Senin, 29 November 2021

Menulis itu mudah...


Untuk menjadi penulis, yang dibutuhkan hanyalah kemauan keras untuk menulis dan kemudian mempraktekkannya, orang yang hanya mempunyai kemauan untuk menulis namun tidak pernah melakukannya maka ia sama saja dengan bermimpi untuk memiliki mobil, tanpa ada usaha dan kerja keras untuk memilikinya. (Stephen King)

Menulis adalah suatu keterampilan. Semakin sering dilatih pasti akan mebuahkan hasil. Sebab proses tidak akan pernah mengkhianati hasil. Seorang yang sungguh-sungguh belajar dan terus belajar pasti akan mampu menulis. 

Walaupun memang lamanya proses belajar tidak bisa disamaratakan bagi semua orang, tetapi hal itu tidak boleh menjadi penghalang bagi kita untuk terus memaksimalkan diri dalam berlatih.

Sebenarnya bagi seorang guru, menulis bukan hal yang sulit untuk dipelajari. Kehidupan guru sudah melekat dengan dunia menulis. Menyusun RPP, soal, modul, sampai deskripsi penilaian murid. Bahkan guru juga sebenarnya sudah mempraktekkan pola yang sama dengan pola menulis di dalam kelasnya. 

Setiap hari guru mengajar pastilah sudah menerapkan 3 pola sederhana dalam pembelajaran. Yakni kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan penutup.

Apalagi bila guru tersebut sudah terbiasa berkhotbah (ceramah). Menurut pengalaman saya polanya juga sama, pasti ada pendahuluan, inti dan penutup. Dengan melakukan 3 tahapan ini dengan baik, maka apa yang diharapkan oleh si penceramah akan bisa tersampaikan dengan baik.

Sehingga pola dalam menulis, mengajar dan berkhotbah adalah sama. Ada bagian pembuka, inti dan penutup. Mari kita bahas satu persatu. 

Pertama, pendahuluan. Pendahuluan adalah bagian yang sangat penting dan sangat menentukan apakah pembaca mau membaca tulisan kita sampai akhir.

Dengan pendahuluan yang 'menggoda' pastilah pembaca akan tertarik untuk membaca tulisan kita, tetapi kalau pendahuluaannya saja sudah kurang menarik, maka bisa dipastikan pembaca akan mengakhiri dan memutuskan untuk tidak melanjutkan membaca tulisan tersebut.

Sama seperti seorang guru yang masuk ke dalam kelas. Kegiatan pendahuluan harus betul-betul dipersiapkan dengan baik. Hal ini bertujuan untuk menarik minat murid untuk mengikuti proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai.

Dalam pendahuluan guru bisa menggunakan berbagai media, misalnya gambar, video, lagu atau alat peraga lainnya yang sangat mempengaruhi keseriusan murid dalam mengikuti pembelajaran.

Seorang pengkhotbah juga akan selalu berusaha menarik perhatian para pedengar dengan kalimat pembuka yang menarik sebelum masuk ke inti ceramah. Harapannya sama, supaya semua orang antusias dan mau mendengarkan ceramahnya sampai akhir.

Demikian juga di dalam menulis, bagian pembuka memiliki peran yang sangat vital. Untuk menarik perhatian pembaca, bagian pembuka bisa dimulai dengan beberapa kalimat yang menarik. Misalnya sebuah kutipan dari tokoh, kalimat tanya yang memancing rasa penasaran pembaca atau sebuah narasi menarik mengenai topik yang akan dibahas. 

Dengan harapan bagian pembuka ini merupakan 'jembatan' yang baik untuk menghatarkan pembacanya masuk ke bagian inti tulisan. 

Bagian pembuka sebaiknya tidak terlalu panjang, supaya tidak menjadi hal yang membosankan bagi pembaca. Terdiri dari satu paragraf yang disusun beberapa kalimat saja, karena tujuannya hanya untuk menghantarkan pembaca ke bagian inti tulisan.

Kedua, inti (isi) tulisan. Isi tulisan harus mengandung suatu pembahasan yang 'menawan'. Pada bagian inilah penulis harus menjabarkan dengan jelas mengenai topik yang dibahas. 

Sama seperi dalam proses pembelajaran. Seorang guru akan berusaha menggunakan berbagai metode pada kegiatan inti. Pada bagian ini diharapkan murid akan mendapatkan informasi dan pengetahun baru yang berguna dalam kehidupannya. 

