Jumat, 31 Juli 2020

Cara Menulis Buku Best Seller bersama Bapak Encon Rahman (Guru Berprestasi Nasional)



Buku best seller merupakan sebuah buku yang terjual mencapai 30 - 50 ribu pertahun atau laku terjual sekitar 3000 buku per bulan. Tentu tidak mudah untuk menulis sebuah buku best seller karena buku tersebut harus memiliki kualitas dan daya tarik sehingga orang lain ingin membacanya. 

Bagaimana caranya untuk menulis buku best seller ? Itulah yang diuraikan narasumber pada malam hari ini, yakni Bapak Encon Rahman, S.Pd yang akrab disapa dengan panggilan Kang Encon. Kecintaannya pada bidang sosial-pendidikan mendorong beliau untuk berkiprah pada tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. 

Banyak prestasi yang sudah diraih Bapak yang menyelesaikan pendidikan dari Universitas Pasundan Bandung jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia ini, diantaranya Juara II tingkat Nasional pada sayembara menulis karya ilmiah  pada tahun 2005, juara III Kreativitas Guru tingkat Nasional pada Tahun dan Juara II "Simposium Nasional Program Program bermutu" pada tahun 2012, Juara Harapan I Forum Ilmiah Guru SD Tingkat Propinsi  Jawa Barat pada Tahun 2013, Finalis INOBEL tingkat SD pada tahun 2014, Finalis "Anugerah Mahkamah Konstitusi Guru PPKn kelompok SD Tingkat Nasional dan Juara I Tingkat Propinsi Jawa Barat pada Tahun 2015, Juara I Guru berprestasi Tingkat Nasional dan Guru Inspiratif Jawa Barat pada Tahun 2016, penghargaan sebagai guru Internasional dari PMCA Kerajaan Thailand pada Tahun 2017 serta Memperoleh penghargaan Satya Lencana dari Presiden RI sebagai guru berprestasi di bidang Pendidikan.

Keberhasilan Bapak yang lahir pada tanggal 5 April 1972 di Majalengka ini dalam tulis menulis mendorong beliau juga menjadi pembicara, trainer, dan konsultan ekonomi mikro di berbagai lembaga BUMN.

Adapaun karya beliau yang sudah dipubilkasikan antara lain (1) Menulis 500 berupa cerita pendek, artikel pendidikan dan puisi ke surat kabar / majalah lokal dan nasional. (2) Menulis 6 buku pelajaran untuk Sekolah Dasar, (3) Menulis 2 buku sosial (4) Menggambar 150 kartun di surat kabar/majalah (5) Menulis Penelitian Tindakan Kelas setiap tahun dan dipubliksikan di jurnal ilmiah.

Di awal pemaparannya, kang Encon menyampaikan bahwa ada tiga tujuan dalam menulis buku, yaitu untuk :
1. Mengembangkan Budaya Literasi atau Koleksi pribadi. Bentuknya adalah buku yang ditulis secara keroyokan (Buku Antologi)
2. Kenaikan Tingkat/Pangkat. Bentuknya Buku Solo, Karya bersama, Artikel, PTK, Best Practise dan Modul/Diktat
3. Mencari uang (Finansial). Bentuknya adalah buku yang berbicara tentang How to (bagaimana).

Dari ketiga tujuan diatas, menurut beliau penulis yang hebat/sukses akan berhasil bila karyanya bisa dinikmati semua orang bukan dinikmati sendiri atau hanya koleksi pribadi. Ketika buku yang ditulis bisa diterima orang banyak dan bermanfaat untuk orang banyak maka secara otomatis akan meningkatkan finansial penulis dan pihak penerbit. "Seorang penulis diharapkan tidak hanya bisa menulis saja tetapi harus bisa memasarkan buku yang ditulisnya", inilah tingkatan level tujuan menulis yang paling tinggi,, urai beliau.

Bila penulis hanya bertujuan untuk menunjang kenaikan pangkat (memproleh angka kredit), dalam hal ini untuk mendapatkan angka kredit, maka Jenis Buku yang ditulis harus buku Pendidikan yang sudah ditetapkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Antara lain :
1. Karya Bersama, merupakan buku pendidikan yang ditulis bersama dengan jumlah penulis 4 orang
Adapun Nilai Angka Kredit (AK) yang diperoleh : Penulis Utama 40% dan Penulis pembantu 1,2,3 = 20%

2. PTK dan Best Practise, merupakan publikasi hasil penelitian dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan di sekolah. Hasil penelitian yang Ber ISBN nilai AK 4, sedang untuk JurnaI ilmiah terakreditasi AK nya 3.

3. Tulisan Ilmiah Populer (Artikel), merupakan tulisan ilmiah yang dipubilkasikan di Media massa (Koran, Majalah, dsb) yang menyangkut bidang pendidikan. Untuk AK Artikel untuk tingkat Nasional 2 dan tingkat propinsi 1,5.

4. Buku Teks Pelajaran, merupakan buku yang berisi pengetahuan untuk bidang ilmu atau mata pelajaran tertentu dan diperuntukkan bagi peserta didik pada suatu jenjang pendidikan tertentu atau sebagai bahan pegangan mengajar guru, baik sebagai buku utama maupun sebagai buku pelengkap.
AK yang didapatkan, untuk buku teks pelajaran lolos BSNP AK nya 6, 
Buku yang dicetak penerbit ber-ISBN, AK nya 3
Buku yang dicetak penerbit yang tidak ber-ISBN, AK nya 1.

5. Buku Pedoman Guru, merupakan buku tulisan guru yang berisi rencana kerja tahunan guru yang terdiri dari : a) Rencana kerja pengembangan pembelajaran bagi peserta didik dan b) Rencana pengembangan profesi bagi guru pembelajar. Dengan AK 1,5.

6. Modul/Diklat Pelajaran, Merupakan materi pelajaran yang disusun dan disajikan secara tertulis sedemikian rupa sehingga pembacanya diharapkan dapat menyerap sendiri materi tersebut.
AK yang didapatkan, Untuk Modul yang digunakan di Tingkat Propinsi AK nya 1,5
Modul yang digunakan di Tingkat Kota/Kabupaten AK nya 1
Modul yang digunakan di Sekolah AK nya 0,5

7. Buku Bidang Pendidikan, merupakan buku yang berisi pengetahuan terkait dengan bidang kependidikan, dimana buku ini haru bermanfaat untuk guru dan siswa.
AK yang didapatkan, bila dicetak penerbit ber-ISBN, AK nya 3
bila dicetak penerbit yang belum ber-ISBN, AK nya 1,5

8. Karya Terjemahan, merupakan tulisan yang dihasilkan dari penerjemahan buku pelajaran atau buku dalam bidang pendidikan dari bahasa asing atau bahasa daerah ke bahasa Indonesia atau sebaliknya, yang digunakan untuk membantu proses pembelajaran.

Mengenai buku best seller, beliau mengatakan bisa saja awalnya buku ditulis untuk memenuhi angka kredit, tetapi karena laris manis dan sangat diminati masyarakat sehingga buku tersebut dicetak dalam jumlah banyak dalam waktu yang pendek sejak diterbitkan maka buku tersebut masuk ke dalam kelompok buku best seller dengan kategori apabila mencapai penjualan 30.000 sampai 50.000 buku pertahun atau sekitar 3000 perbulan.

Ada 6 Cara Menulis Buku best seller yang beliau bagiakan, yaitu :
1. Menulis buku 2 jam dalam sehari lebih baik dari pada menulis buku 10 jam dalam 2 hari. Artinya kekonsistenan setiap hari untuk menulis dengan waktu yang tidak terlalu lama lebih baik dari pada sekali-sekali menulis dalam waktu yang lama.

2. Miliki dan kumpulkan buku tematik agar mudah dalam menambah wawasan pada saat menulis buku yang sejenis. Buku tematik sebagai penunjang yang sangat berguna untuk menambah pengetahuan tentang buku yang akan ditulis sehingga kualitas dan bobot buku yang dihasilkan akan semakin baik.

3. Menulis buku lebih nyaman di sepertiga malam atau pagi hari antara pukul 03.00 sampai 06.00 WIB. Karena pada jam itu menurut beliau kita akan lebih fresh dalam menulis buku.

