Jumat, 30 Oktober 2020

Hasil tidak pernah menghianati proses

Dimana ada kerja keras disitulah hasil akan dituai. Kalimat itu pasti terjadi, karena hasil yang diperoleh tidak akan pernah menghianati proses yang dilaluinya. Setiap orang yang bersungguh-sungguh pasti akan memperoleh buah dari jerih lelahnya. Tidak memandang tua atau muda, kaya atau miskin, berada di kota atau di desa, keluarga pejabat atau yang yang biasa-biasa saja.

Mungkin sudah terlalu sering saya bercerita di berbagai tulisan saya tentang bagaimana saya yang dulunya tidak memiliki kemampuan dan ketertarikan dalam dunia literasi. Tetapi ketika saya "memaksa" diri untuk melakukannya setiap hari, syukur pada Tuhan akhirnya apa yang tidak pernah terbayangkan terjadi, seorang yang dulunya sulit untuk menuliskan kata-kata, jangankan kata-kata untuk berkata-kata secara lisan saja mungkin bisa dihitung jumlah kata-katanya, hehehe...

Proses yang melelahkan dan menuntut pengorbanan saya lalui, setiap hari saya terus belajar menulis, menahan mata untuk tetap membaca setiap tulisan sampai selesai, walaupun sering tergoda untuk melompat-lompat dalam membaca tulisan yang ada. Bahkan saya pernah ingin berhenti menulis karena berpikiran tidak memiliki bakat dalam menulis, walaupun akhirnya saya bangkit lagi berkat motivasi dari para pegiat literasi yang mengingatkan kembali akan pentingnya menulis. Ya semua lelah akhirnya terbayarkan dengan karya buku yang sudah saya terbitkan.

Kali ini saya menceritakan seorang gadis belia bernama Cornelia Valerie Genika. Gadis remaja yang lahir di Surabaya tanggal 29 Desember 2004. Gadis Remaja ini juga sudah memberikan contoh nyata seseorang yang melalui proses yang akhirnya berhasil menuliskan tulisan perdananya di buku Antologi Buku Inspirasi dengan judul tulisan "Sukadi, pengabdian dan bumi Mimika". 

Saya menyaksikan dan mendengar sendiri bagaimana proses perjalanan kepenulisannya. Seorang remaja berumur 16 tahun yang belum pernah menulis melatih diri untuk menulis perjalanan sosok yang bernama Bapak Sukadi yang mengabdi sebagai guru di Kampung Atuka - Papua. Tulisan Cornelia begitu menyentuh saya. 

Seolah-olah saya berada bersama dan menyaksikan langsung perjuangan pahlawan tanpa tanda jasa Bapak Sukadi semenjak ketika masih muda berangkat dari Jawa menuju Papua, mengabdi dengan segala suka dan duka tetapi tetap dengan hati yang melayani dan beliau akhirnya berkeluarga dan saat ini menikamti masa pensiunnya di Kabupaten Timika sampai saat ini.

Ya itulah hasil karya dari seorang remaja yang mau bekerja keras ketika ingin menghasilkan karya. Dan lihatlah namanya sudah tertulis sebagai salah satu penulis buku  antologi berjudul "Khazanah pengalaman kisah inspirasi menuju sukses" tersebut. Luar biasa, itulah hasil dari suatu proses. 

Cornelia juga sudah membagikan pengalamannya pada saat menjadi Narasumber Menulis Buku Insprasi (MBI) pada tanggal 30 Oktober 2020 yang kebetulan saya sebagai moderator pada saat itu. Dalam memulai menulis perlu kerja keras dan keseriusan, berulang kali dia mengirimkan tulisannya kepada Bunda Lilis dan dikembalikan lagi untuk diperbaiki. 

Dia pernah berpikir untuk tidak melanjutkn tulisannya dan keluar dari grup menulis MBI. Tetapi dia terus berusaha dan itu dilakukannya demi satu tujuan dan mimpi menjadi seseorang yang memiliki karya dalam bentuk tulisan di buku. Dan hasil yang diperolehnya tidak menghianati proses panjang yang dilalauinya.


Jalanilah proses yang ada, seperti pada gambar diatas. Untuk mencapai posisi "berhasil" terlebih dahulu harus melewati anak-anak tangga yang ada. Ketika naik tangga kadang banyak godaan dan tantangan yang mulai menggoda untuk mundur, tetapi hanya orang yang mau melewati proses yang panjang yakni satu demi satu anak tangga maka kesuksesa akan digapai.  

Belajar terus menikmati setiap proses yang terjadi, itulah yang harus kita lakukan saat ini. Jangan menyerah, tetap pandang kepada tujuan dan hasil yang kita impikan. Terus semangat tampa pamrih, berjuang tanpa lelah sampai kita memperoleh hasil yang memuaskan ketika kita sudah sungguh-sungguh menjalani proses dengan sukacita.

Cornelia, gadis belia yang luar biasa

Kelas Menulis Buku Inspirasi (MBI) yang dilakukan melalui WA Grup kembali dilaksanakan malam kamis yang dimulai pukul 19.00 WIB. Kelas kali ini memiliki energi literasi yang semakin membara berkat kehadiran para senior Pegiat Literasi Nasional yang bergabung di Grup, yakni Bu Sri Sugiatuti yang akrab di panggil bu kanjeng, pak Brian, pak Rahmadi dan Pak Nafrizal. Mereka semua adalah sosok-sosk yang giat dan terus mendukung gerakan menulis dan menerbitkan buku.

Pertemuan malam itu dipimpin oleh Bapak Sahat Serasi Naibaho dari Sumut sebagai Moderator, dan menghadirkan Narasumber yang luar biasa Cornelia Valerie Genika yang masih baru tamat SMA pada bulan Juni 2020 yang lalu. Mengawali kelas doa dipimpin oleh Ibu Citra dari Sumut yang sebelumnya menyanyikan lagu "Mujizat itu nyata". Wah memulai kelas dengan sangat nyaman dan damai yang membuat motivasi semakin meningkat.

Bunda Lilis segera menyampaikan sedikit pengantar karena beliau tidak bisa bergabung dengan kelas pada pertemuan perdana akibat Listrik padam di kediaman beliau. Sebagai perintis kelas MBI, bunda Lilis  menyatakan bahwa beliau membuka kelas ini untuk mengapresiasi bakat menulis terpendam pada setiap manusia yang ingin tampil lebih seperti beliau yang bisa tampil dalam buku karya sendiri yang mana harapan itu baru terwujud ketika usia beliau menjelang 50 tahun. Bahkan buku beliau berhasil terjual dengan baik dan menjadi buku best seller nusantara.

Pak sahat sebagai moderator kemudian melanjutkan dan menyampaikan bahwa Kelas menulis melalui WAG telah terbukti di dalam menolong beliau untuk menghasilkan karya dalam bentuk buku, yakni sejak bergabung dengan kelas Om Jay-PGRI beliau yang awalnya tidak suka menulis akhirnya mampu menerbitkan 4 bukah buku (1 buku solo dan 3 buku antologi). Hal itu beliau sampaikan supaya peserta serius dan konsisten mengikuti kelas MBI sehingga semua peserta nantinya juga akan menghasilkan karya.

Kemudian hal yang dinanti-nantikan tiba Narasumber masuk ke dalam kelas disambut dengan tarian Kembang Kayoon dari Surabaya...


Adapun profil dari Narasumber pada malam hari itu adalah :

Setelah dipersilahkan Moderator Corneliapun menyapa semua peserta dan memperkenalkan diri dan menyampaikan bahwa dia baru saja menyelesaikan pendidikannya dari tingkat SMA dan Januari nanti akan melanjutkan studi kuliah, pada bulan September dia mulai belajar menulis dengan ikut bergabung menulis buku antologi yang di bimbing oleh Bunda Lilis Sutikno. Ketika ditawarkan ikut bergabung dalam menulis di buku beliau sangat excited, apalagi nanti bukunya akan di cetak padahal belum memulai menulis cerita nya karena sudah membayangkan gimana rasanya kalau nanti tulisan terbit.

Dia menceritakan belum pernah sama sekali menerbitkan buku apalagi menulis sebelumnya. Sempat pesimis waktu daftar untuk ikut menulis buku antologi ini. Berkali kali tanya ke diri "kamu beneran bisa menulis ga sih?" dan dia juga sempet minder waktu tau peserta-peserta nya. Takut dan ga pede kalau nanti tulisan nya bakal paling jelek karena banyak banget penulis hebat yang ikut, dan akhirnya berkali kali dia tanya ke Bunda Lilis dan minta bimbingan, di tengah tengah proses menulis dia berceita sempat berpikir untuk keluar dari grup aja karena takut tidak bisa menyelesaikan tulisan.

Tiap hari dia selalu coba tambahkan kalimat kalimat ke tulisannya, waktu itu ketentuan nya menulis sebanyak 5 lembar dan itu sangat banyak menurutnya, dia juga awalnya ngga terlalu pintar untuk memilih kata-kata yg cocok atau merangkai kalimat yang nantinya enak di baca. Dari situ akhirnya mencoba baca buku-buku, artikel di internet dan banyak referensi dan itu sangat membantu dalam menyelesaikan tulisannya.

