Senin, 28 Desember 2020

Belajar sebagai Editor Buku


Menjadi seorang editor buku tidak pernah terlintas di dalam pikiran, alih-alih menjadi editor buku, ketika berhasil menulis satu tulisan di buku antologi sampai memiliki buku solo perdana saja saya sudah sangat senang dan bersyukur. Karena sebelumnya memang tidak ada ekspektasi saya kelak akan menjadi seorang editor buku. 

Kesempatan pun datang ketika buku Antologi Bundaku yang merupakan karya dari peserta belajar Menulis Buku Inspirasi (MBI) melalui WAG digagas dan akhirnya ada 22 orang penulis yang ingin terlibat dan akhirnya dibagi menjadi 2 buku yakni Bundaku Jilid 1 dan Jilid 2. Saya sendiri ikut menjadi penulis di Buku Jilid1 yang dieditori oleh pak Eko Dayono dari Jawa Tengah. Tanpa saya duga Bunda Lilis Sutikno yang merupakan penggagas Kelas MBI memberikan kesempatan bagi saya untuk belajar menjadi Editor buku dengan memberikan tanggung jawab tersebut di Buku Bundaku Jilid 2.

Awalnya saya agak canggung, karena memang hal itu adalah pengalaman baru bagi saya. Saya pun membaca satu demi satu naskah yang masuk. Kata demi kata sampai pada kalimat saya cermati. Kalau ada kira-kita penulisan kata yang meragukan kebenarannya bagi saya, maka saya langsung buka si pintar google, mencari berbagai keterangan terkait dengan penulisan kata tersebut, demikian sampai saya yakin dengan memiliki dasar yang kuat akan kebenaran cara penulisannya. Adapun yang sering menjadi sumber yang menjadi pertimbangan saya adalah  Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) dan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). 

Memang beberapa kali saya temukan kesalahan penulisan kata di dalam naskah seperti penulisan pun apakah harus digabung atau dipisah. Penulisan dua kata apakah digabung atau dipisah seperti: terima kasih, olahraga, tanggung jawab. Juga bagaimana penulisan kata yang benar misalnya: positip, positif atau positive. Demkian juga penggunaan singkatan-singkatan yang belum tentu pembacanya paham artinya, misalnya: KPLP, SR dan singkatan lainnya. Sehingga kita harus kembali berpedoman pada PUEBI, juga bisa dilengkapi dengan sumber informasi lainnya yang sangat mudah kita dapatkan di mesin pencari seperti google dan tentunya harus melalui komunikas yang baik dengan penulisnya.

Memang sangat diperlukan kesabaran untuk bisa membaca dan mengamati setiap kata demi kata hingga membentuk kalimat, bukan sekedar sampai asal jadi kalimat saja tetapi kalimat tersebut hendaknya bisa memebentuk sebuat paragraf yang baik, dalam artian bisa dimengerti dan mampu menyampaikan pesan yang akan ingin disampaikan kepada pembaca. Tentunya kalimat yang ada juga mengalir sehingga enak di baca dan jelas, bukan kalimat yang justru membingungkan pembacanya.

Saat ini saya terus belajar. Setelah buku Antologi Bundaku Jilid 2 tuntas, saat ini saya sedang berjuang untuk mengedit tulisan untuk antologi Sekolahku Jilid 1 dan Jilid 2 dan sudah menanti pada awal januari nanti Antologi Cerpen yang juga Jilid 1 dan Jilid 2. Apakah ini menjadi beban?, tentu saja tidak, tetapi merupakan pengalaman baru yang sangat menarik bagi saya. Saya semakin banyak belajar tentang tata cara penulisan kata yang benar, bahkan dilatih untuk bersabar dan teliti untuk setia membaca semua naskah dari awal sampai akhir. Dan yang paling menarik adalah, mendapatkan banyak inspirasi dari tulisan-tulisan yang saya baca yang justru sangat memotivasi saya. Karena bagaimanapun editorlah yang pertama kali menikmati pesan yang mau disampaikan oleh penulis kepada khalayak.

Belajar dan terus belajar menjadi penyemangat bagiku. Karena dengan terus belajar akan hal-hal yang baru pasti akan memberikan dampak yang sangat besar bagi kita. Oleh karena itu, mari terus belajar, belajar dan belajar...

