Kamis, 28 Oktober 2021

Guru Penggerak, Agen Perubahan dalam dunia Pendidikan

Guru Penggerak merupakan topik yang sangat banyak dibicarakan saat ini khususnya bagi guru-guru yang tercakup dalam daerah sasaran Program Guru Penggerak (PGP) angkatan 5. Ya, pendaftaran untuk menjadi Guru Penggerak Angkatan 5 sudah dibuka sejak tanggal 4 hingga 29 Oktober 2021.

Apa itu Guru Penggerak? Dilansir dari laman sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id, Guru Penggerak adalah pemimpin pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif, dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya.

Program Guru Penggerak dilakukan untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid, serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila.

Adapun profil Pelajar Pancasila adalah karakter yang diharapkan muncul pada segenap murid di Indonesia. 1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia; 2) Mandiri; 3) Bergotong-royong; 4) Berkebinekaan global; 5) Bernalar kritis; 6) Kreatif. Keenam karakter tersebut tercermin melalui perilaku sehari-hari yang akhirnya menjadi kebiasaan murid tersebut.

Program Guru Penggerak yang diluncurkan langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Bapak Nadiem Anwar Makarim pada Jumat (3/7/2020) merupakan bagian dari kebijakan Merdeka Belajar. Dimana merdeka belajar bertujuan untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, belajar dengan memberikan kemerdekaan berpikir dan berekspresi.

Lantas apa saja peran seorang yang sudah terpilih menjadi Guru Penggerak? Ada 5 yakni:
1.Menggerakkan komunitas belajar untuk rekan guru di sekolah dan wilayahnya
2.Menjadi Pengajar Praktik bagi rekan guru lain terkait pengembangan pembelajaran di sekolah
3.Mendorong peningkatan kepemimpinan murid di sekolah
4.Membuka ruang diskusi positif dan ruang kolaborasi antara guru dan pemangku kepentingan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
5.Menjadi pemimpin pembelajaran  

Sedangkan nilai-nilai yang diharapkan dimiliki oleh seorang Guru Penggerak adalah mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif serta berpihak pada murid.

Pertanyaan yang sering muncul dari para guru di ruang publik adalah apa untungnya menjadi Guru Penggerak? Apa manfaat ikut Guru Penggerak? Apakah Guru Penggerak akan mendapat tunjangan tambahan? Pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakan hal yang manusiawi untuk mengetahui apa imbalan yang diperoleh ketika sudah menjadi Guru Penggerak.

Memang keuntungan yang diperoleh seorang Guru Penggerak bukan berupa materi karena tidak ada tambahan tunjangan sama sekali, tetapi menjadi Guru Penggerak memiliki kesempatan yang sangat besar untuk memberikan kontribusi bagi perbaikan kualitas pendidikan yang ada di negara kita.

Bahkan Bapak Menteri Pendidikan menyatakan akan memberikan kesempatan bagi Guru Penggerak untuk mengisi posisi strategis dalam dunia pendidikan, seperti kepala sekolah dan pengawas sekolah dengan tujuan mulia yakni untuk perubahan pendidikan ke arah yang lebih baik.

Seorang guru yang benar-benar memahami panggilannya menjadi seorang guru akan sangat senang ketika diberikan kesempatan untuk ikut menjadi bagian dalam proses perbaikan pendidikan Indonesia

Ayo semangat para guru bangsa... 

Mari ikut ambil bagian dalam melakukan perubahan untuk pendidikan yang lebih baik... 

Kamis, 21 Oktober 2021

Mari Belajar Pantun... (WIMP-Miftahul Adi, S.Pd.)


Berpantun adalah hal yang sangat menyenangkan. Kita sering mendengar orang menyampaikan pantun ketika memberikan kata sambutan atau ketika diberikan kesempatan untuk berbicara di depan umum. Kita pastilah kagum, senang dan terhibur mendengarnya. Memang tidak semua orang mahir dalam berpantun tetapi hal itu tentu bisa dipelajari dan dilatih.

Kali ini Pak Gurdes membagikan ilmu tentang menulis pantun yang didapatnya ketika mengikuti kelas WIMP (Writing Is My Passion), kelas menulis yang digagas oleh Bu Sri Sugiastuti yang akrab disebut dengan Bu Kanjeng. Kelas yang bertujuan untuk menggelorakan semangat menulis para peserta belajar menulis yang tergabung bersama PGRI-Om Jay.

Kelas yang terlaksana setiap hari Selasa dan Sabtu ini sangat menarik untuk diikuti. Walaupun tidak bisa mengikuti secara langsung tetapi Pak Gurdes selalu membaca materinya karena pelatihannya dilaksanakan via WhatsApp Group.

Belajar menulis pantun kali ini merupakan materi pada pertemuan ke-4 dengan narasumber Pak Miftahul Adi, S.Pd., Bapak Guru Pecinta Pantun dari Demak-Jawa Tengah.

Sebelumnya beliau membuka pemaparan materinya dengan pantun:
Awan bercelah mendung pun rata,
Batang tebu dililit benalu,
Kalam Bismillah pembuka kata,
Semoga bapak ibu sehat selalu.

Kemudian beliau menjelaskan materi tentang Pantun berikut ini, mari kita simak bersama ya...





Berikut tips cara mudah membuat pantun yang beliau sampaikan:


Pada pantun berikut:
Memotong rebung pokok kuini,
Menanam talas akar seruntun,
Mari bergabung di malam ini,
Bersama kelas menulis pantun.

Terlihat jelas jika pantun tersebut terdiri atas empat baris.
Baris pertama terdiri atas empat kata, baris kedua terdiri atas empat kata, 
baris ketiga terdiri atas empat kata, dan baris keempat terdiri atas empat kata.

