"Sesungguhnya bagian terindah dalam hidup ini adalah saat kita bisa berbagi hal positif, kebaikan, dan kebahagiaan dengan orang lain".
Teringat kembali akan komitmen untuk selalu berbagi ilmu. Momen yang terjadi pada saat menyelesaikan penelitian tugas akhir semasa kuliah tepatnya empat belas tahun yang lalu. Perjuangan yang meletihkan ketika menuntaskan penelitian yakni merancang sebuah alat pengukur suhu jarak jauh.
Banyak kenangan yang tidak akan terlupakan, secara khusus ketika akhirnya alat tersebut dapat berfungsi, penelitian berhasil di tengah-tengah tuntutan waktu yang sangat sempit untuk mendaftar sidang hasil penelitian. Air mata bahagia menetes, dan mulut berguman sambil bersyukur. Ada janji yang terucap untuk selalu berbagi ilmu pengetahuan yang kupunya kepada orang lain.
Kesempatan berbagi kembali terwujud nyata pada acara Webinar "Berkarya untuk Bangsa, Berkarya Tanpa Batas" yang diselenggarakan oleh Prodi Manajemen Pendidikan Kristen Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Tarutung pada Hari Sabtu, 5 Juni 2021 yang lalu.
Sangat senang berjumpa dengan orang-orang hebat. Mahasiswa/i energik calon pembaharu bangsa, dosen yang gigih dalam menempa para mahasiswanya, dan guru-guru yang selalu rindu untuk memberi kontribusi untuk negeri.
Sebagai catatan bagaimana jalannya acara tersebut, saya memberikan tantangan membuat resume kepada peserta. Yang awalnya saya menjanjikan hanya untuk satu orang peserta, tetapi setelah membaca resume yang masuk ke email saya, akhirnya ada dua peserta yang menurut saya layak mendapatkan apresiasi atas kerja keras dan kegigihan mereka. Bahkan ada yang sampai mengirim ulang resumenya beberapa kali yang menandakan adanya semangat yang tinggi untuk memperoleh buku dari saya... Hehehe...
Inilah resume dari Ibu Yetti Evana dan adik kita Junita Simaremare, mari kita baca bersama...
Guru
Giat Berkarya, Bangsa Bangkit dan Jaya
Oleh: Yetti Evana, S.Pd, Guru SD Taruna Bakti Bandung
Ketika sebuah karya selesai ditulis maka pengarang tak
mati. Ia baru saja memperpanjang umurnya lagi. ( Helvy Tiana Rosa ). Quotes ini yang membuat saya sebagai guru ingin
terus berkarya agar dunia pendidikan di Indonesia semakin maju.
Jari jemari saya pun segera merangkai kata demi kata dan
menyusun kalimat demi kalimat agar menjadi sebuah paragraf dan menghasilkan
sebuah resume dari webinar yang saya ikuti dengan salah satu narasumber keren
yaitu Pak Sahat S. Naibaho seorang guru, penulis dan juga editor buku.
Webinar pelatihan penulisan karya ilmiah ini dilaksanakan
via zoom pada hari Sabtu, 05 Juni 2021 pukul 09.00 – 13.00 WIB dengan
menghadirkan narasumber yang berkompeten di bidangnya dan salah satunya adalah Pak
Sahat.
Kondisi literasi di Indonesia 0,001 %, sangat minim
tetapi waktu untuk menatap gadget kurang lebih 9 jam per hari. Indonesia
mendapat peringkat 111 dari 189 negara di dunia. Di sini lah peran guru sangat diperlukan.
Guru memiliki kontribusi yang sangat besar untuk memperbaiki kondisi bengsa
kita.
Manfaat penyusunan
karya tulis ilmiah menurut Luthfi Abdul Malik, 2010 di antaranya adalah :
-
Terlatih mengembangkan
ketrampilan membaca.
-
Terlatih menggabungkan
hasil bacaan.
-
Dapat berkenalan dengan
kegiatan lainnya
Alasan guru tidak menulis
karya ilmiah menurut Ashari Muhri, 2012 di antaranya adalah :
a.
Lemahnya motivasi guru
b.
Kurang membaca
c.
Tidak adanya budaya menulis di sekolah
d.
Kemampuan berbahasa guru yang kurang
Empat publikasi yang bisa
dilakukan oleh guru yaitu:
a.
jurnal
b.
makalah
c.
tulisan ilmiah popular
d.
artikel ilmiah dalam bidang pendidikan
Publikasi buku contohnya :
a.
membuat buku pelajaran per tingkatan
b.
membuat modul/diklat pembelajaran per semester
c.
membuat buku dalam bidang pendidikan
d.
membuat karya hasil terjemahan
e.
membuat buku pedoman guru
Syarat penulisan karya
ilmiah = APIK
Asli
( bukan merupakan plagiat/jiplakan )
Perlu
( mempunyai manfaat dalam menunjang pengembangan guru )
Ilmiah
( memakai kerangka isi )
Konsisten
( secara keberaturan )
Apakah
guru bisa menjadi seorang penulis ? YA karena:
-
Guru adalah kaum intelektual
-
Guru memang harus bisa menulis
-
Pelatihan menulis yang banyak dan terbuka luas
-
Banyak penerbit yang bersedia menerbitkan buku dengan biaya yang terjangkau.
