Selasa, 29 September 2020

Semua Berawal dari VISI

Darimana datangnya inspirasi, dari visi turun ke kerja keras tanpa henti.
Tak sedikit orang bervisi, tapi segelintir yang mampu menggerakkan banyak pribadi

(Najwa Shihab)


Semua berawal dari Visi, apa yang kita rasakan dan nikmati saat ini, mulai dari kecanggihan tekonologi dan digitalisasi yang menjalar kesegala sisi, alat transportasi yang memanjakan diri sampai bangunan megah yang menjulang tinggi semuanya tak terlepas dari Visi.

Kita bisa menikmati terang benderangnya cahaya lampu juga karena Visi dan kerja keras dari Thomas Alfa Edison, seseorang yang masa kecilnya dianggap tidak berarti sehingga dia belajar menyendiri. Pesawat terbang bisa mengudara tinggi karena Visi dari Wright bersaudara (Wilbur Wright dan Orville Wright) ketika memperoleh hadiah miniatur helikopter dari ayah mereka yang rupanya desain helikopter berasal dari inspirasi Leonardo Da Vinci.

Begitu luar biasanya visi, membuat sesuatu yang tidak terpikirkan sebelumnya tetapi akhinya jadi. Pada saat orang lain tidak menghiraukannya seorang yang memiliki visi akan melangkah dengan berani. Dengan yakin dan  kerja keras untuk meraih mimpi dengan menggerakkan pribadi-pribadi kepada satu visi yang diyakini.

Karena semua yang telah ada mengalami proses "pembangunan" sebanyak dua kali. Seperti sebuah rumah, pastinya akan diawali dari visi berupa rancangan bangunan, akan di aktualisasikan dalam pembangunan fisik bangunan dikemudian hari. Tanpa rancangan terlebih dahulu tidak akan mungkin berdiri sebuah rumah yang kokoh dan nyaman untuk dihuni. 

Tanpa visi, tidak akan jelas tujuan yang akan dicapai, sebaliknya dengan visi yang teruji akan membuat seseorang berjuang dengan pasti walapun banyak rintangan yang dilalui. Karena baginya visi itu pasti akan menjadi kenyataan dengan berjuang sepenuh hati.

Jangan takut bermimpi, milikilah Visi, karena itu yang akan menggerakkan untuk menggapai masa depan yang berarti....

Semoga Menginspirasi ...

Senin, 21 September 2020

Hanya Karena Anugerah-Nya


Hanya kata syukur yang bisa saya panjatkan kepada Tuhan, karena semua kesempatan yang diberikannya kepada hambaNya untuk terus melangkah dan menjalani kehidupan. Bukan hanya sekedar menjalani tetapi Dia memberikan kesempatan kepada hambaNya untuk menorehkan setitik catatan sejarah di dalam kehidupan ini.

Mungkin bagi orang lain, apalagi sudah memiliki karya yang sudah tidak terkira, ini adalah hal  biasa, sangat kecil dan tidak berarti, tetapi bagi saya ini hal yang luar biasa. Bukan sedang berbangga, tetapi sebaliknya justru semakin menyadari betapa semua itu bukanlah karena kekuatan dan kepintaran, tetapi hanya anugerah semata.

Siapa yang menyangka saya akan mampu menuliskan karya yang sudah ada sampai pada detik ini, saya sendiripun tidak menduga karena memang pada dasarnya tidak pernah berkeinginan sedikitpun untuk menghasilkan karya tulisan dalam bentuk buku.



Lagi-lagi itu semua adalah Karunia Sang Khalik, yang mengatur segala perjalanan kehidupan ini. Ketika saya meingingat kembali perjalanan kehidupan saya. Semasa kecil adalah anak yang sangat pendiam dan sangat sulit bergaul dengan orang lain. 

Bersosialisasi adalah hal yang sangat jarang saya lakukan dengan sesama, paling sesudah pulang dari sekolah aku langsung ke ladang. Pulang dari ladang sudah gelap sampai dirumah, demikianlah keseharian saya. Bahkan hari Minggu sekalipun yang katanya orang adalah masa libur, sama saja paling dirumah saja atau siang sesudah pulang Ibadah langsung pergi ke ladang memberikan makanan ternak yang ada disana.

Semua adalah Proses kehidupan, hanya Dialah yang mampu berkuasa atas segalanya. Dia jugalah yang mengijinkan saya menjadi seorang Guru dan mengabdi di daerah terpencil. Kuasanya jugalah yang memberikan kesempatan untuk menikmati PPG di UNY tahun 2018 bertemu dengan para guru hebat dan Dosen yang sangat berilmu tetapi rendah hati dikota pendidikan kota Yogyakarta.

Tidak direncanakan juga ketika saya mengikuti pelatihan Didamba (Diklat Daring Masif dan Terbuka) oleh P4TK IPA bulan Mei 2020 dari Bandung, yang merupakan awal sejarah seorang teman membagikan link belajar Menulis Om Jay-PGRI di WAG bernama "Ruang Diskusi jarak Jauh" yang sengaja dibuat untuk menyambut ujian akhir Didamda.

Tanggal 10 Juni 2020, adalah tanggal  yang sangat bersejarah. Memberanikan diri untuk menjapri No.Wa yang ada di publikasi Belajar menulis gratis melalui WAG yang rupanya adalah No. WA Om Jay (Bapak Wijaya Kusumah). Saya ingat jelas kalimat beliau ketika saya mengajukan diri untuk bergabung yaitu "Sudah Siap Menjadi penulis Buku?".  Saya saat itu tidak terlalu yakin karena tidak terbayang menjadi penulis buku. Tetapi saya memberanikan diri untuk menjawab "Siap pak, Mohon Bimbingannya" dan akhirnya saya mulai belajar di Group WA Gelombang 1.

Awalnya saya kurang mengerti dan tidak bisa mengikutinya karena begitu banyaknya pesan yang masuk silih berganti di Group tersebut, tetapi perlahan demi perlahan saya bisa mengikuti dan akhirnya saya membuat blog yang baru ketika itu. Ya, karena blog memang suatu keharusan untuk memuat resume belajar setiap pertemuan.

Tiga kali dalam seminggu, Senin, Rabu dan Jumat itulah jdwal yang sudah ditetapkan. Setiap selesai pembelajaran, saya selalu bertekat untuk menyelesaikan resume yang membuat saya sering tidur larut malam bahkan sampai pagi. Jam 1 bahkan pernah jam 4 pagi saya tidur karena harus menyelesaikan resume.

Saya tidak memiliki dasar dalam menulis, tetapi saya bertekad di dalam hati untuk konsisten menulis resume sampai selesai. Saya ingat pesan guru waktu SMP, kalau kita tidak bisa menguasai pelajaran secepat kawan lainnya yang lebih pintar dari kita berarti kita memerlukan waktu yang lebih banyak lagi belajar untuk bisa seperti mereka, benar dan sampai saat ini saya selalu berusaha menerapkan hal itu karena tidak ada yang tidak bisa, kalau kita berusaha dan terus berlatih.


