Jumat, 25 Juni 2021

Terima Kasih Tuhan



Hidup hanya satu kali
Tiada kesempatan untuk mengulangi
Tiada guna untuk menyesali
Waktu yang telah pergi

        Hari ini adalah kesempatan
        Yang masih Tuhan beri
        Lakukanlah yang berkenan
        Bukan hanya untuk diri sendiri

Hari esok tiada pasti
Apa yang akan terjadi
Tugas kita hanya mensyukuri
Saat ini, waktu ini, detik ini

        Mari langkahkan kaki dengan pasti
        Nikmatilah hari ini
        Hilangkan rasa sedih di hati
        Gantikan dengan sukacita dan wajah berseri

Ucapkan syukur kepada-Nya
Mohon pertolongan dari-Nya
Sampaikan satu kalimat penuh arti
"Terima kasih buat nafas yg masih Kau b'ri"

By: Sahat S Naibaho
Sigambal, 25 Juni 2021
Pukul 06.30 WIB

Senin, 14 Juni 2021

Kunci dalam menulis: NKK


Menulis adalah proses menuangkan apa yang ada di dalam pikiran melalui tulisan. Sebenarnya prosesnya hampir sama ketika kita berbicara, tetapi cara mengomunikasikannya yang berbeda. Kalau berbicara pesan langsung disampaikan melalui lisan (mulut), sedangkan ketika menulis pesan disampaikan melalui tulisan.

Supaya bisa menulis, sebenarnya bukanlah hal yang sulit. Sering sesorang yang mau menulis langsung takut dengan  kualitas tulisan yang dihasilkannya, takut dikatakan jelek, tidak sesuai ejaan, kata-katanya tidak baku, tidak menarik, dan berbagai alasan lainnya. Hal-hal tersebut langsung menutup jalan, dan akhirnya tidak jadi menulis.

Oleh karenanya hal yang pertama dilakukan adalah segera menepis segala ketakutan dan pikiran-pikiran negatif yang menghantui, karena selama itu masih menguasai maka mustahil seseorang akan bisa menghasilkan tulisan. Karena menulis bukanlah hal yang luar biasa sehingga semua orang pasti bisa melakukannya. 

Sejak menjalani pendidikan dasar sebenarnya kita sudah terbiasa dengan menulis, apalagi di jenjang pendidikan yang lebih. Pastilah kita sudah sering menulis, baik itu membuat laporan, makalah sampai pada tugas akhir (skripsi). Tinggal bagaimana melatih supaya kata-kata hingga kalimat yang dihasilkan semakin hari semakin tertata dan enak dibaca, dan tentunya sesuai dengan aturan yang ada.

NKK merupakan kunci supaya menulis bukan lagi hal yang menakutkan dan menyulitkan, tetapi akhirnya akan menjadi hal yang menyenangkan bagi kita. Apa itu NKK? Ayo simak ulasan berikut ini...  

1. NIAT.  
Segala sesuatu yang akan dimulai harus dimulai dari niat. Dengan adanya niat akan mendorong untuk benar-benar mau belajar. Niat merupakan dasar (pondasi) yang sangat mempengaruhi seseorang yang ingin terlibat dalam dunia tulis-menulis. 

Niat tentunya sangat dipengaruhi oleh motivasi. Sebelum memulai menulis tentunya kita harus tahu bahwa menulis memberikan dampak positif yang sangat signifikan bagi kehidupan seorang penulis. 

Proses berpikir akan semakin tertata dengan baik karena terbiasa mengkonsep outline sebuah tulisan. Hal ini tentunya memberikan dampak positif bagi kelangsungan kinerja otak. Otak akan selalu aktif sehingga kepikunan dini bisa dicegah.

Dengan menulis semakin meningkatkan percaya diri dan pikiran semakin kritis, karena sudah terbiasa membagikan ide, opini, gagasan ataupun kritik melalui tulisannya. 

Selain itu tentunya seorang penulis akan semakin memiliki banyak teman dan semakin dikenal oleh publik. Ditambah lagi kesempatan untuk menjadi narasumber atau trainer bagi yang sudah dianggap memiliki ilmu yang mumpuni. 