Sabtu, 26 Desember 2020

Refleksi dan Resolusi menyambut Tahun 2021


Waktu terus berjalan, tiada yang bisa menahan. Tiada terasa tahun 2020 akan segera berlalu, digantikan tahun baru 2021. Kehidupan ini memang akan terus berlangsung. Sepertinya baru saja memejamkan dan membuka mata tetapi waktu terus berganti dan masa lalu tidak bisa diulangi lagi. Apa yang kita lakukan dengan kondisi yang ada dengan waktu yang terus melangkah? 

Kita perlu refleksi. Ya, memandang sejenak ke masa-masa yang telah kita lalui khususnya di tahun 2020 yang akan segera berlalu. Bagaimana perjalanan hidup kita selama tahun 2020, baik itu keberhasilan ataupun kegagalan, mari kita renungkan kembali bagaimana semuanya itu kita jalani. Secara global memang tahun 2020 adalah tahun penuh ujian dan tantangan. Bagaimana tidak, dengan adanya wabah virus Corona, semua manusia merasakan dampaknya yang pastinya sangat berpengaruh pada kehidupan kita di tahun ini. 

Tetapi saat ini mari secara pribadi mengevaluasi diri, bagaimana kita di tengah situasi yang ada mampu untuk bertahan dan bahkan menjalani semuanya dengan ucapan syukur. Bahkan menjadi pribadi yang lebih matang dan dewasa dalam berfikir dan bertindak, karena kita ketahui bahwa tantangan kehidupan pasti akan selalu datang silih berganti, tetapi diharapkan fokus kita bukan masalah tersebut tetapi bagaimana kita bisa tetap berpengharapan di tengah situasai sangat sulit sekalipun, dan pastinya itu akan membuat kita menjadi pribadi yang lebih dewasa dan matang.

Pertanyaan selanjutnya adalah sudah sejauh mana kita mampu dalam menggunakan waktu dan kesempatan yang ada untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi? Pribadi yang lebih baik dalam artian semakin baik dalam hal pengetahuan, keterampilan, sosial bahkan spiritual. Kita semua diberikan waktu yang sama, tetapi pastinya kita bisa berbeda-beda dalam memanfaatkan waktu yang ada. 

Dalam hal pengetahuan, bukan harus di dapat dari instansi pendidikan formal atau yang dinamakan sekolah. Tetapi pengetahuan dari pengalaman sehari-hari yang kita dapatkan dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak paham menjadi paham. Dalam hal ini diperlukan kemampuan membaca yang baik, baik dari sumber tulisan bahkan dari kemampuan kita membaca situasi dan sekeliling yang bisa membuat kita lebih paham tentang banyak hal. 

Di dalam bidang keterampilan juga tidak kalah pentingnya. Apa keterampilan yang sudah kita asah, pertajam dan akhirnya kita miliki di tahun 2020 ini? Keterampilan memerlukan kreasi yang akan menghasilkan sebuah karya. Pastinya diperlukan juga latihan, latihan dan terus latihan sehingga keterampilan itu bisa kita kuasai sepenuhnya, bahkan bisa menjadi ahli di bidang tersebut. Pertanyaannya apakah selama setahun ini ada keterampilan baru atau keterampilan yang semakin kita kuasai?

Sebagai makhluk sosial, kita juga dituntut untuk berinteraksi dengan sesama. Bukan hanya sekedar berinteraksi, kita juga dituntut untuk bisa berkontribusi kepada masyarakat di mana kita berada. Untuk meningkatkan peran sosial diharapakan bisa terlebih dahulu mengesampingkan egoisme. Sifat yang berfokus pada kepentingan diri sendiri tanpa menghiraukan apa yang terjadi dengan orang lain. Sebagai manusia kita akan benar-benar merasakan kebahagiaan sejati ketika kita bisa bermanfaat bagi orang lain.

Spiritual adalah hal yang sangat mendasar bagi setiap insan. Dengan keyakinan yang kita imani menjadi dasar kita untuk memandang dan menjalani hidup yang fana. Spiritual yang baik pada seseorang akan membuatnya bergantung sepenuhnya kepada Sang Pemilik dan Pencipta Alam Semesta ini. Sangat diperlukan evaluasi diri dalam aspek spiritual dengan berharap hari-hari yang akan datang kita akan semakin memiliki kualitas iman yang lebih baik.   