Terimakasih Ya Tuhan buat karuniaMu, atas anugerahMu mempertemukan hamba dengan sosok-sosok luar biasa, Om Jay, Bunda Sri Sugiastuti (Bu Kanjeng), Pak Brian, Pak Bambang Purwanto dan para Narasumber lain yang hebat-hebat dan memiliki hati yang tulus mau berbagi. Bunda Lilis Sutikno, Narasumber yang juga merupakan sosok inspirator, ibu guru tangguh dan pantang menyerah telah banyak memberikan support hingga saya bisa seperti saat ini.

Pak Roni dan teman-teman guru Dasus yang terus berjuang mengabdi di daerah masing-masing sambil berusaha untuk menorehkan sejarah melalui karya Antologi Guru Daerah Khusus (Gurdasus). Juga Pak Nengah, Pak Eko, Pak Thomas, Pak Taufik dan seluruh peserta Kelas Menulis Buku Inspirasi (MBI) yang terus berjuang menjadi inspirasi melalui karya yang dihasilkan.

Yang pasti, semua yang saya jalani dengan berjumpa dengan orang-orang hebat di dunia maya  adalah hal yang akan selalu terekam di memori. Saya hanya bisa bersyukur juga buat setiap karya yang diijinkanNya untuk hamba hasilkan, dan karya-karya yang sedang dan akan terus hadir, semuanya itu adalah karena kebesaranNya yang mempercayakan semuanya hamba jalani.

Biarlah waktu yang ada tetap diupayakan untuk berkarya, karena ada waktunya kelak kita tidak akan mampu lagi untuk berkarya karena semunya ada akhirnya, tetapi setidaknya karya yang sudah ditorehkan menjadi pengingat bahwa saya pernah ada.... Terimakasih TUHAN.

Kamis, 17 September 2020

Peran Orang Tua dan Guru dalam Menghasilkan Anak yang Berprestasi

Hari ini saya berkunjung ke perpustakaan daerah di kabupaten Labuhanbatu yang sebenarnya sudah kurencanakan dari dua hari yang lalu. Pagi tadi dengan semangat saya bergegas dan membawa kartu anggota dan berencana meminjam beberapa buku. 

Sekitar dua puluh menit perjalanan, saya sampai dan segera melangkah ke lantai dua, sayapun menyisir rak buku dan mencari buku yang menarik untuk dibaca. Rak demi rak saya lewati dan tiba-tiba mata tertuju kepada sebuah buku dengan judul "Membangkitkan Gairah Anak untuk Berprestasi" saya tertarik mungkin karena setiap hari bertugas mendampingi anak belajar di rumah karena kondisi wabah yang terjadi saat ini.

Membaca penulis buku tersebut pada covernya saya agak penasaran. Ada dua penulis yakni Amir Faisal dan Zulfanah. Sepertinya nama pertama tidak asing dan sayapun memastikannya dibagian profil penulis dibagian belakang buku dan benar beliau adalah Bapak Amir Faisal seorang Trainer, konsultan sekaligus praktisi NLP (Neuro-Linguistic Programming) yang pernah menjadi Narasumber belajar menulis online melalui WAG om Jay-PGRI  yang resume pertemuannya bisa dilihat di link berikut https://sahatnbh.blogspot.com/2020/07/menjadi-penulis-populer-bersama-trainer.html. Saya sangat senang bisa menemukan buku yang beliau tulis, karena sosok beliau yang luar biasa sangat membekas diingatan saya.

Saya ingat betul penekanan beliau sewaktu menjadi Narasumber "bahwa kita semua bisa menjadi penulis karena pada dasarnya kita semua memiliki saraf linguistik, saraf tersebut selalu bekerja dan aktif, tinggal bagaimana kita berlatih untuk mengubah informasi yang kita keluarkan dalam bentuk kata-kata menjadi bentuk tulisan". Beliau juga berpesan kala itu bahwa untuk menjadi penulis populer diperlukan keseriusan dengan  berlatih secara konsisten sehingga jam terbang menulis kita akan meningkat.

Sayapun langsung membaca buku beliau tersebut, sangat luar biasa isinya bagaimana peran orang tua dan guru dalam membangkitkan Gairah Anak untuk Berprestasi. Di dalam mendidik anak diperlukan empati dengan berusaha masuk ke dalam dunia anak, memberikan motivasi bukan tuntutan dan tekanan. Karena anak yang dididik dengan empati akan memiliki perkembangan yang baik dalam kemampuan intelektualnya. Perlu diingat bahwa setiap anak memiliki potensi yang beragam pada dirinya masing-masing. Stigma negatip harus dihindarkan, karena hal tersebut akan melekat di dalam sarafnya dan akan melemahkannya sehingga membuatnya menjadi pribadi yang sulit berkembang.

Sebagai orang tua atau guru, hendaknya pastikan terlebih dahulu apakah diri kita saat ini sudah dalam keadaan bahagia atau belum, karena hanya orang yang berbahagialah yang bisa membuat anak dan muridnya bahagia. Bahagia bukan karena memiliki segalanya, tetapi mampu menyadari siapa kita dengan bersyukur untuk setiap apa yang kita miliki saat ini dan membuang pikiran-pikiran yang tidak membangun dan melemahkan. Salah satu kuncinya adalah pengenalan kepada Tuhan karena itu akan membuat kita memiliki kebahagiaan yang hakiki.

Salah satu cara orang tua dan juga guru dalam mendidik anak untuk menggapai keberhasilan adalah dengan dengan menyentuh hati anak terlebih dahulu sehingga mereka merasakan kenyamanan, merasa diterima, diperhatikan dan disayangi. Karena hal itu akan menjadi pintu masuk untuk meningkatkan Gairah Anak untuk menggali potensinya sehingga akan mampu untuk menggapai prestasi yang diharapkan.... 

Semoga mampu menjadi orang tua dan guru seperti yang diharapkan ....  Semangat.

Minggu, 13 September 2020

Semua berawal dari niat dan diikuti dengan tindakan nyata

Selalu konsisten setiap hari dalam menulis, itulah komitmen yang sudah saya janjikan pada diri sendiri. Kebiasaan menulis setiap hari akan membuat kita terbiasa dalam menulis. Malam ini pun, sebelum tidur sepertinya ada yang kurang lengkap apabila saya tidak menulis. Maka saya memaksa diri ditengah kondisi ngantuk untuk tetap menulis, "paling tidak menuliskan beberapa paragrap saja sebagai pengantar tidur" pikirku.