Seorang pengkhotbah pun akan berusaha maksimal dalam menjabarkan khotbahnya  pada bagian inti. Bisa dengan menggali berbagai informasi dari setiap ayat, juga menghubungkannya dengan ayat-ayat lainnya, dan tentunya mengaitkannya dalam konteks kehidupan pada jemaatnya.

Demikian juga dalam isi tulisan, diharapkan ada pemarapan yang jelas, sistematis, argumentatif dan sangat baik bila dilengkapi dengan data-data yang valid.

Bagian yang ketiga adalah penutup. Bagian ini juga tidak kalah penting dari dua bagian sebelumnya. Penutup yang baik akan mengakhiri tulisan dengan baik juga. 

Pada akhir pembelajaran, seorang guru juga akan berusaha mengakhiri pembelajaran dengan baik. Bisa berupa kesimpulan dan refleksi bersama. Hal yang sama juga dengan pengkhotbah, pengkhotbah akan selalu berusaha mengakhiri khotbahnya dengan penutup yang menggugah. 

Kalimat penutup bertujuan supaya para jemaatnya mau mengikuti dan melakukan hal-hal yang sudah dijabarkan dalam bagian inti khotbahnya. 

Sebuah tulisan yang baik sebaiknya memuat kalimat penutup yang memuat kesimpulan, atau bila perlu juga bisa memuat saran. 

Sangat perlu juga kalimat penutup disajikan dengan gaya pamit, dengan diksi yang dibuat maka pembaca tahu bahwa tulisan tersebut akan berakhir. Misalnya dengan menggunakan kata: demikianlah, alhasil, sebagai kesimpulan dan lain sebagainya.

Dari pemaparan di atas, sangat jelas adanya pola yang sama dalam menulis, mengajar di kelas dan berkhotbah. Sama-sama terdiri dari bagian pembuka, inti dan penutup. 

Dengan memilah dan menyusun setiap bagian dengan tepat dalam sebuah tulisan, akan sangat mempengaruhi kualitas tulisan yang dihasilkan. Tulisan tersebut akan tertata dengan baik, terarah dan tentunya akan sangat dinikmati oleh para pembacanya.

Cukup sekian dulu tulisan Pak Gurdes malam ini. Semoga bermanfaat bagi kita semua... 

Ayo Menulis... Semangat...

Rabu, 24 November 2021

Mengedit Tulisan...


Mengedit tulisan sudah menjadi rutinitas sehari-hari bagi Pak Gurdes. Dalam mengedit diperlukan kesabaran untuk membaca semua naskah dari penulis, mulai dari judul sampai profil penulis tidak bisa terlewatkan satu kata pun.

Banyak manfaat yang didapatnya dari mengedit naskah sebelum diterbitkan. Setidaknya sebelum sampai kepada pembaca, Pak Gurdes adalah orang pertama yang sudah tahu apa isi buku yang akan diterbitkan tersebut. Sehingga pengetahuan, pengalaman atau pesan yang mau disampaikan penulis sudah terlebih dahulu didapatnya.

Adapun tujuan dalam mengedit tulisan supaya pesan yang mau disampaikan mudah dipahami para pembaca, diharapkan tidak ada pengulangan-pengulangan kalimat yang bisa membuat pembaca bosan, tidak ada pertentangan artar kalimat dan tentunya penulisannya harus sesuai dengan ejaan atau aturan kepenulisan yang ada.

Beberapa hal yang perlu dalam penulisan adalah pembagian paragraf harus jelas. Dalam satu kalimat jangan terlalu panjang dan bertele-tele sehingga membingungkan pembaca. Penulisan tanda baca juga perlu diperhatikan, harus sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan.

Dalam menulis memang harus ada aturan kepenulisan. Misalnya kata yang dituliskan harus baku. Seperti tadi ketika Pak Gurdes mengedit tulisan menemukan kata bhakti seharusnya bakti, aktifitas seharusnya aktivitas. Itu hanya beberapa contoh dari beberapa kata yang sering salah di dalam menuliskannya. Dari mana kita cek kata baku tersebut, biasanya Pak Gurdes tinggal mengeceknya di KBBI online.

Bila kata tersebut tidak baku atau merupakan kata asing maka harus ditulis dalam huruf miring, dan sangat perlu memberikan pengertiannya supaya pembaca paham artinya, apalagi kalau kata tersebut masih sangat asing atau jarang didengar.