4. Menulis buku harus seijin suami/istri. Dengan adanya ridho pasangan maka diharapkan akan menghasilkan buku yang berkualitas sehingga bisa menjadi best seller.

5. Sebelum menulis buku, dianjurkan memiliki wudhu agar tulisan kita mempunyai 'ruh'. Seperti para Ulama, Kiyai dan sahabat Nabi, dahulu mereka selalu meiliki wudhu sebelum menulis maka buku mereka berkualitas dan panjang usianya, lebih panjang dari usia penulisnya. Dengan berwudhu kita juga akan mendapatkan hidayah dan tuntunan dari Allah.

6. Menulis resume buku karya orang lain dengan tema yang sejenis sesuai dengan buku yang sedang kita tulis.  Ketika kita mengalami kesulitan atau kebuntuan maka dengan meresume buku karya orang lain yang sama tema dengan buku yang sedang kita tulis itu akan sangat membantu untuk mengembangkan tambahan-tambahan yang diperlukan di dalam buku kita.

Supaya tidak salah akan perbedaan resume dan ikhtiar, beliau menyampaikan bahwa Resume adalah menulis ringkasan dari tulisan yang panjang dengan cara mengambil bagian pokoknya saja, dalam menulis resume tidak boleh ditambah pendapat pribadi, sedangkan ikhtiar adalah menulis ringkasan dengan cara menuliskan pokoknya berdasarkan pemahaman sendiri.

Adapun 5 langkah menulis resume yang baik adalah :
1. Membaca buku yang akan di resume
2. Menemukan gagasan pokok
3. Menuliskan kembali gagasan pokok secara berurutan
4. Menulis resume yang singkat dan padat
5. Mempublikasikan resume, baik di blog atau media sosial lainnya untuk dibaca dan bermanfaat bagi orang lain.

Di dalam menulis buku, kang Encon mengingatkan perlunya perencanaan, mulai dari Judul sampai kepada outline setiap bagian dari buku yang akan ditulis. Dengan outline yang jelas pada setiap bagian buku akan sangat membantu penulis untuk bisa menulis dengan terarah dan menghasilkan buku yang berkualitas.

Diakhir acara beliau menyampaikan bahwa didalam menulis buku jangan takut salah, tetapi takutlah tidak bisa memperbaiki kesalahan. Hendaknya motivasi dalam menulis buku adalah untuk mencari ridho Allah, bukan berfokus kepada hal duniawi yakni sekedar untuk finansial dan mengumpulkan angka kredit. 

"Ala bisa karena biasa, Ala biasa karena dipaksa" itulah kata bijak yang disampaikan beliau untuk menutup pertemuan malam ini. Kiranya melalui materi yang diperoleh bisa menolong untuk semakin memperkaya kita dalam menulis dan akhirnya suatu saat nanti buku yang kita tulis akan menjadi buku best seller...

Rabu, 29 Juli 2020

Guru Daerah Terpencil dari NTT Menghasilkan Karya Luar Biasa (Ibu Dra. Lilis Sutikno, SH)


Bertugas sebagai guru di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar) membutuhkan suatu pengabdian yang luar biasa bagi seorang guru. Seperti yang saya rasakan ketika akhir tahun 2014 ditempatkan di SMPN 2 Dolok Sigompulon, Kec. Dolok Sigompulon, Kab. Padang Lawas Utara, Propinsi Sumatera Utara, sebuah sekolah tertinggal yang berada di sebuah Desa yang terletak dipegunungan bukit barisan pulau Sumatera. Saya harus meninggalkan kota Medan dan terjun ke daerah yang sangat jauh dari kota dengan jalan yang masih parah. Saking tertinggalnya, kami sering bercanda bahwa dari desa itu hanya butuh ongkos Rp. 2000, - untuk sampai ke langit ☺☺☺

(Dokumentasi pada saat penulis survei ke sekolah penempatan)

Awal saya kesana saat itu belum ada sinyal internet, hanya bisa menelepon itupun kalau listrik tidak mati (disana dulu listrik mati adalah suatu hal yang tidak asing lagi) dan kita harus berusaha mencari daerah yang tinggi supaya komunikasi dapat terdengar dengan jelas. Saat ini keadaan sudah semakin membaik dimana sebagian jalan sudah diperbaiki, walaupun sinyal dan listrik belum sepenuhnya stabil. Tetapi semuanya itu tetap saya syukuri dengan mengabdi setulus hati untuk para siswa yang selalu menantikan kehadiran kami para guru disana setiap pagi.



Malam hari ini, saya merasa sangat senang. Seorang ibu guru yang sangat baik hati yang juga mengabdi di salah satu daerah terpencil di Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) tepatnya di perbatasan kota Kupang dan Kabupaten Kupang menjadi Nara sumber belajar menulis melalui WAG yang diselenggarakan oleh Om Jay - PGRI. Saya sangat terkesima, bukan hanya mengabdi tetapi ibu guru yang mengajar di SMP Negeri 2 Nekamese ini mampu menorehkan berbagai prestasi luar biasa sebagai penggerak pemberantasan Buta Aksara bagi kaum ibu dan anak-anak dan juga sebagai penulis buku, bahkan buku yang beliau tulis berhasil menjadi buku best seller yang berjudul "Guru adalah Inspirasi".

Hal yang sangat menarik dan unik, sebagai penulis buku beliau menulis buku berawal dari status yang diposting di facebook. Dari tulisan-tulisan di facebook tersebut akhirnya dikemas menjadi sebuah buku, bahkan berhasil menjadi buku best seller.  Hal yang patut diteladani ...

Bernama lengkap Dra. Lilis Ika Herpianti Sutikno, SH, ibu guru yang mengambil jurusan pendidikan IPS - IKIP PGRI Surabaya  (lulus tahun 1992) dan Jurusan Ilmu Hukum - Univeritas Wijaya Putra Surabaya (lulus tahun 2000)  ini juga aktif menjadi editor beberapa buku, diantaranya :




Beliau juga merupakan instruktur di provinsi NTT dan beperan sebagai Narasumber Literasi di daerah perbatasan. Yang menarik biasanya setiap guru yang ingin menjadi Instruktur harus melalui program diklat, tetapi hal itu tidak berlaku bagi ibu Lilis, beliau menjadi instruktur dan narasumber karena beliau adalah seorang penulis... Wow, Keren

Sebagai Instruktur dan Narasumber  beliau sering mendapat tugas keliling berbagi ilmu dari kecamatan ke kecamatan, dari desa ke desa dan klaster ke klaster pada zaman sosialisi Kurikulum 2013 dulu. Berkat perjuangannya Ibu Guru yang lahir pada tanggal 11 Maret 1969 di Surabaya ini berhasil menorehkan prestasi menjadi Juara kedua Tingkat Nasional  dalam ajang lomba guru bertajut "MY TEACHER MY HERO AWARD INDONESIA DIGITAL LEARNING pada Tahun 2015  bersama Bapak Prof. Eduardus Edo Indrajid.

Sungguh luar biasa bukan? Guru dari pelosok dengan segala keterbatasan yang ada bisa menghasilkan prestasi yang membanggakan...

Bukan hal yang mudah untuk bisa menjalani medan yang begitu parah di tempat tugas, sampai beliau pernah jatuh dua kali dari kendaraannya. Dengan keberanian luar biasa yang harus naik sepeda motor sendiri membuat beliau dijuluki dengan sebutan anggota DPR jalanan. ☺

Satu prinsip hidup beliau yang patut dicontoh adalah selalu berusaha di tempat tugas tepat waktu, beliau orangnya cuek, "ikut truk proyek atau kendaraan apa saja saya ikut, yang penting tidak terlambat mengajar" ujar beliau.

Inilah  beberapa dokumentasi beliau ketika harus berjuang di dalam menjalankan amanah sebagai pendidik di daerah tersebut :







Sebelum mengakhiri pemaparan, beliau menyampaikan kepada kami semua peserta belajar menulis bahwa apapun yang Allah berikan kepada kita mari kita syukuri, dan nikmati itu sebagai anugerah terindah dari Allah untuk kita. Lalu lukiskan keadaan apapun yang Allah berikan kepada kita dalam goresan pena kita. Suatu saat goresan pena itu akan membekas pada sanubari dan menjadi sejarah indah bagi generasi kita.

Tidak lupa beliau juga membagikan power point yang berisikan bahan ketika beliau berkeliling menjadi Narasumber mengajar menulis di NTT.


Pada sesi tanya jawab yang dipandu oleh Moderator Mr. Bams, banyak hal yang disampaikan oleh ibu guru yang energik ini, antara lain :

Menjawab peryanyaan Ibu Ai S Dewi dari Subang tentang cara memotivasi para guru diperbatasan, beliau menyampaikan bahwa keinginan untuk menulis guru diperbatasan di pandang sebagai sesuatu yang paling berat. 
"Tugas saya sebagai inspirasi kepada mereka semua, dengan memberikan gambaran bahwa menulis itu mudah. Lalu saya membantu mencari penerbit yang murah. Yang bisa di jangkau oleh guru-guru di perbatasan. Sebab menulis buku bagi seorang guru memiliki nilai ganda", jawab beliau.

Untuk pertanyaan tentang motivasi menjadi penulis yang handal, beliau menjelaskan bahwa alasan untuk menjadi penulis adalah Rasa ingin hidup tak akan mati. Sebab seorang penulis itu tidak akan pernah mati. Suatu saat jika saya telah tiada, rekam jejak saya terus ada, urai beliau.

Pertanyaan yang saya ajukan sendiri tentang apa yang menjadi motivasi untuk tetap semangat mengabdi dengan kondisi daerah yang sulit bahkan menghasilkan prestasi yang luar biasa, beliau bercerita bahwa awalnya dulupun beliau  suka mengeluh, suka capek dan sering menangis bahkan sang suami pernah bilang beliau itu seperti anak TK. Lalu karena suami ibu tersebut orang asli NTT, suami beliau mencari saudara yang pejabat untuk bisa merekomendasikan istrinya tugas profesi ke Jawa, ikut DIKLAT gitu. Alhamdulillah beliaupun ikut Diklat BUDI PEKERTI di Jakarta. Dalam diklat guru tersebut, instruktur selalu bercerita menyampaikan pesan moral yang membangun jiwa menjadi kuat salah satunya adalah dengan kalimat "Sebaik-baik manusia itu adalah yang hidupnya selalu bermanfaat utk orang lain".

Lalu...
Niatkan semua pekerjaan kita di dunia ini untuk ibadah kepada Allah semata, dan mengharapkan ridho Allah semata. 
Dari diklat itu saya mulai menulis... Menulis.... Menulis..... Eee.. Asyik juga.... Dan keterusan hingga kini. Urai beiau menjawab pertanyaan saya. Bahkan beliau bercerita bahwa daerah tempat mengajar beliau sangat tragis, air susah dan beliau pernah mengajar mata pelajaran olah raga dan prakarya.
Mendengar jawaban beliau, saya sangat terharu dan semakin bersyukur untuk kesempatan yang diberikan untuk mengabdi di sekolah saya saat ini.

Terkait pernah tidak kehilangan motivasi, menjawab pertanyaan ibu Siti Nurbaya AZ dari SMAN  2 Karimun Kepri, beliau mengatakan pernah juga kehilangan motivasi dikarenakan kepala sekolah tidak mendukung kegiatan yang beliau ikuti, beliau mensiasatinya dengan banyak berdzikir, berdzikir dan berdzikir.

Dalam hal membagi waktu untuk keluarga dan menjalankan tugas di daerah perbatasan yang merupakan pertanyaan dari Ibu Aning S dari SMP N 1 Pucakwangi Kab.Pati, beliau menyatakan sangat bersyukur dengan keluarga yang mendukung karena anak-anak yang sudah besar dan juga khususnya suami yang sangat mengerti akan kesibukan beliau dengan selalu mendukung dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga.

Menjawab pertanyaan Pak Damdam Efendi dari SMPN 41 Bandung, terkait cara mengatasi sering dihantui perasaan bersalah dalam menulis. Beliau menyarankan untuk menulis saja dengan penuh percaya diri, habis nulis jangan langsung di revisi. Tulis lagi... Terus menulis.... Dan lagi.... Nulis lagi..... Sampai buanyak.... Lalu simpan. Kemudian jalan-jalan ...
Biasakan selesai menulis jangan langsung di baca dan edit.. Edit nya besok harinya ...
Lalu sebelum menulis berdoa dulu, agar tulisan kita di ridhoi Allah. Pas edit juga berdoa lagi, lalu edit dengan hati yang tenang. Menulislah dengan hati pasti sampai kepada pembaca juga di terima dengan hati juga, jawab beliau

Soal tokoh yang menginspirasi beliau untuk tetap sabar dan tekun dalam menjalani tugasnya yang ditanyakan oleh  Ibu Sri dari Jogjakarta, ibu Lilis menyampaikan bahwa tauladan beliau dalam melaksanakan tugas adalah Rasulullah Saw. Karena Rasulullah Saw adalah tauladan yang beliau ingin contoh dalam hidupnya.

Pertanyaan dari Bapak Hamdami dari Kepri tentang bagaimana pengalaman yang dirasakan pada saat mengajar kaum buta aksara dari ibu-ibu  dan anak-anak diperbatasan NTT, beliau menyatakan tetap bersyukur kepada Allah Swt bahwa beliau dikarunia menjadi wanita karier yang bisa sekolah sampai S1. Meski jujur hingga detik ini beliau ingin sekali sekolah S2 dan lanjut ke S3.

"Bahwa di belahan bumi dimana saya dilahirkan dan di besarkan masih banyak kaum perempuan yang tidak bisa membaca dan menulis. Kesulitannya jika menjumpai para ibu-ibu putus asa tak mau belajar lagi. Karena tuntutan ekonomi harus mencari nafkah beban saya semakin berat. Karena harus meluangkan waktu ekstra belajar bersama di rumahnya. Dan harus jemput kerumahnya lagi jika tak mau datang ke pusat belajar. Senangnya mereka bisa baca, dan membuat resep kue, resep masakan, lalu masakannya di antar ke rumah saya. Ha ha ha..., jawab beliau. 

Menjawab pertanyaan ibu Agathe dari SMPN 2 Selat Kapuas-Kalteng tentang cara memulai menulis pengalaman pribadi sehingga bisa menginspirasi orang lain. Beliau mengajak bu Agathe untuk singgah facebook beliau, karena dari kisah di facebook itulah yang beliau angkat menjadi sebuah buku.

"Atau bisa klik nama saya Lilis Sutikno, akan muncul kisah saya yang di tulis oleh alumni guru nge-blog pimpinan Om Jay. Banyak sekali trik dan tipe menulis pengalaman pribadi yang saya tuangkan dalam FB. Lalu saya kemas ke dalam buku saya yang jadi Best Seller tersebut. Tulisan dalam FB, saya kemas jadi buku. Saya cetak sendiri dan saya jual sendiri. Lalu jadi Best Seller... Alhamdulillah . . .Kuncinya PERCAYA DIRI Bu"  kata beliau.

Mengenai pemasaran buku best seller yang ditanyakan oleh  Bu Prapti dari SMP N 1 Ciater-Subang, bu Lilis mengatakan bahwa beliau mencetak sendiri 1000 buku dan habis. Laris manis... Cetak lagi kedua habis...
Buku itu beliau jual di FB saja...
Lalu beliau aktif di AGUPENA (Asosiasi Guru Penulis Indonesia) NTT dan kenal baik dengan Kadis.
Kadis kemudian membantu jualkan ke sekolah - sekolah. Satu  sekolah 10 hingga 20 buku bayar pakai dana BOS
Buku beliau juga sudah terjual sampai ke Negara Denmark yang dibawa Om dan Tante beliau yang bertugas di Denmark.  Sudah di bawa juga ke Cina oleh teman beliau yang berprofesi sebagai pelaut dan di jual di Tiongkok, dijual untuk para TKW dan TKI disana.

Papua, Kalimantan, Sumatra, Aceh,  Jogya, Solo, Surabaya, Jakarta, Bandung, Ambon,Ternate, Malaysia, Singapore dan Thailand merupakan daerah yang sudah menjadi tempat pemasaran buku beliau. Sangat mengagumkan bukan ....

Beliau juga menekankan kembali jika kita menulis maka menulislah dengan hati dan berdoa dengan hati. Maka buku kita akan sampai di hati pembaca dengan hati pula ...