Apa yang harus ku tulis? itu yang pertama muncul di dalam hati. Tetapi langsung teringat kembali bahwa di dalam menulis, mulailah dengan hal-hal yang bisa kita kuasai dan bisa kita tulis, dan yang paling mudah adalah dengan menulis apa yang kita rasakan atau alami. Itulah yang kembali menyemangati saya untuk untuk tetap menulis malam ini.

Saya mengingat kembali perjalanan saya menggeluti dunia tulis-menulis. Dulu tidak ada niat menjadi penulis, sesuatu yang tidak direncanakan. Kembali merenungkan apa yang membuat sampai sejauh ini tetap bertahan dan menggeluti dunia menulis, jawabannya adalah niat yang kuat untuk tetap menulis dengan kondisi apapun yang dialami.

Niat itu kemudian diikuti dengan tindakan nyata yaitu ya langsung menulis, tulis aja terus apa yang bisa ditulis, terus menulis, setelah tulisan selesai baru tulisan  diedit dan diperbaki dan akhirnya menghasilkan sebuah tulisan. Tidak menunda-nunda dan menunggu waktu yang tepat untuk menulis karena menulis adalah soal keterampilan yang harus dilatih secara terus-menerus. 

Ibarat seorang pemain bola, untuk mengusai teknik di dalam sepak bola misalnya supaya bisa melepaskan tendangan bebas yang akhirnya menghasilkan gol ke gawang lawan, ya hanya dengan berlatih secara terus-menerus, sungguh-sungguh dan konsisten. Mustahil itu akan terjadi kalau hanya membaca teori, bermimpi dan berangan-angan tanpa diikuti tindakan nyata tetapi jalan satu-satunya adalah harus langsung mempraktekkannya dilapangan.

Untuk menjadi penulis hebat diperlukan jam terbang menulis yang banyak juga. Tidak mungkin baru menulis langsung jadi penulis terkenal dan profesional. Setiap penulis hebat pastilah dulunya dimulai dari penulis pemula, yang secara terus-menerus berlatih, berlatih dan terus berlatih, karena harus diingat langkah keseribu pasti selalu dimulai dari sebuah langkah pertama.

Satu hal yang perlu direnungkan bahwa keberhasilan esok pasti ditentukan oleh perjuangan hari ini. Jangan bermimpi esok akan berhasil kalau hari ini hanya berleha-leha dan bermimpi saja. Proses menulis yang terus-menerus dilakukan pasti akan menghasilkan buah yang manis. Karena semua tidak terjadi secara instan, perlu kerja keras dan kesungguhan.

Niat harus diikuti dengan tindakan nyata yakni dengan langsung menulis, menulis dan menulis. Dan hasilnya dengan memaksa diri untuk tetap menulis, inilah tulisan yang bisa saya tuliskan malam ini, walaupun tidak ada ide tetapi saya harus tetap menulis ... he he he

Selamat malam dan selamat istirahat

Semangat.. Semangat... dan tetap Semangat

Kamis, 10 September 2020

"Anakku kebanggaanku"

 

Noel Wanrido Naibaho, adalah nama lengkapmu. Walapun sebenarnya dulu sewaktu menanti-nanti kelahiranmu bukan itu nama yang sering kuoret-oret di dalam bukuku ketika mengajar di kelas, iya papa ingat betul ketika berusia 5 bulan dikandungan ketika dari hasil rontgen kamu dinyatakan berjenis kelamin laki-laki, banyak nama yang papa dan mama list dan pertimbangkan buatmu. 

Lionel Jaya Naibaho, mungkin itu yang hampir pasti menjadi namamu. Kenapa Lionel? karena papa pengagum Lionel Messi, hehehe, sehingga ingin kesuksesannya menurun kepadamu. Jaya adalah nama yang disampaikan opung dulu yang walapun tidak meminta, tetapi sangat suka akan nama tersebut.

Banyak cerita tentangmu anakku, perjuangan mama yang harus istirahat total di tempat tidur selama satu bulan. Semenjak usiamu 7 bulan dikandungan, tiba-tiba air ketuban  merembes, ketika diperiksa timbanganmu masih 1,5 kg dan belum bisa lahir melalui operasi karena masih terlalu kecil. 

Satu bulan mama bedrest dan akhirnya memutuskan resign  dari pekerjaannya sebagai guru, setiap hari pulang sekolah papa tidak pernah lupa selalu membawa air kelapa muda yang utuh yang katanya sangat baik sebagai cairan pengganti air ketuban yang selalu keluar.


Dan akhirnya pada tanggal 1 Desember 2012, walaupun masih belum genap 9 bulan akhirnya engkau melihat dunia melalui operasi, dengan tangisanmu yang diiringi senyuman bahagia kami orangtuamu kami bersyukur bahwa Tuhan menghadirkanmu di keluarga kita dengan penuh sukacita.

Ya, Noel artinya pemberi sukacita, Wanrido dari kata wan + rido (wan adalah cara membaca one (satu) dalam bahasa inggris, rido dari ridho artinya pahala atau berkat). Itulah arti namamu, yakni seorang yang kami syukuri dan yakini merupakan suatu berkat dari Tuhan yang telah memberikan sukacita kepada kami.

Teruslah belajar anakku dan gapailah impianmu dan tunjukkan pada dunia bahwa kamu adalah orang yang akan selalu mendatangkan sukacita kemanapun kamu melangkah .... AMIN

Manusia dikenang dari Karyanya


Kehidupan akan terus berjalan, suatu generasi akan digantikan oleh generasi selanjutnya, hari ini muda besok pasti akan merasakan masa tua, hari ini kuat ada kalanya tidak akan berdaya, tidak  ada yang akan tetap bertahan, kita hanya diberikan waktu sesaat oleh Sang Pencipta.

Sebagai Mahkluk Mulia ciptaan-Nya, kita memiliki keistimewaan dari ciptaan lainnya, diberikan akal dan hikmat untuk menjalani hidup yang bermakna, bukan hidup yang sekedar asal lewat begitu saja. Hal yang seharusnya menjadi dasar bagi kita bertanya di dalam hati yang paling dalam, bagaimanakah aku dalam memaknai kesempatan hidup yang masih diberikan oleh Penguasa Alam Semesta ?

Beberapa hari terakhir kabar telah berpulangnya tokoh-tokoh bangsa yang sudah menyelesaikan masa hidupnya. Senin yang lalu (7/9/2020) sosok yang egaliter Bapak Abdul Malik Fadjar meninggalkan kita semua. Bapak Abdul Malik merupakan tokoh multi dimensi: guru, aktivis, dan negarawan. Beliau adalah begawan dunia pendidikan yang gigih dan visioner. Pengalaman lapangannya dimulai dari guru SD di daerah Nusa Tenggara Barat hingga menjadi dosen, dekan, rektor dan menteri yang menangani bidang pendidikan. 