Hal yang sering salah juga adalah penulisan awalan di atau ke. Di dan ke ketika berfungsi sebagai kata depan (penunjukan kata tempat dan waktu) harus diberi jarak dengan kata selanjutnya, misalnya di rumah, ke pasar, di hari. Tidak tepat bila dituliskan dengan menggabungkannya dengan kata selanjutnya, misalnya dirumah, kepasar, dihari. Bila tidak menunjukkan kata tempat atau waktu maka penulisannya digabung misalnya dijaga, diamati, kebesaran, keindahan.

Hal yang sering salah juga dalam menuliskan tanda baca pada kalimat langsung. Misalnya:
"Bagamanapun saya harus pergi sekarang", ucap Budi.
Seharusnya:
"Bagamanapun saya harus pergi sekarang," ucap Budi.
 
Oh ya, penulisan kata pun juga sering mengalami kesalahan.
Contohnya:
Merekapun pergi meninggalkan kami.
Seharusnya:
Mereka pun pergi meninggalkan kami.

Berikut ini adalah 12 kata hubung yang harus digabung dengan penulisan kata pun: adapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, sungguhpun, walaupun.
Selain kata di atas, kata pun di tulis secara terpisah dengan kata yang mengikutinya.

Sampai di sini dulu ya tulisan Pak Gurdes. Soalnya masih banyak tulisan yang masih antri untuk dibaca dan diedit...

Semangat...
Salam Literasi...

Selasa, 23 November 2021

Ikatlah Ilmu dengan Menulis...

Menulis adalah tingkat literasi yang tertinggi setelah berbicara, mendengar dan membaca. Ketika seseorang menulis, berarti sedang menuangkan sesuatu (baik itu ide, pengetahuan, pengalaman, kritikan atau hal lainnya) dalam bentuk tulisan.

Banyak orang mengatakan menulis itu sulit, tetapi ketika sudah terbiasa dan sudah menjadi aktivitas sehari-hari bisa dipastikan kegiatan menulis bukanlah hal yang sulit. Melatih diri dengan menulis setiap hari adalah salah satu cara ampuh untuk terampil dalam menulis.

Menulis adalah keterampilan. Seperti yang dikatakan oleh Bambang Trim bahwa, "Keterampilan menulis bukan lahir karena bakat, tetapi karena diciptakan".  Ersis Warmansyah dalam bukunya yang berjudul “Guru Juga Bisa Menulis” juga mengatakan, "Semua manusia bisa menulis, karena otak manusia selalu menulis, dalam sehari semalam otak manusia mampu menghasilkan 60.000 sampai 65.000 tulisan". Luar biasa bukan?

Bapak Dr. Ngainun Naim yang merupakan pegiat literasi yang sangat aktif dalam menulis pernah berkata bahwa, "Pada dasarnya semua orang bisa menulis. Tetapi  tergantung kita mau atau tidak mengembangkan keterampilan tersebut". Beliau menjelaskan bahwa pada dasarnya kita sudah terbiasa dalam menulis, yakni ketika kita membalas pesan dan memberikan komentar di media sosial.

Bapak Akbar Faisal, yang banyak berkecimpung dalam pelatihan kepemimpinan juga mengatakan, "Ketika kita sudah biasa ngomel dan bercerita itu menandakan bahwa saraf linguistik kita sudah bekerja, tinggal tugas kita adalah mengubah kebiasaan tersebut. Bila dulu informasi selalu keluar dari mulut mulailah melatih supaya informasi tersebut disampaikan melalui tulisan." 

Segala sesuatu perlu latihan, termasuk menulis. Barang siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil. Hal ini sejalan dengan pesan yang ingin disampaikan Bapak Akbar Zainudin dalam bukunya yang bejudul "Man Jadda Wajada". Tidak ada keberhasilan tanpa adanya perjuangan yang sungguh-sungguh. Karena proses tidak akan pernah mengkhianati hasil.

Menulis adalah bekerja untuk keabadian. Ketika sebuah tulisan dihasilkan, karya tersebut akan tetap abadi dan pasti akan memberikan pengaruh kepada setiap orang yang membacanya. Walaupun mungkin penulisnya tidak pernah berjumpa secara langsung dengan pembaca karyanya, tetapi tulisannya  bisa memberikan dampak yang bermanfaat.

Ikatlah ilmu dengan menulis. Ketika ilmu sudah ditulis, apalagi diterbitkan maka ilmu tersebut akan terdokumentasi dengan baik. Ilmu tersebut akan tetap bertahan, tidak akan hilang ditelan zaman. Bahkan ketika penulisnya telah tiada pun, ilmu teresebut akan tetap hidup dan menjadi sumber rujukan.