Tentu juga bisa memberikan keuntungan secara finansial ketika karyanya sudah beredar luas di masyarakat. Sangat banyak keuntungan ketika seseorang terbiasa menulis, bahkan ada teman yang saya tahu bisa mencukupi kebutuhan dan biaya pendidikannya dari profesinya sebagai penulis. 

Jadi beberapa hal diatas seharusnya bisa mendorong kita untuk benar-benar berniat dan mau belajar untuk menulis.

2. KOMITMEN. 
Pengertian komitmen menurut KBBI adalah perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu. Dalam hal ini ada tindakan nyata yang dilakukan setelah memiliki niat. Niat yang kuat tanpa ada komitmen untuk belajar menulis tidak akan menghasilkan apa-apa.

Komitmen dinyatakan dengan keingingan yang betul-betul untuk mau belajar dan tentunya berusaha dengan selalu berlatih. Komitmen yang kuat di dalam hati akan selalu mendorong untuk selalu menulis dan menulis.

Cara yang paling sederhana adalah dengan menuliskan apa yang kita pikirkan, yang kita rasakan, atau pun yang kita alami. Mulailah dengan menulis pengalaman atau hal yang disenangi, karena hal yang kita senangi akan mudah diceritakan melalui tulisan.

Hal yang wajib dilakukan seorang penulis adalah banyak membaca. Membaca tulisan orang lain, baik itu buku, majalah, koran, blog, atau dari media lain. Dengan banyak membaca pasti akan memperbanyak perbendaharaan kata-kata.

Tentulah banyak ilmu terkait teknik dan cara menyampaikan tulisan yang didapat dari tulisan-tulisan yang dibaca, sehingga akan menjadi modal yang berharga untuk semakin meningkatkan kualitas tulisan kita.

Ketika ada tantangan dalam menulis, baik itu dari dalam maupun dari luar diri penulis maka komitmen yang kuat akan menghalaunya. Ide yang mandek, kemalasan atau penilaian negatif akan tulisan yang dihasilkan akan ciut ketika komitmen kembali bergelora. 

Apapun yang terjadi pokoknya harus menulis, itulan mental yang dimiliki seseorang yang sudah berkomitmen untuk menulis.

3. KONSISTEN
Niat sudah ada, komitmen juga sudah, tinggal dipupuk dengan konsisten untuk menulis. Konsisten artinya dilakukan secara teratur dan terus-menerus. Sebaiknya menulis dilakukan setiap hari karena hal itu merupakan langkah jitu untuk menjadi penulis yang baik.

Pakar menulis, Bapak Wijaya Kusumah mengatakan "Menulislah setiap hari dan lihatlah apa yang terjadi". Setiap hari menulis apa saja yang mau kita tulis, pokoknya setiap hari. Mulai dari satu paragraf, dua paragraf, dan meningkat terus dan dilakukan secara kontiniu.

Ketika kegiatan menulis setiap hari sudah dilakukan, maka tinggal menunggu waktu saja. Keajaiban akan terjadi, karya-karya akan mengalir sebagai konsekuensi dari ketekunannya dalam menulis. Yang dulunya susah merangkai kata-kata akhirnya bisa menguraikan kalimat yang dinikmati setiap pembacanya.

Ingat, harus konsisten. Jangan gunakan waktu luang untuk menulis tetapi luangkan waktu untuk menulis. Kapan waktu yang tepat untuk menulis? Tergantung dimana menurut kita waktu yang tepat, tenang, dan nyaman sehingga bisa dengan leluasa untuk merangkai ide yang ada.

Meluangkan waktu setengah sampai satu jam setiap hari dalam menulis akan sangat bermanfaat dalam melatih kemampuan menulis kita, dibandingkan menulis berjam-jam tapi dilakukan sekali seminggu atau setiap bulan.

Mari segera menulis, karena menulis adalah pekerjaan mencatatkan sejarah. Menulis tidak membutuhkan orang yang ahli, tetapi orang yang mau. Siapa pun bisa menulis, asalkan kita mau berlatih dan terus berlatih. 

Selamat menulis... Mari terapkan NKK...

Rabu, 09 Juni 2021

Komitmen Kunci Kesuksesan

Sumber gambar: KajianPustaka.com

Komitmen artinya perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu. Sebuah komitmen diambil dalam keadaan sadar dan bertujuan untuk mencapai suatu kebaikan. 

Salah satunya adalah komitmen untuk melakukan sesuatu hal. Sehingga si pembuat komitmen berjanji pada dirinya sendiri untuk melakukan aktivitas tersebut dalam jangka waktu tertentu. Misalnya saja, komitmen untuk menulis setia hari, komitmen untuk menjaga kesehatan dengan tidak merokok, komitmen untuk tidur dan bangun sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, dan banyak contoh lainnya. 

Yang pasti setiap komitmen memiliki tujuan yang sangat baik, yakni melatih diri untuk disipilin. Dengan ketaatan terhadap komitmen yang dibuat, pastilah kehidupannya akan lebih baik dan berhasil. 

Berkomitmen perlu kesadaran dan perlu dimulai dari hal-hal kecil dan sederhana, tetapi berusalah untuk menepatinya. Jangan terlalu muluk-muluk atau langsung berkomitmen melakukan hal-hal yang besar, kalau memang sulit untuk dilakukan, mulailah dari hal yang kecil.

Misalnya, mulai dengan komitmen harus istirahat malam paling tidak pukul 23.00 WIB dan bangun pukul 05.00 WIB setiap hari. Latihlah dan berusahalah sampai akhirnya itu terbiasa. Bisa juga berkomitmen untuk menulis setiap hari. Menulis bukan berarti langsung dalam jumlah tulisan yang banyak, tetapi memulai dari menulis 1 paragraf, 2 paragraf dan terus meningkat. Tetapi berusahalah untuk tetap konsisten akan janji atau komitmen tersebut.

Di dalam pekerjaan, kita juga perlu melatih dan berkomitmen untuk selalu tepat waktu alias tidak terlambat. Komitmen untuk menepati setiap janji kepada orang lain. Komitmen dalam menjaga rahasia apabila ada hal yang dipercayakan seseorang kepada kita dan kita berjanji tidak menceritakannya kapada orang lain. 

Bahkan di dalam berusaha, diperlukan komitmen untuk displin dalam membuka dan menutup toko dengan waktu yang sudah direncanakan, bukan suka-suka kapan saja. Juga sebagai guru komit untuk melatih dan terus memperlengkapi diri menjadi guru yang berkualitas, dan banyak lagi hal-hal yang perlu kita catat dan lakukan sebagai komitmen yang akan kita lakukan.

Semua komitmen-komitmen yang sudah dibuat akan menjadi sebuah kebiasaan, dan membuat kita menjadi orang yang berdisiplin dan tentunya itu merupakan kunci menuju kesuksesan. 

Selasa, 08 Juni 2021

Penulis Butuh Komunitas...

Seorang penulis memerlukan komunitas sebagai wadah untuk saling memotivasi, saling melengkapi, dan saling menginspirasi. Pentingnya komunitas menulis merupakan hal yang kembali diingatkan pada sore hari ini di kelas menulis yang dibentuk oleh Bapak Berto Sitompul, yang beliau namai Kelas Menulis Bareng Guru Berto.

Walaupun hanya diikuti oleh 10 orang tidak menyurutkan semangat untuk saling memotivasi. Kegiatan dibuka langsung oleh Pak Berto kemudian dilanjutkan dengan pemutaran lagu berjudul "Pelajar Pancasila", lagu yang kembali menyulutkan rasa cinta tanah air di tengah keberagaman negeri tercinta. 

Pada sesi pertama, saya diberikan kesempatan berbagi pengalaman menulis dari NOL. Saya pun menggunakan kesempatan tersebut untuk menguraikan pengalaman sejak bergabung dengan pelatihan menulis sampai akirnya menghasilkan beberapa karya buku (solo dan antologi) sampai menjadi editor buku.