Waktu itu dia berusaha untuk menyelesaikan tulisan nya lebih cepat dari pada deadline supaya bisa dikumpulkan awal ke Bunda Lilis dan minta masukan, kadang-kadang dia sangat gugup waktu menulis karena takut terlambat mengumpulkan dan gagal di terbitkan, berkali-kali dia kumpulkan lalu dikembalikan lagi, kumpulkan dan dikembalikan, demikian berulang-ulang terus. 

Dari yang awal nya pesimis, karena tekad, akhirnya dia mulai percaya diri untuk membuat tulisan dan berkarya. Dia juag menyampaikan belajar untuk memanfaatkan kesempatan yang ada karena itu sangat berharga. Kalau misal nggak jadi daftar dan tidak memulai untuk menulis, bisa aja gak bakal dapat kesempatan itu lagi untuk menerbitkan buku, urainya.

Sebagai kesimpulan Cornelia menyampaikan kepada semua peserta supaya jangan takut untuk memulai dan selalu semangat karena tidak ada kata terlambat dalam berkarya. Sangat menginspirasi pertemuan pada malam hari itu, membuat semangat yang menggelora untuk segera menulis supaya tidak kalah dengan Cornelia yang masih belia.

Oh iya Cornelia juga suka bermasin musik lo,,, ini dia youtube chennelnya

https://www.youtube.com/channel/UCrW1OWAVvMV7_gDImJ-8tnQ


Tanya jawab pada sesi diskusi

Pertanyaan 1 : Mantap, anak muda milineal, bekerja keras, di usia muda 16 tahun sudah menerbitkan buku, prestasi luar biasa. Pertanyaaannya; apa motivasi dan tujuan menulis pada awalnya? Mengapa memilih group ini? Siapa yg mengajaknya? (dari Bu prof Pujiati dari dosen USU Medan)

Jawaban : Saya di ajak Bunda Lilis, saya dari dulu memang pingin banget untuk menghasilkan karya yang bisa menginspirasi, saya merasa kalau org-org disini sangat suportif dan itu yang memotifasi saya, apalagi saya org nya kurang pede, jadi mendapat banyak dukungan sangat membantu saya😁

Pertanyaan 2 : Saya bu mulyani dari sman 1 sanggau kalbar mau tanya :  1. untuk kegiatan menulis ini bagaimana prosedur atau mekanismenya krn saya baru bergabung.  Apakah ada teknis khusus atau bgmn?  2. Durasi pengerjaan ditentukan kah?  3. Kalau sdh mulai menulis apakah ditentukan siapa pendampingnya?

Jawaban : 1. Kegiatan ini teknisnya peserta mengikuti pemaparan dari para narsum melalui WA Grup. Tujuan Pemaparan bukan untuk menggurui namun saling berbagi pengalaman dan tips/trik menulis  2. Durasi pengerjaan buku antologi biasanya ditentukan agar bisa segera terbit sedangkan buku Solo terserah kepada penulis. 3. Tidak ada penunjukan pembimbing menulis secara khusus, namun para narsum penulis2 hebat di kelas MBI ini senantiasa siap memberikan bimbingan menulis hingga menghasilkan karya

Kemaren seperti itu. Mangkanya tadi adik Cita bilang bolak balik bolak balik itu wajar. Karena adik Cita baru pertama kali menulis. Saya pikir adik Cita di bantu Bapak dan Mama nya. Ternyata adik Cita kerja sendirian Lalu saya sarankan banyak baca... adik Cita ikuti saran saya Memang kuncinya ada di membaca juga Bapak Ibu. Untuk kelas ini saat ini ada 3 tema    1. Tema Patah Hati naskah di kirim ke Pak Rahmadi Kal Sel 2. Teman Sekolahku naskah di kirim ke Pak Sahat Sumatera Utara 3. Kampusku naskah di kirim ke Pak Eko Jawa Tengah. Pas 11 penulis kami kirim ke penerbit. Jika ada yang berminat cetak buku mandiri Solo Karier seperti Ibu Agus Hartatik Bisa langsung kepada saya Bunda Lilis.... Intinya kelas ini MENULIS PASTI JADI BUKU. Khususnya yang baru bergabung di grup ini... Ada 2 pilihan  1. Buku antologi (tema kampusku, sekolahku dan patah hati) 2. Buku solo (sendiri) tema bebas. Bisa fiksi non fiksi. Tergantung penulisnya. Yang terutama segera lah menulis nanti tulisannya bisa dikirimkan  dan akan ada pembimbingan

Pertanyaan 3 : ini dr maam agus. Selamat ya maam ucapkan.  Maam pingn tau adik ini suka membacakah dari kecil? Trus cita2 nya jadi apa ni dik? Inspirasi dr tulisan adik itu dr mana?. Mksh adik cantik (Ibu Agus dari Rote - NTT)

Jawaban : Selamat malam, iya pak, dari kecil saya suka membaca,  dan untuk tulisan yang barusan saya tulis untuk buku antologi, saya coba interview ke seorang guru di Timika dan beliau saya jadikan inspirasi.

Pertanyaan 4 : Saya sudah membaca tulisan adik, sangat bagus sekali Soal cita-cita ke depan nak,, mau jadi pa (Moderator) 

Jawaban : ? oh iya, saya punya cita cita mau jadi peneliti bidang science pak

Pertanyaan 5 : O iya saya penasaran tentang interview guru yang adik tuliskan kisahnya... Berapa lama interview dilakukan dan apakah sebelumnya sudah pernah berjumpa atau ada hubungan keluarga dengan beliau? Saya tanya karena tulisannya detail banget tentang sosok guru yang ditulis itu (Moderator)

Jawaban : kira kira sekitar 4 jam pak saya di rumah beliau pak Sukadi untuk interview, belum pernah berjumpa, papa saya yang kenal dan sudah sudah pernah berjumpa dengan beliau

Pertanyaan 6 : Brian Prasetyawan. Guru SDN Sumur Batu 01 Jakarta. Saya mau tanya. Setelah ikut grup MBI dan berhasil menerbitkan karya buku antologi, bagaimana pandanganmu tentang menulis ? Misalnya Apakah menulis itu sesuatu sulit ?

Jawaban : menurut saya menulis itu sebuah tantangan, apalagi dalam menulis kisah antologi ini, ada dua sisi kebaikan yang bisa kita buat, satu sisi kita mengapresiasi kepada tokoh yang kita tuliskan atas semua jasa nya, di sisi lain kita juga bisa menginspirasi banyak orang termasuk saya sendiri, tidak hanya menuliskan tentang orang lain, banyak peserta lain yang juga menceritakan tentang pribadi mereka, dengan begitu kita juga bisa mengapresiasi diri kita sendiri untuk selalu berkarya positip. Menulis tidaklah sulit, jika kita menulis melibatkan hati kita maka semua nya akan kita tulis dengan senang hati.

Kamis, 29 Oktober 2020

Langkah ke-1000 selalu diawali oleh langkah pertama

Kalimat yang menjadi judul tulisan ini pertama kali terdengar dan menyentakkan saya dari motivator menulis, yakni Bunda Lilis Sutikno, yang akrab disapa dengan ibu guru cantik, guru inspirasi NTT pada acara belajar menulis melalui WA Grup pada tanggal 29 Juli 2020 yang lalu. Setelah saya renungkan secara mendalam, benar memang bahwa tanpa melangkahkan kaki untuk pertama kalinya ke depan maka kita tidak akan mungkin sampai kepada tempat yang ingin kita tuju.

Kalimat itu jualah yang memberikan kepercayaan diri kepada saya untuk melangkahkan kaki untuk mau terlibat dalam dunia tulis menulis yang awalnya tidak pernah saya geluti. Suatu dunia yang sangat asing dan awalnya tidak disukai. Tetapi setelah mencoba memberanikan diri untuk menulis di buku antologi pertama saya "Pena Digital Guru Milenial" yang dikomandoi oleh Bu Sri Sugiastuti dan Pak Brian, akhirnya saya sepertinya "ketagihan" dalam menulis. Sayapun berkomitmen untuk menerbitkan buku solo dan akhirnya terjawab dengan lahirnya buku saya yang berjudul "Rahasia Menulis dan Menerbitkan Buku bersama Para Pakar".

Saya ingat betul, langkah awal saya di dunia menulis ketika memberanikan diri mengirimkan pesan pribadi ke pada Om Jay-PGRI pada tanggal 10 Juni 2020 yang lalu dan akhirnya beliau memasukkan saya di dalam Grup Belajar menulis gratis secara online. Seandainya saya tidak memberanikan diri pada saat itu, maka saya pasti tidak memiliki karya seperti yang saat ini saya sudah hasilkan.

Kalimat diatas terus menggelora dalam hati saya, ketika Bu Sri Sugiastuti, seorang sosok inpirator dan Pegiat Literasi Nasional mendorong saya agar menjadi kurator (penanggungjawab penulisan buku antologi). Sayapun menerimanya dan memberanikan diri untuk mengajak teman sejawat yakni para guru daerah khusus yang pernah sama-sama mengikuti PPG di UNY tahun 2018 untuk menuliskan kisah kami dalam menjalani tugas ditengah tantangan dan kondisi yang penuh dengan keterbatasan, akhirnya lahirlah buku antologi "Secercah harapan dalam Keterbatasan", buku yang memiliki kenangan khusus karena bukan hanya penulis tetapi bertanggungjawab sampai buku diterbitkan.



