadi guru ? Dengan pertimbangan dan perenungan yang dalam akhirnya kutetapkan hatiku mengambil AKTA IV Mengajar sebagai syarat untuk bisa mendapatkan NUPTK (Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan) karena sebelumnya saya bukan jurusan kependidikan.

Selama lima tahun mengajar di sekolah Swasta saya sangat menikmati proses yang saya jalani tersebut. Belajar dan terus belajar dari pengalaman – pengalaman sebelumnya dan dari rekan guru yang lain akhirnya tidak sulit bagiku untuk menekuni dan menjalankan profesi sebagai guru. Dan saya akhirnya yakin bahwa menjadi guru adalah panggilan hiduku.

 

PNS di daerah tertinggal

Pada Akhir Tahun 2013 ada penerimaan CPNS secara Nasional. Saya dan istri berdiskusi di daerah mana kami akan mengadu nasib (sekedar informasi istri saya juga serang guru bahasa inggris, sama seperti saya awalnya juga bukan dari kependidikan, kami bersama-sama mengambil Akta IV ketika kami menjalani masa berpacaran J).   Setelah memperhatikan formasi guru yang di terima diberbagai daerah akhirnya kami putuskan mengadu nasib di Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta) daerah yang belum pernah sama sekali kami kunjungi, karena sesuai kesepatan bahwa kami akan mencoba didaerah yang kedua jurusan kami ada, supaya kami bisa tinggal bersama nantinya apabila diterima. Proses panjang mulai dari pendaftaran sampai ujian yang penuh dengan perjuangan, akhirnya hanya saya yang lulus.

Pada bulan September 2014 kami menerima SK penempatan dari BKD Paluta, di SK tersebut saya ditempatkan di SMPN 2 Dolok Sigompulon, Kec. Dolok Sigompulon, Kab. Padang Lawas Utara, Propinsi Sumatera Utara, sebuah sekolah tertinggal yang berada di Desa yang terletak dipegunungan bukit barisan pulau Sumatera. Pada saat itu saya sedikitpun tidak gentar karena saya sudah siapkan hati untuk ditempatkan dimana saja.

Akhirnya kami harus meninggalkan kota Medan dan terjun ke daerah yang sangat jauh dari kota dengan jalan yang masih parah, listrik yang sering padam dan belum ada sinyal internet, hanya bisa menelepon walaupun kadang dengan suara yang tidak jelas, itupun kalau listrik tidak mati (disana dulu listrik mati adalah suatu hal yang tidak asing lagi) dan harus berusaha mencari daerah yang tinggi supaya komunikasi dapat terdengar dengan jelas. Saking tertinggalnya, kami sering bercanda dengan teman-teman bahwa dari daerah itu hanya butuh ongkos Rp. 2000, - untuk sampai ke langit ☺☺☺.

 

Suka duka di sekolah desa

Sekolah tersebut berada di Desa Kuala simpang Kec. Dolok Sigompulon Kab. Paluta berjarak sekitar 100 km dari kota Gunung Tua yang merupakan ibukota Kabupaten Paluta, berbatasan langsung dengan kabupaten Labuhanbatu, yang mana akses jalan ke kota Sigambal (salah satu keluarahan di Kab.Labuhanbatu) yang merupakan jalan lintas Sumatera sejauh 34 km dengan kondisi jalan ketika itu masih sangat parah. Adapun Akses jalan dari sekolah ke Dinas Pendidikan kami harus berputar dari Kab. Labuhanbatu baru ke Kab.Labuhanbatu Selatan kemudian ke Gunung Tua sehingga memerlukan waktu paling tidak sekitar empat jam.

Sebagai pendatang, saya dan tiga teman lainnya (kami ada empat orang yang ditempatkan di sekolah tersebut) berusaha untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja yang baru, bertemu dengan guru-guru yang merupakan penduduk asli di daerah tersebut walaupun dengan suku yang berbeda (termasuk bahasa yang berbeda) kami merasakan sambutan hangat dengan penuh kekeluargaan. Sehingga kami tidak merasa kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan Bapak/ibu guru yang kami jumpai disana.

Dewan Guru SMPN 2 Dolok Sigompulon

Seminggu pertama di tempatkan saya bersama beberapa teman terpaksa harus menginap di Mes kantor Camat karena belum memiliki tempat tinggal, sedangkan keluarga belum saya bawa. Selanjutnya saya dan istri akhirnya memutuskan untuk tinggal di Sigambal karena anak kami pada saat itu masih berusia 2 tahun dan juga karena berbagai pertimbangan lainnya, hal itu mengharuskan setiap hari saya pulang balik dengan perjalanan  dari rumah ke sekolah satu setengah jam lamanya dengan mengendarai sepeda motor dengan kondisi sebagian besar jalan masih belum diaspal sehingga kalau cuaca hujan akan licin dan kalau musim kemarau jalan akan berabu.