Setiap ilmu harus dituliskan, supaya bisa dibaca dan diketahui banyak orang. Hal itu tentunya bisa menjadi ladang kebaikan buat penulisnya. Seperti Sayyid Quthb pernah berkata bahwa, "Satu peluru hanya bisa menembus satu kepala, tapi satu tulisan bisa menembus ribuan bahkan jutaan kepala." Dengan giat menulis maka akan semakin banyak pengaruh yang akan kita berikan kepada orang lain.

Ayo menulis... 

Ikatlah ilmumu dalam tulisan...

Senin, 22 November 2021

Resume pilihan pada pelatihan menulis IKAPEL

 

Pak Gurdes hampir lupa untuk mengumumkan 2 resume pilihan ketika tampil dalam pelatihan menulis IKAPEL Sabtu lalu. Memang hari ini cukup melelahkan baginya, pulang dari sekolah dia langsung sibuk mengurusi grup WA yang baru dibuatnya tadi pagi. 

Grup WA tersebut memang sengaja dibuatnya tadi pagi khusus bagi alumni WIT 2021 yang ingin menulis. Hebatnya Pak Gurdes mengundang para guru inspiratif tersebut dari atas sepeda motornya.

Kok bisa? Memang ketika berangkat menuju sekolah, baru 5 menit melaju Pak Gurdes tiba-tiba menghentikan sepeda motornya. Bukan karena ada yang ketinggalan, tetapi dia teringat belum membuat grup WA buku antologi peserta WIT 2021.

Dia segera menepikan sepeda motornya, meraih HP-nya dan mengotak-atiknya. Memang Pak Gurdes kalau teringat sesuatu selalu berusaha langsung melakukannya, supaya tidak lupa dan menjadi terbengkalai.

"Buku Antologi WIT 2021" itulah judul grup yang dibuatnya. Bu Felipina dari NTT adalah guru pertama yang diundangnya. Segera Pak Gurdes mengirimkan link grup tersebut ke grup WIT dimana Pak Gurdes dan teman-temannya selama ini mendapat arahan terkait WIT 2021.

Dia pun segera melaju sepeda motornya. Setengah jam berselang dia kemudian menepikan kembali sepeda motornya. HP-nya berbunyi, sepertinya ada banyak pesan yang masuk. Pak Gurdes terkejut, ternyata sudah 50-an guru yang bergabung di grup yang dibuatnya, dia pun menyempatkan diri untuk meladeni pertanyaan-pertanyaan mengenai grup yang baru dibentuknya.

"Kok tiba-tiba banyak yang ikut ya?" Pak Gurdes heran dibarengi rasa senang. Dia membayangkan sebelumnya bahwa yang bersedia menulis paling sekitar 30-an guru. Ternyata jumlah guru yang mau ikut menulis bertambah terus. Bahkan pelatih dan pemandu WIT 2021 juga meminta untuk bergabung bersama Pak Gurdes.

Luar biasanya sampai pada saat Pak Gurdes mengetik tulisan ini sudah ada 140 guru inspiratif se-Indonesia yang bergabung. Mereka bersedia terlibat dalam penulisan buku dengan tema "Menjadi Guru Inspiratif, Memberi Inspirasi untuk Negeri."
 
Pak Gurdes pun harus bekerja keras. Menyusun kriteria penulisan, deadline sampai menghubungi teman-teman yang bisa diajaknya untuk mengeditori buku yang diperkirakannya akan ada 10 judul.

Tapi di tengah keletihannya, Pak Gurdes sangat bersyukur. Ternyata banyak guru-guru yang mau diajaknya menulis, setidaknya itu menjadi ladang kesempatan baginya untuk berbagi kebaikan dan mengenal lebih banyak lagi guru-guru inspiratif di negeri tercinta...

Oh ya, sampai terlupa... Tujuan Pak Gurdes sebenarnya untuk mengumumkan resume pilihan pelatihan IKAPEL, kok jadi bercerita ya.. Hahahaha...

Selamat  buat "Ibu Dosen Marina Letara Nababan dari Tarutung dan Kak Nenny Wahyuni Tarigan dari Pangkalpinang. Sebenarnya Pak Gurdes bingung memilih 2 resume dari 12 yang ada, kalau bisa dia ingin memberikan apresiasi kepada semua peserta, hehehehe. 

Semoga saja di kesempatan lain Pak Gurdes akan mengirimkan karyanya kepada yang belum beruntung malam ini. Walaupun tidak terpilih tetap semangat ya Abang, Kakak dan teman-teman semua...

Semangat...
Tetaplah menulis setiap hari...