Hasil Karya buku yang sudah diterbitkan

Menjadi Narasumber dalam belajar menulis, saya juga di berikan kesempatan menikmatinya dengan memulai langkah pertamanya di dalam kelas Menulis Buku Inspirasi (MBI) pada tanggal 25 Agustus 2020 dengan materi "Menulis untuk Menghasilkan Karya", yang mana saya juga mengalami langkah pertama sebagai Moderator sehari sebelumnya di Kelas yang sama ketika Bunda Lilis menjadi Narasumbernya.    

Dengan segala rangkaian pengalaman yang saya rasakan membuat saya semakin berani untuk selalu melangkahkan kaki untuk memulai hal-hal baru. Dengan keyakinan tentunya bahwa diperlukan kesungguhan hati dan keseriusan ketika kita sudah melangkahkan kaki untuk menekuni pilihan yang telah kita tentukan tersebut.

Jangan takut melangkahkan kaki dan memula sesuatu yang baru. Ketika kita sunguh-sungguh menekuninya pastilah kita kan mencapai hal yang kita harapkan. Membuang keraguan, kekuatiran, sindiran, cibiran dan berbagai faktor yang bisa membuat kita tidak berani melangkahkan kaki untuk maju. Camkanlah bahwa semua orang sukses yang ada saat ini dengan berbagai profesi yang mereka geluti pastilah memulainya dari langkah pertama, tidak mungkin mereka tiba-tiba muncul dengan segala keberhasilan yang mereka punya.

Apapun yang sedang kita rencanakan pada hari ini, jangan terlalu banyak berpikir dan menunggu, mari segera bergerak dan mulailah langkahkan kaki, yakini dan optimislah bahwa langkah yang kita sudah langkahkan hari ini merupakan awal dari langkah ke-1000 yang akan menghasilkan buah manis yang akan kita nikmati kelak. 

Rabu, 28 Oktober 2020

Selalu berpikir positip

Semua aktivitas yang kita lakukan adalah berdasarkan perintah dari otak yang sangat dipengaruhi oleh apa yang kita pikirkan. Ketika pikiran terganggu maka semua aktivitas yang diperintahkannya akan terganggu. Sehingga begitu pentingnya kita harus menjaga agar pikiran tetap terlingdungi dan tidak mudah diganggu oleh situasi-situasi negatip yang kita timbulkan sendiri.

Berpikir positip, ya itulah kunci supaya kita dapat melangkah dengan suatu keyakinan dan ketenangan. Tidak terpengaruh oleh berbagai praduga yang mencoba untuk menarik kita untuk menduga-duga hal yang belum tentu seperti yang kita pikirkan. Sebelum sesuatu benar adanya janganlah mencoba-coba untuk mengambil suatu asumsi yang bisa saja itu salah karena tidak sesuai dengan yang sebenarnya.

Benar saja, pernah suatu ketika istri saya marah kepada salah seorang guru di sekolahnya. Sebagai Kepala Sekolah istri saya merasa kesal terhadapnya. Ketika menyampaikan informasi libur sekolah melalui telepon, rupanya anak dari teman guru istri saya yang mengangkatnya dan mengatakan bahwa dia sedang tidak berada bersama dengan mamanya.  Istri saya merasa kesal dan langsung melampiaskannya kepada saya, "iya dia memang seperti itu, masa telepon saya tidak dijawabnya, saya dengar suaranya, dia ada disamping anaknya itu tadi tapi tidak mau berbicara dengan saya" ucapnya istri kepada saya.

Saya berusaha menenangkannya dan mengatakan untuk berpikir positip, bisa saja situ suara orang lain yang dindengarnya saat itu. Dan ternyata benar, sore harinya guru tersebut menelpon istri saya untuk memastikan tentang informasi libur yang disampiakan anaknya kepadanya dan mengatakan pagi tadi dia sedang tidak bersama anaknya, tetapi anaknya tersebut sedang belajar bersama guru sekolahnya. 

Hal diatas merupakan salah satu contoh dari banyaknya kejadian yang sering terjadi dalam kehidupan kita, langsung mengambil suatu kesimpulan yang belum pasti kebenarannya dan hal itu pastilah hal itu sudah mengganggu emosi dan pikiran kita seperti cerita diatas, istri saya tidak bisa tenang karena sudah terlebih dahulu berpikiran negatip dan membawa pikiran negatip tersebut menggangu dirinya. Orang yang kita kira telah berbuat sesuatu yang tidak benar hanya tenang-tenang saja, sedangkan kita sudah rugi karena telah meghakiminya sampai membuat kita emosi dan pastinya sukacita tidak akan ada lagi pada kita.  

Oleh karena itu apapun yang terjadi di dalam hidup kita saat ini, berusaha untuk berpikir positip. karena dengan berpikir positip akan ada energi positip yang akan terus mendorong kita untuk melakukan hal-hal yang baik. Seandainyapun apa yang kita sangkakan pada orang lain itu benar, tidak ada alasan bagi kita untuk menghakiminya karena itu akan merugikan diri kita sendiri. 

Ayo terus melangkah dengan berpikir positip akan sekeliling kita karena itu akan memberikan ketenangan di dalam setiap langkah kehidupan ini.

"Jika Anda berpikir positif, Anda menarik hal positif masuk ke hidup Anda. Begitu juga sebaliknya." – Denny Santoso.

Tetap Fokus Pada Tujuan

Dalam mencapai suatu tujuan diperlukan kesungguhan hati yang ditunjukkan dengan fokus kepada apa yang sedang kita tuju. Seorang pembalap motor yang sedang berlomba tidak akan pernah memenangkan perlombaan apabila tidak fokus kepada tujuan yang akan dicapainya. Ya, mencapai garis finish harus selalu berada dipikirannya tanpa pengalihkan perhatian sedetikpun untuk hal-hal yang bisa mengganggu konsentrasinya baik. Lengah sedetik saja dapat menghalanginya menjadi juara bahkan bisa berakibat fatal yang dapat membuatnya mengalami kecelakaan.

Di dalam kehidupan yang sesaat ini. Perlu ada tujuan yang sudah kita pilih dan tetapkan. Dengan berbagai profesi yang beragam yang kita miliki diperlukan fokus untuk menjalaninya yang akhirnya akan dapat membawa kita kepada kesuksesan. Tetapi sering kita terpengaruh yang menggangu kita baik dari dalam diri maupun sekeliling kita sehingga tidak lagi yakin dan akhirnya tidak mau serius bahkan meninggalkan apa yang sudah kita mulai sebelumnya.

Jangan biarkan ketakutan dan kekuatiran di dalam diri menggoyahkan semangat karena ketika itu dibiarkan maka lenyaplah harapan akan impian yang ingin digapai. Lakukanlah apa yang kita yakini benar tanpa terpengaruh oleh perkataan orang lain. Karena apapun yang kita lakukan pastilah ada saja orang yang tidak suka dengan hal itu. Sehingga kita harus berani dengan "menutup telinga" dari komentar miring dari kiri kanan, asalkan yang kita lakukan benar dan tidak merugikan orang lain.

Saya sangat tertarik dengan ilustrasi dari kartun berikut ini yang menggambarkan sepasang suami istri di dalam perjalanan dengan seekor keledai yang mereka miliki.


Gambar diatas memperlihatkan bahwa apapun yang dilakukan oleh pasangan suami istri tersebut selalu salah bagi orang yang tidak suka pada mereka. Hal yang sama juga sering kita alami di dalam menjalani kehidupan kita ini. Karena terlalu mendengarkan sekeling akhirnya kita terganggu dan tidak fokus akan tujuan kita.

Oleh karena itu, ketika sudah memiliki tujuan. Mari fokus dan tetap berjuang menurut cara yang kita yakini benar untuk mencapai tujuan tersebut, sampai akhirnya kita akan mencapai tujuan yang kita cita-citakan. Tetapi sebaliknya, ketika kita menyerah kepada pikiran negatip dan mendengar pernyataan-pernyataan miring dari sekeliling yang tidak mendukung apa yang kita lakukan yang akhirnya membuat kita bimbang maka saat itu juga kita tidak akan pernah mencapai dan memperoleh apa-apa. Fokuslah akan tujuan maka pastilah kita akan menggapai impian.
 

"Di mana ada kefokusan maka di situlah energi akan mengalir." 

- Tony Robbins -

Jumat, 23 Oktober 2020

Seseorang dibentuk oleh orang-orang disekitarnya

"Pergaulan yang baik akan menghasilkan hal-hal yang baik" merupakan sebuah kata bijak yang sangat tepat dalam menjalani kehidupan ini. Ketika seseorang bergaul dengan orang-orang yang baik maka akan membuatnya menjadi orang baik, sebaliknya apabila bergaul dengan orang-orang yang tidak baik akan membuatnya terbiasa dengan hal-hal yang tidak baik.

Ketika ingin menjadi orang yang bijaksana, maka temanilah sebanyak mungkin orang-orang yang bijaksana, pasti kamu akan menjadi orang yang berhikmat. Ketika ingin menjadi seorang guru yang berhasil, maka bergaulah dengan guru-guru yang memiliki dedikasi untuk membangun negeri, pasti kamu akan mendapatkan banyak pengetahuan yang mereka bagi.