Me-mo-tong re-bung po-kok ku-ini, 
(10 suku kata)
Me-na-nam ta-las a-kar se-run-tun,
(10 suku kata)
Ma-ri ber-ga-bung di ma-lam i-ni,
(10 suku kata)
Ber-sa-ma ke-las me-nu-lis pan-tun.
(10 suku kata)

Contoh pantun di atas, tiap barisnya terdiri atas 10 suku kata.
Usahakan dalam membuat pantun, jumlah suku katanya sama tiap barisnya.
Jangan sampai timpang ya.

Contoh yang timpang bagaimana?
Baris pertama, 8 suku kata
Baris kedua, 12 suku kata
Baris ketiga, 11 suku kata
Baris keempat, 9 suku kata.

Dalam lomba menulis pantun, ada aturan yang harus diperhatikan.
Penggunaan tanda koma dan titik.
Jadi, setiap akhir baris 1, 2 dan 3 itu diakhiri tanda koma
Dan setiap akhir baris 4 diakhiri tanda titik

Kemudian tentang persajakan dan rima:
Seperti kita ketahui, pantun menggunakan sajak a-b-a-b
Bolehkah kita menggunakan sajak a-a-a-a?
Hal itu tidak salah,  tetapi  jika pantun menggunakan sajak a-a-a-a, akan mengurangi keindahan pantun itu sendiri.


Rima akhir adalah contoh pantun yang kebanyakan dibuat.
Kata yang ditebali warna merah.
Kata benalu rimanya sama dengan selalu
Kata bata rimanya sama dengan kita.

Kata sejajar rimanya sama dengan belajar
Kata bakung rimanya sama dengan dukung
Kata menepi rimanya sama dengan mimpi
Kata elang rimanya sama dengan cemerlang.


Perhatikan contoh nomor 3
Kata jangan rima nya sama dengan jangan
Kata dipetik rimanya sama dengan diusik
Kata sirih rimanya sama dengan berkasih
Kata jika rimanya sama dengan jika
Kata tidak rimanya sama dengan tidak
Kata gagangnya rimanya sama dengan sayangnya.

Perhatikan contoh pantun nomor 4
Baris pertama dan ketiga hampir semua kata rimanya sama
Baris kedua dan keempat pun demikian, semua kata rimanya sama

Usahakan juga jangan memakai nama merk dagang, nama orang, kata yang berimbuhan dalam membuat sampiran.
Itu juga akan mengurangi keindahan bahasa pantun

Ini contoh yang kurang sesuai (jangan ditiru ya)
Si jaya main bersama si fitri,
Bermain bersama dengan si titin,
Selamat hari raya idul fitri,
Mohon maaf lahir dan batin


Adapun tips dan trik mencari kata untuk menentukan kalimat pada sampiran adalah kuasai perbendaharaan kata:

Berikut ini tantangan yang Pak Miftahul berikan kepada peserta:

Inilah jawaban para peserta yang sangat antusias dalam mengikuki diklat tersebut:
Kelapa muda dalam peti,
Dogan namanya manis terasa,
Apa tanda kasih sejati,
Akan teringat sepanjang masa.

Anak panda bermain tali,
Tali di ikat di batang kelapa,
Apa tanda kasih sejati,
Akan teringat sepanjang masa.

Ketika cinta melanda hati,
Aku terikat terasa selesa,
Apa tanda kasih sejati,
Akan teringat sepanjang masa. 

Tinggi menjulang si pohon jati,
Daunnya hijau pahit dirasa,
Apa tanda kasih sejati,
Akan teringat sepanjang masa.

Anak dara pergi menari,
Sambil mengingat langkah dan gaya,
Apa tanda kasih sejati,
Akan teringat sepanjang masa.

Bunga cenpaka bunga melati,
Indah memikat penuh rasa,
Apa tanda kasih sejati,
Akan teringat sepanjang masa.

Kasih Sejati
Oleh: Aam Nurhasanah
Beli tenda pakai pedati,
Makan kupat enak terasa,
Apa tanda kasih sejati,
Akan teringat sepanjang masa. 
Lebak, 19 Oktober 2021

Bunga cenpaka bunga melati,
Indah memikat penuh rasa,
Apa tanda kasih sejati,
Akan teringat sepanjang masa.

Kelapa muda bunga melati
Kelengkeng seikat enak terasa
Apa tanda kasih sejati
Akan teringat sepanjang masa

Kasih Sejati 
Oleh : Shima 
Ketika cinta melanda hati,
Aku terikat terasa selesa,
Apa tanda kasih sejati,
Akan teringat sepanjang masa.
Tolitoli, 19 Oktober 2021

Ada janda memakai topi,
Topi diikat dekat telinga,
Apa tanda kasih sejati,
Akan teringat sepanjang masa.
 
Wahhh, sangat menarik ternyata belajar pantun ya...
Pak Gurdes jadi kepingin pintar berpantun...
Di coba dulu ya... Hehehehe...

Ada pemuda berkata santun,
Membuat orang suka padanya,
Ayo kita pelajari pantun,
Melestarikan budaya bangsa.

Horeeee...
Akhirnya bisa juga... Hahahaha
Semangat, semangat, semangat terus untuk belajar....

Rabu, 20 Oktober 2021

Penulisan Praktik Baik Pembelajaran Merdeka Belajar (WIT 2021)


Setelah hampir seminggu Pak Gurdes fokus dalam mendampingi putra kesayangannya Rido yang harus menjalani operasi ringan di telapak kakinya, kini Pak Gurdes memiliki kesempatan untuk kembali menuliskan kisahnya. Memang Pak Gurdes dalam beberapa hari ini memprioritaskan kesehatan putranya supaya segera pulih dan bisa beraktifitas seperti biasanya.