Sebagai penutup Bu Lilis Sutikno menyatakan bahwa " Menulis semudah ceplok telur, maka menulislah. Menulis adalah luapan rasa cinta yang tak sampai, maka menulislah agar cinta itu tersampaikan dengan baik melalui tulisan kita.

Sungguh sangat luar biasa inspirasi dari Ibu Lilis Sutikno yang menjadi nara sumber pada malam hari ini. Saya yang juga mengabdi di daerah tertinggal merasakan motivasi yang kuat untuk semakin semangat dalam berkarya melalui pengabdian yang terbaik di sekolah dan semakin tekun dan konsisten dalam menulis.... 

Semoga bisa mengikuti jejak Bu Lilis...

Selasa, 28 Juli 2020

Menjadi Guru Inspiratif dengan Segudang Prestasi (Bapak Sigit Suryono, M.Pd)



Untuk meraih sebuah prestasi pasti diperlukan usaha yang sungguh-sungguh dan tentunya juga dengan persiapan yang matang. Sebagai guru yang menginspirasi peserta didik, prestasi yang diraih seorang guru sangat diperlukan sehingga guru tersebut bisa menjadi figur yang di ikuti oleh siswanya. Walaupun prestasi bukanlah tujuan akhir dari seorang guru, tetapi prestasi yang ditorehkan guru pasti akan mampu meningkatkan gairah siswa untuk mengikuti proses pembelajaran.

Gelar guru segudang prestasi pantas di berikan kepada Bapak Sigit Suryono, M.Pd. yang merupakan nara sumber group belajar menulis pada malam ini. Guru IPA di SMPN  1 Wonosari kabupaten Gunung kidul DIY ini telah mengukirkan namanya pada berbagai ajang kompetisi di tingkat nasional. 

Tercatat ada 21 Prestasi yang telah beliau torehkan, yaitu :
1. Kompetisi Guru. Finalis Nasional Tingkat Nasional tahun 2009
2. Finalis Inovasi Pembelajaran Tingkat Nasional SMP 2009.
3. Juara 3 situs web SMP Tingkat Provinsi DIY 2010
4. Juara 1 Situs web SMP tingkat Provinsi DIY 2011
5. Finalis Lomba Media Pembelajaran KI Hajar Penghargaan tingkat Nasional Tahun 2012
6. Juara 1 Guru Gambar SMP Tingkat Provinsi DIY Tahun 2013
7. Finalis Guru Gambar SMP Tingkat Nasional Tahun 2013
8. Juara 2 Guru Tingkat Kabupaten Gunungkidul tahun 2013
9. Finalis Lomba Mobile Edukasi tingkat nasional tahun 2014
10. Finalis Lomba Mobile Edukasi tingkat Nasional tahun 2015
11. Juara 1 Guru SMP Berprestasi Tingkat Kabupaten Gunungkidul tahun 2015
12. Juara 1 Guru SMP Berprestasi Tingkat Provinsi DIY Tahun 2015
13. Juara 1 Guru SMP Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2015
14. Penerima Gubernur Anugrah DIY tahun 2015 atas prastasi sebagai Juara 1 Gupres TK Nasional.
15. Penerima SatyaLencara Bidang Pendidikan dari Presiden RI tahun 2016 atas prestasi sebagai juara 1 guru berprestasi Tingkat Nasional tahun 2015.
16. Menerima Penghargaan Kursus Singkat dari Australia Award Indonesia tahun 2016 di Melbourn dan Sydney.
17. Sebagai Salah Satu Peserta Literasi Tingkat Nasional 2017.
18. Duta Rumah Belajar Tk Nasional Th 2018 dan Duta Rumah Belajar Terinovatif Th 2018.
19. Penerima Anugrah Gubenur DIY tahun 2018 atas prestasi sebagai Duta Rumah Belajar Terinovatif Thn 2018.
20. Penerima Anugrah Alumni Berprestasi Sarjana Adi Manggala Bidang Pendidikan dari UNY pada dies natalis UNY yang ke-56.
21. Duta Sains P4TKIPA tahun 2020

Bisa kita bayangkan, sepertinya perlu sebuah lemari khusus untuk menjadi tempat penghargaan yang beliau dapatkan. ☺☺

Bagaimana beliau dapat meraih semua prestasi diatas ?
Itulah yang dipaparkan Guru yang berlatar pendidikan S-1 Pendidikan Fisika dan S-2 Teknologi Pembelajaran UNY ini kepada peserta group belajar pada malam hari ini.

Awalnya beliau bercerita bagaimana sewaktu SD selalu memperoleh juara 1 mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Walaupun beliau pada saat itu sangat ingin mengikuti lomba Cerdas Cermat tingkat Kecamatan, tetapi tidak pernah terwujud. "Saat saya kelas 4 teman-teman yang terpilih untuk mengikuti lomba adalah siswa kelas 5. Dan saat saya kelas 5 yang dikirim oleh sekolah untuk maju lomba CCA adalah siswa kelas 6 namun saat saya kelas 6 yang dikirim oleh sekolah untuk lomba CCA adalah siswa kelas 5 maka pupus sudah harapan untuk ikut lomba yang saya idam-idamkah" urai beliau. 

Semasa jenjang SMP peringkat beliau justru semakin menurun di kisaran ranking 41, 39, 35, dan terbaik hanya 24 dari 44 siswa dalam kelas. Sehingga tidak ada yang beliau bisa banggakan semasa itu, demikian juga saat di SMA maupun saat kuliah S1 tidak ada perubahan berarti sama sekali.

Ketika SMA beliau merupakan salah satu orang yang menarik diri dari pergaulan, baru ketika menjalani pendidikan S1 tahun 1995 mulai tumbuh percaya diri untuk ikut organisasi di kampus. Sebagai pengurus HMJ Fisika UNY dan selanjutnya menjadi Pengurus Senat Fakultas FPMIPA UNY untuk seksi bakat dan minat. Karena asyiknya menjadi pengurus senat beliau hampir DO karena sampai 7 tahun ditempuh untuk menyelesaikan kuliah sampai tidak berani untuk mengikuti pelepasan wisuda di Fakultas, dan hanya mengikuti Wisuda terus pulang ke rumah. Setelah itu beliau melanjutkan S2 di UNY mengambil jurusan Teknologi Pembelajaran dan lulus 2006.

Untuk menjadi orang yang berprestasi, beliau selalu mengingat kata-kata mutiara dari ibu beliau yang merupakan pensiunan guru SD yaitu "Menang cacak kalah cacak" yang yang mengandung arti “menang atau kalah yang penting sudah mencoba. Beliau sangat merasakan didikan orang tua yang sangat santun dan sangat baik yang selalu hadir di saat beliau gagal maupun disaat beliau berhasil.

Beliau berpesan bahwa saat kita ada kesempatan untuk mengikuti suatu lomba atau suatu kegiatan maka lakukanlah dengan maksimal seolah-olah tidak ada lomba lagi setelah itu masalah menang atau kalah, sukses atau gagal itu hal yang biasa dalam perlombaan. Maka dari itu mengikuti berbagai event baik itu tingkat kabupaten, propinsi, maupun nasional pasti akan beliau lakukan dengan sepenuh hati dan fokus.

Jadi kunci keberhasilan kita adalah kita fokus pada kegiatan yang kita lakukan dengan sepenuh hati. Arti dari fokus ini adalah kita harus bisa memilah dan memilih jenis kegiatan atau prestasi apa yang ingin kita raih. Jangan karena kesempatan semua ingin kita ikuti yang terjadi adalah kita tidak fokus pada lomba atau kegiatan yang kita ikuti tetapi pikiran dan kesempatan kita akan terbagai dengan berbagai event.

Hal itu beliau sampaikan berdasarkan pengalaman dalam mengikuti berbagai ajang lomba. Beliau bercerita pernah dalam satu kesempatan mengikuti dua sampai tiga ajang lomba yang pada akhirnya gagal semuanya dan itupun berulang kali terjadi. Mulai tahun 2008 beliau ikut pertama lomba tingkat nasional dan baru bisa berhasil pada tahun 2015 itupun akhirnya beliau tahu bahwa dalam mengikuti ajang lomba maupun prestasi harus dengan menentukan target dan juga selalu mengevaluasi apa yang beliau lakukan.