Bila ingin pintar memasak maka cara yang paling tepat dengan bergaul dengan orang yang mengetahui cara mengolah berbagai jenis masakan. Demikian juga ketika ingin menjadi sosok yang bisa melakukan banyak hal yang besar dan bermanfaat bagi orang lain maka banyaklah bergaul dengan orang-orang hebat. Ingatlah bergaul bukan harus bertatap mata, memandang wajah dan berjumpa secara fisik, tetapi dengan teknologi saat ini sangat mudah bagi kita untuk "bersua" dan berkomunikasi dengan sosok yang kita dambakan tanpa harus hadir dihadapannya secara nyata.

Saya sudah merasakannya. Sejak awal Juni 2020 memulai bergaul dan terlibat di dalam group menulis melalui aplikasi WhatsApp saya sangat merasakan dampak yang luar biasa. Yang dulunya tidak suka dunia tulis menulis, paling malas membaca tulisan yang panjang-panjang dan lebih suka memainkan angka-angka dan rumus-rumus. 

Tetapi semuanya berubah total, seorang berlatar belajar sains akhirnya jatuh cinta dengan dunia literasi yang memberikan kebahagiaan tersendiri. Semuanya terjadi berkat dorongan yang saya rasakan dari sosok-sosok hebat para inspirator menulis, walaupun tidak pernah berjumpa secara nyata.

Awalnya saya hanya bisa membuat satu kalimat itupun harus mencoba sampai beberapa kali. Ketika mencoba membuat kalimat berikutnya sepertinya tidak nyambung dengan kalimat yang sebelumnya. Itu sering terjadi dan terus terjadi. Tetapi berkat komunitas yang terdiri dari orang-orang yang giat dalam menulis akhrinya semuanya berproses dan akhirnya melahirkan seorang pegiat literasi. 

Dari yang tidak suka menulis akhirnya menghasilkan karya yang tidak disangka-sangka yakni sebuah buku solo dan empat buah buku bersama. Bukan hanya sebagi penulis, sudah mendorong orang lain untuk terlibat di dalam menulis buku, sudah merasakan sebagai penanggung jawab (kurator) dan menjadi narasumber menulis. Sangat luar biasa.

Lingkungan yang begitu kuat mendorong saya untuk konsisten untuk tetap menulis setiap hari akhirnya membentuk saya menjadi seseorang yang selalu rindu menulis, sepertinya tanpa menulis ada sesuatu yang belum lengkap sebelum beranjak ke tempat tidur. Ya saya sadari itu semua adalah berkat para inspirator menulis, tokoh-tokoh luar biasa yang menularkan 'virus literasi' sehingga saya bisa seperti saat ini. Ketika komitmen ada dihati dan komunitas tidak terganti, maka karya yang dihasilkan akan lebih baik lagi dikemudian hati, itulah yang saya yakini. 

Siapa kita saat ini dan mau apa kita dikemudian hari tidak terlepas dari pengaruh orang-orang disekitar kita. Satu kunci yang perlu diingat dan tentunya dijalankan bahwa mau jadi seperti apa kita, maka mulailah  bergaul dan berinteraksi dengan sosok seperti yang diharapkan. Dan akan sangat memberikan imbas yang sangat cepat apabila ada komunitas yang membuat kita memiliki banyak kesempatan berbagi bersama inspirator yang akhirnya akan membentuk kita menjadi sosok yang kita impikan...

Kamis, 22 Oktober 2020

Terus belajar untuk memperbaiki diri

Kehidupan adalah suatu proses yang terus melaju seiring berjalannya waktu. Seyoganya ketika kita sadar akan hidup yang terus berjalan, perlu ada proses evaluasi dengan mengenali diri akan hal-hal yang yang sudah dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. 

Banyak hal yang harusnya diperhatikan kembali, apakah itu tingkah langkah di keluarga dan masyarakat, relasi di tempat kerja, pemanfaatan waktu dan banyak hal yang bisa kita perbaiki untuk meningkatkan kualitas hidup yang menghasilkan kebahagiaan.

Sebagai contoh seorang guru sudah seharusnyalah terus belajar untuk mempelengkapi diri dengan pengetahuan sesuai dengan bidang yang digeluti. Guru tidak boleh berpuas diri dengan apa yang dimilikinya tetapi terus memperlengkapi diri karena kemajuan zaman semakin menjadi-jadi. Demikian juga yang lain, apapun profesi kita sudah seharusnya kita evaluasi kinerja dan belajar untuk memperbaikinya.   

Sebagai seorang suami hendaknya terus memperbaiki diri bagaimana memperlakukan istri dengan kasih sayang tulus yang sudah diberi. Sebagai istri hendaknya terus berusaha mengevaluasi pelayanan dan penghormatan yang benar kepada seorang suami. Sebagai anak terus refleksi sudah sejauh mana perhatian kepada orang tua yang sudah mengorbankan hidupnya kepada kita.

Di tengah masyarakat, bagaimana peran kita hadir melalui evaluasi secara pribadi. Apakah orang lain merasakan kehadiran kita ditengah komunitas yang kita ikuti, sehingga selayaknyalah kita terus menyempurnakan kalaupun selama ini kurang memberi diri dan bergelut dengan kehidupan orang lain yang ada disekitar kita.

Kami sendiri berusaha untuk belajar selalu memperbaiki diri, kami menyadari sampai saat ini masih banyak kekurangan yang harus dilengkapi. Sejak akhir 2014 diizinkan Tuhan bertempat tinggal di pinggiran kota Rantauprapat tepatnya di kota Sigambal, banyak hal yang  terjadi dan perlu banyak belajar untuk hidup menyesuaikan diri. 

Di tengah masyarakat dan juga di tempat kerja berjumpa dengan wajah-wajah baru yang belum pernah bersua, membuat perlu banyak belajar untuk merendahkan hati yakni belajar dari orang-orang yang lebih dewasa.

Belajar memperbaki diri dimana saja, sehingga itu akan membuat diri kita semakin sempurna. Cara berkomunikasi dengan sesama juga perlu terus kita sempurnakan, bagaimana merespon tanggapan sehingga semakin dewasa dalam bertutur. Bagaimana melatih untuk membaca situasi sehingga tidak terjebak ke dalam suatu kesalahan dalam bersikap. 

Terus belajar untuk mengevaluasi diri, tapi bukan sampai disitu saja karena diperlukan tindakan nyata untuk menjadikan evaluasi diri menjadi dasar untuk memperbaiki dan memperlengkapi  diri sehingga semakin baik di kemudian hari. Karena pastilah orang yang selalu belajar memperbaiki diri akan menjadi sosok yang disenangi dan akan memberikan kebahagiaan dihati.  

Rabu, 21 Oktober 2020

Bijak menggunakan waktu, karena waktu begitu berharga

Setidaknya ada tiga hal yang tidak bisa kembali yakni waktu, perkataan yang sudah terucap dan kesempatan yang pernah ada. Ketika sudah terjadi maka ketiga hal tersebut segera berlalu dan tidak akan lagi pernah ada momen yang sama seperti yang sudah pernah terlewati sebelumnya. 

Waktu merupakan suatu misteri dan sangat menarik untuk dibahas. Semua makhluk diberikan waktu yang sama. Didalam sehari ada 24 jam yang mana sampai satuan waktu terkecil yaitu detikpun setiap orang memperolehnya tanpa adanya diskriminasi. Siapun orangnya akan menerimanya dalam jumlah yang serupa.

Bagaimana orang memanfaatkan waktu pasti akan sangat berpengaruh kepada keberhasilan yang digapainya. Semua kita diberikan waktu dan kesempatan yang sama, tetapi memiliki perbedaan seberapa pentingnya dan bagaimana memanfaatkan waktu yang ada. Pastilah setiap orang yang berhasil karena telah menyadari betapa berharganya waktu sehingga tidak akan pernah menyia-nyiakannya.

Bagi sebuah tim sepak bola memandang bahwa waktu 90 menit adalah suatu kesempatan untuk bisa mencebloskan bola ke gawang lawan. Bagi seorang guru waktu 40 menit adalah satu jam pelajaran yang bisa dimanfaatkan sedemikian rupa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Tetapi bagi seorang pelari waktu nol koma sekian detik sangat berharga untuk memenangkan sebuah perlombaan.

Bukan rahasia lagi bahwa negara kita termasuk salah satu negara yang masih memelihara dan membudayakan budaya 'ngaret'. Suatu kebiasaan tidak tepat waktu. Sebuah pertemuan yang sudah direncanakan sering akhirnya terlaksana setelah beberapa menit bahkan beberapa jam dari yang direncakan sebelumnya. Tentu saja hal ini menjengkelkan buat orang yang sudah menyadari betapa pentingnya waktu. Kalau disadari sebenarnya budaya ini tidak bermanfaat justru memberikan kerugian, yang seharusnya kita bisa menggunakan waktu untuk hal yang lain akhirnya terkendala karenanya.

Belajar dari orang-orang di negara maju seperti Jerman, Swiss dan Jepang yang begitu menghargai waktu. Orang-orang di negara tersebut betul-betul berusaha menghargai waktu dan itu juga mereka lakukan sebagai salah satu wujud dalam menghargai orang lain. Mereka menganggap keterlambatan adalah sesuatu tindakan yang tidak sopan. Disana ketika mereka tidak tepat waktu mereka akan melakukan konfirmasi keterlambatan disertai dengan permohonan maaf. Itu terjadi karena mereka sudah menyadari bahwa waktu itu sangat bernilai harganya.