Saya menekankan bahwa menulis merupakan kegiatan mencatatkan sejarah. Tidak perlu orang yang ahli, tetapi yang perlu adalah orang yang mau dengan niat yang bulat, kemudian diikuti dengan komitmen untuk menulis setiap hari. Ketika itu diterapkan tinggal menunggu waktu saja, akan muncullah karya-karya sebagai konsekuensi dari ketekunan menulis yang dilakukannya.

Sekitar setengah jam saya menyelesaikan pemaparan, langsung dilanjutkan pemaparan dari tuan rumah. Pak Berto menguraikan beberapa hal terkait dengan menulis. Beliau mengutip kalimat dari Puthut EA yang menyatakan bahwa menulis itu tidak mudah, menulis juga tidak sulit, tetapi menulis hanya rumit karena rumit tidak sama dengan sulit 

Beliau juga menjelaskan tentang parafrase dalam menulis. Dijelaskan bahwa parafrase merupakan pengungkapan kembali suatu kalimat dengan menggunakan kata-kata yang berbeda tanpa mengubah maknanya. Hal ini sangat penting untuk dikuasai seorang penulis walaupun memang diperlukan latihan untuk bisa mahir dalam hal tersebut.

Suatu hal yang menyenangkan ketika pada sesi diskusi, peserta diberikan kesempatan untuk berbagi. Diawali dari Bapak Gerardus Kuma, seorang penulis dari NTT. Beliau banyak bergelut menulis tulisan ilmiah populer. Tulisan-tulisan beliau terkait bidang pendidikan dan sosial sudah beredar luas di media massa.

Beliau mengatakan ketika ada ide berupa isu-isu yang sedang hangat dibicakan, langsung buat outline. Setelah itu buat jadwal penulisan dan komit untuk menyelesaikan tulisan tersebut tepat waktu. Tulisan itu tentunya bisa rampung dengan membaca berbagai referensi yang sesuai dengan topik yang dibahas.

Beda lagi dengan pengalaman Ibu Yetti Evana. Ibu guru yang mengajar di SD Taruna Bakti Bandung tersebut menyatakan bahwa sebenarnya sudah hobi menulis dan sering mengirim tulisannya ke media ketika kuliah. Tetapi akhirnya hobi tersebut berhenti sejak beliau menjadi guru, karena berbagai kesibukan yang dilakoninya.

Ibu Guru Inspirasi yang merupakan finalis Wardah Inspiring Teacher (WIT) 2020 ini juga sudah menghasilkan buku antologi  cerpen pada tahun 2019. Masalah waktu memang menjadi kendala untuk Ibu tersebut untuk rutin menulis, walaupun demikian beliau tetap berkomitmen untuk segera menerbitkan buku sendiri dalam waktu dekat ini.

Ibu Mei Tarigan juga tidak mau ketinggalan. Ibu Guru yang ditempatkan oleh pemerintah di Kepulauan Bangka Belitung, tepatnya di Kec. Lepar Pongok, Kab. Bangka Selatan ini menceritakan bahwa masa pandemi memberikan dampak positif baginya, banyak waktu bisa dimanfaatkan untuk memperlengkapi diri sebagai guru. 

Melalui pelatihan dan seminar-seminar yang beliau ikuti, banyak ilmu yang didapat. Dan itulah yang menjadi modal ibu guru kreatif ini untuk berbagi ilmu kepada guru-guru lainnya melalui kegiatan-kegiatan yang mana beliau berperan menjadi instruktur atau sebagai narasumber. Dalam hal kepenulisan, beliau juga sudah mulai terlibat dalam menulis buku antologi puisi.

Sangat senang berbagi dan mendengarkan pengalaman dari bapak/ibu yang menginspirasi pada sore hari ini. Dengan berbagai potensi dan bidang masing-masing menjadi modal untuk saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Karena kata bijak berkata "Besi menajamkan besi, manusia menajamkan sesamanya." 

Oleh karena itulah memang penulis membutuhkan komunitas...

Minggu, 06 Juni 2021

Resume Webinar "Berkarya untuk Bangsa, Berkarya Tanpa Batas"

"Sesungguhnya bagian terindah dalam hidup ini adalah saat kita bisa berbagi hal positif, kebaikan, dan kebahagiaan dengan orang lain". 