Adapun tips beliau bagi guru  yang ingin berpestasi, yaitu  :
1) Belajarlah terus sepanjang hanyat dan selalu mengevaluasi apa yang kita lakukan. 
2) Tidak usah khawatir kalah dalam perjuangan, karena kalah adalah prestasi yang tertunda.
3) Fokus pada kegiatan yang kita lakukan dengan berbuat maksimal insya Allah prestasi bapak ibu tinggal menunggu di depan mata.

Kemudian untuk mencapai prestasi yang maksimal maka pelajarilah seluruh gaya selingkung masing-masing jenis lomba dengan detail dan persiapkan seksama jangan terburu-buru, siapkan dan luangkan waktu untuk kegiatan tersebut. Buat tampilan dan karya yang semenarik mungkin, pasti akan berhasil. Terus jangan lupa siapkan  portofolio kita dengan seksama sehingga akan memudahkan kita dalam mengikuti berbagai jenis event lomba. 

Cari Pedoman Pemilihan Guru Berprestasi pada tahun penyelenggaraan dilaksanakan, jika belum keluar pedomannya dapat menggunakan pedoman pada tahun sebelumnya.
1) Cermati isi dari pedoman tersebut berkaitan dengan proses penilaian dari tingkat Kabupaten, Tingkat propinsi, dan tingkat Nasional.
2) Buat portofolio 8 tahun terakhir sesuai dengan ketentuan dari buku pedoman pemilihan guru berprestasi. [kumpulkan semua karya bapak ibu guru yang sudah dibuat selama 8 tahun terakhir, untuk bukti fisik berupa Surat tugas, piagam, dll, diligalisir oleh atasan langsung], untuk tahun 2015 syarat portofolio kita adalah 8 tahun, itu hal yang menantang bagi peserta gupres maka penting untuk mengarsipkan semua kegiatan yang pernah kita lakukan dari tahun ke tahun (karena pengalaman tahun 2006 tersebut beliau masih memiliki semua arsip yang dibutuhkan untuk mengikuti gupres, seperti undangan, catatan singkat/ laporan singkat setiap kegiatan yang saya ikuti, foto, video dan dokumentasi, piagam dan sertifikat yang lain selama 8 tahun tersebut hampir semuanya lengkap sehingga memudahkan untuk menyusun portofolio tersebut)
3) Persiapkan naskah inovatif dan sesuaikan cara penulisannya sesuai dengan kaidah penulisan masing-masing karya. Tampilkan karya inovasi terbaik yang bapak/ ibu guru miliki dan selalu memperhatikan dari buku pedoman pemilihan guru berprestasi tingkat nasional.[ karya bisa berupa PTK, best practice, maupun penelitian yang lainnya seperti penelitian eksperimen, penelitian R&D, dll] jangan lupa buat presentasinya menggunakan Ms Powerpoint atau yang lainnya.
4) Buat makalah evaluasi diri mengapa saya layak sebagai guru berprestasi dengan tema dan tata penulisan sesuai dengan ketentuan pedoman guru berprestasi. [ jika dalam pedoman tidak ada makalah evaluasi diri maka makalah ini tidak perlu dibuat]

Di dalam sesi tanya jawab, bapak yang menjabat sebagai sekretaris Komunitas Rumah Belajar Kemdiknas 2012 sampai sekarang ini, menjawab pertanyaan dari Mr. Bams yang bertugas sebagai moderator dadakan menggantikan bu kanjeng di tengah pembelajaran tentang pengalaman menarik yang pernah dialami, "pengalaman yang paling menarik adalah bahwa semua kita saat ini hidup di alam yang serba terbuka, ilmu yang mudah didapat dan tentu berbagai kegiatan sharing ilmu bisa mudah kita peroleh. Maka mari tuntut ilmu setinggi-tingginya dan amalkan ilmu kita dimanapun, kapanpun, dan dengan siapa saja. Insya Allah keberhasilan ada di depan kita. Dan pengalaman utama yang saya alami adalah "Keberhasilan diperoleh dari beberapa kegagalan sebelumnya", prestasi dapat kita capai bisa dengan cepat namun bisa juga dengan lambat, jadikan kegagalan sebagai ilmu, jadikan kesukaran sebagai penyemangat", jawab beliau.

Pertanyaan mengenai bagaimana cara memotivasi siswa untuk memiliki jiwa bertanding dan mau ikut lomba, beliau menjelaskan caranya adalah dengan pendekatan dan pelatihan yang terprogram. Beberapa kali beliau bisa mengahantarkan siswa ikut OSN ke Nasional dari tahun 2006 s/d tahun 2017 pendekatan yang dilakukan berbeda-beda tergantung dengan situasi kondisi, ada yang lewat ekonomi dengan mengiming-imingi bisa kalau sampai nasional dapat hadiah dan dapat naik pesawat terbang, ada yang dimotivasi dan dicarikan beasiswa saat masuk sma, namun yang terpenting adalah mempersiapkan tim sejak awal semester. 

Kemudian kiat untuk memotivasi diri agar tetap eksis hingga purna tugas, kita harus belajar terus dan ada kalanya kita mengajar ada kalanya kita belajar dan tidak usah malu dengan istilah "Kebo Nusu Gudel" kita bisa belajar dari siswa kita, kita bisa belajar dari yunior-yunior kita karena ilmu-ilmu mereka lebih baru dan terupdate, sementara kita bisa berbagi pengalaman buat mereka, urai beliau.

Beliau juga menekankan bahwa guru yang dianggap berprestasi adalah guru yang bisa di gugu dan ditiru, guru yang bisa memotivasi anak, guru yang bisa mengarahkan anak, guru yang bisa mendidik anak, dan guru yang bisa membimbing dan memintarkan anak sesuai dengan kondisi lokasi masing-masing, dan yang paling utama seorang guru yang berprestasi adalah guru yang bisa menginspirasi anak agar bisa sukses di dunia dan akherat. Sementara titel juara karena kompetisi merupakan bonus bagi seorang guru yang bisa meluangkan waktu dan pikirannya selain mendidik, mengajar, dan menginspirasi namun juga mengembangkan dirinya sendiri dengan berbagai pengalaman dari orang lain.

Sebagai penutup, beliau berpesan bahwa guru harus bisa mendidik siswa dengan baik, hendaknya sebagai guru, kita bisa mengispirasi setiap siswa supaya menjadi orang sukses yang lebih sukses dari kita. Guru adalah orang yang digugu dan ditiru dalam setiap pola laku dan tindak tanduk kita sebagai true model pembelajaran sebenarnya yang dilihat oleh siswa.

Demikianlah materi malam ini yang disampaikan oleh Bapak Segudang Prestasi, Bapak Sigit Suryono M.Pd, sangat memotivasi untuk terus meraih prestasi sehingga bisa menjadi guru inspiratif bagi siswa. 
Intinya terus belajar dan belajar selagi masih ada kesempatan...
Ayo tetap semangat untuk belajar ...

Jumat, 24 Juli 2020

Menulis dengan Suara Menggunakan Writer Plus, Bersama Ibu Sri Melni


Perkembangan teknologi semakin hari semakin canggih, banyak hal yang dahulu tidak terpikirkan oleh kita yang sekarang justru bisa terjadi. Sejarah menulis dimulai dengan goresan di batu, kemudian dengan tinta, berkembang lagi dengan menggunakan mesin tik, sampai akhirnya menulis dengan cara mengetik di komputer. Luar biasanya sekarang kita bisa menulis hanya dengan bersuara. Inilah yang dipelajari dalam kelas menulis online pada malam hari ini.

Kembali bu Sri Sugiastusi yang menjadi moderator handal yang sudah berpengalaman memandu acara pembelajaran malam ini, dengan menghadirkan narasumber Ibu Sri Melni yang berprofesi sebagai guru TIK di SMPN 1 Gunung Talang Sumatera Barat. Ibu guru yang lahir  di Nagari Koto Gadang Guguk Solok pada tanggal 11 Mei 1976 ini aktif sebagai penggiat literasi di Sumbar Khususnya di Kab.Solok dan beliau juga aktif di organisasi Bundo Kanduang dan merupakan tim 11 RPJM Nagari.