Hal lain yang sering terjadi di dalam keseharian kita adalah menunda-nunda. Dengan alasan masih ada waktu sehingga tidak mengerjakannya sesegera mungkin. Ketika itu terjadi maka semakin menumpuklah beban yang harus dilakukan pada masa selanjutnya. Oleh karena itu kerjakan apa yang bisa dikerjakan hari ini tanpa menunda dan terus menunda. Karena menunda tidak akan pernah menghasilkan apa-apa. 

Seharusnya ketika masih memiliki waktu, kesempatan itu bisa digunakan untuk banyak hal yang sangat berguna, diantaranya terus memperlengkapi diri dengan pengetahuan atau keterampilan yang baru. Menggali dan meningkatkan potensi yang ada di dalam diri, berupa bakat atau talenta yang ada. Bahkan bisa menghasilkan karya-karya yang dapat bermanfaat bagi sesama.    

Waktu tidak akan pernah kembali, memanfaatkan waktu dengan bijak adalah suatu keharusan. Setiap orang yang sudah sadar dan benar-benar menggunakan waktu dengan baik pasti akan mendapatkan keberhasilan dan akan menjadikannya menjadi manusia yang produktif, tetapi sebaliknya yang mengabaikannya tidak akan mendapatkan apapun.

Dengan belajar menghargai waktu kita juga akan menghargai orang lain. Dengan menyadari waktu adalah aset terbesar yang kita punya, maka kita sudah memiliki modal besar untuk menjadi orang yang berhasil. Mari belajar menghargai waktu karena setiap detik yang ada saat ini tidak akan pernah kembali lagi. Bijaklah menggunakan waktu yang masih ada, selagi masih diberikan kesempatan kepada kita...

Selasa, 20 Oktober 2020

Tetap bahagia walau keadaan tidak berada


Bahagia adalah satu kata yang selalu dikejar oleh setiap manusia. Berbagai carapun ditempuh untuk mendapatkannya. Orang di desa dan di kota semuanya ingin bahagia, walaupun keadaan dan kepemilikan setiap orang pasti berbeda. Pertanyaannya dimanakah kunci kebahagiaan berada? Mengapa ada orang 'yang berada' tidak bahagia, justru yang tidak punya apa-apa bisa memilikinya?

Bahagia bukanlah soal materi dan harta, tetapi jauh lebih dari soal bagaimana mampu menerima keadaan yang ada. Dengan tuntutan yang mengada-ada yang justu membuat hati jadi merana. Ya, sering melihat orang yang kekayaannya di atas kita, dan berharap kita bisa seperti mereka. Padahal itu hanya akan membuat rasa  kecewa. Seharusnya kita mau terbuka, dengan keadaan sesungguhnya yang ada pada kita. belajar mensyukuri setiap apa yang ada dan percaya hari esok pasti hidup kita akan berubah lebih baik adanya.

Saya mengingat ketika baru menjalani dua tahun di desa tempat tugas yang baru. Penuh perjuangan untuk bisa menjalani kehidupan keluarga. Tempat tugas yang jauh dari tempat tinggal kami berada dan medan ke sekolah yang sangat parah dengan jalan yang berlumpur membuat biaya hidup semakin tinggi karena harus mengeluarkan dana khususnya ketika harus sering-sering menyervis sepeda motor yang dibawa kesana, ditambah lagi gaji yang masih pas-pasan karena belum lama bekerja.

Sangat ingat betul ketika pernah beberapa kali harus menikmati makanan satu harian dari ubi yang kami tanam di samping rumah yang kami sewa. Ketika tidak memiliki uang untuk membeli lauk, akhirnya menikmati ubi yang direbus kemudian ada yang digoreng dan makannya dengan sayur daun ubi mulai pagi sampai malam. Pasti masih ada yang merasakan lebih miris dari yang kami alami kala itu, tetapi yang mau ditekankan ketika menjalaninya kami masih tetap dapat menikmatinya dan tertawa bersama.

Ya, kebahagiaan adalah ungkapan syukur akan apapun yang kita alami tanpa adanya sungut-sungut di hati. Mari jalani kehidupan yang kita punya dengan rasa senang bahwa hidup yang diberikan sampai saat ini adalah anugerah yang terbesar yang masih kita punya. Ditengah segala kekurangan dan keterbatasan yang ada, belajar untuk menerimanya dan terus bekerja sekuat tenaga sampil berdoa kepada yang Maha Kuasa. Yakinlah bahwa masa depan yang indah dan lebih baik lagi akan kita terima pada waktunya.  Kalaupun saat ini kita dalam keadaan keadaan yang tidak berada mari tetap mengucap syukur dan selalu berbahagia.

Senin, 19 Oktober 2020

Bahagia tiada tara saat berbagi kepada sesama

Kehidupan didunia ini hanyalah sementara, tidak ada yang akan tetap bertahan untuk selamanya. Demikian juga semua yang ada pada kita hanyalah titipan belaka, tidak ada hak kita untuk mencekeramnya sekuat tenaga karena semuanya akan kembali kepada Sang Pencipta. Kita hanyalah sebagai pengelola yang diberi kuasa untuk sesaat saja. 

Kondisi yang berbeda itulah kenyataan yang ada di dunia. Ada yang kaya tetapi tidak banyak juga yang hidup seadanya saja, bahkan ada yang untuk mendapatkan sesuap nasi saja harus berusaha sekuat tenaga. Ya itulah realita kehidupan fana yang harusnya menjadi dasar untuk memberikan rasa iba kepada sesama.  

Hari ini akhirnya kami menunaikan janji yang sudah saya dan istri sepakati, yakni komitmen untuk memberi  sedikit dari berkat yang ada pada kami. Suatu kesepakatan bahwa setiap bulan paling tidak ada satu keluarga yang bisa dikunjungi dan berbagi. Walapun jumlahnya tidak terlalu berarti dan mungkin tidak ada apa-apanya untuk sebagian orang yang lebih memiliki.  

Panas yang terik tetapi tidak demikian dengan hati yang sejuk ketika menuju rumah keluarga yang yang sudah kami sepakati kunjungi pada bulan ini. Seorang nenek yang tinggal bersama cucunya, mereka berdua tinggal di sebuah rumah yang sangat sederhana.

Ketika sampai di depan rumah yang dituju, saya agak lesu karena pintu rumah tertutup menandakan mereka tidak di rumah. Ketika istri turun dan menyapa beberapa kali, memang mereka tidak ada. Ketika menyapa ke rumah sebelah, ada sahutan dari sana, rupanya nenek dan cucunya yang dicari sedang membersihkan rumah sebelah yang ditinggal sementara pemiliknya yang ternyata masih memiliki hubungan keluarga dengan mereka.

Wah... ada berkat lagi ya... itulah untaian kata yang terucap dari si nenek dengan muka yang sangat senang ketika melihat bingkisan yang saya letakkan di meja, karena memang ini yang kedua kali kami berkunjung dan berbagi kepada mereka. Ada rasa haru dan bahagia ketika memberikannya kepada si nenek yang sangat sayang kepada cucunya, disambut lagi cucunya yang menyusul datang dari dapur dengan raut wajah yang ria.

Kami berbincang sebentar dan seadanya. Tanpa banyak basa-basi kamipun permisi, sebelum beranjak pergi nenek menyalami kami dengan wajah yang gembira. Hanya sesaat kami berada disana tetapi ada rasa haru dan bahagia. Tidak bisa dikatakan dengan kata-kata, tetapi yang pasti ada bahagia tiada tara ketika berbagi kepada sesama.

Minggu, 18 Oktober 2020

Kesehatan adalah muzijat yang sering terlupakan

Dalam ilmu biologi, makhluk hidup tersusun dari bagian yang terkecil yang dinamakan sel, kemudian gabungan dari sel-sel tersebut membentuk jaringan yang selanjutnya membentuk organ-organ yang berkoordinasi membentuk sistem organ yang bekerja secara luar biasa sehingga tebentuklah organisme (makhluk hidup) salah satunya adalah manusia. Sangat luar biasa karya Sang Pencipta yang telah menyusun puluhan sampai ratusan triliun sel yang ada pada tubuh manusia. Semuanya saling terkait dan bekerja sama saling mendukung. 

Organ-organ tubuh memiliki fungsi masing-masing namun saling menopang. Ada organ yang berfungsi mencerna makanan hingga membuang zat sisa yang tidak dibutuhkan oleh tubuh, memompa darah yang selanjutnya diedarkan ke seluruh tubuh, menghirup oksigen serta mengolahnya sampai mengeluarkan gas karbondioksida, menerima informasi oleh alat indra dan meneruskannya ke otak sehingga menggerakkan sensor motorik untuk memberikan respon dan banyak lagi sistem kerja yang terjadi di dalam tubuh kita yang tidak bisa dijabarkan satu persatu.

Contoh sederhana, ketika masih bisa membaca tulisan inipun, berbagai organ sedang bekerjasama sehingga kita bisa mendapatkan informasi dan mengolahnya. Mulai dari mata yang masih bisa menerima pantulan cahaya dari HP yang kita pegang.  Cahaya dari HP menembus kornea dan pupil kemudian difokuskan pada retina oleh lensa. Berbagai proses reaksi kimia terjadi yang akhirnya menghasilkan ion dan sel yang menghasilkan energi listrik yang merangsang saraf mata di retina.