Banyak karya yang sudah ditinggalkan beliau dan membekas di hati banyak orang. Pernah menjabat Menteri Agama (1998-1999), Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (2001-2004), Menko bidang Kesejahteraan Rakyat (2004) dan Sebagai Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (2015-2019). Yang pastinya sudah sangat banyak kontribusi dan karya beliau yang akan tetap dikenang sepanjang masa.

Demikian juga Tokoh Pers Senior Indonesia, Bapak Jakob Oetama yang telah mendahuli kita  pada Rabu (9/9/2020) kemarin. Sebelum terjun kedunia jurnalistik beliau adalah seorang guru yang dimulai di SMP Mardiyuana Cipanas Jawa Barat kemudian menjadi wartawan dan dikenal sebagai salah satu pendiri Kompas Gramedia dan menjadi Pemimpin Umum Harian Kompas. Peran beliau didunia jurnalistik sangat signifikan dalam menjaga dan memperjuangkan kebebasan pers di tanah air.


Banyak sudah karya yang beliau tinggalkan dalam mengiringi perjalanan bangsa kita. Beliau adalah representasi tokoh media yang layak menjadi tauladan. Seorang idealis sejati, sebagai orang yang mengabdikan diri untuk menjadi garda terdepan dalam mengontrol dan mengawal proses pembagunan negara yang kita cintai ini.

Bapak Abdul Malik Fadjar dan Bapak Jakob Oetama merupakan tokoh yang sudah lama bersahabat, beliau berdua telah tercatat di dalam sejarah karena karya yang telah diipersembahkan semasa hidupnya dan kebetulan pernah sama-sama menjalani profesi sebagai seorang guru sebelum akhirnya memberikan sumbangsih yang sangat besar bagi bangsa dan negara.

Tulisan ini hanyalah sebagai refleksi penulis yang juga kebetulan seorang guru. Seorang guru yang berjuang dengan segala keterbatasan untuk terus belajar dalam menghasilkan karya. 

Semoga hal ini juga menjadi pengingat bagi kita, ketika masih diberikan kesempatan setidaknya berusaha untuk terus menghasilkan karya, mungkin karya kita belum ada apa-apanya, tetapi karya sederhana dan kecil menurut kita bisa jadi itu adalah hal yang luar biasa bagi orang lain yang merasakan dampaknya.

Mari terus berkarya, karena ada kata bijak berkata "Manusia akan dikenang dari karya yang dihasilkannya"....  

Selamat Berkarya...

Jumat, 04 September 2020

Berkah Guru Gemar Menulis



        Semua orang, tanpa terkecuali harus menjadi pembelajar di sepanjang usianya, termasuk guru yang merupakan insan terdidik yang sangat berperan penting dalam kemajuan suatu bangsa. Maka, sungguh sangat menyenangkan jika guru suka menulis bahkan amat membanggakan andai guru rajin menulis. Lantas, apa saja berkah yang diperoleh seorang guru yang gemar menulis?

Menulis, suatu keharusan bagi seorang Guru

Menulis merupakan suatu unsur dari literasi yang tidak mungkin bisa dilepaskan dari membaca, karena bagi seorang penulis membaca merupakan asupan nustrisi dan menulis merupakan produk yang dihasilkannya. Kegiatan membaca dan menulis yang konsisten hanya bisa dilakukan oleh seorang guru yang rela memberikan waktu dan pikiran untuk terus belajar karena kehausannya akan pengetahuan.

Salah satu kunci penting peningkatan kualitas guru adalah dengan membangun budaya literasi. Jika guru berkualitas, sangat besar kemungkinan kelas yang dikelolanya juga berkualitas, tapi jika gurunya kurang berkualitas, tentu hasil pembelajarannya juga kurang sesuai dengan harapan. Literasi berarti budaya membaca dan menulis. Seorang guru yang mau terus membaca dan menulis memiliki peluang untuk semakin meningkatkan kualitas dirinya. Semakin banyak buku yang dibaca seorang guru yang sudah menulis, kemungkinan besar semakin banyak pula karya yang akan dihasilkannya, maka hal itu pasti akan memiliki kontribusi penting bagi kemajuan di bidang pendidikan.

Berdasarkan Permen PAN & RB No. 16 Tahun 2019 dan Permen Dikdas No. 35 Tahun 2020 mengenai Jabatan Guru dan Angka Kreditnya membuktikan bahwa jelas sekali bahwa seorang guru (khususnya PNS) wajib hukumnya untuk menulis. Menghasilkan karya melalui menulis merupakan salah satu syarat dalam meningkatkan karier (kenaikan pangkat untuk PNS) guru berkat Angka Kredit yang diperoleh dari karya yang dihasilkan. Peraturan Bersama Mendiknas Nomor 03/V/Pb/2010 dan Kepala BKN Nomor 14 Tahun 2010 Pasal 17 ayat 2 juga menyebutkan bahwa guru pada golongan tertentu wajib melakukan kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan yang meliputi sub unsur pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan/atau karya inovatif. Sehingga tidak alasan sebenarnya seorang guru enggan untuk menulis.

Sebagai pendidik, sudah seharusnyalah guru menulis. Guru bisa menulis dalam bentuk: makalah (presentasi forum ilmiah), jurnal, laporan hasil penelitian, tinjauan ilmiah (artikel non penelitian), tulisan ilmiah populer (artikel/opini di media massa), artikel ilmiah (hasil penelitian), buku teks (buku pelajaran, buku pendamping/pengayaan), modul/diklat, karya terjemahan, buku sastra, bank soal, lembar kerja peserta didik (LKPD) atau buku non kependidikan. Tetapi kenyataanya sangat jarang melihat guru untuk mau terlibat dalam menulis dengan berbagai alasan. Kalimat “saya tidak bisa menulis” adalah alasan klasik yang sering terdengar ketika mengajaknyauntuk terlibat di dalam dunia menulis, padahal dengan kualifikasi guru saat ini dengan pendidikan minimal sarjana seharusnyalah tidak alasan lagi untuk “tidak bisa menulis” karena pengalaman menulis sebenarnya bukanlah hal yang baru baginya. Menulis tugas, makalah, laporan sampai skripsi adalah contoh yang kegiatan yang tidak lepas dari kegiatan menulis.Tetapi akar masalah sebenarnya adalah karena kemalasandan tidak mau “merepotkan diri” untuk mau terlibat di dalam dunia menulis.

