“Tujuan pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat." (Ki Hajar Dewantara)
Sebagai seorang guru yang sudah mengajar selama 15 tahun, ternyata masih banyak kekurangan yang perlu saya benahi dalam mendidik dan mengajar peserta didik. Saya banyak dievaluasi dan ditegur ketika mempelajari modul 1.1. dari Pendidikan Guru Penggerak (PGP) Angkatan 7. Yang mana modul ini membahas mengenai Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional, yang dikaitkan dengan pemikiran-pemikiran dari Bapak Ki Hajar Dewantara.
Sebelum mempelajari
modul 1.1., dalam mengajar saya masih berpusat pada pikiran,
kemauan, kehendak saya sendiri. Mempersiapkan dan menyampaikan materi dengan
tujuan anak-anak bisa paham dan mendapatkan nilai yang baik (lulus KKM) ketika
penilaian dilakukan.
Dalam belajar saya
membuat sendiri aturan kelas selama pembelajaran, tidak ada kesepakatan kelas bersama
dengan murid, baik itu mengenai disipilin memulai dan mengakhiri pembelajaran,
pengerjaan dan pengumpulan tugas-tugas, penilaian, dan aturan-aturan lain di
dalam kelas.
Saya juga berusaha
sedemikian rupa agar semua materi dapat diajarkan kepada murid tanpa melihat karakteristik
murid, tidak ada juga refleksi mengenai pembelajaran yang dilakukan, yang
penting pada akhir semester semua materi tuntas dan segera membuat soal untuk
Penilaian Akhir Semester (PAS) untuk diujikan ke anak-anak.
Dalam pembelajaran saya
juga tidak mengakomodasi perbedaan yang dimiliki anak-anak. Saya berusaha
supaya murid memahami semua materi dengan menggunakan cara pembelajaran yang
sama, tidak memberikan kesempatan bagi murid untuk mengeksplorasi potensi dan
minat yang berbeda pada masing-masing anak.
Saya juga belum
mengaitkan pembelajaran dengan lingkungan murid berada, walaupun sudah
memanfaatkan laboratorium sebagai tempat belajar, saya belum pernah membuat
proyek pembelajaran yang sesuai dengan sosio-kultural di daerah murid tinggal.
Setelah mempelajari
modul 1.1. pola pikir dan perilaku saya banyak berubah. Saya
banyak mendapatkan pemahaman baru mengenai filosofis pendidikan dari
pemikiran-pemikiran Bapak Ki Hajar Dewantara, hal tersebut menegur dan
memperbaharui pola pikir dan perilaku saya sebagai guru.
Hal-hal yang diubah
dalam diri saya antara lain: Bagaimana memandang murid. Saya semakin
menyadari bahwa setiap murid memiliki kodrat masing-masing. Guru ibarat
seorang petani yang bertugas menebar benih dan memeliharanya, tidak bisa
mengubah jenis tanaman tersebut. Sehingga guru harus memahami karakteristik
setiap murid, tidak memaksakan kehendak sendiri untuk dilakukan murid. Juga
harus memberikan ruang bagi murid untuk mengeksplorasi potensi dan bakat yang
ada pada dirinya.
Saya juga diingatkan
untuk membuat kelas yang menyenangkan, sehingga murid merasa nyaman dan memiliki
antusiasme untuk mengikuti pembelajaran. Karena menurut Bapak Ki Hajar
Dewantara kelas adalah taman yang merupakan tempat yang memberikan rasa nyaman
untuk belajar dan bermain bagi murid.
Belajar juga harus memperhatikan
kodrat alam dan kodrat zaman. Hal ini juga
mengingatkan saya supaya benar-benar memperhatikan bagaimana kondisi tempat
tinggal murid berada, dan membuat strategi untuk menyesuaikan pembelajaran
dengan sosio-kultural di daerah saya mengajar. Selain itu, saya juga diingatkan
untuk mengajar sesuai dengan perkembangan zaman, dengan memanfaatkan Teknologi
Informasi dalam proses pembelajaran supaya murid mampu memiliki keterampilan Abad
21.
Hal lain yang menjadi
pemahaman baru bagi saya adalah trilogi semboyan Pendidikan dari Ki Hajar
Dewantara, yakni: Ing ngarso sung tulodho (di depan memberi teladan), ing
madya mangun karso (di tengah membangun semangat, kemauan), dan tut wuri
handayani (di belakang memberi dorongan). Seorang guru harus bisa menjadi
contoh (melaui Tindakan dan perkataan), menjadi pemberi semangat dan dorongan
bagi setiap murid. Dalam mendidik guru juga hendaknya menggunakan sistem
among, artinya guru itu menjaga, membina dan mendidik anak dengan penuh kasih sayang.
Ki Hajar Dewantara juga
mengatakan bahwa “Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan
dalam masyarakat”. Beliau memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan
manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama
untuk mencapainya. Pendidikan dapat menjadi ruang berlatih dan bertumbuhnya
nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan. Sehingga Pendidikan
bukan hanya soal belajar untuk menjadikan murid pintar dan cerdas saja.
Budi pekerti, atau
watak atau karakter merupakan perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan
kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga. Budi pekerti juga dapat
diartikan sebagai perpaduan antara Cipta (kognitif), Karsa (afektif) sehingga
menciptakan Karya (psikomotor). Keluarga menjadi tempat yang utama dan paling baik
untuk melatih pendidikan sosial dan karakter baik bagi seorang anak. Oleh sebab
itu, Peran orang tua sebagai guru, penuntun dan pemberi teladan menjadi sangat
penting dalam pertumbuhan karakter baik anak.
Setelah mempelajari Modul 1.1., yang akan saya lakukan di kelas yang mencerminkan pemikiran Bapak Ki Hajar Dewantara adalah:
1. Menjadi role model di lingkungan sekolah dan masyarakat.
2. Belajar untuk memahami
karakteristik setiap murid.
3. Membuat kesepakatan
kelas berdasarkan kesepakatan bersama dengan murid.
4. Melaksanakan
pembelajaran yang berpusat pada murid. Pembelajaran yang menyenangkan dan
memberi ruang bagi setiap murid untuk mengekplorasi dan mengembangkan bakat dan
potensinya.
5. Menggunakan media
pembelajaran yang dapat meningkatkan minat dan antusias murid dalam belajar.
6. Menggunakan Teknologi
Informasi dalam proses pembelajaran.
7. Melakukan refleksi dalam
pembelajaran.
8. Membuat proyek
pembelajaran yang sesuai dengan sosio-kultural daerah tempat bertugas.
9. Menjalin komunikasi
dengan orang tua murid dalam memperhatikan perkembangan pengetahuan dan budi
pekerti murid.
Demikianlah Refleksi
Filosofis Pendidikan Nasional berdasarkan
pemikiran Ki Hajar Dewantara ini saya simpulkan, semoga saya mampu untuk
menerapkannya. Terima kasih.
Tetap Semangat…
Tergerak… Bergerak… Menggerakkan…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar