Sabtu, 19 Maret 2022

Jalani Masa dengan Karya...

"Tatkala waktuku habis tanpa karya dan pengetahuan, lantas apa makna umurku ini?" Kalimat ini memiliki makna yang sangat mendalam. Kalimat dari seorang ulama besar yang telah tiada, tetapi kata-katanya akan terus menggema, menjadi sumber inspirasi bagi setiap orang yang membacanya.

Umur atau usia tidak akan pernah menetap, akan selalu berjalan linier, bertambah, dan terus bertambah. Kita hanya tinggal menunggu waktu, pastilah akan ada masanya kita akan menua dan menjadi tidak berdaya.

Menjalani tahapan jenjang kehidupan adalah fakta yang tidak bisa dilawan. Bayi, anak-anak, remaja, dewasa, dan lanjut usia adalah takdir. Tidak akan selamanya menjadi anak-anak. Kelak akan berkeluarga, punya anak, punya cucu, sampai akhirnya wajah akan dipenuhi oleh kerutan-kerutan.

Ulang tahun adalah pertanda, sebuah alarm, bahwa satu tahun perjalanan telah berlalu. Usia semakin bertambah, berarti usia tua semakin mendekat. Kembali pertanyaan itu muncul, "Apakah makna waktu yang sudah kujalani selama ini?"

Seperti kalimat yang pernah saya baca, "Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain." Lantas apakah aku sudah bermanfaat, atau justru hanya memikirkan kehidupanku yang sesaat?

Waktu tidak pernah akan berulang, karena masa lalu hanya akan menjadi kenangan, juga menjadi sebuah pembelajaran. Waktu saat inilah yang akan menentukan, apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. 

Saat ini, ya detik ini juga. Bukan besok atau lusa yang menentukan, apakah hidup bermakna bagi banyak orang. Ketika ada karya yang bisa dilakukan sekarang, ayo segera laksanakan, walaupun mungkin hal itu sangat kecil, dan sepertinya dipandang sebelah mata oleh orang-orang. 

Hidup hendaknya berkarya. Berkarya berarti menghasilkan sesuatu, bukan hanya dalam angan-angan. Sesuatu yang tentunya diharapkan, yang berguna bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi berguna untuk memotivasi dan menginspirasi sekeliling.

Saya hanya bisa berkarya sederhana. Sesederhana tulisan ini. Karya saya bukanlah hal yang luar biasa, tetapi berharap akan bertahan untuk selamanya. Dengan cara apa? Salah satunya dengan selalu menulis. Menuliskan hal-hal yang ada di dalam hati, di pikiran, untuk segera dibagikan.

Apa gunanya? Mungkin saat ini tidak berguna apa-apa. Tapi saya yakin, suatu saat tulisan-tulisan itu akan membangkitkan jiwa, menyemangati orang yang sedang putus asa, sehingga orang yang lesu akan kembali bergairah dalam menjalani kehidupan. Memiliki pengharapan dan kekuatan.

Menulis adalah pekerjaan yang terlihat sepele, tetapi lihatlah kata bijak di awal tulisan ini. Kata bijak yang dituliskan puluhan tahun yang lalu, bahkan penulisnya sekarang telah tiada, tetapi kata-katanya tetap hidup dan memberikan semangat,  walau tanpa suara.

Saya akan terus berjuang, terus berusaha dengan segala kekurangan. Mencatatkan hal-hal yang ingin kutuliskan, bukan sekedar menyimpannya di dalam pikiran. Karena saya yakin tulisan bisa mengubah kehidupan seseorang, mengubah arah hidup di dalam keheningan.

Terima kasih Tuhan, buat setiap kesempatan yang Kau limpahkan. Hari ini masih ada kehidupan, masih ada kekuatan untuk menggerakkan tangan, dan menuliskan catatan kecil di hari yang penuh kebahagiaan. Hari bersejarah yang menandakan, usiaku hari ini tepat tiga puluh delapan.