 

Manfaat yang diperoleh Guru yang Gemar Menulis

Banyak manfaat yang diperoleh ketika guru gemar menulis, dengan menulis dapat mengaktifkan dan memperkuat daya ingat otak sehingga guru tersebut memiliki kemampuan berpikir yang semakin tajam yang akan berdampak kepada peningkatan kompetensinya sebagai seorang guru. Dengan menulis kehidupan seorang guru juga akan lebih terorganisir disebabkan seringnya membuat outline (kerangka tulisan). Semakin guru gemar menulis akan berguna bagi guru tersebut dan juga orang lain, manfaat bagi guru tersebut akan meningkatkan kemampuannya dalam berbahasa karena terbiasa menuangkan apa yang dipikirkan ke dalam bentuk tulisan, bagi orang lain yang membacanya bisa mendapat pengetahuan yang baru dari apa yang sudah tuliskan. Bahkan bila tulisan seperti buku yang dihasilkan disukai banyak orang sehingga menjadi buku ”best seller” seorang guru juga akan mendapatkan keuntungan secara finansial.

Seorang guru yang gemar menulis akan memiliki wibawa dihadapan guru lainnya terkhusus bagi murid-muridnya. Karena guru yang baik adalah guru yang menjadi inspirator dan motivator bagi sekelilingnya. Mestinya seorang guru tidak cukup hanya menyuruh murid-muridnya untuk berkarya tetapi dengan menunjukkan secara langsung karya tulisannya tentu akan menjadi inspirasi bagi murid-muridnya untuk mengikuti jejak guru tersebut. Guru yang senang menulis akan dikenal dan disegani banyak orang melalui karyanya. Masih banyak lagi sebenarnya manfaat bagi guru yang gemar menulis, sehingga tidak ada ruginya seorang guru yang rajin menulis, tetapi yang ada adalah kerugian ketika guru tidak mau menulis.

 

Guru yang sudah mendapat Berkah karena Gemar menulis

Salah satu guru hebat yang sudah merasakan berkah dari gemar menulis adalah Bapak Wijaya Kusumah, M.Pd  (akrab disapa dengan Om Jay) yang merupakan Sekjen Ikatan Guru TIK – PGRI. Menulis setiap hari sudah menjadi aktivitas wajib bagi guru Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di SMP Labschool Jakarta ini. Menulis di blog membuatnya semakin produktif menulis. Dari kerapnya menempatkan (posting) tulisan tentang pendidikan di blogdan aktif dalam menulis Penelitian Tindakan Kelas(PTK), buku pelajaran, buku pengayaan, dan jugabuku motivasi beliau akhirnya mendapatkan banyak penghargaan. Berkat gemar menulis beliau terpilih menjadi salah satu guru penerima beasiswa belajar di China University of Mining Technology (CUMT) pada Tahun 2019.

Berkat konsintensinya menulis di Kompasiana beliau juga berhasil meraih penghargaan Guru paling Nge-Blog dalam perayaan ulang tahun Blog Kompasiana bertajuk Kompasianival "Hero Inside You" tahun 2012. Pada tanggal 12 Desember 2015 yang lalu, beliau juga termasuk dalam 100 orang kompasianer yang diundang Bapak Presiden Joko Widodo ke Istana untuk makan bersama, sunguh hal yang sangat luar biasa. Berkat menulis beliau juga mampu membeli sebuah rumah baru dari hasil penjualan buku yang ditulisnya.Beliau sudah merasakan berkah luar biasa ketika seorang guru gemar menulis.Ada satu kalimat yang sering diucapkan beliau bahkan telah menjadi salah satu judul buku yang ditulisnya yakni “Menulislah setiap hari maka lihatlah apa yang terjadi”. Beliau sudah melihat banyak keajaiban yang terjadi di dalam kehidupannya ketika gemar menulis. Hal itu jugalah yang mendorong beliau menggagas kegiatan belajar menulis gratis secara online melalui WA Group oleh PGRI yang sudah membuka kelas sampai gelombang ke 15 dengan tujuan mulia supaya semakin banyak guru yang gemar untuk menulis.

Sosok inspirator lainnya yang sudah merasakan berkah dari rajin menulis adalah ibu Dra.Lilis Ika Herpianti Sutikno, SH. Beliau mengabdi sebagai guru bidang studi PKN di SMP Negeri 2 Nekamese - Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) tepatnya di perbatasan Kota Kupang dan Kabupaten Kupang. Ibu guru yang memiliki branding “guru inspirasi NTT” dan “ibu guru cantik” ini berperan sebagai penggerak pemberantasan Buta Aksara bagi kaum ibu dan anak-anak di daerah terpencil di propinsi NTT. Banyak buku yang telah beliau tulis dan salah satubukunya menjadi buku best seller  yang berjudul "Guru adalah Insprasi" yang laris manis dan habis terjual seribu ekslemplar dalam waktu kurang dari tiga bulan. Uniknya sebagai penulis, beliau menulis buku tersebut berawal dari aktifitas sehari-hari sebagai guru yang diposting di facebooknyadengan nama Lilis Sutikno (Mbak Pipin). Dari tulisan-tulisan di facebooktersebut akhirnya beliau ramu menjadi sebuah buku yang menjadi inspirasi bagi banyak orang.Karena berprofesi sebagai seorang penulis juga akhirnya beliaupun mendapatkan kepercayaan sebagai Instruktur dan Narasumber Literasi di Propindi Nusa Tenggata Timur (NTT) padahal biasanya setiap guru yang ingin menjadi Instruktur harus melalui program diklat, tetapi hal itu tidak berlaku bagi ibu Lilis.Berkat gemar menulis beliau juga berhasil menorehkan prestasi menjadi Juara kedua Nasional dalam ajang lomba guru bertajut "MY TEACHER MY HERO AWARD INDONESIA DIGITAL LEARNING pada Tahun 2015.

Bukan hanya menulis buku, ibu guru yang tangguh ini juga berusaha untuk menularkan semangat menulis kepada guru-guru dan juga siswa/i di berbagai pelosok di propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)dengan memotivasi, melatihdan membimbing dan hasilnya luar biasa karena banyak siswa di NTT yang beliau bimbing berhasil menulis buku ber ISBN (Internasional Standar Book Number). Beliau jugalah yang menggagas Kelas Menulis Buku Inspirasi (MBI) yakni belajar menulis melalui WA Group yang membimbing setiap orang (bukan hanya guru) dari berbagai pelosok Nusantara untuk mampu menuangkan tulisan yang bisa menginspirasi orang lain. Sungguh sangat membanggakan ketika guru gemar menulis.

Belajar Menjadi Guru yang Gemar Menulis

Saya sendiripun sudah merasakan berkah dari guru gemar menulis. Awalnya saya tidak terlalu suka dengan menulis, lebih suka dengan ilmu pasti dan hitung-menghitung akibat latar belakang pendidikan saya adalah Fisika. Tidak pernah terpikir sedikitpun untuk menjadi penulis. Jangankan menulis buku, membuat satu paragrafpun bagi saya dulu adalah sesuatu yang sangat menyulitkan. Tetapi sekarang semuanya telah berputar seratus delapan  puluh derajat, dengan konsisten menulis yang saya mulai sejak tanggal 10 Juni 2020 bukan hanya mampu membuat artikel tetapi saya sudah menghasilkan karya buku ber-ISBN yang berjudul “Rahasia Menulis sampai Menerbitkan Buku bersama Para Pakar” dan buku antologi “Pena Digital Guru Milenial”.