Dengan mengingat-ingat kembali berbagai aspek yang sudah kita jalani di tahun 2020 yang akan segera berlalu, biarlah hal itu menjadi pengalaman dan pembelajaran yang mendorong kita untuk senantiasa memperbaiki diri. Menyambut resolusi pada tahun 2021 dengan berkomitmen akan melangkah dan menggunakan waktu dengan lebih bijaksana lagi. Impian dan harapan menjadi pribadi yang lebih baik dan tentunya juga berbagai aspek kehidupan yang lebih baik lagi di tahun yang baru semoga terwujud, dengan berjuang, berusaha dan berkarya. Berkarya bukan untuk diri sediri saja tetapi juga menghasilkan karya yang manfaatnya bisa dirasakan oleh orang lain.

Mari sambut tahun baru dengan optimis dan semangat selalu...   

Minggu, 06 Desember 2020

Buku Antologi Cerpen Kelas MBI

Kelas MBI terus menginspirasi, sehingga mampu menggerakkan peserta yang ada untuk segera berkarya. Hari Minggu (6/12/2020) bu Tiwi menyatakan keinginannya di grup untuk berduaet, trio atau kwartet dalam menulis buku Antologi Cerpen. Tanpa menunggu waktu lama, beberapa peserta lainnya segera memberi respon. Dimulai dari Bu Citra Turnip (Sumut), kemudian Bu Desak (Bali) dan akhirnya Bu Uchey (Bogor), lengkaplah sudah peserta menulis buku antologi cerpen dengan 4 orang penulis. Kenapa penulisnya hanya 4, supaya buku bisa diajukan dalam mendapatkan Angka Kredit (AK) dalam pengejuan kenaikan pangkat pada PNS.

Eh,,, tunggu dulu... Rupanya bu Ledwina menjapri saya dan menyertakan beberapa pesan WA dimana beliau sudah berkomunikasi sebelumnya dengan Bunda Lilis untuk ikut serta dalam penulisan buku Antologi Puisi, dan bisa saya tangkap beliau juga tertarik untuk bergabung, tetapi terlambat dalam dari Bu Uchey. Akhirnya saya membuka kesempatan untuk siapa yang mau bergabung di dalam penulisan buku Antologi Cerpen kedua dengan berharap ada 3 orang lagi peserta yang mau bergabung untuk menemani bu Ledwina. 

Dan ternyata....., dalam hitungan menit langsung saja Bu Merpati (NTT), Bu Nophia (NTT) dan Bu Nuri (Lampung) mendaftarkan diri untuk ikut serta. Wah... Luar biasa, akhirnya tidak lewat dari satu hari peserta langsung tercukupi bahkan bertambah, bukan satu tetapi akan ada 2 buah buku Antologi Cerpen yang diterbitkan. Untuk lebih mengoptimakan penerbitan buku, grup Antologi Cerpen pun terbentuk dan diharapkan menjadi awal mula  dalam menghasilkan 2 buah buku Antologi Cerpen karya Kelas MBI. 

Saya teringat kembali bagaimana pengalaman yang sama dalam lelang buku Antologi Buku Bundaku. Yang tidak terbayangkan sebelumnya, rupanya antusias peserta begitu tinggi sampai bisa mengumpulkan 22 penulis yang dibagi menjadi 2 tim yang akan menerbitkan 2 buah buku Antologi Bundaku "Kado Spesial buat ibu".  

Kelas MBI memang luar biasa,,,, Para peserta yang banyak diisi penulis pemula, tetapi memiliki semangat yang bergelora untuk segera menghasilkan Karya... 

Ayooooo,,, Tetap semangat,,, Semangat dan Terus Semangat.....

Jumat, 04 Desember 2020

The Power of "Pada Suatu Hari"

Kalimat "Pada suatu hari" pasti sudah tidak asing bagi kita semua. Kita sering mendengarnya pada masa kecil dulu, ketika mendengarkan cerita dari guru, bahkan saat  ini pun kalimat tersebut tidak jarang digunakan dalam memulai sebuah cerita atau dongeng di buku maupun Televisi.

Siapa sangka kalimat tersebut memiliki kekuatan yang begitu besar dalam menulis. Disaat keinginan menulis sangat kuat dan sudah ada ide di kepala tetapi sulit untuk dituangkan dalam bentuk tulisan, maka diperlukan suatu formula atau rumus jitu untuk memecahkan masalah kebuntuan tersebut, salah satunya dengan memulai tulisan dengan kalimat "Pada suatu hari".