Bayangan yang mengenai mata dalam bentuk cahaya selanjutnya diteruskan dalam bentuk sinyal listrik. Dalam perjalanan menuju otak sinyal listrik tersebut diubah menjadi energi kimia tanpa kehilangan informasi yang dibawa yang mengalir melalui sel-sel saraf. Ketika dipindahkan ke saraf berikutnya, sinyal ini diubah lagi menjadi sinyal listrik dan melanjutkan perjalanannya ke tempat titik sambungan lainnya. 

Dengan cara ini sinyal berhasil mencapai pusat penglihatan pada otak, di sini sinyal tersebut dibandingkan dengan informasi yang ada di pusat memori dan bayangan tersebut ditafsirkan, akhirnya kita dapat melihat tulisan ini dengan sempurna dan semua rentetan peristiwa yang menakjubkan ini terjadi pada waktu kurang dari 1 detik. 

Sungguh luar biasa bukan? Ini masih satu contoh dari sekian banyak sistem kerja organ yang terjadi di dalam tubuh kita. Belum lagi berbicara tentang sistem daya tahan tubuh (imun), tanpa kita sadari dan rasakan sistem ini akan terus mengidentifikasi berbagai macam pengaruh biologis luar seperti dari infeksibakterivirus sampai parasit, serta menghancurkan zat-zat asing lain dan memusnahkan mereka dari sel dan jaringan di dalam tubuh kita agar tetap berfungsi secara normal.

Ketika organ-organ tubuh kita masih dapat bekerja dengan baik, saat semuanya masih dapat saling mendukung dan menopang dalam melakukan aktivitas sehari-hari, sudah seharusnyalah kita mensyukurinya. Masih bisa berjalan bahkan berlari, masih bisa melihat dan mengedipkan mata, masih bisa mendengar maupun berbicara, masih bisa tersenyum dan mengungkapkan rasa cinta kepada keluarga.

Betapa besarnya anugerah yang kita terima melalui kesehatan yang masih ada sampai detik ini. Oleh karenanya patutlah kita menjaga kesehatan yang Tuhan izinkan kita nikmati. Dan yang terutama adalah rasa syukur, karena hanya dengan bersyukurlah kita bisa merasa bahagia. Dengan selalu bersyukur, tersenyum dan hati yang berbahagialah justru dapat meningkatkan daya tahan tubuh sehingga menjauhkan diri dari penyakit yang bisa merongrong tubuh kita.

Ingatlah bahwa kesehatan adalah suatu muzijat yang Tuhan anugerahkan kepada kita... 

Sabtu, 17 Oktober 2020

Tips menulis dan cara menerbitkan buku dari Ibu Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd.


Berikut ini tips menulis dan cara menerbitkan buku dari Ibu Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd.

1. Tips Menjadi Penulis. Banyak membaca. Penulis membutuhkan ide atau gagasan, dan ide atau gagasan itu banyak kita dapatkan dari membaca. Mencoba menulis. Tuliskan saja apa yang ingin Anda tuliskan, bahkan ketika Anda tidak punya ide sama sekali Anda pun bisa menulis cerita bahwa Anda sedang tidak punya ide. 

2. Tips Disiplin Menulis. Buat kerangka tulisan. Hal ini perlu agar tulisan memiliki arah dan target. Buat target berupa ; Kapan Anda akan menyelesaikan tulisan Anda. Jika perlu buat tabelnya berapa halaman per hari. Fokus pada target yang Anda buat, jangan tergoda oleh godaan-godaan yang membuat Anda menunda menyelesaikan tulisan Anda.

3. Tips Memilih Judul yang Menarik. Sesuaikan dengan tema tulisan. Sebelum membuat judul yang menarik, buatlah judul tersebut sesuai dengan tema tulisan, atau memilik konsep terhadap isi tulisan. Buat judul dengan kata yang mudah diingat. Judul haruslah mudah diingat. Buat orang penasaran. Karena Judul yang mampu membuat orang penasaran untuk membacanya biasanya cukup menarik orang untuk membeli buku tersebut.

4. Tips Mencari Ide. Bacalah sebanyak mungkin buku. Dengan membaca akan membantu menemukan ide. Lakukan juga refreshing dan pergi ke tempat-tempat yang belum pernah dikunjungi untuk merefresh otak Anda dari rutinitas. Siapa tau Anda mendapatkan ide Tulis apa yang bisa Anda tulis. Cari referensi dari berbagai media. Anda juga bisa mencari ide dari media, apalagi saat ini teknologi informasi sudah sedemikian pesatnya. Anda bisa mencari di internet.Anda juga bisa menggunakan cara ATM (amati, tiru, modifikasi).

5. Tips Menulis Cepat. Pikirkanlah ide tulisan yang akan Anda buat. Lalu segera tuliskan. Anda juga bisa buat kerangka karangan terlebih dahulu agar lebih terarah. Teruslah mengetik berdasarkan ide yang Anda miliki. Jangan lihat ke belakang apa yang telah Anda ketik. Abaikan jika ada yang salah baik dari segi struktur bahasa maupun ide.

6. Tips Memenangkan Lomba. Pastikan Anda memahami dan melaksanakan aturan dan syarat-syarat lomba. Anda bisa cari beberapa referensi yang berkaitan dengan tema lomba tersebut. Setelah Anda selesai menulis, baca ulang beberapa kali. Perbaiki yang salah atau yang kurang enak dibaca. Anda juga bisa meminta penilaian teman atau saudara. Setelah selesai mengirimkan naskah, berdoalah. Jika Anda gagal, evaluasilah. Dan teruslah mencoba. Karena setiap orang yang berhasil sesungguhnya telah mengalami setumpuk kegagalan.

7. Langkah-langkah Menulis Buku.  Tentukan apa jenis buku yang Anda buat. Apakah berupa novel, esai, ilmu pengetahuan, kumpulan cerpen atau apa. Tentukan Tema misalkan Anda telah menentukan jenis buku yang Anda akan tulis. Misalkan Anda ingin menulis Novel. Setelah itu Anda tentukan Tema novel tersebut apa. Apakah temanya romantik, inspiratif, ilmiah, atau apa? Buat kerangka buku. Jika Anda memilih novel, tentukan kerangka ceritanya seperti apa. Hal ini bisa Anda tulis atau cukup Anda pikirkan.

8. Tips dan Cara Mengirim Tulisan ke Media. Buat tulisan yang menarik. Pilih tulisan yang sesuai temanya dengan waktu aktual dan banyak dibutuhkan. Sesuaikan dengan media masa yang Anda kirimkan. Jangan kirimkan ke banyak media masa sekaligus ya. 

9. Membuat Pembaca Penasaran. Kalau kamu nonton acara news atau talkshow, coba perhatikan saat hendak jeda iklan. Sebelum iklan, pembawa acara biasanya melontarkan pertanyaan terlebih dahulu pada narasumber yang belum sempat dijawab narasumber. Tujuannya apa? Agar penonton penasaran dan tak pindah chanel. Dalam dunia buku, pembaca mungkin juga akan berhenti membaca sebuah buku ketika ia merasa bosan pada bab-bab tertentu.

10. Manfaatkan Mengikuti Even-even. Ini akan mengasah otak untuk mencari ide. Melatih disiplin menulis dan memperbanyak pengalaman menulis. Mengenal penulis-penulis lain dan memungkinkan mendapatkan hadiah. 

11. Cara Mengirim Naskah Ke Penerbit dan Hal Yang Harus Diperhatikan. Siapkan naskah yang sudah rapi. Pilih Penerbit yang Sesuai dengan jenis naskah yang kita miliki. Perhatikan tata cara pengiriman dan ketentuannya. Misal, ada penerbit yang hanya menerima naskah dalam bentuk cetak, ada pula penerbit yang menerima naskah dalam bentuk file lewat email. Kirimkan naskah beserta sinopsis dan biodata penulis. Jangan mengirim naskah ke beberapa Penerbit Sekaligus. 

12. Hal Yang dipertimbangkan Penerbit dalam Menerima Naskah, adanya kesesuaian dengan penerbit. Misalkan, penerbit yang menerbitkan naskah Islami tentu akan menolak naskah yang tidak sesuai. Kualitas naskah tentu menjadi faktor terbesar dalam penilaian.

13. Waktu yang  Tepat untuk Menulis. Biasanya saat senggang atau sedang menunggu. Bisa juga malam hari sebelum tidur. Sebagian ada juga yang pada pagi hari setelah subuh. Anda pun bisa memanfaatkan waktu tenang untuk menulis. Apalagi kondisi masih fresh. Saat ada ide karena ini yang paling penting.  

14. Banyak Cara Menerbitkan Buku dan Jadi Penulis. Banyak orang yang ingin jadi penulis sukses. Penulis besar pun berjuang untuk menerbitkan bukunya. Sebagai contoh misalnya, J.K Rowling dengan karyanya yaitu Harry Potter, ternyata awalnya tak mudah untuk menerbitkan naskah yang ia tulis. Naskah tersebut sempat ditolak 12 penerbit sebelum akhirnya diterbitkan dan sukses menjadi buku paling laris yang membuatnya kaya raya.