Saat ini saya juga sedang terlibat dalam penulisan buku antologi “Kobaran Semangat Menulis” oleh PGRI, buku antologi “Buku Inspirasi” di kelas Menulis Buku Inspirasi (MBI) dan buku antologi “Perjuangan Guru Daerah Khusus”. Khusus buku antologi yang terakhir saya beperan sebagai Kurator dengan mengajak teman-teman guru yang mengabdi di Sekolah Daerah Khusus (3T) untuk menghasilkan karya berupa pengalaman baik suka maupun duka yang dialami di dalam menjalankan tugas di Sekolah Desa yang penuh dengan keterbatasan. Berkat menulis juga, akhirnya saya untuk pertamakalinya merasakan menjadi seorang Narasumber, berbagi ilmu menulis kepada 55 peserta yang berasal dari berbagai pelosok Nusantara mulai dari Aceh sampai Papua, di dalam kelas Menulis Buku Inspirasi (MBI)melalui WAG pada tanggal 25 Agustus 2020 yang lalu. Sungguh saya tidak menyangka ketika gemar menulis banyak berkah yang saya peroleh, mulai dari menghasilkan karya sampai menjadi motivator yang mengajak orang lain untuk terlibat dalam dunia menulis, hal yang tidak pernah saya rencanakan sebelumnya.

 

Wahai para Guru Mari Gemar Menulis

Menulis merupakan suatu upaya untuk menorehkan catatan sejarah. Di dalam menulis yang pertama dibutuhkan adalah kemauan (niat) kemudian ketekunan dan kekonsistenan untuk tetap menulis setiap hari. Di dalam menulis bukan tentang siapa yang ahli tetapi siapa yang mau, karena banyak orang sebenarnya yang mampu tetapi tidak mau, tetapi ada orang  kemampuannya biasa-biasa saja, tetapi ketika betul-betul serius dan mau akhirnya dia mampu dan berhasil.

Setidaknya ada lima orientasi dalam menulis. Pertama, orientasi Material dengan tujuan untuk menghasilkan uang (finansial) bisa dari fee pembicara, royalti buku apalagi jika berhasil menulis buku best seller atau buku novel yang sampai diangkat kelayar lebar. Kedua, Oriantasi Eksistensial yang bertujuan untuk mengejar popuaritas dan pengakuan dari masyarakat akan keberadaannya melalui karyanya. Ketiga, Orientasi Personal yang bersifat pribadi untuk mencurahkan atau mengekspresikan perasaan, pengalaman atau kisah pribadi agar dapat dibaca oleh orang lain. Keempat, Orientasi Sosial bertujuan untuk mempengaruhi atau mengubah cara berpikir masyarakat serta membangun peradaban dan yang Kelima, Orientasi Spiritual yang bertujuan untuk beribadah dengan mengajak pembaca untuk melakukan kebaikan-kebaikan. Dan mungkin masih banyak lagi orientasi untuk menulis dan hal itu sangat mempengaruhi seseorang untuk mau serius di dalam dunia menulis. Tetapi ketika seorang penulis sampai kepada Orintasi yang keempat dan yang kelima (Sosial dan Spiritual) maka akanada semangat yang luar biasa seperti bahan bakar yang tidak perbah habis untuk berkarya melalui tulisan karena baginya karya tulisan itu adalah media untuk menjadi berkat bagi orang lain.

Memulai untuk menulis perlu kesabaran, jangan takut tulisan kita dikatakan jelek tidak berkualitas dan penilaian negatip lainnya, karena ketika hal itu ada dipikiran maka kita tidak akan pernah menjadi orang yang berhasil. Mulailah menulis, menulis dan terus menulis, menulis apa saja yang kita mau sehingga itu menjadi suatu kebiasaan. Awali menulis dengan hal-hal yang kita senangi atau aktivitas sehari-hari yang biasa kita lakukan, apalagi sebagai seorang guru pasti banyak cerita yang sebenarnya bisa kita tuliskan baik ketika bersama siswa/i dan juga berbagai aspek di dalam dunia pendidikan yang kita geluti.Mari meluangkan waktu khusus untuk menulis setiap hari, bukan menggunakan waktu luang. Tidak perlu menunggu ide “brilian” baru mau menulis, tetapi segeralah mulai menulis dengan apa yang kita alami dan rasakan, ingatlah langkah keseribu selalu diawali oleh langkah pertama. Dan yang paling utama adalah menulislah dengan hati, maka tulisan kita akan sampai kepada hati setiap orang yang membacanya.

Kata bijak “better late than never”(lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali) merupakan motto dari seorang Pegiat Literasi Nasional, Ibu Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd. yang merupakan kepala sekolah SMK Tunas Pembangunan 2 Surakarta. Walaupun merasa terlambat untuk terjun ke dunia menulis pada usia menjelang lima puluh tahun, tetapi tidak mematahkan semangat beliau untuk terus berkarya selagi masih memiliki kesempatan dan hasilnya sudah banyak karya buku yang beliau hasilkan dan saat ini beliau bukan hanya menulis tetapi terlibat dalam membimbing dan melatih guru supaya mampu menulis.

Sungguh tiada terhitung betapa banyaknya berkah bagi Guru yang Gemar Menulis. Karena dengan gemar menulis guru akan mendapat berkah bagi dirinya dan juga akan menjadi berkah bagi orang lain. Wahai para guru tidak ada kata terlambat, selagi masih ada kesempatan, mulailah menulis… menulis dan terus menulis, sampai menjadi suatu kebiasaan yang tidak bisa ditinggalkan dan akhirnya kita semua akan memperoleh Berkah karena kita sudah menjadi Guru yang Gemar Menulis. Semoga …


Kamis, 03 September 2020

"Indahnya Berbagi Ilmu"


Malam ini saya sangat berbahagia, bahagia bukan karena bunyi sms banking, atau mendapat hadiah spesial dari seseorang, tetapi bahagia karena bisa berbagi ilmu di kelas WAG Menulis Buku Inspirasi (MBI).

Belajar di kelas WAG MBI memang telah usai dua hari yang lalu, tetapi saling berbagi dan memotivasi masih terjalin diantara sesama peserta dan kami sebagai tim. Sangat bersyukur mendengar penjelasan dari Bunda Lilis dimana kelas MBI akhirnya menghasilkan 11 buku yang akan diterbitkan, yaitu 1 buku Antologi Kisah Inspirasi, 6 buah buku Antologi Puisi, 1 buku Renungan Harian, 1 Buku Suara Hati Seorang Guru, 1 Buku Kumpulan Cerpen dan 1 buku Mr. Mail yang jenius. Sungguh luar biasa....