Kali ini Pak Gurdes mau berbagi ilmu yang diperolehnya dari program WIT 2021 yang sudah diikutinya sejak bulan Juli 2021 yang lalu. Setelah menjalani proses panjang akhirnya Pak Gurdes menjadi salah satu peserta yang dinyatakan lolos ke tahap 3 program WIT 2021 yakni "Penulisan Praktik Baik Pembelajaran Merdeka Belajar". Sebelumnya Pak Gurdes sudah melewati dua tahapan sesuai dengan kurikulum WIT 2021 berikut ini:


Pak Gurdes sangat bersyukur diberikan kesempatan untuk mengikuti sampai tahap akhir WIT 2021. Bagaimana tidak bersyukur, dari 2000-an guru peserta yang mengikuti tahap 1, kini hanya tinggal 300-an peserta yang bertahan. Dan selanjutnya bagi guru yang 'tulisan praktik baiknya' lolos kurasi maka akan diberikan kesempatan menjadi pembicara pada Temu Pendidik Nusantara (TPN), wah semoga Pak Gurdes menjadi salah satu dari peserta yang beruntung ya... Amin.

Pak Gurdes akan membagikan ilmu yang didapatnya dari program "Penulisan Praktik Baik" yang diikutinya melalui aplikasi sekolah.mu. Sebelumnya kita harus pahami bahwa paktik baik adalah gambaran pembelajaran yang sudah dilaksanakan dan secara nyata telah berhasil memberikan perubahan atau kebaikan dari pembelajaran-pembelajaran sebelumnya.

Adapun program "Penulisan Praktik Baik" ini memberikan pembekalan pada guru untuk mampu menuliskan praktik baik pembelajaran yang sudah terbukti efektif dan berhasil diimplementasikan. Mengapa dengan menulis? karena menulis merupakan salah satu cara yang efektif untuk berbagi pengalaman dan inspirasi dengan sesama rekan guru. 

Dengan kemampuan menuliskan praktik baik pembelajaran, diharapkan semakin banyak guru yang berbagi, semakin banyak guru yang mencoba praktik baik, semakin banyak guru yang berhasil, dan semakin banyak murid yang belajar dengan lebih baik.

Untuk memudahkan dalam menulis praktik baik, kita bisa menerapkan kerangka berpikir ATAP. Apa itu ATAP?

A  = Awal (Bagian yang menceritakan situasi awal pembelajaran, terkait tanggung jawab guru dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai).
T   = Tantangan (Bagian yang menceritakan tantangan, hambatan atau kesulitan yang dihadapi dalam mencapai tujuan pembelajaran).
A  = Aksi (Bagian yang menceritakan langkah-langkah atau strategi yang dilaksanakan pada pembelajaran demi mencapai tujuan pembelajaran).
P   = Perubahan (Bagian yang menceritakan pelajaran hasil refleksi dari pembelajaran, perubahan apa yang diperoleh setelah melakukan aksi)

Berikut ini salah satu contoh kerangka menulis praktik baik dengan menggunakan ATAP:


Kerangka berpikir ATAP yang sudah dibuat kemudian dikembangkan menjadi sebuah tulisan yang tersusun secara sistematis dan menarik untuk dibaca, dan tentunya harus sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). 
 
Dalam menulis praktik baik, ada beberapa miskonsepsi yang selama ini tertanam di benak guru, yakni:
1. Menulis hanyalah bagi orang yang berbakat. Padahal faktanya, menulis bisa dilakukan oleh siapa saja karena menulis adalah keterampilan yang bisa dilatih dan dikembangkan.

2. Menulis itu sekali dikerjakan langsung jadi. Padahal faktanya, menulis itu memerlukan proses dan perlu tahapan. Mulai dari memperoleh ide, mengembangkan ide, menulis draft, merevisi tulisan, editing sampai menerbitkan tulisan.

3. Menulis itu sangat sulit karena harus mengikuti ejaan yang benar. Padahal faktanya, yang terpenting dalam menulis adalah ide/gagasan. Soal ejaan adalah hal yang bisa dipelajari dan disempurnakan.

4. Menulis tidak ada kaitan dengan keterampilan bahasa lain. Padahal faktanya, menulis sangat terkait dengan ketrampilan bahasa lain seperti: membaca, berbicara dan mendengar (menyimak).

5. Profesi guru dan penulis tidak nyambung. Padahal faktanya, menulis sangat mendukung profesionalitas seorang guru. Dengan menulis guru bisa membagikan pengalaman pembelajaran yang dilakukannya. Justru guru yang berprestasi biasanya adalah guru yang suka menulis.

Guru Penulis adalah profesi yang sangat dibutuhkan bangsa kita saat ini. Guru harus terus belajar menulis karena dengan mahir menulis maka seorang guru akan semakin mampu memaksimalkan perannya sebagai guru. 

Seorang guru akan memberikan manfaat kepada orang lain ketika dia terbiasa berbagi akan hal-hal baik dan tentunya hal itu akan menginspirasi orang lain untuk turut serta mengetahui dan melakukan hal-hal baik tersebut. 

Mari terus belajar, mari terus menulis... menulis... dan menulis...  

Salam dari Pak Gurdes, Pak Guru Desa yang selalu semangat berkarya...

Selasa, 12 Oktober 2021

Lolos ke Tahap 3 WIT 2021

Kemarin malam setelah selesai menuliskan kisahnya yang berujudul "Siswaku Penyemangatku" Pak Gurdes iseng membuka emailnya. "Mana tahu ada email" masuk pikirnya. Memang Pak Gurdes harus sering-sering mengecek emailnya karena banyak naskah tulisan yang akan diedit dan dikumpulkannya menjadi buku antologi melalui emailnya.