The Power of "Pada suatu hari" merupakan materi yang dibawakan oleh Pak Eko Daryono yang merupakan Narasumber Kelas WAG MBI pada jumat malam tanggal 4 Desember 2020.  Mengawali kelas, kalimat "Pada suatu Hari" langsung muncul pada judul puisi yang ditampilkan dalam menyambut Narasumber malam ini. Berikut isi puisi yang sangat menggugah tersebut:

Pada Suatu Hari Nanti (Karya Sapardi Djoko Damono)

Pada suatu hari nanti,
jasadku tak akan ada lagi,
tapi dalam bait-bait sajak ini,
kau tak akan kurelakan sendiri.

Pada suatu hari nanti,
suaraku tak terdengar lagi,
tapi di antara larik-larik sajak ini.

Kau akan tetap kusiasati,
pada suatu hari nanti,
impianku pun tak dikenal lagi,
namun di sela-sela huruf sajak ini,
kau tak akan letih-letihnya kucari.


Pak Eko pun memulai kelas dengan menyatakan bahwa "Kunci utama menulis adalah menulis, bukannya berpikir". Deadlock menulis dikarenakan kita terlalu banyak berpikir... jadi lari deh semua ide... kabur.....

Kalau kunci menulis adalah menulis... lha... menulisnya harus dari mana...., Oleh karenanya kita bisa gunakan jurus "Pada Suatu Hari", ungkap beliau.


Sebenarnya dari kebiasaan kita mengarang waktu SD serta dari kebiasaan mendengarkan dongeng, kita sudah akrab dengan kalimat "Pada suatu hari", Kalimat ini bisa menjadi solusi kebuntuan dalam menulis. Karena sering ide sudah ada tetapi kita sulit untuk menuliskannya.


Sehingga kalimat "Pada suatu hari" bisa menjadi salah satu solusi dalam memecahkan kebuntuan dalam menuliskan ide. Begitu keran terbuka dengan tulisan pertama yang kita tuliskan dengan kalimat "Pada suatu hari", maka tulisan akan mengalir seperti air.


Kita jangan sepele dengan kalimat "Pada suatu hari", karena kalimat tersebut bisa menjadi solusi dalam menghasilkan berbagai jenis karya


Contoh artikel yang menggunakan kalimat "Pada sutau hari"

Contoh Puisi yang menggunakan kalimat "Pada suatu hari"

Contoh Lagu yang menggunakan lirik "Pada suatu hari"

Dongeng yang menggunakan kalimat "Pada suatu hari"



Bahkan kalimat "Pada suatu hari" bisa mengungkapkan perasaan yang sedang PATAH HATI,,, Contohnya ketika rasa masakan tak sesuai harapan, pergi nurut Google map malah kesasar, mau buat kejutan eh... ternyata tak sesuai harapan. Mau ada tamu dibela-belain persiapan eh... nggk jadi datang. Semuanya bisa kita tuliskan dengan memulainya dengan kalimat "Pada suatu hari".

Demikian hebatnya kalimat "Pada suatu hari", sehingga bisa menjadi solusi pada saat kita merasa sepertinya menulis itu sulit. Ketika sudah ada ide, tetapi kita tidak tahu bagaimana menuliskannya, cobalah dengan memulai tulisan anda dengan kalimat "Pada suatu hari". 

Karena dalam menulis, yang sulit adalah memulainya, ketika sudah dimulai yakinlah maka kata demi kata akan segera mengalir seperti air mengikuti kalimat yang sudah disusun sebelumnya.

Selamat mencoba, dan tetap semangat

Kamis, 03 Desember 2020

Asa di Masa Corona

Tiada yang pernah menduga akan datangnya wabah corona, virus yang pertama kali terdeteksi di Wuhan-Cina. Covid-19 adalah nama kerennya. Virus severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah penyebabnya. Semua bidang terkena dampaknya, tidak ada yang luput dari sergapannya. Ya, begitu hebatnya corona, walaupun tidak dapat dilihat langsung oleh mata tetapi sudah menelan banyak nyawa.   

Semua manusia berusaha menjauhinya, dengan berbagai cara untuk tidak terinfeksi olehnya. Berbagai usaha dilakukan untuk meredam penularannya. Dimulai dari dari pakai masker, cuci tangan dan menjaga jarak antar sesama. Dan menyerukan supaya aktivitas dilakukan dari rumah, mulai dari belajar, beribadah, dan bekerja. Mematuhi protokol kesehatan adalah kuncinya, tetapi tetap saja masih banyak korban yang setiap hari di terkam oleh si Corona. Bahkan di Negara kita tercinta, beberapa hari ini korbannya semakin meningkat jumlahnya.