Hanya doa yang kunaikkan, semoga Tuhan berkenan memberikan umur panjang. Kiranya Tuhan selalu kuatkan dalam menggoreskan setiap tulisan, dengan satu harapan, semua karya itu berkenan, untuk mengakui kebesaran dan keagungan-Mu ya Tuhan.

Sigambal, 19 Maret 2022, pukul 23.05 WIB

Kamis, 17 Maret 2022

Konfrontasi no, Kolaborasi yes

Manusia adalah makhluk sosial. Makhluk yang pasti bergantung kepada orang lain. Tidak mungkin manusia bisa hidup menyendiri, pastilah membutuhkan bantuan dari pihak lain.
Secara manusiawi, sisi ego pada manusia juga sering muncul. Ingin dimengerti, ingin dihargai, ingin diperhatikan, sampai pada ingin memiliki nilai lebih dari orang lain adalah kebutuhan mendasar yang dimiliki setiap orang.
Menghadapi situasi tersebut, diperlukan kematangan emosi untuk bisa menguasai diri. Bila saling mengikuti ego masing-masing tanpa empati pada orang lain, maka tidak akan ada titik temu. Hal itu bisa menjadi bibit dari pertikaian.
Bagaimana menyatukan berbagai kebutuhan mendasar di atas, ditambah lagi dengan berbagai karakter dan pemikiran yang berbeda? Tentulah dengan adanya kerendahan hati. Prinsip yang mau mengalah demi kepentingan orang lain, adalah salah satu contohnya.
Pada masa ini, konfrontasi atau sikap yang selalu bertentangan dengan orang lain, merasa hebat hebat, mau menang sendiri, ingin keinginannya saja yang terkabul, bukanlah hal yang cocok untuk diikuti.
Seharusnya konfrontasi sudah tidak zamannya lagi. Sekarang zamannya saling berkolaborasi, bekerja sama, walaupun dengan berbagai perbedaan yang dimiliki. Dengan kolaborasi akan memudahkan untuk mencapai tujuan bersama.
Semua manusia memiliki sifat, karakter, keinginan, kemampuan, dan latar belakang kehidupan yang berbeda. Tidak ada gunanya saling memojokkan dan berkonfrontasi, karena tidak akan memberikan manfaat apapun.
Tetapi dengan berkolaborasi akan terjalin persahabatan, kekompakan, kerjasama, dan saling menghargai antar umat manusia untuk memberikan manfaat bagi semua mahkluk di dunia.

Omakku Naburju...

Sore menjelang malam tadi, aku menerima panggilan video. Panggilan dari nomor baru yang belum tersimpan di HP-ku. Awalnya agak bertanya-tanya siapa gerangan menelpon, tapi akhirnya kuangkat juga.
Tiba-tiba dari seberang muncul sosok yang tidak asing lagi, wajah ibu yang sangat kusayang. Dengan ceria, omak -sebutan kami untuk ibu- menebarkan senyum sambil menanyakan kabar kami. Kebetulan saya tadi sedang di rumah sendiri karena istri dan anak-anak pergi ke luar menikmati suasana sore hari.
Omak begitu semangat bercerita, khususnya menceritakan HP barunya, yang baru dibelikan oleh adikku Boho NAibaho. Sekarang omak sudah punya android sehingga bisa video call dengan kami anak-anaknya. Selama ini memang kalau ingin menelpon WA kami hanya bisa melalui HP Android bapak sedangkan omak dulu hanya bisa menerima telepon biasa.
Sekitar setangah jam kami bercerita, juga ada bapak yang suaranya beberapa kali menyahut ceritaku bersama omak. Hatiku terharu melihat semangat dan sukacita yang mereka rasakan, khusus omak yang sangat bersyukur atas berkat-berkat Tuhan yang sudah dilimpahkan-Nya buat keluarga kami.
"Perjuangan kami tidak sia-sia pa, kalian semua sudah berhasil dan mandiri," itulah salah satu kalimat yang disampaikan omak tadi. Memang benar, kami merasakan bahwa semua hanya karena berkat Tuhan. Kami 7 bersaudara semuanya dikuliahkan bapak dan omak hanya dengan bermodalkan jerih lelah sebagai petani dan usaha menjahit pakaian yang mereka tekuni bersama-sama.
Sekarang mereka berdua -omak dan bapak- sudah tua, kiranya omak dan bapak selalu dalam lindungan Sang Pencipta. Hanya doa yang bisa selalu kami naikkan supaya omak dan bapak sehat selalu, ada waktunya nanti kita semua berkumpul bersama dalam suka cita dan kebahagiaan yang tak terhingga.
Amin