Ketika dibukanya dia melihat sebuah email masuk dri program WIT 2021, tepatnya pengirimnya adalah ibu patricia dabukke, yang menjadi pembimbing mereka dalam pembuatan media. pak Gurdes sangat penasaran dan seger mengklik email masuk tersebut.


Dia langsung fokus pada judul surat yang masuk yakni "PENGUMUMAN TAHAP 3 WIT 2021" dia pak Gurdes langsung segera membaca isinya dan begitu senangnya Pak Gurdes membaca bahwa dia dinyatakan lolos ke tahap selanjutnya program WIT 2021. 

Matanya berkaca-kaca dan masih terbengong tak percaya. Dia sangat senang dan terntunya bersyukur diberikan kesempatan untuk melangkah ke tahap selanjutnya program WIT 2021 yang sudah diikutinya sejak bulan Juli 2021 yang lalu.

Pak Gurdes berharap tahap selanjutnya yakni "Penulisan Praktik Baik" dapat dilaluinya dengn lancar sampai akhirnya bisa menyelesaikan program WIT 2021 dengan baik....


Senin, 11 Oktober 2021

Siswaku Penyemangatku

Ada salah satu alasan dari sekian banyak alasan yang membuat Pak Gurdes selalu berusaha bersemangat dalam melakukan tugas pengabdiannya sebagai guru, yakni ketika melihat setiap siswanya yang selalu hadir di sekolah walaupun ada dari mereka yang harus berjuang dengan berjerih lelah untuk sampai ke sekolah.

Hari ini kembali Pak Gurdes kembali diingatkan akan komitmen dan kesungguhannya dalam mengabdi sebagai guru di desa tempatnya mengabdi. Pagi tadi ketika istirahat Pak Kepsek menyuruh Pak Gurdes yang memang kebetulan bertugas sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan untuk memanggil nama-nama siswa yang belum divaksin. 

Memang sekolah Pak Gurdes sudah melaksanakan vaksinasi covid-19 untuk siswa dua minggu yang lalu, tapi ada beberapa siswa yang tidak ikut karena tidak hadir ke sekolah pada saat itu.

Setelah menerima beberapa lembar kertas yang berisi nama-nama siswa dari Pak Kepsek, Pak Gurdes segera meraih mikropon dan memanggil mereka satu-persatu. Ada sekitar sepuluh siswa yang dipanggilnya, dan satu nama yang tidak asing lagi tetapi berkesan bagi Pak Gurdes adalah Rebenus Giawa. Regi, itulah nama panggilan dari teman-temannya kepadanya. 

Setelah mendengar namanya dipanggil Regi segera berlari dari ruang kelasnya menuju kantor guru, segera dia menemui Pak Gurdes. 

"Segera jumpai Bapak Kepala Sekolah ya nak!" demikian ucap Pak Gurdes. Regi segera masuk ke kantor dan menuju ke arah meja Bapak Kepsek.

"Ini surat yang harus kamu bawa untuk vaksin, segera berangkat bersama teman-temanmu ke SMA." Demikian perintah Pak Kepsek ketika Regi menjumpainya. 

Memang hari ini SMA yang berjarak sekitar 4 kilometer dari sekolah mereka sedang melaksanakan vaksinasi covid-19, dan bagi siswa SMP yang belum vaksin diperbolehkan untuk mengikuti vaksin di sana.

"Isi dulu NIK-mu ya!. Kata Bapak Kepsek lagi kepadanya sambil menyerahkan selembar kertas.

"Aku tidak hafal NIK-ku pak," jawab Regi.

"Kalau begitu tolong jemputkan ke rumah ya," ujar kepada sekolah lagi kepadanya.

"Rumahku jauh pak, satu jam perjalanan dari sini," jawab Regi lagi.

"Kalu begitu hubungi dulu orangtuamu untuk mengirimkan NIK-mu, segera ya," kata Bapak Kepsek kepada Regi.

"Orangtuaku tidak bisa ditelepon pak, di sana tidak ada jaringan," ucap Regi dengan wajahnya yang penuh dengan kepolosan.

"Kalau seperti itu kondisinya, nggak tahu lagi kita bagaimana caranya," timpal bu Zaini, Ibu Guru Pendidikan Agama Islam yang kebetulan berada di kantor guru bersama mereka.

Pak Kepsek terdiam, kehabisan kata-kata dan akhirnya menyuruh Regi agar membawa foto copy KK-nya besok hari. Regi tidak jadi divaksin hari ini karena NIK-nya yang tidak ada. 

Mendengar dan membayangkan perjuangan Regi untuk bisa hadir ke sekolah setiap harinya membuat Pak Gurdes terharu. Bagaimana tidak, pastilah perjalanan selama satu jam sangat melelahkan bagi Regi, apalagi kondisi saat ini musim kemarau yang membuat cuaca sangat panas pada siang hari. 

Regi memang sudah pernah bercerita kepada Pak Gurdes bahwa setiap hari harus berangkat paling lambat setengah 7 pagi, karena senam pagi sudah dimulai setengah delapan di lapangan sekolah setiap harinya.

Bukan hanya Regi, pada tahun-tahun sebelumnya juga pak Gurdes masih ingat ada beberapa siswa yang juga harus berjuang untuk sampai di sekolah dengan berjalan kaki. Mereka sampai harus membuka sepatunya ketika berjalan agar sepatunya tidak mudah rusak.  Mereka tidak memiliki sepeda motor, dan juga  karena kondisi jalan yang sulit dilalui. 

Mereka rata-rata adalah keluarga yang tinggal di kebun sawit atau karet, mereka ditugaskan untuk menjaga dan merawat tanaman yang ada di sana dengan upah bulanan, diberikan beras dan makanan pokok lainnya dan juga rumah gubuk sebagai tempat tinggal yang berada di lokasi kebun tersebut.