Sabtu, 20 November 2021

Manjadi bintang tamu "Talkshow" Pamaeran Karya WIT 2021

 https://www.youtube.com/watch?v=LOScs_sOKss&feature=youtu.be

Jangan lewatkan hari ini tanpa menulis...

 

"Menulislah setiap hari dan buktikanlah apa yang terjadi", sebuah kalimat yang selalu tertanam di dalam hati Pak Gurdes. Kalimat tersebut selalu disampaikan Bapak Wijaya Kusumah -akrab dipanggil Om Jay- ketika Pak Gurdes mengikuti pelatihan menulis online oleh PGRI pusat.

Masih sangat jelas dalam ingatan Pak Gurdes bagaimana Om Jay bercerita bahwa berkat menulis setiap hari dia mengalami banyak keajaiban-keajaiban. Mulai dari omset yang meningkat, dikenal banyak orang sampai mendapatkan kesempatan bertemu langsung dengan Bapak Presiden Joko Widodo. Hal itu beliau peroleh karena dinobatkan menjadi salah satu penulis yang teraktif di kompasiana.

Hari ini Pak Gurdes kembali berkesempatan untuk berbagi pengalamannya dalam menulis. Pelatihan menulis kali ini difasilitasi oleh Ikatan Alumni Pelayan (IKAPEL) UNIMED melalui bidang keahlian dan kerohanian.


Ketika pertama sekali dihubungi oleh Gora -pengurus IKAPEL yang mengurusi pelatihan- Pak Gurdes sangat senang. Hal itu karena Pak Gurdes serasa pulang kampung, hehehehe. Iya, memang sepuluh tahun lalu Pak Gurdes sudah terlibat dalam kegiatan-kegiatan di IKAPEL. Dia pernah menjadi pengurus bahkan menjabat sebagai ketua IKAPEL selama dua periode.

Berjumpa kembali dengan Bang Mardi, Kak Ira, Ira Munthe membuat Pak Gurdes merasa masih pengurus seperti satu dasawarsa lalu, hahahaha... Setidaknya ada kebahagiaan tersendiri baginya melihat semangat para alumni tetap "eksis" dalam melayani Tuhan.

Hari ini Pak Gurdes membagikan pengalamannya sejak memutuskan diri untuk terjun ke dalam dunia kepenulisan. Sekitar satu setengah tahun yang lalu, tepatnya pada bulan Juni 2020 Pak Gurdes memulai kehidupan yang baru. Kehidupan yang setiap hari dilaluinya dengan merangkai kata, kalimat, paragraf sampai pada karya nyata yang telah ada.

Pak Gurdes sadar bahwa menjadi seorang penulis harus dimulai dari niat, kemudian komitmen, dan disertai dengan kekonsistenan. Kalau tidak jangan harap bisa berhasil dalam dunia tulis-menulis.

Banyak hal yang sudah dirasakan oleh Pak Gurdes sejak terjun dalam dunia menulis. Sosok yang dulunya tidak suka menulis, lebih suka belajar angka dan rumus-rumus, tetapi akhirnya "bermetamorfosis" menjadi orang yang selalu terlibat dalam karya tulis.

Dari pertemuan yang dihadiri sekitar 30 orang peserta malam ini, Pak Gurdes sangat berharap akan lahirlah penulis-penulis yang tangguh dan ulet. Penulis yag tidak mudah menyerah, tetapi mau belajar dan berjuang sepenuh tenaga untuk bisa menghasilkan karya.

Harapannya setiap peserta bisa membagikan tulisannya di grup atau media sosialnya masing-masing. Itu adalah langkah awal yang sangat baik untuk melatih diri dalam menulis. Walaupun tulisan sederhana tetapi pasti bisa memberikan inspirasi bagi setiap pembacanya. Karena setiap tulisan pasti akan menemui takdirnya.

Pak Gurdes percaya ketika setiap hari kita menulis maka hal itu akan sangat berguna dalam melatih dan membentuk kita, sampai akhirnya nanti menulis bukan lagi hal yang menyulitkan bagi kita. 

Adapun hal yang terutama adalah dengan menulis kita bisa menyebarkan kebaikan-kebaikan, menularkan semangat dan menjadi sumber inspirasi bagi setiap pembaca. Dengan menulis kita bisa menjadi berkat bagi sesama.

"Jangan lewatkan hari ini tanpa menulis"  Semoga kalimat ini juga yang menjadi komitmen setiap peserta yang mengikuti pelatihan hari ini...

Semangat...
Jangan menyerah...
Pasti bisa...