(Sigambal, 2 Maret 2022)

Hidup, cerita tentang siapa?


Waktu berjalan tiada henti
Setiap generasi akan berganti
Masa lalu tinggal kenangan
Masa depan penuh harapan
Setiap hari insan selalu berjuang
Mengerahkan segala upaya menerjang
Menjaga asa untuk bertahan
Menjalani hidup demi kebahagiaan
Walau betapa insan berpeluh
Melakukan segala usaha dengan teguh
Tetapi yang terjadi bukan rancangan
Karena hanya Tuhanlah yang menentukan
Masa lalu, kini, dan yang akan datang
Ceritanya penuh dengan gelombang
Pastilah ada duka atau senang
Tidak ada satu pun yang mampu menghadang
Tiada juga yang abadi dan bertahan
Karena semua kisah hanya sementara
Hari ini merasa gagah dan menawan
Besok tidak akan ada apa-apanya
Cerita hidup tentang siapa?
Apakah hanya tentang kita?
Apakah selalu tentang kesombongan dan keangkuhan?
Apakah tentang kekayaan dan keberadaan?
Kisah dalam kehidupan bukan tentang kita
Karena semua kisah yang ada di dunia
Hanyalah menceritakan kisah Sang Pencipta
Tuhan yang penuh dengan kuasa
Sigambal, 6 Maret 2022

Pengalaman, Guru dalam Kehidupan

Ala bisa karena biasa. Sebuah kata bijak yang sudah tidak asing lagi, sudah sangat sering kita dengar, bahkan mungkin kita ucapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Setiap orang yang sudah ahli pastilah karena sudah melewati proses panjang. Itu sudah pasti dalam semua bidang kehidupan. Seorang pilot atau nakhoda yang sudah berpengalaman dengan tenang akan mengendarai pesawat atau kapalnya, walaupun ada berbagai kondisi yang genting, karena sudah biasa melaluinya.
Hari ini, saya mengamini kata bijak di atas. Karena pengalaman yang sudah sering melewati jalan penuh dengan genangan air menuju sekolah, tidak pernah membuat gentar atau takut jatuh di tengah-tengah genangan air yang ada di beberapa titik di sepanjang jalan.
Memang, selama musim penghujan, sepanjang jalan menuju sekolah desa tempat saya mengajar penuh dengan genangan air. Setidaknya ada 7 titik genangan air yang lumayan parah, sampai menutupi seluruh badan jalan. Bagi orang yang pertama kali melewatinya pastilah ketar-ketir untuk melewatinya.