Tempat tinggal yang sunyi, seadanya dan tanpa listrik harus mereka huni dengan tidak ada jaminan mereka bisa bertahan dalam jangka waktu yang lama di sana, karena ada kalanya sang pemilik kebun akan memberhentikan dan menggantinya dengan orang lain sesuai dengan keinginan mereka.

Sungguh perjuangan yang sangat luar biasa yang dilakukan Regi dan kawan-kawannya. Jerih lelah untuk menuntut ilmu demi merubah masa depannya. Hal itulah yang membuat Pak Gurdes tidak punya alasan untuk tidak berusaha melakukan tugasnya dengan sepenuh hati sebagai guru. 

Kadang Pak Gurdes merasa malu melihat perjuangan siswanya dalam mengejar ilmu, ketika Pak Gurdes lengah dan tidak melakukan tanggungjawabnya sebagai guru dengan sungguh-sungguh.

"Siswaku, kalianlah pemberi semangat bagiku...," ucap Pak Gurdes dalam hati.

Minggu, 10 Oktober 2021

INTEGRITAS


Integritas... Sebuah kata  yang sangat sering kita dengarkan. Sangat mudah dikatakan, tetapi sulit untuk dilakukan. Bukan hal yang baru lagi kita dengarkan, bahwa integritas adalah kesesuaian antara perkataan dan perbuatan, dengan kata lain tidak adakemunafikan. Semuanya ditampilkan apa adanya sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. 

Kesesuaian antara ucapan dan tingkah laku yang ditunjukkan. Memang hal tersebut sangat langka ditemukan. Setiap hari manusia akan berusaha menampilkan hal-hal yang baik, yang benar, yang tidak tercela. Tetapi apakah kenyataan yang sebenarnya demikian? kembali kepada masing-masing pribadi yang mengetahuinya.

Seorang yang berintegritas akan berlaku jujur, tidak mempertontonkan kebohongan. Jujur pada diri sendiri kemudian jujur kepada orang lain. Ya, memang harus dimulai dari diri sendiri. Tanpa adanya tindakan jujur terhadap diri kita terlebih dahulu mustahil kita bisa jujur kepada orang lain.

Jujur kepada diri sendiri berarti mengikuti kata hati, mengikuti nurani. Tentunya hal ini perlu dilatih dengan terus berusaha untuk menolak hal-hal yang bertentangan dengan nurani walaupun kadang sulit di tengah-tengah kehidupan kita yang menuntut kita untuk membohongi kata hati.

Jujur pada diri sendiri berarti berpedoman kepada tuntunan ilahi. Kepekaan akan suara Tuhan Sang Pencipta Yang Maha Kuasa, itulah hendaknya yang terus mendorong kita untuk bisa melangkah sesuai dengan nurani yang murni.

Ketika kita sudah selesai dan berdamai dengan hati sendiri, maka untuk jujur kepada orang lain otomatis akan mudah dijalani. Dengan melatih untuk selalu konsisten dengan apa yang disampaikan kepada orang lain, selalu mengingat janji dan hal-hal yang kita sampaikan kepada sesama.

Integritas sangatlah luas maknanya. Integritas dalam pekerjaan atau profesi bukan sekedar tindakan jujur yang kita lakukan. Integritas juga menuntut untuk hidup sesuai dengan hal-hal yang melekat dengan pekerjaan atau profesi yang kita sandang.

Seorang guru yang berintegritas adalah guru yang benar-benar 'guru' sesuai dengan kompetensi yang dituntut darinya sebagai seorang guru. Profesionalitasnya menunjukkan dia berintegritas. Penguasaan kompetensi sesuai dengan jurusan atau bidang yang diampunya akan menunjukkan bahwa dia benar-benar guru yang berintegritas.

Demikian juga pekerjaan atau profesi lainnya. Dituntuk penguasaan akan bidang yang terkait dengan apa pekerjaan atau profesi tersebut. Memang tidak mudah, tetapi itulah kenyataannya ketika seseorang dikatakan berintegritas.

Berintegritas berarti jujur, dan benar-benar menunjukkan profesi yang diemban melalui profesionalisme yang dimilikinya.
  




Jumat, 08 Oktober 2021

Waktu... Waktu... Waktu...


Waktu...


Waktu adalah misteri

Waktu tidak bisa kompromi

Waktu akan tetap berlari

Waktu tidak akan pernah berhenti


Waktu akan terus melaju

Waktu tidak bisa dirayu

Waktu tidak akan layu

Waktu tidak pernah menipu


Waktu akan membuktikan segalanya

Waktu akan meyingkapkan semua rahasia

Waktu akan menunjukkan siapa kita yang sebenarnya

Waktu akan menjawab semua pertanyaan yang ada


Begitu berharganya waktu

Begitu pentingnya waktu

Begitu mahalnya waktu

Begitu perlunya waktu


Karena waktu tidak bisa dibeli

Karena waktu tidak bisa digadai

Karena waktu tidak bisa dicuri

Karena waktu tidak bisa dicari


Waktu akan berjalan dengan sendirinya

Waktu tidak bisa diintervensi

Waktu akan tetap hitungannya

Waktu tidak bisa diganti


Manusia diberi waktu yang sama

Tidak ada yang berbeda-beda

Satu hari bagi kita semua sama

Tetapi tentu berbeda cara memanfaatkannya


Waktu saat ini akan segera berlalu

Jangan biarkan waktu menghilang tanpa makna bagimu

Ukirkan sejarah bersama waktu

Sejarah yang bermakna bagi sesamamu...


Sigambal, 9 Oktober 2021, Pukul 12.17 WIB
Karya: Pak Gurdes

Kamis, 07 Oktober 2021

Lampu kembali padam, ANBK gagal?

Manusia hanya bisa berencana dan berusaha tetapi Tuhanlah yang menentukan akhir dan hasilnya, demikianlah pengalaman Pak Gurdes hari ini, tepatnya pada pelaksanaan ANBK hari ke-2 di sekolahnya yang ada di desa.

Pelaksanaan ANBK hari ini di sekolah Pak Gurdes dimulai tepat waktu pukul 07.30 WIB, tidak seperti kemarin yang molor sampai 2 jam dari jadwal yang ditetapkan. Mulai pagi hari semua berjalan dengan baik, dan sepertinya pelaksanaan ANBK hari ini akan berjalan dengan sukses. Mulai pagi sampai siang listrik menyala dengan stabil hanya sekali padam itu pun kembali menyala setelah beberapa menit kemudian.


Ujian sesi pertama yang diikuti 13 orang siswa selesai pukul 09.00 WIB, dan dilanjutkan dengan sesi kedua pukul 10.30 WIB yang diikuti 12 siswa, mereka mengerjakan soal-soal dengan tenang Pak Gurdes pun sangat senang. 

Hal yang membanggakan bagi guru-guru di sekolah Pak Gurdes, semuanya berjalan dengan lancar, apalagi sekolah mereka kali ini dikunjungi oleh perwakilan dari dinas pendidikan kabupaten untuk melihat secara langsung pelaksanaan ANBK di desa tersebut.

Hari ini lengkaplah sukacita di sekolah Pak Gurdes, seolah-olah sekolahnya sudah seperti sekolah di kota. Listrik menyala dengan stabil, pelaksanaan ujian berjalan dengan normal ditambah lagi  dikunjungi langsung oleh Pak Pohan selaku kasi SMP dinas pendidikan kabupaten.

Pukul 14.10 WIB ujian sesi ke tiga dimulai. Diikuti olah 9 orang siswa yang sudah tidak sabar menunggu dan ingin segera menyelesaikan ujiannya hari ini. Maklumlah teman-teman mereka sesi pertama dan kedua sudah selesai dan pulang ke rumah mereka masing-masing sehingga tinggal kesembilan siswa tersebut yang belum menyelesaikannya.

Sesi ketiga dimulai, semua laptop sudah tersambung dengan server, siswa pun mulai ujian dengan serius. Sekitar setengah jam kemudian Pak Pohan dan Pak Rahmat yang dari dinas memohon izin untuk pamit, mereka puas sudah melihat langsung pelaksanaan ANBK di sekolah desa berjalan dengan baik.

Hampir satu jam ujian berlangsung, ketika semua siswa asyik membaca dan menjawab setiap soal-soal di layar laptop, Pak Gurdes mulai mengantuk. Pak Gurdes menyilangkan tangannya di atas meja dan meletakkan kepalanya sekedar untuk melepaskan rasa kantuknya. 

"Mati lampu..." suara tersebut terdengar dan tiba-tiba mengejutkan Pak Gurdes, segera dia bangkit dan mengucek-ucek matanya dengan rasa kantuknya. Dia melihat ruangan gelap pertanda listrik padam.

Pak Gurdes dan guru-guru lainnya segera memastikan apakah listrik padam atau stut meteran yang balik, dan ternyata memang listrik PLN padam. Mesin gesnet pun dinyalakan oleh Pak Gurdes, ujian pun tidak bisa dilanjutkan karena jaringan internet tidak ada, genset dihidupkan hanya untuk menjaga laptop dan khususnya server tetap menyala. Ketika lampu menyala dan jaringan ada barulah ujian akan dilanjutkan. 

Awalnya mereka tenang karena yakin listrik padam tidak akan berlansung lama seperti har-hari sebelumnya. Kekuatiran mulai melanda Pak Gurdes, kepala sekolah, pak pengawas dan para guru lainnya karena sampai satu jam listrik belum menyala juga. 

Pak Haji Ramli Ritonga selaku kepala sekolah segera berinisiatif ke Simundol, desa kecamatan, beliau berencana menjumpai orang PLN yang katanya ada di sana. Mengapa harus dijumpai langsung? Ya, karena di desa tersebut jaringan telepon tidak ada ketika lampu padam sehingga harus menyampaikannya secara langsung bertatap muka.

Pak Gurdes hanya bisa berdoa dan berharap listrik segera menyala. Penantian panjang pun berakhir, akhirnya listrik pun menyala setelah sekitar 2 jam padam, ujian kembali dilanjutkan sekitar pukul  5 sore. Informasi yang diperoleh pak kepsek  di kecamatan bahwa ada pohon yang tumbang yang menyebabkan kabel terputus dan perlu waktu bagi pihak PLN untuk memperbaikinya.

Listrik sudah menyala, siswa-siswa kembali melanjutkan ujiannya. Tidak butuh waktu lama siswa menyelesaikan soal-soal yang ada, hanya sekitar setengah jam mereka semua sudah menuntaskan ujiannya karena memang pada saat listrik padam mereka sudah berada pada soal bagian akhir, yakni survei lingkungan belajar.

Siswa-siswa dipersilahkan pulang, tinggal para guru yang berada di ruang ujian untuk menyelesaian survei lingkungan belajar. "Server pusat sudah tertutup" tiba-tiba kalimat tersebut disampaikan oleh Bu Irma memecahkan keheningan karena semua  guru asyik dengan laptop masing-masing.

Bu Irma yang merupakan proktor ANBK di sekolah Pak Gurdes menyatakan bahwa data ujian sesi 3 tidak bisa dilaporkan karena server pusat sudah tertutup. Dia mencoba berbagai cara, dan menelepon pihak dinas tetapi belum ada solusi yang didapat. Mungkin karena waktunya ujiannya sudah lewat dari jadwal sehingga server pusat ditutup atau adalah masalah lainnya sehingga hasil ujian hari itu tidak bisa diupload mereka tidak tahu persis.