Kamis, 18 November 2021

Bintang tamu pada acara "Talkshow" WIT 2021

 

Siang ini Pak Gurdes kembali mendapat kejutan. Kejutan apakah gerangan yang membuatnya serasa seperti orang penting? Adapun kejutan disampaikan oleh Bu Nelsa dari tim WIT 2021. Ibu yang sangat sibuk beberapa hari ini dalam mempersiapkan TPN VIII ini mengirimkan pesan yang membuat Pak Gurdes seakan terbang melayang ke awang-awang. Hehehe...

"Selamat siang Pak Sahat, semoga dalam keadaan sehat ya pak. Saya Nelsa dari tim WIT. Salam kenal pak. Saya izin melanjutkan koordinasi untuk persiapan Temu Inovasi yang sebelumnya sudah disampaikan oleh Bu Tien ya pak. Di dalam kegiatan Temu Inovasi nanti kita akan ngobrol-ngobrol tentang perjalanan Bapak selama WIT dan terkait media pembelajaran yang bapak ciptakan.  Untuk detail lebih lanjut mengenai sesinya, saya izin share TOR nya ya pak 🙏" Demikianlah isi pesan dari Bu Nelsa.

Memang Bu Tien Agustina tim WIT pernah menelepon Pak Gurdes, tetapi belum menyampaikan secara langsung bahwa Pak Gurdes akan tampil pada acara pameran karya. "Hanya bincang-bincang biasa saja Pak, untuk menanyakan bagaimana pengalaman Bapak selama mengikuti WIT 2021," itulah kalimat yang disampaikan Bu Tien ketika itu. Oh ya, Bu Tien kemarin juga menanyakan jalur masuk WIT kepada Pak Gurdes, apakah melalui kemendikbud atau mandiri. Tetapi tidak juga menyinggung acara pameran karya. 

Intinya Pak Gurdes diberikan kesempatan untuk tampil dalam sesi talk show pada acara Temu Inovasi dan Pameran Karya 2021" esok hari. Dengan mengusung tema Menjadi Guru Inovatif, Memberi Inspirasi untuk Negeri”. Wah... Pak Gurdes seakan tidak bisa berkata-kata ketika membaca namanya ada di jadwal kegiatan tersebut.


Pak Gurdes tidak menyangka menjadi salah satu yang terpilih dari ratusan guru finalis WIT 2021 untuk tampil di acara Temu Inovasi dan Pameran Karya 2021. Dia melihat Rundown acara hanya beberapa guru yang diberikan kesempatan untuk tampil pada kegiatan tersebut. "Apa spesialnya media yang saya buat ya?" pikir Pak Gurdes di dalam hatinya.

Memang Pak Gurdes awalnya merasa minder ketika melihat flyer para peserta dalam pameran karya. Banyak media yang keren-keren, canggih dan menarik. Sedangkan Pak Gurdes hanya membuat kartu bergambar hewan saja. Kartu yang digunakannya pada saat mengajar materi pengelompokan hewan Vertebrata.

Pak Gurdes sangat mensyukuri kesempatan yang diberikan kepadanya, setidaknya ada pengalaman baru baginya, yakni tampil secara langsung di hadapan para peserta TPN. Pak Gurdes akan diajak bincang-bincang mengenai pengalaman selama mengikuti WIT sampai media yang dibuatnya.

Sebenarnya jantung Pak Gurdes masih dag dig dug, membayangkan dia tampil yang disiarkan secara langsung melalui Streamyard dan Website Wardah Inspiring Teacher di https://inspiringteacher.wardahbeauty.com/.

Tapi Pak Gurdes berprinsip bahwa kesempatan tidak pernah datang dua kali. Kesempatan yang ada harus dimanfaatkan sebaik-baiknya, apalagi hal itu nantinya bisa bermanfaat bagi orang banyak.

Pak Gurdes hanya bisa berdoa semoga TPN VIII berjalan dengan lancar. Secara khusus ketika dia tampil menjadi tamu pada "talk show" besok pukul 14.00 WIB. Juga ketika pak Gurdes akan berbagi praktik baik yang sudah dilakukannya pada hari Minggu pukul 09.00 WIB.



Ayo teman-teman, doakan Pak gurdes ya...

Mari ikuti TPN VIII
Yuk daftar!

Dapatkan twibbon ini melalui 
twb.nz/pembicaratpnviii
            
Lalu ikuti @twibboni
#pembicaratpnviii 
#twibbonize

Akhirnya Pak Gurdes jatuh lagi...