Teringat kembali akan komitmen untuk selalu berbagi ilmu. Momen yang terjadi pada saat menyelesaikan penelitian tugas akhir semasa kuliah tepatnya empat belas tahun yang lalu. Perjuangan yang meletihkan ketika menuntaskan penelitian yakni merancang sebuah alat pengukur suhu jarak jauh. 

Banyak kenangan yang tidak akan terlupakan, secara khusus ketika akhirnya alat tersebut dapat berfungsi, penelitian berhasil di tengah-tengah tuntutan waktu yang sangat sempit untuk mendaftar sidang hasil penelitian. Air mata bahagia menetes, dan mulut berguman sambil bersyukur. Ada janji yang terucap untuk selalu berbagi ilmu pengetahuan yang kupunya kepada orang lain. 

Kesempatan berbagi kembali terwujud nyata pada acara Webinar "Berkarya untuk Bangsa, Berkarya Tanpa Batas" yang diselenggarakan oleh Prodi Manajemen Pendidikan Kristen Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Tarutung pada Hari Sabtu, 5 Juni 2021 yang lalu. 

Sangat senang berjumpa dengan orang-orang hebat. Mahasiswa/i energik calon pembaharu bangsa, dosen yang gigih dalam menempa para mahasiswanya, dan guru-guru yang selalu rindu untuk memberi kontribusi untuk negeri.

Sebagai catatan bagaimana jalannya acara tersebut, saya memberikan tantangan membuat resume kepada peserta. Yang awalnya saya menjanjikan hanya untuk satu orang peserta, tetapi setelah membaca resume yang masuk ke email saya, akhirnya ada dua peserta yang menurut saya layak mendapatkan apresiasi atas kerja keras dan kegigihan mereka. Bahkan ada yang sampai mengirim ulang resumenya beberapa kali yang menandakan adanya semangat yang tinggi untuk memperoleh buku dari saya... Hehehe...

Inilah resume dari Ibu Yetti Evana dan adik kita Junita Simaremare, mari kita baca bersama...


Guru Giat Berkarya, Bangsa Bangkit dan Jaya

Oleh: Yetti Evana, S.Pd, Guru SD Taruna Bakti Bandung

Ketika sebuah karya selesai ditulis maka pengarang tak mati. Ia baru saja memperpanjang umurnya lagi. ( Helvy Tiana Rosa ). Quotes ini yang membuat saya sebagai guru ingin terus berkarya agar dunia pendidikan di Indonesia semakin maju.

Jari jemari saya pun segera merangkai kata demi kata dan menyusun kalimat demi kalimat agar menjadi sebuah paragraf dan menghasilkan sebuah resume dari webinar yang saya ikuti dengan salah satu narasumber keren yaitu Pak Sahat S. Naibaho seorang guru, penulis dan juga editor buku.

Webinar pelatihan penulisan karya ilmiah ini dilaksanakan via zoom pada hari Sabtu, 05 Juni 2021 pukul 09.00 – 13.00 WIB dengan menghadirkan narasumber yang berkompeten di bidangnya dan salah satunya adalah Pak Sahat.

Kondisi literasi di Indonesia 0,001 %, sangat minim tetapi waktu untuk menatap gadget kurang lebih 9 jam per hari. Indonesia mendapat peringkat 111 dari 189 negara di dunia. Di sini lah peran guru sangat diperlukan. Guru memiliki kontribusi yang sangat besar untuk memperbaiki kondisi bengsa kita.

            
Manfaat penyusunan karya tulis ilmiah menurut Luthfi Abdul Malik, 2010 di antaranya adalah :
-          Terlatih mengembangkan ketrampilan membaca.
-          Terlatih menggabungkan hasil bacaan.
-          Dapat berkenalan dengan kegiatan lainnya

Alasan guru tidak menulis karya ilmiah menurut Ashari Muhri, 2012 di antaranya adalah :
a. Lemahnya motivasi guru
b. Kurang membaca
c. Tidak adanya budaya menulis di sekolah
d. Kemampuan berbahasa guru yang kurang

Empat publikasi yang bisa dilakukan oleh guru yaitu:
a. jurnal
b. makalah
c. tulisan ilmiah popular
d. artikel ilmiah dalam bidang pendidikan

Publikasi buku contohnya :
a. membuat buku pelajaran per tingkatan
b. membuat modul/diklat pembelajaran per semester
c. membuat buku dalam bidang pendidikan
d. membuat karya hasil terjemahan
e. membuat buku pedoman guru

Syarat penulisan karya ilmiah = APIK
Asli ( bukan merupakan plagiat/jiplakan )
Perlu ( mempunyai manfaat dalam menunjang pengembangan guru )
Ilmiah ( memakai kerangka isi )
Konsisten ( secara keberaturan )
Apakah guru bisa menjadi seorang penulis ? YA karena:
- Guru adalah kaum intelektual
- Guru memang harus bisa menulis
- Pelatihan menulis yang banyak dan terbuka luas
- Banyak penerbit yang bersedia menerbitkan buku dengan biaya yang terjangkau.

Guru pasti bisa menulis dengan rumus NKK
Niat
Komitmen
Konsisten
 
Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. ( Pramudya Ananta Toer )

Bandung, 5 Juni 2021
Ditulis pukul 23.00 WIB

Yetti Evana, S.Pd
SD Taruna Bakti Bandung

============================================
RESUME dari Pemaparan Materi Bapak Sahat Serasi Naibaho
Pada Webinar karya Ilmiah Pada Hari Sabtu, 05 juni 2021

Oleh: Junita Mesra Wani Simaremare, Mahasiswi IAKN Tarutung Semster IV

Kompetensi Apa yang harus di miliki oleh seorang Guru ? yaitu Mengembangkan Diri.
Mengapa menurut anda kompetensi itu penting terhadap Guru Penggerak ? yaitu agar mampu mengembangkan Orang-orang lain.
Apa contoh perilaku ataupun penerapan komptensi itu pada peran anda sebagai guru ? yaitu Guru harus Kreatif, dan mampu Menulis.

Alasan Guru harus meningkatkan kompetensinya, adalah :

·    Perkembangan IPTEKS

·    Amanat Undang-undang.

·    Dampak bagi Siswa

·    Dampak Bagi sistem Pendidikan Nasional

·    Mendorong tumbuh kembang peserta didik.

·    Mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik

·    Menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan

·    Mewujudkan profil pelajar pancasila ( profil pelajar pancasila yang dimaksud adalah peserta didik yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan yang maha esa dan berakhlak mulia, kreatif, gotong royong, berkebinekaan global, bernalar kritis, dan mandiri).

Guru memiliki kontribusi yang sangat besar untuk memperbaiki kondisi bangsa kita. Dibutuhkan guru yang berkualitas, sehingga SDM semakin meningkat. Salah satu caranya adalah meningkatkan kemampuan literasi (membaca dan menulis) para guru. Hal ini hendaknya dilatih dengan aktif dalam menulis karya ilmiah.

 

Manfaat Menulis Karya Ilmiah bagi guru:

1. Terlatih mengembangkan keterampilan membaca yang efektif karena sebelum menulis karya ilmiah, ia mesti membaca dahulu kepustakaan yang ada relebansinya dengan topik yang hendak dibahas.

2.  Terlatih menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber mengambil sarinya , dan mengembangkannya ke tingkat pemikiran yang lebih matang.

3.  Dapat berkenalan dengan kegiatan perpustakaan seperti mencari bahan bacaan dalam katalog pengarang atau katalog judul buku.

4.  Meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasi dan menyajikan data dan fakta secara jelas dan sistematis.

5.   Penulis dapat memperoleh kepuasan intelektual.

6.   Penulis turut memperluas cakrawala ilmu pengetahuan masyarakat.

      Dan Manfaat lainnya adalah Untuk memperoleh Point dan Koint.

       
       Ada 5 Alasan guru tidak menulis karya ilmiah, yaitu: 
       1.  Lemahnya Motivasi guru dalam menulis (malas)
       2.  Kurangnya membaca
       3.  Tidak adanya budaya menulis di sekolah
       4.  Kemampuan berbahasa guru kurang
       5.  Tidak sistematis dalam Berfikir

Hal ini menyebabkan apa yang ditulis terkadang tidak nyambung antara permasalahan, pemecahan dan penarikan kesimpulan.

Dan Alasan lainnya adalah : Karena sudah terbiasa dengan yang instan, nyaman dengan kondisi saat ini, ikut arus.

Mengapa Guru Harus Menulis ?

Disamping memiliki tugas utama yabg terdapat pada UU No. 14 tahun 2015, sebagai pendidik yang profesional guru juga diwajibkan mengembangkan keprofesian berkelanjutan (PKB).

PKB merupakan pengembangan kompetensi guru yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan , bertahap, berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitasnya (permennegpan dan reformasi birokrasi Nomor 16 Tahun 2009). Yang meliputi pengembangan diri, Publikasi Ilmiah dan karya inovatif.

Ada 2 cara Membuat karya Hasil Terjemahan. Yaitu :

1. Tulisan yang dihasilkan dari penerjemahan buku pelajaran atau buku dalam bidang pendidikan dari bahasa asing atau bahasa daerah ke bahasa indonesia. Atau sebaliknya dari bahasa daerah yang akan digunakan untuk membantu proses pembelajaran.

2. Buku terjemahan tersebut harus dilengkapi dengan surat pernyataan dari kepala sekolah yang menjelaskan perlunya karya terjemahan tersebut untuk menunjang proses pembelajaran disertai tanda tangan kepala sekolah dan cap sekolah bersangkutan.

 
Guru Menjadi Penulis Buku, karena :
a.       Guru adalah Kaum Intelektual
b.      Guru memang harus bisa menulis
c.       Pelatihan menulis yang banyak dan terbuka luas khususnya masa pandemi saat ini,
d.      Banyak penerbit yang bersedia menerbitkan buku dengan biaya yang terjangkau.

Semua orang Pasti bisa menjadi Penulis. Dengan RUMUS NKK, Yaitu :
N= Niat K= Komitmen K= Konsisten

Banyak karya yang seharusnya bisa dihasilkan guru karena dengan karya guru berkontribusi bagi peningkatan mutu pendidikan yang akan berdampak pada perbaikan kualitas SDM dan Pendidikan di negara tercinta yaitu Indonesia.

Bagi yang ingin menonton kegiatan tersebut bisa disaksikan di: https://youtu.be/WTI4-uT7v-4

Sabtu, 05 Juni 2021

Berkarya Tanpa Batas...


Hanya ungkapan syukur kepada Tuhan Sang Pencipta dan Pemelihara hidupku. Kusampaikan syukur yang sangat mendalam. Ya, begitu luar biasanya kasih-Nya sehingga diberikan kesempatan yang tidak pernah terpikirkan olehku. Hal yang sangat luar biasa ketika pada hari ini menjadi Narasumber pada kegiatan Pelatihan Menulis Karya Ilmiah yang diselenggarakan oleh Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Tarutung.

Selama dua minggu sebelumnya, kekuatiran menimpaku. Keraguan dan ketakukan bagaimana nantinya pada hari-H. Apa yang harus kusampaikan, aku tidak mampu. Tetapi komitmen untuk berbagi dan berkarya itulah yang menguatkanku. Untuk berani melangkah maju, tidak boleh gentar. Percaya bahwa ketika melakukan suatu hal yang tujuannya untuk kebaikan, pastilah Tuhan mampukan.

Malam ini semuanya terasa lempang, akhirnya semuanya berjalan dengan lancar. Pengalaman pertama menjadi Narasumber melalui Zoom Meeting. Memang sudah empat kali menjadi Narasumber pada kegiatan menulis online, tetapi menggunakan aplikasi WhatsApp. Pastilah berbeda, karena kalau melalui WhatsApp, saya hanya membagikan teks sehingga bisa lebih santai. Sangat berbeda dengan hari ini, seperti di kelas nyata, menjabarkan materi secara langsung kepada peserta.