Waktu sudah menunjukkan hampir pukul 7 malam hasil ANBK juga belum bisa diupload,  karena sudah malam mereka pun memutuskan untuk pulang. Pak Gurdes dan guru lainnya membereskan barang-barang termasuk laptop yang akan mereka bawa pulang. Tiba-tiba Pak Gurdes sadar bahwa lampu sepeda motornya putus dan tidak menyala. Memang dua hari lalu ketika berada di rumah Pak Gurdes sudah tahu tetapi tidak sempat membawanya ke bengkel.

"Bagaimana pulang melewati perkebunan sawit yang sangat sunyi dan gelap tanpa lampu, dengan lama perjalanan 1 jam?" pikir pak Gurdes.

"Kita sama saja pulangnya Pak, atau bapak memakai sepeda motor saya, kita gantian?" ucap pak kepsek yang akrab dipanggil pak Haji.

"Coba kita cari bengkel di desa Simundol pak." Jawab Pak Gurdes

"Sepertinya tidak ada lagi bengkel yang buka malam-malam seperti ini Pak. Tapi dicoba dulu mana tahu ada," kata Pak Rambe yang merupakan pegawai di sekolah Pak Gurdes.

"Baiklah, saya akan mengiriringi bapak" Kata pak Kepsek menyahut.

Akhirnya Pak Gurdes bersama Pak Kepsek mengendarai sepeda motor secara beriringan sampai ke desa simundol, desa yang berjarak 2 kilometer dari sekolah mereka.

Mereka berdua pun berusaha mencari bengkel untuk mengganti lapu sepeda motor Pak Gurdes, tetapi dari dua bengkel yan mereka singgahi hasilnya nihil. Bengkel yang pertama tidak ada merespon sahutan mereka, mungkin orangnya sedang tidak di rumah atau sudah tidur mereka tidak tahu. 

Bengkel yang kedua mengatakan bahwa tidak memiliki spare part untuk mengganti lampu sepeda motor Pak Gurdes. Untunglah ada bengkel ketiga yang bersedia dan memiliki spart part bola lampu yang kemudian mengganti bola lampu sepeda motor Pak Gurdes. Pak Gurdes akhirnya lega, tidak terbayangkan bagaimana dia harus pulang ke rumah tanpa penerangan, bisa sampai tengah malam jadinya.


Waktu sudah menunjukkan pukul setengah delapan malam, Pak Gurdes bersama Pak kepsek meninggalkan bengkel dan melaju sepeda motornya di tengah kegelapan malam. Melewati perkebunan sawit yang gelap gulita. Melintasi beberapa desa yang sudah mulai sunyi.

"Singgah ke rumah dulu Pak, makan dulu di rumah!" Ucap Pak Kepsek kepada Pak Gurdes, menandakan mereka sudah sampai di desa Padang Rapuan, desa Pak kepsek tinggal. Desa yang jaraknya sekitar 8 kilometer dari sekolah mereka.

"Tidak usah pak, nanti kemalaman sampai di rumah, terima kasih Pak" Ucap pak Gurdes.

Pak Kepsek pun menepi, mengarahkan sepeda motornya menuju gang jalan ke rumahnya, sedang Pak Gurdes tetap melaju sepeda motornya untuk melanjutkan perjalanannya.

Malam yang sunyi, hening dan gelap. Jalan yang sisi kiri dan kanannya dipenuhi dengan pohon sawit dan pepohonan lainnya dilalui Pak Gurdes tanpa gentar. Dia tetap tenang dan berdoa, berharap sampai di rumah dengan sehat dan selamat. Dia percaya Tuhan selalu melindungi umat-Nya yang selalu mengandalkan-Nya.

Setengah jam perjalanan dilalui Pak Gurdes seorang diri dan dia akhirnya sampai di rumah dengan selamat berjumpa dengan istri dan anak-anaknya yang sudah menantikan kedatangannya. Melihat putra-putri dan istrinya menyambutnya dengan ceria di depan rumah membuat rasa letih yang dirasakannya seolah-olah hilang seketika.

Hari ini merupakan pengalaman yang indah dan tidak akan dilupakan oleh Pak Gurdes. Pengalaman pertama kalinya berjalan di tengah malam dari sekolahnya, melewati jalan berbatu dan berlumpur di tengah kegelapan malam dengan pohon sawit yang menemaninya di sepanjang jalan.

Kita hanya mampu merencanakan dan berusaha sekuat tenaga, tetapi Sang penciptalah yang menentukan hasilnya merupakan pelajaran berharga dari pelaksanaan ANBK hari kedua di sekolah Pak Gurdes. 

Kita harus selalu menyiapkan hati untuk hal-hal buruk yang bisa terjadi di masa yang datang. Kita tidak bisa mengatur apa yang akan terjadi, kita hanya bisa berserah dan berdoa kepada-Nya.

Rabu, 06 Oktober 2021

Suka Duka ANBK di Sekolah Desa

 

"Janganlah pernah menyerah ketika kamu masih mampu berusaha lagi. Tidak ada kata berakhir sampai kamu berhenti mencoba." Kata bijak dari Brian Dyson ini sangat tepat memotivasi kita semua untuk tetap berusaha, tidak patah semangat dalam menjalani hal-hal sulit sekalipun.

Hari ini Rabu tanggal 6 Oktober 2021 adalah hari pertama pelaksanaan ANBK (Asesmen Nasional Berbasis Kompetensi) di sekolah Pak Gurdes. Memang sekolah Pak Gurdes termasuk salah satu sekolah yang jadwal pelaksanaan ANBK-nya pada Rabu dan Kamis karena berada di wilayah barat kabupaten Padang Lawas Utara, sedangkan untuk sekolah-sekolah yang berada di daerah timur sudah menyelesaikan ANBK pada Senin hingga Selasa kemarin.