 


Setelah sekian lama tidak pernah terjatuh, akhirnya hari ini Pak Gurdes kembali terjatuh dari sepeda motornya. Kejadian pagi hari tadi akan menjadi kenangan buatnya, dia terjatuh dan tidak dapat mengendalikan sepeda motornya.

Memang sudah sangat lama Pak Gurdes tidak pernah merasakannya. Dia pernah mengalaminya pada tahun 2017 lalu, bulan berapa pastinya dia sudah lupa. Kejadian itu terjadi ketika dia pulang dari sekolah tepatnya di desa Pulo Liman. 

Ketika itu desa Pulo Liman belum diaspal. Jalannya masih tanah liat, kalau musim kemarau akan berabu sedang musim pengujan jalan itu sangat licin. Pada saat itu memang musim hujan, sehingga jalan banyak yang digenangi air. 

Pada saat Pak Gurdes mencoba melewati air yang tergenang tersebutlah tiba-tiba sepeda motornya oleng ke kiri. Hal itu karena di dalam air ternyata permukaan tanahnya tidak rata. Pak Gurdes tidak bisa lagi mengelak, dia hanya pasrah dan melepaskan sepeda motornya yang terjatuh. Dia pun ikut terjatuh. Tidak bisa dihindari ternyata tas yang berisi berkas-berkas termasuk SKP-nya terkena lumpur. Itulah kenangan yang tidak pernah bisa dilupakannya.

Kejadian hari ini hampir mirip dengan peristiwa 4 tahun yang lalu tersebut, hanya sekarang terjadi di jalan menuju desa Silaia Kampung Baru. Kejadian ini pun terjadi bukan ketika dia mau pulang tetapi di pagi hari ketika hendak menuju sekolahnya.

Sepanjang perjalanan memang Pak Gurdes memikirkan banyak hal, mulai dari kegiatan pembelajaran yang akan dilakukannya di sekolah sampai pada materi yang akan dibawakannya pada acara TPN VIII dan pelatihan menulis IKAPEL. Hal itu mungkin yang membuatnya tidak berhati-hati ketika melewati genangan air di jalan tersebut.

Sebenarnya jalan itu sudah biasa dilaluinya dan tidak terjadi apa-apa, cuma karena kondisi cuaca akhir-akhir ini sering hujan ditambah lagi gerimis yang menemani Pak Gurdes di sepanjang perjalanannya tadi pagi, membuat jalan menjadi licin dan genangan tersebut lebih dalam dari biasanya.

Ketika pak Gurdes melewati genangan air tersebut dia tidak terlalu khawatir. Dia melaju sepeda motornya dengan laju yang tidak terlalu kencang, tetapi tiba-tiba sepeda motornya oleng dan tidak bisa dikendalikan. Akhirnya dia dan sepeda motornya tergelincir dan roboh ke sebelah kanan. Untung saja kejadian tersebut tidak menyebabkan luka dan kerusakan pada sepeda motornya.

Dengan segera Pak Gurdes menegakkan kembali sepeda motornya, dia baru menyadari di dalam genangan air tersebut tertimbum banyak pasir yang menyebabkan roda sepeda motornya langsung tergelincir. Hal ini menjadi pelajaran yang sangat berharga baginya untuk lebih hati-hati lagi di kemudian hari. Dia pun melanjutkan perjalanannya.

Sebelum masuk ke pekarangan sekolah Pak Gurdes menepikan sepeda motornya di Mesjid yang tepat berada di depan sekolahnya. Di kamar mandi Mesjid itu dia  membersihkan sepatu dan celananya yang sudah berlumpur. 

Memasuki lingkungan sekolah Pak Gurdes tersenyum kepada murid-muridnya seolah tidak terjadi apa-apa. Celana dan sepatunya memang basah tetapi tidak lagi menunjukkan tanda-tanda baru jatuh. Memang pada saat itu gerimis masih belum reda yang menyebabkan semua pakain Pak Gurdes juga basah.

Dengan kondisi yang telah dialaminya hari ini, Pak Gurdes tetap semangat dalam menjalani dan melakukan tugas di sekolah yang dicintainya...

Senin, 15 November 2021

Lulus WIT 2021, menjadi Pembicara TPN VIII



Sebagai seorang guru di desa tertinggal, Pak Gurdes sangat-sangat bersyukur diberikan kesempatan untuk mengikuti program Wardah Inspiring Teacher (WIT) 2021, sebagai wujud apresiasi bagi guru-guru inspirasi dari berbagai daerah di tanah air. 