Materi beliau adalah menulis dengan menggunakan aplikasi writer plus. Sehingga terlebih dahulu para peserta di persilahkan untuk menginstal aplikasi writer plus melalui play store.
Seperti ini langkah-langkahnya :
1. Buka Play Store dan Ketik Writer Plus, sehingga muncul tampilan seperti di bawah ini, kemudian pilih instal.


2. Setelah terinstal, buka aplikasi Writer Plus tersebut, sehingga muncul tampilan berikut :
 


3.  Tekan tanda tambah yg berwarna hijau toska sudut kanan bawah, sehingga akan muncul tampilan dibawah dan untuk memulai menulis dengan suara tekan gambar mikropon (yang dilingkari warna merah pada gambar). 

4. Setelah muncul kalimat seperti dibawah ini proses menulis dengan menggunakan suara bisa dimulai.

5. Kita hanya tinggal bicara melalui mikrophon tersebut dan tulisan akan langsung tertulis di layar. Berikut ini merupakan contoh tulisan yang berasal dari suara yang diucapkan


6. Untuk membagikan tulisan  ke media sosial, pilih share setelah memilih garis-garis pada sudut kanan atas. Dan jangan lupa pilih jenis tulisan yang dibagikan sebagai text kemudian bagikan ke media sosial yang kita mau.


7. Apabila tulisan ingin kita masukkan ke dalam microsoft word, cukup dengan cara memilih semua teks dan menyalin teks. Kemudian buka microsoft word dan pilih tempel.
Mudah bukan ...

Pada sesi tanya jawab ada peserta yang memastikan dimana mikropon pada aplikasinya, ternyata tidak sama pada semua tipe smartphone, sehingga sebagian mikroponnya ada pada gambar imoticon nya dan ada yang tersembunyi di tombol spasi.

Beliau menyatakan bahwa aplikasi ini berguna untuk mempermudah kita dalam menulis setiap hari, dengan tempat dimana saja. Jadi kita dapat menuangkan ide ke dalam bentuk tulisan walaupun kita ngak bawa laptop untuk menulis, misalnya kita berada di atas mobil, kereta api dll, namun ketika ada ide  untuk membuat tulisan  cukup curahkan saja kedalam smartphone dan disimpan, sampai di rumah baru  kita gabungkan dan di edit. 

Sebagai penutup beliau menyimpulkan bahwa "menulis mudah seperti berbicara dengan menggunakan aplikasi writer plus untuk menuangkan ide dalam bentuk tulisan, Keuntungannya kita tidak harus punya waktu tersendiri dalam menulis"

Demikianlah pembelajaran yang kami ikuti malam ini, sangat menolong sehingga tidak ada alasan lagi untuk tidak menulis setiap hari, karena sekarang menulis bisa dilakukan semudah kita berbicara.

Rabu, 22 Juli 2020

PTK dan Catatan Harian Jadi Buku, bersama Bapak Lukman Hakim, M.Pd (Ketua P3G Jatim)


Sebagai seorang guru, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tentu tidak asing lagi bagi kita. Guru dituntut untuk mampu membuat PTK yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam kelas. Bukan hanya sampai disitu, rupanya PTK juga bisa diterbitkan menjadi sebuah buku. Selain PTK catatan harian seorang gurupun bisa juga diterbitkan menjadi buku.

Itulah yang sudah dilakukan oleh Narasumber pada malam hari ini, Bapak Lukman Hakim S.Pd M.Pd. Beliau mendedikasikan diri dalam pengembangan diri guru, mulai dari Pengembangan Diri, Publikasi Ilmiah, dan Karya Inovatif, hal tersebut dilakukannya pada Lembaga Pusat Pengembangan Profesi Guru - Jawa Timur (wadah pelatihan PD) dan Penerbit Delta Pustaka serta Jurnal Inovasi Pembelajaran (wadah PI dan KI)

Bapak yang menyelesaikan Pendidikan Fisika dari Universitas Negeri Malang ini sudah menulis beberapa buku diantaranya : IPA untuk SMK Bismen, Guru 4.0 (Sebuah catatan harian sang pembelajar), Aplikasi Mind Map dalam pembelaraja IPA SMK, Pengembangan Kreativitas daam Pembelajaran IPA (dua judul buku terakhir berasal dari PTK).

Sebagai Ketua Pusat Pengembangan Profesi Guru (P3G) Jawa Timur, beliau terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan pengembangan guru, dalam bidang pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan karya inovatif. Pengembangan profesi guru dilakukan dengan berbagai hal, antara lain: Pendampingan, Pelatihan, Workshop, dan bentuk kegiatan lain. Pelatihan dilakukan dengan metode tatap muka, daring, atau kombinasi tatap muka dan daring.

Beliau melakukan pelatihan menulis PTK sampai menjadi buku, walaupun saat ini mengalami kendala diakibatkan masa Pandemi  saat ini, karena dalam penerapannya PTK membutuhkan tatap muka dengan peserta didik. 
Materi pelatihan menulis PTK dapat dilihat video berikut : https://www.youtube.com/playlist?list=PLVYSTXgn1aHpeLCJGss9e9a550vAVcirW

PTK adalah penelitian yang praktis, dimana berlaku pada responden tertentu, kelas tertentu dan waktu tertentu. layak cetak dengan ketebalan buku 80 -90 halaman.

Adapun sembilan teknik dalam menyusun PTK menjadi buku adalah : 
  1. Bahasa yang digunakan luwes
  2. Hindari penulisan Bab, Subbab dengan penomoran yang kaku.
  3. Bab - bab yang dikembangkan dari bab dua harus dipertajam dengan menambahkan kajian teori agar tajam. Penambahan kajian teori serta pembahasan lebih meningkatkan manfaat buku sebagai referensi
  4. Pada bagian awal, didahului dengan penjelasan uraian dalam PTK
  5. Bab empat tidak lagi berisi kesimpulan dan saran. Tetapi diarahkan pada masalah pembelajaran.
  6. Sedapatnya hindari data mentah
  7. Menyertakan foto - foto pendukung dalam pembelajaran.
  8. Daftar pustaka menyertakan daftar pustaka baru yang menjadi sumber tambahan naskah.
  9. Kelengkapan naskah agar dapat ISBN
Untuk lebih lengkap dapat dilihat di video berikut : https://www.youtube.com/playlist?list=PLVYSTXgn1aHr8y3lCtWJm0r_0DhNTypnJ

Berikut buku beliau yang berasal dari PTK :




Untuk membuat sebuah buku beliau juga menggagas Quick Writing Series (Seri Menulis Cepat). QWS ini merupakan menulis santai tentang catatan harian guru  atau pengalaman pribadi guru yang dituliskan dengan tulisan yang ringan, sederhana tapi menginspirasi di dalam sebuah buku, dengan outline yang sederhana yakni : pendahuluan, isi ( pengalaman menarik dalam aktivitas sebagai seorang guru) dan penutup (hal yang bisa menginspirasi pembaca)


Berikut ini merupakan buku beliau yang dituliskan berdasarkan pengalaman pribadi yang sangat menginspirasi :



Pada sesi tanya jawab, tentang membagi waktu, Bapak Lukman menyatakan bahwa menulis adalah bagian dari aktivitas seorang guru, sehingga bukan menjadi beban, dan perlu prioritas dalam memilih untuk mengikuti suatu kegiatan, sehingga waktu kita memang maksimal untuk hal-hal yang prioritas. Kemudian beliau menegaskan bahwa latar belakang pendidikan seseorang tidak menghalangi untuk menulis, "saya pernah membuat sebuah tantangan  1 hari 1 puisi, justru guru berlatar belakang matematika yang lebih bagus, bahkan saya orang fisika tidak  ada latar belakang bahasa sama sekali. Siapapun yang belajar menulis, menulis dan menulis maka akan menemukan gaya menulis masing-masing", urai beliau.

Sebagai penutup Beliau menyatakan bahwa "Menulis adalah passion dan rasa. Semua bisa dipelajari. Menulis apapun itu. Jangan pernah berhenti belajar menulis. Semua penulis hebat selalu diawali dengan penulis pemula. Jika anda sudah menjadi penulis pemula, maka akan ada kemungkinan menjadi penulis hebat".