Kembali ke cerita malam ini. Kesibukan bunda Lilis untuk kejar tayang dalam mengedit tulisan-tulisan yang masuk, sehingga memberikan kesempatan kepada kami untuk mengisi Kelas WAG dengan motivasi dan saling berbagi. Setelah Pak I Nengah menyapa dan membagikan beberapa publikasi tentang berkreasi membuat konten pembelajaran, Webinar dan Lomba Menulis Artikel sayapun berinisiatif masuk ke Kelas tepat pukul 19.15 WIB. 

Setelah menyapa semua peserta, saya menyampaikan keinginan untuk berbagi tentang blog, hal ini saya niatkan karena sudah merasakan bahwa blog sangat berperan dalam mendukung saya selama ini untuk konsisten dalam menulis. Dengan harapan semua peserta memiliki blog sehingga semangat menulisnya juga akan meningkat.

Awalnya saya tidak berencana untuk mengajari tentang langkah-langkah membuat blog secara detail, tetapi karena antusias dari Bu Susyati (akrab dipanggil bu Uchye) yang bertugas di RS Bogor ingin blognya di alamat susyeataupah.blogspot.com memiliki tampilan yang lebih baik, sayapun berusaha menjelaskan bagaimana cara mengubah tema blog agar lebih menarik sesuai dengan keinginan pengguna blog tanpa harus membuat blog yang baru.

Semangat saya semakin menggebu, karena Suster Modesta yang merupakan guru bahasa inggris di  SMPK Tunas Harapan Santo Petrus Lahurus - NTT juga muncul dipercakapan WAG dengan keinginan memiliki blog dan memohon bantuan, karena beliau belum memilikinya. Ada juga bu Lusi guru di SMP N 1 Kupang Tengah - NTT dan Bu Tarwiyah dari SMA Negeri 1 Peudada - Aceh yang berkomentar siap untuk menyimak diskusi tentang blog yang tanpa direncanakan pada malam hari ini.

WAG semakin ramai ketika Bu Desak Made Puspawati dari SMP N 1 Banjarangkan-Bali juga muncul dan berkeinginan memiliki blog, dan beliau menyatakan sudah memiliki email gmail dan sangat ingin memiliki blog. Semangat dari Bu Uchye akhirnya membuahkan hasil, "aku sudah bisa" ujar beliau dengan gembira dan lihatlah blognya akhirnya memiliki wajah baru yang lebih keren :


Bu Desak Made Puspawati juga menyusul dan berhasil membuat blognya. Bagaimana dengan Suster Modesta? Dengan perjuangan yang berliku-liku, setelah membuat email yang baru, akhirnya Suster Modesta juga berhasil membuat blog dengan alamat sustermodesta.blogspot.com dan tinggal mengisinya dengan tulisan. Saya sangat senang akhirnya janji saya ketika menjadi Narasumber sudah terpenuhi untuk membantu beliau memiliki blog pribadi.


Diskusi masih terus berlanjut, baik dari pertanyaan Bu Agus dari Rote tentang bagaimana cara membuka blog, juga dari Bu Desak Made Puspawati tentang menambahkan foto ke blog, yang walaupun akhirnya beliau menyarankan untuk melanjutkan belajar esok hari karena waktu sudah pukul setengah sepuluh malam, saya sebenarnya siap-siap aja untuk melanjutkan belajar karena sudah terbiasa tidur tengah malam, hehehe.

Ada juga bu Sri Yatun guru SD IT Bina Insani Panggang Gunungkidul - D.I Yogyakarta yang langsung japri kepada saya, meminta tanggapan atas tampilan blog beliau dengan alamat sriyatunpaisdit.blogspot.com  dan berdiskusi bagaimana caranya melanjutkan tulisan beliau di blog, yang terakhir di tulis 1 Mei 2020 yang lalu. Setelah mengetahui caranya beliau sangat antusias untuk melanjutkan menulis di blognya :


Saya sangat berharap semua peserta memiliki blog, karena blog merupakan wadah yang sangat baik untuk memotivasi untuk konsisten dalam menulis, karena tulisan kita akan tersimpan dengan aman dan bisa juga kita bagikan untuk dibaca orang lain.

Satu hal yang saya rasakan pada malam hari ini adalah sangat berbahagia. Dengan berbagi ilmu kepada peserta WAG MBI saya sangat senang karena telah membantu beberapa peserta yang akhirnya memiliki blog yang mereka impikan, kiranya dengan memiliki blog semakin memotivasi untuk semakin giat di dalam menulis.

Semangat...   Semangat...  Semangat...

Selasa, 01 September 2020

Menulis Kisah Perjalanan Menjadi Buku Yang Inspiratif (Bapak Taufik Hidayat)

Malam yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba, sejak dijanjikan bunda Lilis bahwa akan ada seorang Dosen yang suka menulis dan telah mengelilingi 70 Negara akan menjadi Narasumber, saya sangat menantikan hari tersebut.

Tepat pukul 7 malam WIB acara dimulai dengan doa oleh Ibu Sri Yatun yang merupakan guru SD IT Bina Insani Panggang Gunungkidul Yogyakarta. Kemeriahan penyambutan Narasumber dengan melalui Tari Sigeh Penguten dari Lampung sangat luar biasa.


Sengaja tarian di pilih dari Lampung karena beliau lahir di Sumatera Selatan walaupun banyak menghabiskan waktu di Jawa. Mengawali pertemuan Pak I Nengah SudradNya, S.Pd, M.Pd yang berperan sebagai moderator menyapa seluruh peserta Belajar Menulis Buku Inspirasi (MBI). 

Sebagai Narasumber Pak Taufik Hidayat memulai dengan memperkenalkan diri sebagai penulis di berbagai blog dan juga sebagai dosen di Universitas Pelita Bangsa, kemudian menampilkan beberapa contoh tulisan beliau di majalah luar negri dalam bidang penerbangan mengenai Travel Story. Selain itu beliau juga menjadi kontributor majalah colorirs Garuda, majalah angkasa dan juga majalah Intisari.


Beliau menyampaikan pernah bekerja di PT IPTN Di Bandung dan Cathay Pacific Airways yang berbasis di Hongkong. Karena suka menulis dan bekerja di dunia penerbangan sehingga kesempatan beliau untuk bepergian kemana-mana terbuka  lebar. Selama berkeliling dunia ada dua buku tentang masjid yang sudah beliau tulis :


Selain tulisan tentang mesjid, Pak Taufik Hidayat juga banyak mengulas tentang bahasa, budaya dan juga apa saja yang menarik di tempat yang beliau kunjungi, karena menurut beliau semua nya bisa menjadi topik yang menarik untuk ditulis bisa sejarah, budaya, politik, maupun ekonomi suatu negara karena memiliki keunikan masing-masing.