Masihkah ada asa (semangat) di tengah wabah corona? atau apakah kita menyerah dan pasrah saja? Sebagai umat beragama, kita tidak boleh menyerah dan terlena. Kita serahkan semuanya kepada Tuhan Sang Pencipta, karena Dialah Yang Maha Kuasa dan bisa melenyapkan semuanya. Kalau Tuhan mau, sekejap saja si Corona pasti akan binasa, dan segera lenyap dari dunia. Dan kita harus percaya, suatu saat semuanya akan berlalu dan kembali seperti biasa.

Dan tentunya bukan hanya berdoa tanpa tidakan nyata, kita juga harus mengikuti setiap aturan yang ada. Protokol kesehatan yang ketat adalah solusinya, supaya si Corona tidak menular kemana-mana. Tuhan juga ingin supaya kita taat pada negara, mengikuti dan mendukung setiap kebijakan yang ada. Untuk menuntaskan Virus Corona dari Negara Indonesia. Sembari terus berharap para ilmuan segera mendapatkan vaksin yang merupakan cara paling ampuh untuk merontokkan kekuatan si Corona.

Di situasi saat ini kita dituntut untuk tetap melangkah dan berkarya. Memanfaatkan waktu di rumah saja, dengan hal-hal positip yang bisa membuat kita tetap berjaya. Salah satunya dengan menggali potensi pada diri kita. Seperti yang saya sudah jalani dan tekuni dimasa pandemi Corona, yaitu belajar menulis dan merangkai kata. 

Walaupun sebelumnya saya tidak terbiasa dan tidak terlalu suka dengan membaca. Tetapi syukur kepada Tuhan yang Perkasa, saya diberikan kekuatan untuk menekuninya, memulai dan terus belajar konsisten setiap hari untuk menyusun kata demi kata, sehingga akhirnya saya dapat menerbitkan beberapa karya, yakni sebuah buku solo dan empat buku karya bersama. 

Dengan segala pencapaian dimasa Corona, saya bukanlah berterimakasih kepada pandemi yang sampai saat ini masih ada, tetapi menekankan bahwa di tengah situasi apa pun pasti ada makna dan pelajaran berharga, asalkan kita mau ikhlas menjalani dan memanfaatkan kesempatan yang masih ada. Yakinlah, semua dalam sepengetahuan-Nya, tugas kita hanya menjalani kehidupan dengan syukur dan tetap bersungguh-sungguh untuk belajar dari masa-masa yang ada. Dengan itu kita tidak akan pernah berputus asa, tetapi tetap berjuang dan berusaha, selalu semangat, semangat dan semangat untuk terus berkarya...

Rabu, 02 Desember 2020

Menulislah dengan HATI

 

Bersyukur hari ini bisa menjalani hari dari pagi hingga malam hari. Dengan segala aktivitas yang ada, mulai dari berangkat sekolah yang membutuhkan waktu satu jam. Adapun di sekolah kami melanjutkan kembali aktivitas pengisian PMP yang masih belum tuntas juga yang sebelumya juga kami mempersiapkan video penerapan protokol kesehatan di sekolah yang ditugaskan oleh kepala sekolah.

Cukup melelahkan memang, mulai jam 9 pagi hingga setengah 4 sore melakukan aktivitas di sekolah. Sampai di rumah sekitar jam tengah 5, langsung mandi dan bergegas mempersiapkan materi di kelas Menulis Buku Inspirasi (MBI) yang mana malam ini saya dijadwalkan untuk menjadi Narasumber di kelas WAG tersebut.

Kelas berjalan dengan baik dipandu oleh pak I Nengah Suradnya dari Bali, yang merupakan Kepala Sekolah SMPN 1 Banjanrangkan. Menulislah dengan HATI merupakan tema yang saya bawakan pada malam hari ini, karena menurut saya di dalam menulis kita perlu melibatkan hati, untuk menghasilkan tulisan yang bisa dinikmati oleh para pembacanya dengan hati pula.

HATI, saya uraikan menjadi Harapan, Asa, Tulis dan Ide. Setiap orang yang mau terlibat dalam menulis harus memiliki Harapan (impian) di masa yang akan datang. Dengan Harapan itu akan mendorong setiap orang untuk mau dan semangat di dalam menulis.