15. Di Belakang Buku. Setelah calon pembaca melihat judul dan cover, mereka akan mencari informasi tentang buku yang membuat mereka mulai tertarik. Setelah melihat bagian depan, mereka akan melihat bagian belakang. Biasanya di bagian belakang ada sinopsis tentang buku tersebut untuk menginformasikan calon pembaca tentang isi buku itu. 

16. Yang Perlu dilakukan Penulis Setelah Bukunya Terbit. Ini sangat penting. Penulis harus membantu mempromosikan bukunya karena tidak ada jaminan bahwa buku tersebut laris di pasaran. Perbaiki naskah buku tersebut jika ada kritik dari pembaca. agar di cetakan berikutnya bukunya lebih baik lagi. Terus berkarya walaupun namanya telah melambung dan telah mendapatkan royalti yang melimpah sekalipun. 

17. Jalan untuk Jadi Penulis Sukses. Mungkin ada di antara Anda yang telah menulis selama bertahun-tahun, tapi naskah Anda selalu ditolak penerbit. Jangan buru-buru membuang naskah Anda, karena penulis sukses pun awalnya mengalami penolakan. J.K Rowling pun awalnya naskahnya ditolak 12 kali, begitu pun penulis lainnya. Naskah ditolak, Anda setidaknya punya 2 pilihan: mau terus berjuang, atau berhenti.

Jika terus berjuang, akan ada 2 pilihan lagi: mau terus mengirimkan ke penerbit mayor, atau diterbitkan secara self publishing. Mereka mampu menjual karyanya tanpa melalui toko buku konvensional. Di sisi lain, banyak juga penulis Indonesia yang awalnya menerbitkan buku secara indie/self publishing, lalu kemudian karena karyanya potensial, akhirnya diterbitkan oleh penerbit besar dan laris. 

Jumat, 16 Oktober 2020

Life Without Limits (Kehidupan tanpa batas)


Kehidupan merupakan suatu misteri dengan berbagai kisah berbeda yang dimiliki oleh setiap orang. Banyak pertanyaan dengan menggunakan kata 'mengapa'. Mengapa terjadi seperti ini dalam hidupku, mengapa aku terlahir seperti ini bukan seperti dia, mengapa kehidupanku seperti-seperti ini saja, sepertinya hidupku tidak berguna dan banyak pertanyaan lain yang muncul di benak yang menandakan belum adanya penerimaan seutuhnya akan apa yang Tuhan ijinkan terjadi dalam hidup kita.

Satu kisah yang sangat luar biasa ketika seorang Nick Vujicic, seorang yang terlahir tanpa tangan dan tungkai kaki dengan berbagai perjuangan akhirnya mampu menerima keberadaannya. Yang awalnya ibunya sendiri tidak mau menggendongnya ketika beliau lahir dengan fisik yang tidak lengkap tetapi akhirnya dipeluk oleh banyak orang yang beliau jumpai berkat motivasi yang luar biasa yang lahir darinya. Yang mampu menyadarkan orang-orang untuk melangkah kepada suatu kehidupan yang tanpa batas, yang mengubah kalimat 'mengapa' menjadi sebuah ungkapan syukur.


Ditengah keterbatasan yang dimiliki Nick menceritakan bagaimana kehidupannya yang sering dianggap aneh oleh orang lain bahkan kerap dianggap alien oleh anak-anak yang berjumpa dengannya. Dimasa sekolah sering diabaikan dan merasa selalu membebani orang lain. Sering berputus asa sampai pernah memutuskan untuk mengakhiri hidupnya, tetapi berkat kasih sayang dan dorongan yang kuat dari keluarga, beliau akhirnya mampu bangkit dan belajar untuk berbagi pengalaman dan imannya setelah  meyakini bahwa dia terlahir demikian karena ada rencana Tuhan yang indah yang akan dinyatakan melalui kehidupannya.

Benar, bahwa dengan berbagi kepada setiap orang yang dijumpai di berbagai negara yang telah dikunjunginya, banyak orang mulai dari anak-anak remaja bahkan orang tua yang akhirnya bisa menemukan kebahagiaan sejati dengan hidup bersyukur dan tidak lagi terombang-ambing oleh berbagai perasaan dan pikiran negatip akan dirinya.

Pesan yang sangat luar biasa beliau tuliskan bahwa kehidupan kita memang tidak sempurna, tetapi mari terus belajar untuk menerima dan mencintai diri terlebih dahulu dengan segala keberadaannya, kemudian belajar mengubah pola pikir yang sering membatasi diri sehingga sulit untuk berkembang dan akhirnya mau mengubah sikap sehingga memunculkan sikap hidup yang berkualitas dalam setiap aktivitas yang kita lakukan.

Tidak lagi bertanya mengapa, tetapi mencari tahu untuk apa Tuhan ijinkan semua keadaan yang terjadi dan apa yang saya punyai demi rencana Mulia-Nya. Belajar untuk terus berbuat kebaikan bagi setiap orang dengan memberi diri untuk melayani sesama. Ingatlah : Tuhan memiliki tujuan yang luar biasa di dalam kehidupanmu!. Jalanilah kehidupan ini tanpa batas...

Kamis, 15 Oktober 2020

Tanpa Pengharapan, Hidup akan terasa Hambar

Tidak ada seorangpun yang tahu apa yang akan terjadi esok hari, jangankan esok hari, untuk apa yang akan dialami satu menit bahkan satu detik yang akan datang tak seorangpun yang bisa memastikannya. Tetapi ketika ada pengharapan, kita akan menyongsong masa yang akan datang dengan penuh semangat dan optimis bahwa akan ada kehidupan yang lebih baik yang akan kita terima.

Pengharapan berasal dari kata harap, yang berarti ingin atau rindu. Menurut KBBI, pengharapan artinya mempunyai harapan. Di dalam bahasa teologia, pengharapan merupakan proses penantian terhadap hal-hal yang akan terjadi pada masa yang akan datang yang tidak terbatas hanya pada kehidupan saat ini tetapi juga pada kehidupan setelah kita melewati kehidupan di dunia ini.

Tanpa pengharapan sulit bagi seseorang untuk bisa melangkah dengan penuh semangat dan penuh keyakinan. Memang kita tidak bisa memastikan segala yang akan kita lalui adalah hal-hal yang menyenangkan dan jauh dari rintangan, tetapi ketika pengharapan ada di dalam hati maka ditengah tantangan, permasalahan, penderitaan dan kesulitan apapun itu akan dapat dijalani dengan kepercayaan bahwa semuanya bisa dilalui dan itu semua akan mendatangkan kebaikan di masa yang akan datang.

Ditengah pergumulan yang dihadapi, masalah yang datang bertubi-tubi, kehidupan ekonomi yang semakin menekan bahkan penyakit yang tidak kunjung pulih dan berbagai kekurangan yang sering melemahkan. Disaat itulah pengharapan hadir untuk memberikan semangat untuk bertahan, menopang untuk tetap berdiri tegak, mengangkat kepala untuk tetap berani menatap masa yang akan datang dengan penuh harapan.

Apapun yang terjadi dan kita alami saat ini tetaplah berpengharapan, dengan berjuang dan melangkah dengan tenaga yang masih tersisa, bekerja keras, fokus dengan terus memandang kepada tujuan yang hendak digapai dan yang pasti tetap berserah sepenuhnya kepada Sang Khalik yang berkuasa sepenuhnya atas jagad raya. Mungkin membutuhkan perjuangan, keringat bahkan air mata untuk menggapainya. Tetapi yakinlah dengan tetap pengharapan kita pasti akan memperoleh kebahagiaan...

Menulis Harus Konsisten Setiap hari

Seminggu sudah saya tidak mengisi blog ini dengan tulisan, padahal saya sudah berkomitmen untuk tetap menulis setiap hari. Ada kalanya memang rasa malas hinggap dan menguasai badan yang sebenarnya ingin segera menulis, tetapi apa daya saya tidak kuasa untuk melawannya.

Malam ini saya ingin kembali memulai komitmen untuk menulis setiap hari, minimal tiga sampai empat paragrap yang penting harus konsisten. Karena menulis memang harus dilatih. Dengan membiasakan diri untuk tetap menulis setiap hari akan membuatnya memjadi suatu kebiasaan.

Untuk menjadi seorang penulis yang dikenal dan sukses tidak dihasilkan dalam hitungan bulan, tetapi proses diperlukan sampai bertahun-tahun. Hal itu sudah dijalani oleh para pendahulu yang sudah terlebih dahulu memulai menulis. Saya sadar bahwa saya baru seumuran jagung ikut terlibat dalam tulis menulis, sehingga wajar kadang masih bukan suatu kebutuhan, seperti yang disampaikan para Narasumber menulis dan pegiat literasi yang sering saya ikuti.

Beliau-beliau yang sudah menghasilkan banyak karya juga awalnya pasti berjuang untuk tetap konsisten, ditengah tantangan dan godaan untuk meninggalkan kegiatan menulis. Tentu hal itu karena mereka memiliki tujuan yang menjadi sumber energi untuk tetap setia dan berjuang dan akhirnya mampu mengahsilkan karya bahkan menjadi motivator dan agen penular "virus" literasi.

Tujuan, ya harus ada tujuan. Apa tujuan saya ketika ikut bergelut dalam dunia menulis?. Satu hal yang mendorong saya adalah menjadi sumber inspirasi, memberikan semangat, membagi ilmu dan yang utama adalah menjadi ajang berbagi kebaikan bagi orang lain. Dengan menulis banyak hal yang bisa dibagikan bagi para pembaca.