Enam bulan pertama saya ke sekolah selalu memakai sendal dan barulah ketika tiba di sekolah memakai sepatu yang memang sengaja saya tinggal disana. Tidak jarang juga saya memakai celana dua lapis untuk mengantisipasi celana yang sering kotor karena lumpur, dan ketika akan sampai di sekolah saya berhenti di kebun sawit dan membuka celana yang terluar yang sudah kotor tersebut dan memasukannya ke dalam tas.

Banyak suka duka yang saya rasakan ketika ditempatkan di sekolah tersebut. Pernah suatu ketika pulang sekolah saya berhenti di sebuah sungai hendak mencuci kaki yang kotor terkena lumpur, tetapi salah satu sendal saya tiba-tiba terbawa arus sungai yang cukup deras, akhirnya saya membuang yang satunya lagi dan membeli sendal jepit baru dari sebuah warung yang saya lewati. Ada juga momen saya terjatuh dari sepeda motor ke dalam lumpur yang cukup dalam pada saat hendak pulang sekolah, padahal saat itu saya membawa tas yang berisi berkas Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) yang mengakibatkan berkas tersebut basah dan berlumpur. Banyak lagi momen-momen yang saya alami di tempat tugas baru tersebut, termasuk juga ketika saya harus selalu men-servis dan mengganti rantai roda sepeda motor hampir setiap bulan, dan semua itu menjadi kenangan yang akan tetap saya syukuri sebagai guru yang harus mengabdi di daerah teringgal untuk mendidik anak bangsa.

  Setahun pertama disana saya berperan sebagai guru bidang studi IPA dan wali kelas. Dengan terus belajar serta berusaha untuk memberikan yang terbaik pada tahun ke tiga saya diberi tugas sebagai Pembantu Kepala Sekolah (PKS) bidang Kesiswaan dan juga sebagai instruktur Ekstrakurikuler Komputer. Selain itu banyak juga kegiatan di dinas kabupaten yang juga saya ikuti baik itu diklat, sosialasi, MGMP IPA dan sebagai tim penyusun soal Kabupaten walaupun dengan konsekuensi harus menginap di Ibukota Kabupaten selama kegiatan berlangsung.

Pembelajaran komputer yang sebelumnya belum pernah dilaksanakan dimulai dengan memasang instalasi listrik dari kantor guru ke semua ruang kelas (karena ruang kelas sebelumnya tidak teraliri arus listrik) yang saya kerjakan sendiri. Dengan teralirinya arus ke ruangan kamipun bisa melaksanakan Ekstrakurikuler di Ruangan kelas (karena belum ada Laboratorium Komputer). Anak-anak disuruh untuk membawa laptop sendiri ataupun mereka pinjam dari keluarga yang memilikinya, dalam belajar mereka ada yang berbagi satu laptop dua orang dengan tujuan paling tidak mereka mengenal dan mampu mengoperasikan aplikasi dasar dari komputer. Akhirnya Ekstrakurikuler terus berlangsung dengan belajar sekali dalam seminggu yang dibiayai oleh dana BOS.


Ekstrakurikuler Komputer Perdana di SMPN 2 Dolok Sigompulon

Dengan mengalirnya arus listrik ke ruang kelas akhirnya saya juga bisa menggunakan proyektor di dalam proses pembelajaran, anak-anak sangat senang karena pembelajaran yang tidak lagi hanya ceramah dan menulis di papan tulis tetapi sudah dengan gambar dan video yang mendukung materi pembelajaran yang ada. Bahkan saya beberapa kali memutar film tentang pendidikan karakter, video motivasi dan perjuangan pahlawan di dalam merebut kemerdekaan dengan harapan mereka memiliki karakter yang baik, juga semangat  untuk mengikuti pembelajaran dan mempunyai Jiwa Nasionalisme yang kuat.