Dihadapan 170-an peserta memaparkan materi, sungguh pengalaman yang luar biasa. Antusias peserta yang didominasi mahasiswa IAKN. Ya memang sekitar 80% peserta adalah mahasiswa, dan sisanya adalah guru. Saya senang bisa berbagi dan berdiskusi dengan para peserta, dan hari ini seolah-olah beban dan tanggung jawab untuk selalu berbagi dan membantu orang lain semakin terasa dan bergelora.

Guru adalah tonggak penentu maju mundurnya suatu bangsa, oleh karenanya melalui webinar kali ini ditekankan supaya para guru sadar akan tanggung jawab yang besar yang dipikulnya. Guru tidak boleh anti dalam belajar, tetapi harus menjadi contoh bagi peserta didiknya. Guru harus menjadi inspirasi melalui apa yang dilakukannya, bukan hanya dari ucapan semata.

Banyak hal yang harus diperbaiki, banyak hal yang harus diperbaharui dan banyak hal yang harus diperlengkapi. Guru tidak boleh terlena, tidak boleh manja, tidak boleh malas untuk berkarya. Guru berkarya, dimulai dari diri sendiri yang mau bangkit dan memperlengkapi diri. Semoga guru-guru sadar dan mau mengambil bagian untuk memajukan bangsa dengan karya yang menginspirasi.

Ini adalah langkah pertama dari langkah ke-seribu yang harus dilalui. Harus berani menatap terus ke depan, pantang goyah, dan terus memperlengkapi diri.  Yakin bahwa ada kesempatan dan tantangan yang lebih besar lagi yang sudah disiapkan untuk kita lakoni. 

Maju terus pantang mundur, semangat tidak boleh kendur...

Ayo tetap atur nafas, untuk berkarya tanpa batas...

Kamis, 03 Juni 2021

Endorsement Buku "Ibu Mulyani, S.Pd."


“Mulailah dengan menuliskan hal-hal yang kau ketahui. Tulislah tentang pengalaman dan perasaanmu sendiri.” (JK Rowling). Untaian kalimat di atas merupakan kata bijak yang sangat relevan dan telah diterapkan Ibu Mulyai, S.Pd.  Ibu Guru hebat ini telah membuktikan bahwa menulis bukanlah hal yang sulit, karena kuncinya adalah niat, ketekunan, dan konsistensi. Secara khusus pada masa pandemi saat ini, merupakan momentum yang sangat tepat karena memberikan kesempatan yang sangat luas untuk melatih diri dengan menulis, menulis, dan menulis.

Buku “Berdaya Menghadapi Tantangan Era Pandemi” ini membuktikan kepada kita bahwa sebenarnya banyak ide yang bisa dituangkan dalam tulisan. Apa saja yang kita alami bisa menjadi topik dalam tulisan, maka ketika ada ide langsung tuliskan sebelum ide itu hilang. Bahkan di tengah badai corona sekalipun yang menurut sebagian orang adalah musibah, menyimpan makna yang cukup berharga. Itulah yang diuraikan penulis di dalam buku yang luar biasa ini.

Berbagai hikmah di masa pandemi Covid-19 beliau uraikan dengan kata-kata yang berasal dari hati. Perjuangan seorang guru yang tidak pernah menyerah dengan situasi yang ada dengan mencoba hal-hal baru hanya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, juga sosok guru yang senantiasa memperlengkapi diri dengan ilmu-ilmu baru sebagai tuntutan bagi seorang guru professional dengan mengikuti Program WIT 2020, sampai kepada cerita musibah yang harus dihadapi keluarga pada masa pandemi. Sungguh rangkaian cerita yang sangat mengandung banyak inspirasi.

Segera baca buku bagus ini, dapatkan berbagai inspirasi yang ada di setiap lembaran-lembaran buku yang Anda baca…

 

Sahat Serasi Naibaho, S.Si.,Gr.

Penulis, Editor Buku

Guru SMPN 2 Dolok Sigompulon


Postingan Terbaru

Di mana kebahagiaan itu berada?

Di mana kebahagiaan itu berada? Kadang lelah jiwa mencari Karena dahaga yang tak terobati Rasa haus akan kebahagiaan Yang diharapkan memberi...

Postingan Terpopuler dalam sebulan ini