Demikianlah kegiatan belajar menulis kami malam ini. Sangat menambah pemahaman saya dalam menulis, khususnya dalam mengubah PTK dan Catatan Harian Menjadi Buku. 

Senin, 20 Juli 2020

6 Langkah Praktis Menulis Buku, Bersama Bpk. Akbar Zainudin (Penulis buku Best Seller : Man Jadda Wajada)

Kata bijak berkata “where there is a will there is a way ! (Dimana ada kemauan, pasti disitu ada Jalan”. Itulah hendaknya yang selalu mendorong kita untuk terus berusaha untuk mencapai impian yang kita dambakan. Setiap penulis pasti bermimpi untuk terus menulis buku yang diterima oleh pihak penerbit dan menajadi buku best seller sehingga dapat bermanfaat bagi orang banyak. Hal itu bisa tercapai hanya dengan selalu berusaha dengan sungguh-sungguh.

Suatu kesempatan yang sangat berharga ketika malam ini belajar bersama penulis buku best seller “Man Jadda Wajada”. Dari judul buku yang beliau tulis saja sudah memberikan motivasi yang luar biasa, yakni “Barangsiapa bersungguh-sungguh pasti akan berhasil. Bapak Akbar Zainudin merupakan seorang trainer dan motivator yang menyelesaikan pendidikan S-1 di UIN Jakarta, sebagai penulis beliau telah menulis 13 buah buku. Beliau sangat dikenal dengan berbagai motivasi yang ditulis dan beliau sampaikan, mulai dari motivasi belajar, motivasi menulis, motivasi bekerja, motivasi mengajar, motivasi berwirausaha, sampai motivasi hidup, dan hal itu yang membawa beliau sudah berkeliling di 33 Provinsi di Negara kita.

Supaya berhasil dalam menulis buku, beliau membagikan 6 langkah dalam menulis buku yang beliau singkat dengan TOJTRP yang merupakan singkatan dari Tema, Outline, Jadwal, Tulis, Revisi, Penerbit.

Langkah pertama adalah T

Tentukan TEMA tulisan. Setiap buku harus punya tema besar, baik buku fiksi maupun non fiksi.

Tema akan menjadi rel yang mengikat kita dari awal tulisan hingga akhir. Tema ini satu saja. Misalnya kerja keras, romantisme, cara belajar, dan sebagainya.

Bolehkah satu orang menulis berbagai tema buku? Menurut beliau, karena ini terkait dengan “branding”, berusahalah untuk fokus menulis satu tema tertentu, agar kita dikenal ahli dalam tema tersebut. Kalau temanya berubah-ubah, nanti orang bingung, kita ini sebenarnya ahli dalam bidang apa?

Langkah kedua adalah O

Buatlah OUTLINE atau DAFTAR ISI.

Gunanya outline adalah:

1. Agar tulisan kita terarah.

2. Bisa buat jadwal dan target.

3. Menghindari "ngeblank" pada saat menulis.

4. Agar bukunya selesai.

Kalau tidak ada daftar isi, akan sulit bukunya bisa selesai. Inilah salah satu hal penting yang sering diabaikan orang. Merasa sudah tahu apa yang ditulis, akhirnya tidak ada outline dan langsung menulis. Akibatnya, tulisannya tidak terarah, “melenceng” dan “lari” ke mana-mana, tidak tahu jalan akhirnya. Bukunya akan selesai? Tentu tidak. Banyak ide itu bagus, tetapi yang jauh lebih bagus adalah ide yang difokuskan. Cara memfokuskan ide adalah dengan membuat outline.

HOW: Bagaimana Cara Mengembangkan Daftar Isi (outline)

UNTUK BUKU NON FIKSI

Gunakan prinsip dasar 5W dan 1H.

WHAT:  Ini terkait pengertian, definisi, pembagian, jenis-jenis, dan sebagainya.

WHY: Ini adalah tentang alasan (mengapa) buku ini ditulis, tujuannya apa dan manaatnya apa.

HOW : How ini berbicara tentang bagaimana, tips and trick, strategi, langkah-langkah, dan sebagainya.

Untuk 2 W yang lain, yaitu Where dan When bisa tidak digunakan.

CONTOH.

Tema: Santri dan Menulis

WHAT

1. Santri dan keterampilan menulis.

2. Keterampilan apa saja yang dibutuhkan agar bisa menulis.

3. Para ulama dan karya mereka dari masa lampau.

4. dan seterusnya.

MENGAPA?

1. Mengapa Santri Harus Menulis?

2. Tujuan Menulis.

3. Tantangan Mengapa Santri Harus Bisa Menulis.

4. dan seterusnya.

 HOW?

1. Bagaimana cara menulis?

2. Bagaimana membangun disiplin menulis?

3. Tips and Tricks Menjadi Penulis.

4. dan seterusnya.

 

BAGAIMANA MEMBUAT OUTLINE UNTUK BUKU FIKSI?

Pertama: WHO? Siapa saja tokoh-tokohnya.

Tentukan tokoh-tokoh yang akan menjadi bagian dari cerita.

Misalnya, ayah, ibu, teman, guru, dan sebagainya.

Kedua: Karakter.

Gambarkan profil setiap tokoh dengan sifatnya masing-masing.

Ketiga: Plot atau Alur Cerita.

Gambarkan alur cerita dari awal hingga akhir. Potongan ceritanya seperti apa. Di mana akan membangun cerita emosionalnya, di mana sedihnya, di mana senangnya.

Terus ending cerita seperti apa, apakah happy ending, sad ending, dan sebagainya.

Membuat outline ini bisa langsung dituliskan outlinenya atau bisa dengan beberapa alat bantu. Biasanya saya menggunakan mindmap untuk membantu membuat daftar isi. 

Apakah wajib? Tidak harus. Tetapi kalau saya pribadi, ini harus ada. Biar ada rel ke mana tulisan kita, biar selalu ada arah kalau kita menemui jalan buntu, dan ini yang paling penting; bisa membuat jadwal agar buku cepat selesai.

 

CONTOH OUTLINE

Contoh buku beliau : "Man Jadda Wajada".

Buku ini adalah buku dengan tema motivasi umum, motivasi hidup.

kembali ke konsep dasar 5W dan 1H.

Biasanya mulai dengan WHY. Kalau terkait motivasi, penjabaran tentang WHY bisa digambarkan sebagai berikut:

1. Mengapa motivasi itu penting dalam hidup.

2. Motivasi apa yang membuat orang tergerak untuk berubah.

3. Apa tujuan hidup seseorang?

4. Mengapa orang harus berubah?

5. Darimana perubahan itu bisa dimulai?

6. Apa saja yang harus diubah?

 

Setelah WHY, hal kedua yang terpikir adalah WHAT.

Hal-hal yang terpikir dalam kategori WHAT adalah:

1. Apa itu sukses?

2. Langkah-langkah apa saja yang harus dijalani agar kita bisa sukses?

3. Potensi diri, kelebihan dan kekurangan.

4. Memahami bahwa sukses itu bisa kita dapatkan.


Setelah WHY, hal ketiga yang dijabarkan adalah HOW. Ini tentang bagaimana, strategi, langkah-langkah, tips & Trick, dan juga action.

Penjabarannya:

1. Bagaimana bermimpi besar.

2. Bagaimana membuat rencana (action plan).

3. Bagaimana berani memulai.

4. Menjadi kreatif.

5. Membangun momentum berubah.

6. Kapan harus memulai?

Nah, ketiga hal itulah yang akhirnya menjadi dasar outline buku beliau "Man Jadda Wajada"

Contoh Buku beliau yang lain yang dibedah Daftar Isinya adalah buku "Ketika Sukses Berawal dari Pesantren". Target buku ini adalah para santri, umur SMP dan SMA.

Karena itu, buku ini harus sederhana, ringan, bisa dibaca oleh pembaca dalam rentang umur tersebut, dan tetap bobot isinya tinggi.

Saya mulai dengan cara yang sama; menguraikan WHAT, WHY, dan HOW.