Buah manis dari hasil perjuangan selama 4 bulan mengikuti WIT 2021 akhirnya dituainya. Pak Gurdes dinyatakan lulus WIT 2021. Bukan hanya lulus, Pak Gurdes juga diberikan kesempatan sebagai salah satu dari 1000 pembicara pada ajang Temu Pendidik Nusantara (TPN) VIII. Adapun kegiatan tersebut dilaksanakan pada tanggal 20 s.d. 21 November 2021. Wah... Pak Gurdes sungguh-sungguh terharu membaca pemberitahuan tersebut di emailnya.

Suatu hal yang tidak pernah ada dalam mimpi Pak Gurdes, seorang guru desa akan menjadi pembicara di hadapan 30.000 guru yang akan mengikuti TPN VIII. Pada kegiatan tersebut Pak Gurdes akan membagikan praktik baik yang sudah dilakukan di sekolahnya. Praktik baik yang tentunya dia lakukan berkat pembelajaran yang didapatnya selama mengikuti WIT 2021.


Setelah mengetahui dirinya lulus dan akan tampil pada TPN VIII, Pak Gurdes harus mempersiapkan diri untuk tampil maksimal pada kegiatan tersebut. Mulai dari mempersiapkan abstrak praktik baik sampai dengan PPT yang akan ditampilkannya. Bagaimanapun kesempatan yang indah ini harus benar-benar dimanfaatkan untuk berbagi. Setidaknya apa yang sudah dilakukan Pak Gurdes bisa menjadi inspirasi bagi guru-guru lainnya.

Berbicara mengenai WT 2021, jujur Pak Gurdes banyak mendapatkan pembelajaran. Banyak miskonsepsi yang akhirnya diluruskan setelah mengikuti WIT 2021. Hal itulah yang disampaikan Pak Gurdes ketika Bu Tien Agustina tim dari WIT menghubunginya. Pak Gurdes menyampaikan bahwa WIT 2021 memberikan pemahaman baru bagaimana seharusnya seorang guru melakukan perannya dengan sebenar-benarnya. 

Dari WIT 2021 Pak Gurdes memahami bahwa belajar harus berfokus pada murid, memahami kebutuhan murid dan melakukan pembelajaran yang berpihak pada murid. Jadi mengajar bukan tentang bagaimana bagusnya media, bagaimana penguasaan dan hebatnya penyampaikan materi yang dilakukan guru, tetapi bagaimana kebutuhan siswa bisa terpenuhi dengan pembelajaran yang dilakukan.

Mengenai pengembangan kompetensi guru, Pak Gurdes juga diingatkan bahwa seorang guru seharusnya terus memperlengkapi diri, tidak pernah berbenti untuk belajar. Belajar bukan harus dari ahli atau tokoh pendidikan, tetapi belajar dari guru-guru yang telah secara nyata berhasil dalam melakukan praktik-praktik baik di dalam kelas.

Banyak hal lainnya didapatnya sehingga layaklah Pak Gurdes mengucapkan banyak terima kasih buat semua pihak yang telah mendukungnya dalam mengikuti WIT 2021 dari awal sampai akhir. 

Terima kasih buat WIT 2021, terima kasih buat Bapak/Ibu pembimbing, pelatih dan seluruh tim WIT 2021. 

Semoga ilmu yang Pak Gurdes dapatkan bisa diterapkannya di sekolah desa yang dia cintai...


Oh ya bagi Bapak/Ibu, mari ramekan TPN VIII.

Saya mengajak kita semua untuk ikut juga!

Yuk daftar!

Dapatkan twibbon ini melalui twb.nz/pembicaratpnviii
            
Lalu ikuti @twibboni
#pembicaratpnviii 
#twibbonize

Senin, 01 November 2021

Siap Belajar di TPN VIII


Saya Sahat Serasi Naibaho dari SMPN 2 Dolok Sigompulon, Kab.Paluta, Sumatera Utara siap #BelajarDiTPNVIII bersama #1000Pembicara untuk #DukungGuruBelajar 

Yuk daftar!
tpn.gurubelajar.org

Pakai twibbonnya!
Klik https://twb.nz/pesertatpnviii

Dapatkan twibbon ini melalui twb.nz/pesertatpnviii
Lalu ikuti @twibbonize
#pesertatpnviii #twibbonize

Postingan Terbaru

Di mana kebahagiaan itu berada?

Di mana kebahagiaan itu berada? Kadang lelah jiwa mencari Karena dahaga yang tak terobati Rasa haus akan kebahagiaan Yang diharapkan memberi...

Postingan Terpopuler dalam sebulan ini