Pada pelaksanaan ANBK di sekolahnya Pak Gurdes diberikan kepercayaan oleh bapak kepala sekolah sebagai teknisi. Dia bekerja sama dengan Ibu Irma yang berperan sebagai proktor, mereka bertanggung jawab dalam menyukseskan pelaksanaan UNBK di sekolahnya. 

Selasa malam sebelum tidur Pak Gurdes sengaja memasang alarm pukul 5 pagi, dengan harapan akan berangkat pukul 6 pagi ke sekolah supaya dia tidak terlambat. Ya, memang masih banyak hal yang harus mereka persiapkan karena pada Selasa siang lampu tiba-tiba padam yang membuat persiapan mereka menyambut pelaksanaan ANBK terkendala.

Sebelum alarm berbunyi, rupaya istri Pak Gurdes sudah terlebih dahulu membangunkannya, memang Pak Gurdes juga sudah berpesan kepada istrinya supaya mengingatkannya agar tidak terlambat. Pak Gurdes sangat bersyukur hidup bersama istrinya.. cie..cie..cie... Istri yang sangat mengerti akan kondisi dan selalu mendukungnya. Setiap hari istri Pak Gurdes selalu menyediakan sarapan sebelum pak Gurdes menunaikan tugasnya.

Perjalanan satu jam ke sekolah berjalan dengan lancar. Sepeda motor Pak Gurdes melaju dengan kencang dan akhirnya sampai di sekolah pukul 07.05. Pak Gurdes dan Ibu proktor pun segera mengambil tugas masing-masing. Pak Gurdes mempersiapkan dan menyalakan semua laptop yang akan digunakan, sedangkan bu proktor berada di depan layar komputer server untuk mengatur koneksi semua perangkat yang akan digunakan.

Waktu terus berjalan, sampai pukul 08.30 WIB belum juga ada tanda-tanda ujian bisa dimulai karena server belum menampilkan laman untuk memulai ujian, padahal jadwal seharusnya pukul 07.30 ujian sesi pertama sudah dimulai. Bu proktor berusaha dengan berbagai cara. Tiba-tiba lampu padam, bu Proktor mulai gelisah dan Pak Gurdes segera bergegas untuk menghidupkan mesin genset yang sudah dipersiapkannya di depan ruang ujian. 

Komputer server tiba-tiba mati, bu proktor panik, demikian juga Pak Gurdes. Memang ada UPS yang berfungsi untuk menyuplai arus selama lampu padam ke komputer server, tetapi server tidak menyala. "Mengapa server mati?" pikir pak Gurdes. Dia pun segera mengecek kabel-kabel untuk memastikan tidak ada sambungan yang terputus.


Lampu PLN menyala kembali tetapi semua perangkat masih padam. Pak Gurdes mengambil obeng dan mengecek sambungan kabel satu-persatu, ternyata kepala cok listrik terbakar dan patah pada bagian dalam yang mengakibatkan arus tidak mengalir, hal itu disebabkan karena lampu padam dan menyala terjadi secara berulang-ulang. 

Saking seringnya lampu padam Pak Gurdes sampai lupa berapa kali dia harus bolak-balik menuju kantor guru yang berjarak sekitar 50 meter dari ruang ujian untuk membalikkan stut meteran dan kemudian menghidupkan mesin genset, demikian dilakukannya dengan tergesa-gesa.

Kesabaran Pak Gurdes benar-benar diuji ketika baru saja membalikkan stut meteran dan hendak menghidupkan genset, listrik dari PLN tiba-tiba menyala. Demikian juga ketika Pak Gurdes baru saja mematikan genset, listrik PLN pun kembali padam yang mengharuskan dia kembali membalikkan stut meteran dan menghidupkan genset. Keadaan tersebut menuntut kesabaran yang cukup tinggi.

Kondisi yang harus mereka hadapi juga adalah ketika listrik padam maka jaringan internet seketika juga akan hilang, sehingga ujian tidak akan bisa berlangsung. Pak Gurdes langsung ingat pesan dari pihak dinas ketika mereka mengikuti workshop persiapan ANBK se-kabupaten beberapa hari yang lalu. "Kalau lampu padam banyak-banyak berdoa saja supaya lampu cepat menyala." demikian jawaban yang disampaikan menjawab pertanyaan peserta waktu itu... Hehehehe...

Listrik akhirnya stabil, server pun bisa berfungsi dengan baik dan ujian sesi pertama pun bisa dimulai pukul 09.30 WIB, terlambat dua jam dari jadwal yang seharusnya. Tiga sesi pelaksanaan ANBK akhirnya selesai pukul 15.20 WIB tentunya dengan perjuangan dengam penuh kesabaran. 

Selama ujian berlangsung baik sesi pertama, kedua dan ketiga beberapa kali lampu padam dan kembali menyala. Hal itu memaksa Pak Gurdes dan bu proktor harus bekerja ekstra, kembali mengatur semua laptop ke pengaturan awal supaya siswa bisa kembali mengerjakan soal ujian.

Dengan berbagai tantangan yang dihadapinya, Pak Gurdes tetap bersyukur karena semua siswanya bisa mengikuti dan menyelesaikan ANBK hari pertama dengan baik.

Setelah menuliskan kisahnya hari ini Pak Gurdes pun merebahkan dirinya sambil berharap besok listrik tidak padam. 

Semoga pelaksanaan ANBK hari kedua di sekolah Pak Gurdes bisa berjalan dengan baik....

Postingan Terbaru

Di mana kebahagiaan itu berada?

Di mana kebahagiaan itu berada? Kadang lelah jiwa mencari Karena dahaga yang tak terobati Rasa haus akan kebahagiaan Yang diharapkan memberi...

Postingan Terpopuler dalam sebulan ini