Kemudian harus ada Asa, yakni semangat pantang menyerah, dengan apapun yang terjadi. Menjaga Asa bisa dengan selalu meluangkan waktu untuk menulis setiap hari. Mengikuti komunitas menulis dan terlibat dalam menulis buku antologi. Dan tentunya dengan banyak membaca buku sebagai nutrisi daam menulis.

Setelah itu, yang tidak kalah pentingnya adalah Tulis. Tanpa di tulis semua Harapan dan Asa akan menjadi sia-sia. Oleh karena itu segeralah tuliskan ide yang ada, jangan sampai ide itu hilang begitu saja dengan percuma. Menulis, menulis dan menulis itulah satu-satunya kunci bagi seorang penulis uantuk tetap eksis.

Terakhir Ide. Ide harus langsung kita tuliskan, pertanyaannya dari mana ide itu kita dapatkan?. Sebenarnya ide menulis itu ada di mana-mana. Ketika kita melakukan aktivtas, melihat lingkungan sekitar, menonton dan mendengarkan berita dari media, itu bisa menjadi ide dalam menulis. Bahkan hal-hal yang sedang diperbincangkan (viral) merupakan ide yang sangat tepat untuk kita tuliskan.

Menulislah dengan HATI, maka tulisan kita akan sampai kepada hati para pembacanya, tetap semangat dan teruslah berkarya. 

Selasa, 01 Desember 2020

Ultah Bang NOEL Ke-8


Tanggal 1 Desember 2020 adalah hari yang sangat istimewa buat anak sulung kami, Noel Wanrido Naibaho tepat berusia 8 Tahun. Bila tahun lalu dirayakan bersama teman-temannya Anak Sekolah Minggu (ASM) GKPI Jeriko Sigambal karena bertepatan hari ulang tahunnya tepat pada hari Minggu, dan dirayakan setelah ibadah di Gereja bersama teman-temannya. Tetapi ulang tahun kali ini berbeda sesuai dengan permintaan abang Noel. Ya, memang dia meminta dirayakan bersama keluarga saja, tetapi kadonya harus ada dari masing-masing anggota keluarga kepadanya, hehehe... Itulah memang keinginan hatinya yang disampaikannya kepada kami.

Satu hari sebelum hari ulang tahunnya tiba, dia sudah sibuk meminta supaya dibelikan kado. Makanya Senin siang, mama, aunty, ade el dan abang Noel sudah sibuk berburu kado dan tentunya harus sesuai dengan keinginan yang ulang tahun. Dari papa dia minta celana, dari mama baju, aunty sepatu dan dari ade kotak pensil. Lengkaplah sudah kado dari kami semua untuk anakku tersayang.

Perayaan ulang tahunnya pun kami rayakan pada malam tanggal 1 Des 2020 dengan sangat sederhana. Dengan sebuah kue ulang tahun yang di atasnya terletak lilin berangka 8, dimulai dengan bernyanyi lagu ulang tahun kemudian abang berdoa dan meniup lilin. Kami kembali bernyanyi sambil abang memotong kue dan kami pun bergantian menyulangi bang Noel dengan kue ulang tahun. Dan akhirnya semua rangkaian acara ditutup dengan doa yang saya pimpin sendiri.




Momen yang paling ditunggu si abang dan ade pun akhirnya tiba. Kami berangkat ke Suzuya untuk menepati janji kepada mereka untuk menikmati wahana permainan di Time Zone yang ada di lantai tiga. Mereka sangat senang, paling tidak hari ini berkesan bagi mereka dengan menikmati perayaan ulang tahun bang Noel, dengan satu harapan mereka semakin merasakan kasih sayang dari kedua orang tuanya.


Selamat ulang Tahun Abang Noel, jadilah seperti doa yang kamu naikkan kepada Tuhan, "menjadi abang yang baik, abang teladan bagi adek". Papa dan mama akan selalu berjuang dan mendukungmu sembari terus berdoa kepada Tuhan, semoga kelak kamu menjadi anak yang membanggakan keluarga, terlebih lagi membanggakan Tuhan Sang Pemilik Kehidupan. Amin

Postingan Terbaru

Di mana kebahagiaan itu berada?

Di mana kebahagiaan itu berada? Kadang lelah jiwa mencari Karena dahaga yang tak terobati Rasa haus akan kebahagiaan Yang diharapkan memberi...

Postingan Terpopuler dalam sebulan ini