Seperti yang saya sampaikan bahwa kebiasaan melewati jalan setiap hari membuat saya hapal betul dimana bagian yang rendah atau yang berbatu di sepanjang jalan yang tergenang air tersebut.
Pada titik yang satu kita harus lewat sebelah kanan jalan, dan pada titik genangan yang lain kita harus melewatinya tepat di bagian tengah jalan. Demikian juga titik-titik genangan lain memiliki cara tersendiri untuk melaluinya.
Walaupun tidak bisa melihat bagaimana kondisi jalan yang ditutupi air, bagaimana kedalaman atau apakah ada batu besar di dalam air, tapi karena sudah biasa hal itu tidak jadi masalah, jalan bisa dilalui dengan penuh keyakinan.
Tepatlah kata bijak di atas yang berbunyi "Ala bisa karena biasa." Kebiasaan-kebiasaan yang kita lakukan setiap hari akan mempersiapkan kita untuk menghadapi berbagai masalah yang akan datang.
Semua perlu proses. Setiap pengalaman adalah Guru yang terbaik, sebagai pemandu untuk melangkah dalam menggapai setiap tujuan yang kita harapkan

Jam Piket Organ Tubuh


Semua Organ tubuh manusia bekerja dalam mendukung kehidupan. Setiap hari organ-organ tubuh kita melaksanakan fungsi kerjanya masing-masing.
Tetapi, bukan berarti setiap organ bekerja maksimal setiap saat. Ada kalanya suatu organ bekerja dengan keras, ada kalanya organ tersebut melemah dan bekerja biasa, itulah yang dijelaskan dalam buku "Jam Piket Organ Tubuh" yang ditulis oleh Adi D.Tilong ini.
Hal ini sangat perlu kita ketahui demi menjalankan pola hidup sehat, tentunya demi mencegah berbagai penyakit yang bisa muncul karena tidak menyesuaikan aktivitas kita dengan kondisi kerja organ tubuh.
Misalnya Usus Besar, berkontraksi jam 05.00-07.00 pagi. Pada saat inilah organ ini bekerja maksimal setelah 22 jam bekerja bekerja agak lemah. Disarankan pada jam inilah waktu yang tepat untuk buang air besar secara teratur.
Beda lagi dengan Lambung. Organ ini melakukan kerja dengan 3 kondisi, bekerja dengan keras (maksimal), lemah, dan biasa. Lambung bekerja dengan maksimal sekitar pukul 07.00-09.00. Sedangkan pada jam 19.00-21.00, kerja lambung melemah. Selain jam itu, lambung bekerja biasa.
Sebaiknya, sarapanlah dengan makanan sehat pada pagi saat lambung kerja maksimal, sehingga energi akan terbentuk dengan sempurna. Sedangkan pada saat lambung melemah, hindari mengonsumsi makanan yang sulit dicerna.
Organ Ginjal juga memiliki jam piket. Pada jam 17.00-19.00 organ ini bekerja dengan maksimal, sedangkan sisanya ginjal bekerja lemah. Pada saat ginjal bekerja keras, organ ini melakukan proses pembentukan sumsum tulang dan otak, sehingga baik untuk kecerdasan. Maka, waktu ini sangat cocok digunakan untuk belajar.
Jam piket organ Hati juga berbeda. Sekitar jam 01.00-03.00, organ hati bekerja keras dalam proses pembuangan racun atau limbah hasil metabolisme. Kemudian jam 13.00-15.00, organ Hati melemah. Pada waktu ini dianjurkan untuk istrirahat, untuk menghindari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh hati yang lemah.
Untuk Jantung, yang perlu diketahui adalah organ ini akan melemah pada jam 23.00-01.00, sehingga sangat disarankan untuk beristirahat pada jam tersebut. Hal tersebut untuk menghindari fungsi jantung menjadi melemah.
Organ-organ di atas hanya beberapa contoh dari jam piket organ tubuh kita. Pastinya setiap organ tubuh kita memiliki jam kerja masing-masing.
Ingat, organ tubuh kita bukan mesin yang bisa bekerja sepanjang waktu, sehingga kita sangat perlu untuk memperhatikannya.
Semoga bermanfaat...

Postingan Terbaru

Di mana kebahagiaan itu berada?

Di mana kebahagiaan itu berada? Kadang lelah jiwa mencari Karena dahaga yang tak terobati Rasa haus akan kebahagiaan Yang diharapkan memberi...

Postingan Terpopuler dalam sebulan ini