Berikut ini merupakan beberapa dokumentasi beliau selama di luar negeri :

Foto bagian atas kiri adalah sertifikat dari Singapore Airlines karena ikut terbang nonstop  Singapore Los Angeles non stop selama 17 jam dengan pesawat Airbus 340. Yang di kanan atas adalah foto beliau ketika di Kenya tepatnya di Masaai mara bersama suku Masaai. Yang paling bawah adalah artikel tentang beliau yang berkeliling dunia dengan 50 bahasa.Beliau juga bercerita berkat karya tulisannya beliau pernah diundang Bapak Presiden Jokowi dan pernah wawancara dengan Bu Susi di Kompas TV.

Adapun buku beliau berjudul "Jejak Langkah Menuju Baitullah" akan segera terbit. 


Beliau berpesan bahwa semua bisa menulis asal banyak membaca. Pak Taufik Hidayat menyampaikan "sewaktu kecil saya merupakan orang yang suka membaca, membaca apa saja mulai dari komik, buku, novel, dll. Dengan membaca kita bisa tahu apa saja dan membayangkan apa saja yang mungkin tidak ada di sekitar kita. Dengan membaca kita tahu negara-negara dimana saja, yang pada saat itu hanya mimpi tapi suatu saat bisa dikunjungi".

Berikut ini merupakan beberapa tulisan beliau di media massa :

Dari pengalaman beliau selama berkeliling di berbagai negara memberi pesan bahwa di tempat-tempat tersebut manusia mempunyai budaya dan sistem politik yg berbeda. Ada yg kapitalis, eks komunis, relijius dan sebagainya, tetapi pada dasarnya manusia mempunyai banyak kesamaan, yaitu sama-sama memiliki kebajikan tanpa memandang etnis, ras atau agama asalkan kita menyapa dengan kebaikan, maka kebaikan pula yg kita dapat.

Diakhir pemaparan beliau membagikan rangkuman pemaparan berbentuk ppt yang berisi Tips Menulis Travel Story : Ketahui sedikit banyak mengenai tempat yang dikunjungi meliputi SejarahBudayaPolitik dan Ekonomi di daerah tersebut.

Dan yang sangat penting ketika traveling adalah Nikmati Perjalanan Anda dengan mempelajari Basic Survival Language daerah tersebut apakah MandarinRusiaArabSpanyolThaiTagalog atau yang lain.

Apa saja yang bisa ditulis ? Bisa Arsitektur, Sejarah, Pengalaman Unik, Misteri atau tentang Kemanusiaan. Dengan teknik menulis EksploratifObservatif atau Imajinatif

Sebagai penutup beliau mengatakan "hiduplah dengan selalu berfikir positip karena apa yang kita pikirkan itu yang sering terjadi ... yang penting bukan berkhayal ... Tapi berusaha. Menulis itu semua orang bisa asal kita mau membaca dulu. Awalnya dengan meniru lalu kita akan menemukan gaya kita sendiiri dan be yourself"

Sangat luar biasa pemaparan beliau, saya serasa berkeliling dunia pada malam hari ini. Satu pelajaran yang sangat berharga dari beliau adalah kemanapun kita pergi pasti ada sesuatu yang bisa kita tuliskan  dan akan menjadi kisah yang inspiratif bagi orang lain. Seperti yang sudah beliau bagikan malam ini semoga menjadi inspirasi bagi setiap peserta untuk semakin giat dalam membaca, karena dengan banyak membaca akhirnya bisa banyak menulis..... 

Semangat ....

Catatan tanya jawab pada sesi diskusi :
1. Pertanyaan dari Pak Maksuddin dari SMPN 1 Kubar : Bpk Narasumber maaf pertanyaan saya melenceng. Saya sedang duduk dg anak laki saya sambil ngeliat chating anak saya nanya. Sekolah penerbangan maksudnya tempat melatih pilot atau yg berhubungan dengan manajemen penerbangan. Anak saya tertarik.
Jawaban : Sekolah  penerbangan yg sekarang di Curug macam macam jurusan nya, Bisa dilihat di web https://ppicurug.ac.id/

2. Pertanyaan dari Prof Pujiati dari Medan (Dosen S. Arab USU) : Mengapa bapak pilih 1001 mesjid? Apakah mengikut abunawas 1001 malam. Mengapa bapak memilih mesjid tempat utama traveling dan tulisan bapak? 3. Setiap negara ada kehebatannya dan kelemahannya di 5 benua tsb? Mohon dijelaskan perbandingan budaya di 5 benua tsb. Tks
Jawaban  : 1001 hanya istilah saja mungkin terinspirasi dari kisah 1001 malam, Kalau alasan memilih masjid ada di buku saya .. karena memang kita sebagai muslim kalau bisa sholat di masjid tentu lebih baik .. selagi bisa diusahakan .. begitu 
Mengenai budaya si 5 benua wah sangat beragam dan memerkirakan satu sesi sendiri untuk membahasanya

3. Pertanyaan kedua dari Prof Pujiati dari Medan : Bagaimna cara bapak belajar basic language?
Jawaban : Pertama  adalah suka dan minat .. zaman SMA saya walau IPA suka belajar bahasa .. saya belajar dari buku teach yourself book misalnya Bhs soanyol dan Russia saya self studi ... 
kalau yg pernah belajr atau kursus saya pernah kursus Bhs Jerman di Goethe institut belajar bahasa Arab dan Persia . 
Bahasa lainny hanya self studi jadi kalau dibilang bisa sebetul mya gak tapi sebagian luamayan Utk BASIC .. sekarang lebih mudah karena banyak di internet zaman dulu Khan susah menirukan ucapan paling kaset, Belajar Bhs arab kita bisa gunakan di lebih 20 negara di Tinur tengah dan Afrika itara,  Bahasa Spanyol laku di Amerika Latin, Rusia di negara eks Soviet

4. Pertanyaan dari Bunda Lilis Sutikno : Pak Taufiq, bertanya lagi Katanya bahasa Inggris itu bahasa internasional, apakah setiap ke luar negeri orang-orangnya seperti di Indonesia ya?... tidak semuanya bisa bahasa inggris seperti saya ini
Jawaban  : Tergantung dimana orangnya

Postingan Terbaru

Iman dan Ilmu Pengetahuan

Iman dan Ilmu Pengetahuan   (Oleh: Sahat Serasi Naibaho, S.Si, Gr.)   Sebab di dalam Dia kamu telah menjadi kaya dalam segala hal:  dalam ...

Postingan Terpopuler dalam sebulan ini