1. Apa itu sukses.

2. Apakah bisa anak pesantren itu sukses?

3. Kisah-kisah sukses alumni pesantren.

4. Sukses itu apa menurut pesantren?

5. Bagaimana caranya agar kita sukses?

6. Apa yang harus kita lakukan mulai dari sekarang?

Dari poin-poin itu dijabarkan lebih detail lagi menjadi daftar isi yang cukup lengkap. Daftar isi ini lalu dituliskan satu per satu, maka jadilah buku "Ketika Sukses Berawal dari Pesantren".

Sekedar informasi buku beliau tersebut sekarang sudah terjual lebih dari 25.000 eksemplar di seluruh Indonesia.

 ===

CONTOH OUTLINE BUKU UKTUB

Satu lagi, buku beliau yang dikhususkan untuk panduan menulis buku, judulnya "UKTUB: Panduan Lengkap Menulis Buku dalam 180 Hari".

Buku ini merupakan rangkuman best practices Akbar Zainudin sebagai penulis sekaligus motivator andal yang ingin ditularkan kepada pembaca. Rahasia Akbar Zainudin menjadi penulis sukses terangkum lengkap dalam buku ini. Semua pertanyaan dan keingintahuan tentang dunia penulisan, perbukuan, dan penerbitan dijawab secara lengkap dan jelas di buku ini. Jika serius mempraktikkan isi buku ini, dijamin akan menjadi penulis sukses hanya dalam 180 hari!

Beliau membagi buku UKTUB ini dalam beberapa bagian besar:

1. Sikap Mental

2. Motif Menulis

3. Mencari Ide

4. Apa yang Ditulis

5. Bagaimana Menulis

6. Mengenal Pembaca

7. Mengenal Penerbit.

Dari poin-poin inilah dikembangkan menjadi daftar isi.

Karena itulah, buku UKTUB ini lengkap sekali. Tinggal mengikuti satu demi satu langkah-langkah nya untuk menjadi penulis buku.

 

Langkah ketiga adalah J.

Buatlah jadwal penulisan.

Kalau daftar isi sudah dibuat, misalnya ada 30 judul artikel atau plot cerita, mulailah membuat jadwal secara riil. Katakan 1 tulisan jadwalnya seminggu selesai, buatlah jadwalnya dari 30 tulisan itu kapan mau selesai. Dengan kita membuat jadwal, maka akan memudahkan kita untuk mengontrol dan mengevaluasi dari hasil tulisan kita.

CARA MEMBUAT JADWAL.

1. Buatlah tabel dengan 4 kolom, yang berisi No-Judul Artikel-Target Lama Menulis-Tanggal-Keterangan

2. Isi Nomer

3. Isi Judul Artikel

4. Perkirakan Berapa Lama (Berapa Hari) Artikel akan Ditulis

5. Buat sesuai dengan tanggal yang ada saat ini.

6. Isi Keterangan dengan apakah sudah selesai ditulis atau belum.

 

Langkah keempat adalah T.

Tuliskan.

Outline sudah ada, jadwal juga sudah ada. Berikutnya adalah tuliskan sesuai outline dan jadwalnya. Di sini, disiplin diri dan komitmen yang akan menentukan apakah tulisan kita akan selesai atau tidak. Tulis dan selesaikan semua judul artikel terlebih dahulu. Jangan terpaku untuk satu tulisan sampai sempurna

 

Langkah kelima adalah R, 

REVISI.

Revisilah tulisan kalau semua draft tulisan sudah selesai. Jangan terpaku hanya satu judul sampai sempurna. Kalau kurang-kurang sedikit, tidak apa-apa. Tahap pertama adalah menyelesaikan semua draft buku. Tahap kedua, baru revisi.

Apa saja yang direvisi?

1. Data dan informasi yang kurang.

2. Tata Bahasa

3. Gaya Tulisan. Disamakan dari awal hingga akhir.

4. Judul-judul artikel. Buatlah judul-judul yang menarik

 

Langkah keenam P

Kirim ke penerbit.

Apa yang menadi pertimbangan penerbit? Paling utama adalah bukunya laku atau tidak. Ini menyangkut kebutuhan masyarakat pembaca. Apakah pembaca butuh buku kita?  Siapa yang butuh? Berapa banyak orang yang butuh? Buku kita menjawab kebutuhan apa? Semakin besar kebutuhan masyarakat akan buku kita, maka peluang diterbitkan semakin besar. Karena itu, sebagai penulis kita mesti memahami buku kita siapa yang akan beli, dan siapa yang kira-kira akan baca.  

Hal kedua adalah apa yang bisa membedakan buku kita dari buku sejenis. Apa kelebihan kita dibandingkan dengan buku sejenis? Kita harus mampu menjawab pertanyaan ini. Karena hal itu yang akan menjadi pertanyaan dan juga pertimbangan penerbit. Ketiga, pertanyaan penerbit adalah, apa yang akan Anda lakukan untuk membantu pemasaran buku? Harus punya jawabannya. Misalnya iklan di Medsos, Seminar, Pelatihan, Diskusi Buku, Membangun Komunitas, Dan Sebagainya.

Apakah perlu membayar kepada penerbit?  Kita tidak perlu membayar ke penerbit. Bahkan kita mendapatkan uang ROYALTI. Rata-rata royalti adalah 10% dari buku yang terjual.

Bagaimana cara mengirim naskah?

1. Naskah harus sudah jadi.

2. Diprint, dikirim dengan hard copy dan soft copy dalam bentuk CD atau Flash Disk

Berapa lama?

Kabar diterima atau tidak sekitar 3 bulan


Pada sesi tanya jawab, meresponi pertanyaan bagaimana supaya tetap konsisten menulis dan tidak kehabisan ide, beberapa hal yang dilakukan adalah : Banyak baca buku, latihan menulis setiap hari dengan teratur dan terjadwal, Ikut seminar dan pelatihan, Upload tulisan di blog dan medsos serta punya mentor menulis.

Beliau juga mengingatkan bahwa tidak ada kata terlambat untuk menulis, mau muda atau tua segeralah menulis, karena menulis memiliki banyak manfaat yakni :

1. Mempertahankan fungsi otak untuk tetap bekerja dengan baik.

2. Memberikan kebahagiaan. Kalau kita tumpahkan semuanya dalam tulisan, indah sekali hidup ini.

3. Merupakan warisan terbaik kita. Di situ kita bisa cerita apa saja. Harapan kita, "unek-unek" perasaan kita. Bebas saja menulisnya.

4. Berbagi kebaikan. Jika kebaikan itu bisa dibagi, terus menerus dibaca orang, kebaikan itu akan terus menjadi pahala, bahkan kalau nanti kita sudah tiada.

5. Membuat kita lebih sehat. Kita setiap hari bangun dengan semangat baru, ada target baru yang harus kita selesaikan. Apalagi yang menyenangkan hidup kita selain bersemangat setiap hari?

Hal yang tidak kalah penting dalam menulis adalah menghilangkan rasa ketakutan, takut tulisan jelek, takut tidak diterima penerbit dan lain-lain. Tetapi tetaplah konsisten menulis sekalipun tulisan kita ditolak oleh penerbit, dengan terus belajar untuk melakukan perbaikan. Dan sebaiknya setiap penulis memiliki genre yang khusus yang dikuasai dan disenangi.

Sebagai closing statement Bapak Akbar Zaunidin menyatakan bahwa menulis itu tentang latihan. Bukan bagaimana Anda tahu bagaimana menulis sebanyak-banyaknya, tetapi bagaimana Anda berlatih sebanyak-banyaknya. Semakin banyak berlatih, tulisan kita akan semakin baik. Itu saja kuncinya. Mulai dengan tekad dan niat yang kuat untuk memperbaiki nasib dan hidup kita, serta untuk bermanfaat bagi orang banyak. Ikuti dengan membuat outline dan jadwal menulis, lalu konsisten menulis setiap hari. InsyaAllah hidup dan nasib kita akan berubah, urai beliau.

Dari pemaparan Bapak Akbar Zainudin malam ini, semoga menjadi pendorong bagi kita semua untuk tetap konsisten dan terus menulis, karena hanya orang yang bersungguh-sungguhlah yang akan memperoleh keberhasilan.

Postingan Terbaru

Di mana kebahagiaan itu berada?

Di mana kebahagiaan itu berada? Kadang lelah jiwa mencari Karena dahaga yang tak terobati Rasa haus akan kebahagiaan Yang diharapkan memberi...

Postingan Terpopuler dalam sebulan ini