Walaupun sekarang ini media buku sepertinya sudah mulai ditinggalkan seiring dengan perkembangan teknologi. Jaman digital membuat masyarakat lebih banyak menghabiskan waktunya dengan HP. Bersosial media, meng-update status, menikmati video youtube dan berselanjar di google. Buku sangat jarang disentuh, apalagi membacanya.

Hal ini menjadi tantangan tersendiri di tengah zaman ini. Kalaupun tidak menerbitkan buku. Setidaknya tulisan-tulisan di blog yang dihasilkan bisa dibaca orang banyak dan menjadi sumber inspirasi, penyemangat dan menjadi sumber pengetahuan yang baru bagi mereka. 

Saya sendiri masih terus belajar mencari "jati diri" dalam menulis. Apa yang menjadi passion saya dalam menulis. Tetapi saya akan terus menulis apa yang saya suka seperti saran yang sering saya dengar dari para senior pegiat literasi. Menulis apa saja yang disukai dan lama-lama kan mendapatkan jenis tulisan yang memang akan saya geluti di masa yang akan datang.

Kuncinya saat ini, saya harus tetap konsisten... 

(H 1)

Selasa, 06 Oktober 2020

Pengalaman Indah menuju Tempat Pengabdianku

"Hanya butuh ongkos Rp. 2000, - menuju kelangit", itulah kalimat yang sering kami lontarkan sesama CPNS pada tahun 2014 lalu yang kebetulan berada di penempatan yang sama yakni di Kecamatan Dolok Sigompulon, Kab. Padang Lawas Utara Prop. Sumatera Utara. Kala itu kami ada 4 orang (2 laki-laki dan 2 perempuan) ditempatkan di SMPN 2 Dolok Sigompulon, 5 orang (2 laki-laki dan 3 perempuan) di SMAN 1 Dolok Sigompulon, 2 orang laki-laki sebagai pegawai kantor Camat dan 1 orang pegawai di Puskesmas.

Pada tanggal 15 September 2014 ketika Surat Perintah Penugasan dibagikan, kami para lelaki yang ditugaskan di kecamatan yang sama langsung terjun untuk melihat tempat tugas penempatan. Dari ibukota kabupaten yakni kota Gunung Tua, kami naik sepeda motor melalui jalan lintas Sumatera dan membutuhkan waktu hampir 4 jam untuk tiba di kota Sigambal Kab.Labuhanbatu yang merupakan akses jalan yang biasa dilewati menuju kecamatan Dolok Sigompulon. 

Sebenarnya ada jalan langsung dari Kec. Dolok (kota Sipiongot) tetapi jalannya sangat terjal dan sangat sulit dilalui, hanya orang-orang yang nyalinya besarlah yang mau melewati jalan hutan sepi yang medannya sangat parah. Sehingga biasanya harus melalui jalan yang berputar untuk menuju tempat yang akan kami tuju.

Kami menginap di sebuah rumah kenalan dari keluarga salah satu dari teman di kota Sigambal, dan esok harinya kembali kami berangkat ke medan pengabdian. Sekitar 10 menit perjalanan jalan masih sangat mulus, tetapi setelah itu sepertinya jalan sudah tidak lagi bersahabat. Jalan belum diaspal ada yang berlapis batu yang berserakan, berlumpur dan tanah licin membuat sepeda motor bergerak dengan laju yang lambat. 

Akhirnya kami sampai setelah hampir satu setengah jam perjalanan ke Desa Simundol yang perupakan kota Kecamatan yang kami tuju. Dari sana sekitar 2 km lagi ke SMPN 2 Dolok Sigompulon dan SMAN 1 Dolok Sigompulon walapun berbeda arahnya pada persimpangan ibukota kecamatan tersebut sedangkan kantor camat dan Puskesmas berada di tengah desa tersebut. Pada saat itulah awal kisah pengabdian kami dimulai.

Hari ini saya kembali mencoba mengingat perjalan panjang yang telah saya lalui tepat 6 tahun lebih 1 bulan. Inipun karena saya mengingat janji saya kepada Bunda Lilis Sutikno untuk menggambarkan jalan berliku dan terjal menuju tempat tugas yang beliau baca di tulisan saya sebelumnya. 

Sayang sekali memang tidak ada dokumentasi yang lengkap untuk menggambarkan bagaimana akses jalan ketika saya pertama kali datang ke daerah ini, sehingga saya hanya bisa menggambarkannya melalui narasi bagaimana kami harus berjuang dengan medan yang parah yang membuat saya sering bertanya di dalam hati sampai kapan harus menjalani keadaan seperti itu.

Kami memutuskan tinggal di Kelurahan Sigambal, Kab. Labuhanbatu karena beberapa pertimbangan, salah satunya anak-anak yang masih kecil kasihan dibawa ke gunung dengan daerah yang sangat tertinggal kala itu. Jarak dari rumah ke tempat tugas saya sekitar 34 km dan berada di Kab. Padang Lawas Utara, mengapa berbeda kabupaten? karena memang daerah tempat tugas saya adalah daerah perbatasan sehingga ketika ke sekolahpun saya akan selalu melalui desa-desa dengan kabupaten yang berbeda. 

Adapun akses langsung dari desa tempat sekolah saya berada ke pusat kota Kab. Padang Lawas Utara (Gunung Tua) sangat sulit dilewati karena jalannya sangat hancur, curam dan licin apalagi kalau musim hujan, sehingga hampir seluruh aspek kehidupan termasuk kegiatan perekonomian dari masyarakat disana semuanya berasal dari Kab. Labuhanbatu bukan Kab.Padang Lawas Utara. 

Karena daerah itu memang daerah paling ujung, hal itu juga yang menyebabkan orang-orang dari Dinas Kabupaten sangat jarang untuk mau berkunjung kesana. Perlu waktu setengah hari untuk sampai karena jalan beputar, itupun kalau cuaca tidak hujan.

Tadi saya mencoba mengambil beberapa dokumentasi sebagai sedikit gambaran, walaupun sebenarnya sudah sangat jauh berbeda dari tahun 2014 yang lalu. Dulu sekitar 90% (dari 34km) akses jalan tidak layak dilalui karena belum beraspal. Tetapi berkat pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah setiap tahunnya sehingga saat ini tinggal sekitar 5 km lagi yang belum diaspal.

Inilah beberapa foto kondisi akses ke tempat tugas saat ini:

Setelah sekitar 4 km dari rumah akan melewati perbatasan dan memasuki wilayah 
Kab.Padang Lawas Utara


Jalan berkelok dan menanjak yang dilewati di sepanjang jalan

Sungai yang berada di bawah Jembatan, ketika jalan dulu belum diaspal sungai akan meluap apabila hujan deras dan pernah mengakibatkan  akses jalan terputus. Disinilah pernah kejadian ketika membersihkan kaki yang berlumpur sendal saya terbawa arus sungai yang sangat deras.

Jalan beton yang dibangun tahun lalu, sebelumnya jalannya selalu berlumpur dan sulit dilewati
 





Beberapa tampilan jalan yang saat ini belum diaspal, ketika musim penghujan tiba perlu perjuangan untuk melewatinya.


Jalan berbatu menuju desa dimana sekolah berada

Suasana menuju Desa Kuala Simpang, tempat sekolah berada. 



Lingkungan Sekolah SMPN 2 Dolok Sigompulon
Tempat pengabdianku


Di sisi desa ada sebuah bukit yang lumayan tinggi (di bagian depan sekolah pada foto) 
Pada tahun 1994 lalu pernah longsor dan menelan banyak korban jiwa.  

Inilah kondisi panorama indah menuju sekolah pada saat ini, memang sudah sangat jauh berbeda kondisi jalan dibanding ketika pertama kali saya ditempatkan 6 tahun yang lalu. Banyak kenangan yang akan selalu terngiang. Terutama jalanan berlumpur ketika musim penghujan dan jalan berabu ketika terik datang. Dan tentunya tanaman sawit yang selalu menyambut disisi kiri dan kanan disepanjang jalan.

Jatuh dari sepeda motor sudah lupa entah berapa kali, pakaian berlumpur sudah kebiasaan sehari-hari, bahkan pernah melintasi jalan berkeliling di perbukitan dari sisi yang lain karena akses jalan yang biasa dilalui hancur dan tidak bisa dilewati akibat musim hujan berkepanjangan. Dan yang menjadi korban adalah sahabatku yang selalu menemaniku kala itu yakni Honda Supra Fit yang dulu kubawa dari kota harus pensiun karena parahnya medan yang dilaluinya selama 3 tahun pengabdiannya.


Dia ikut serta dengan merasakan langsung bagaimana perjuangan naik turun gunung, menembus tebalnya lumpur dijalanan, licinnya jalan berbatu ketika turun hujan dan sampai berulangkali terjatuh ketika menjalani medan yang penuh dengan tantangan.

Inilah sedikit catatan kisahku dalam menunaikan tugas yang akan kuingat selalu.... 

Postingan Terbaru

Di mana kebahagiaan itu berada?

Di mana kebahagiaan itu berada? Kadang lelah jiwa mencari Karena dahaga yang tak terobati Rasa haus akan kebahagiaan Yang diharapkan memberi...

Postingan Terpopuler dalam sebulan ini