Guru pasti bisa menulis
dengan rumus NKK
Niat
Komitmen
Konsisten
Orang
boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di
dalam masyarakat dan dari sejarah. ( Pramudya
Ananta Toer )
Bandung, 5 Juni 2021
Ditulis pukul 23.00 WIB
Yetti Evana, S.Pd
SD Taruna Bakti Bandung
============================================
RESUME
dari Pemaparan Materi Bapak
Sahat Serasi Naibaho
Pada
Webinar karya Ilmiah Pada Hari Sabtu, 05 juni 2021
Oleh: Junita Mesra Wani Simaremare, Mahasiswi IAKN Tarutung Semster IV
Kompetensi Apa yang
harus di miliki oleh seorang Guru ? yaitu Mengembangkan Diri.
Mengapa menurut anda
kompetensi itu penting terhadap Guru Penggerak ? yaitu agar mampu mengembangkan
Orang-orang lain.
Apa contoh perilaku
ataupun penerapan komptensi itu pada peran anda sebagai guru ? yaitu Guru harus
Kreatif, dan mampu Menulis.
Alasan Guru harus
meningkatkan kompetensinya, adalah :
· Perkembangan
IPTEKS
· Amanat
Undang-undang.
· Dampak
bagi Siswa
· Dampak
Bagi sistem Pendidikan Nasional
· Mendorong
tumbuh kembang peserta didik.
· Mengimplementasikan
pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik
· Menjadi
teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan
· Mewujudkan
profil pelajar pancasila ( profil pelajar pancasila yang dimaksud adalah
peserta didik yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan yang maha esa dan berakhlak
mulia, kreatif, gotong royong, berkebinekaan global, bernalar kritis, dan
mandiri).
Guru memiliki kontribusi yang sangat besar untuk memperbaiki
kondisi bangsa kita. Dibutuhkan guru yang berkualitas, sehingga SDM semakin
meningkat. Salah satu caranya adalah meningkatkan kemampuan literasi (membaca
dan menulis) para guru. Hal ini hendaknya dilatih dengan aktif dalam menulis
karya ilmiah.
Manfaat Menulis Karya Ilmiah bagi guru:
1. Terlatih mengembangkan keterampilan membaca yang efektif
karena sebelum menulis karya ilmiah, ia mesti membaca dahulu kepustakaan yang
ada relebansinya dengan topik yang hendak dibahas.
2. Terlatih menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber
mengambil sarinya , dan mengembangkannya ke tingkat pemikiran yang lebih
matang.
3. Dapat berkenalan dengan kegiatan perpustakaan seperti
mencari bahan bacaan dalam katalog pengarang atau katalog judul buku.
4. Meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasi dan
menyajikan data dan fakta secara jelas dan sistematis.
5. Penulis dapat memperoleh kepuasan intelektual.
6. Penulis turut memperluas cakrawala ilmu pengetahuan
masyarakat.
Dan Manfaat lainnya adalah Untuk memperoleh Point dan Koint.
Ada 5 Alasan guru
tidak menulis karya ilmiah, yaitu:
1. Lemahnya Motivasi guru dalam menulis (malas)
2. Kurangnya membaca
3. Tidak adanya budaya menulis di sekolah
4. Kemampuan berbahasa guru kurang
5. Tidak sistematis dalam Berfikir
Hal ini menyebabkan apa yang ditulis terkadang tidak
nyambung antara permasalahan, pemecahan dan penarikan kesimpulan.
Dan Alasan lainnya adalah : Karena sudah terbiasa dengan
yang instan, nyaman dengan kondisi saat ini, ikut arus.
Mengapa Guru Harus
Menulis ?
Disamping memiliki
tugas utama yabg terdapat pada UU No. 14 tahun 2015, sebagai pendidik yang
profesional guru juga diwajibkan mengembangkan keprofesian berkelanjutan (PKB).
PKB merupakan
pengembangan kompetensi guru yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan ,
bertahap, berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitasnya (permennegpan dan
reformasi birokrasi Nomor 16 Tahun 2009). Yang meliputi pengembangan diri,
Publikasi Ilmiah dan karya inovatif.
Ada 2 cara Membuat
karya Hasil Terjemahan. Yaitu :
1. Tulisan
yang dihasilkan dari penerjemahan buku pelajaran atau buku dalam bidang
pendidikan dari bahasa asing atau bahasa daerah ke bahasa indonesia. Atau
sebaliknya dari bahasa daerah yang akan digunakan untuk membantu proses
pembelajaran.
2. Buku
terjemahan tersebut harus dilengkapi dengan surat pernyataan dari kepala
sekolah yang menjelaskan perlunya karya terjemahan tersebut untuk menunjang
proses pembelajaran disertai tanda tangan kepala sekolah dan cap sekolah
bersangkutan.
Guru Menjadi Penulis
Buku, karena :
a. Guru adalah Kaum Intelektual
b. Guru memang harus bisa menulis
c. Pelatihan menulis yang banyak dan terbuka luas khususnya
masa pandemi saat ini,
d. Banyak penerbit yang bersedia menerbitkan buku dengan biaya
yang terjangkau.
Semua orang Pasti
bisa menjadi Penulis. Dengan RUMUS NKK, Yaitu :
N= Niat K= Komitmen
K= Konsisten
Banyak karya yang seharusnya bisa dihasilkan guru karena dengan karya
guru berkontribusi bagi peningkatan mutu pendidikan yang akan berdampak pada
perbaikan kualitas SDM dan Pendidikan di negara tercinta yaitu Indonesia.
Bagi yang ingin menonton kegiatan tersebut bisa disaksikan di: https://youtu.be/WTI4-uT7v-4