Di dalam proses pembelajaran saya berusaha untuk menggunakan media langsung menggunakan objek aslinya, apalagi sebagai guru bidang studi IPA yang berkaitan dengan alam banyak media asli yang sangat mudah dijumpai, contohnya berbagai jenis tumbuh-tumbuhan yang langsung bisa diamati oleh para peserta didik.  Hal ini saya terapkan berkat ilmu dan pengalaman yang sangat luar biasa yang saya peroleh selama Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) selama tiga bulan pada tahun 2018 yang lalu. Berilmu tetapi sangat low profile itulah yang menjadi kenangan tersendiri ketika mengingat dosen-dosen yang saya jumpai di kota pelajar tersebut. Sebanyak 28 orang kami guru IPA dari daerah khusus yang berasal dari berbagai pelosok di Pulau Sumatera dikumpulkan di kelas IPA Gurdasus. Pengalaman yang tidak akan pernah saya lupakan, kebersamaan dengan guru-guru hebat dalam menjalani sebulan Pendalaman Materi Guru Daerah Khusus (PDGK) di P4TK Matematika Yogyakarta dilanjutkan dengan sebulan PPG di UNY dan dua minggu lamanya saya PPL di SMPN 1 Seyegan Yogyakarta, sangat cukup bagiku untuk menyegarkan dan memperlengkapiku menjadi seorang guru yang bukan sekedar “guru biasa”.

Adapun kendala besar yang dihadapi di sekolah adalah dukungan masyarakat termasuk orang tua yang sangat rendah untuk pendidikan anaknya, kondisi orang tua siswa dengan latar pendidikan yang rendah menjadi penyebabnya sehingga belum menyadari sepenuhnya pentingnya pendidikan untuk masa depan anaknya. Tidak jarang ada anak yang tidak hadir dengan alasan membantu orang tua untuk panen sawit, menderes karet, panen di sawah bahkan menjaga adiknya karena orang tua harus bekerja.

Hal lain juga karena kondisi ekonomi masyarakat yang pada umumnya rendah dan rata-rata siswa sangat sulit untuk bisa menangkap dan memahami apa yang diajarkan, bisa dihitung dengan jari siswa yang mampu dan bisa mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Hal tersebut membuat saya berprinsip untuk lebih menekankan nilai-nilai karakter (moral dan ahklak) dan disiplin, karena dengan memiliki karakter yang baik dan berdisiplin saya yakin akan membuat mereka kelak menjadi orang-orang yang berhasil sesuai dengan profesinya masing-masing.

 

Bangga Menjadi Guru Desa

Ditengah segala keterbatasan, saya tetap bangga menjadi bagian dari sekolah tersebut karena ditengah segala kondisi tersebut, setidaknya sekolah yang sangat jauh dari ibu kota kabupaten ini tetap diperhitungkan dengan berbagai prestasi yang ditorehkan siswa dan juga gurunya. Pada tahun 2015 siswa kami Kian Ritonga berhasil meraih juara II OSN bidang studi IPA se-kabupaten, pada tahun 2018 Tim Sepak Bola Sekolah memperoleh  juara III Gala Siswa se-kabupaten, Pada Tahun 2017 Juara I perlombaan drama dan juara II Puisi se-kabupaten dan banyak penghargaan lainnya yang selalu diperoleh disetiap ada kegiatan O2SN dan pramuka tingkat kabupaten yang dilaksanakan. Sebagai gurupun saya meraih Juara I OGN IPA se-kabupaten tahun 2018 dan 2019. Semua prestasi tersebut menjadi suatu kebanggan tersendiri bagi kami semua.


Piagam dan Trofi yang diperoleh dari Kegiatan Pramuka Se-Kabupaten

 

Sepenuh hati untuk mengabdi

Kondisi sekarang sudah semakin baik, akses jalan tinggal sekitar 5 km lagi yang belum diaspal dan sinyal telepon dan internet sudah bisa digunakan (walaupun masih belum stabil karena masih hilang ketika listrik padam). Saya menikmati mengajar disekolah tersebut dengan selalu berusaha memberikan yang terbaik. Saya sadar semuanya tidak akan sia-sia tetapi perjuangan belum usai, karena saya bermimpi suatu saat nanti sekolah ini akan maju dan berkualitas, tidak ketinggalan dengan sekolah di kota.

Orang  yang dulunya berasal dari desa yang bercita-cita menjadi pengusaha akhirnya memenuhi panggilan hidupnya untuk mengabdi sebagai guru desa di sebuah pegunungan yang jauh dari kota. Mendidik anak bangsa menjadi insan yang berbudi pekerti luhur dan mampu meraih cita-citanya merupakan hal yang tidak bisa dinilai dengan apapun juga. Tetap bersyukur dan terus berusaha berjuang untuk berkarya dengan mengabdi sepenuh hati...


Postingan Terbaru

Iman dan Ilmu Pengetahuan

Iman dan Ilmu Pengetahuan   (Oleh: Sahat Serasi Naibaho, S.Si, Gr.)   Sebab di dalam Dia kamu telah menjadi kaya dalam segala hal:  dalam ...

Postingan Terpopuler dalam sebulan ini