Rabu, 10 Maret 2021

Peran penting editor dalam penulisan buku...

Apa saja tugas dan syarat menjadi seorang editor buku? Seberapa berat tugas seorang editor buku? Apakah seorang penulis bisa sekaligus menjadi editor dalam satu buku? Beberapa pertanyaan di atas mungkin pernah terlintas di dalam pikiran kita. 

Menurut wikipedia, editor buku adalah orang yang bertugas melakukan penyuntingan atau pemeriksaan bahasa pada sebuah teks (buku). Dalam pandangan profesional  penerbitan, editing lebih dari sekadar masalah kebahasaan, memperbaiki  ejaan dan tanda baca. Editing mencakup satu unit kerja yang disebut editorial dengan tujuan menyeleksi, memeriksa, memperbaiki, dan menyajikan sebuah tulisan dengan prinsip mudah dibaca, mudah dipahami, benar secara data dan fakta, serta elok untuk dipandang.

Dari pengertian diatas, sudah jelas bahwa tugas seorang editor buku adalah menyunting (memeriksa) naskah terkait masalah kebahasaan, ejaan, tanda baca. Bukan hanya itu saja, seorang editor buku juga berwenang menyeleksi layak tidaknya naskah untuk diterbitkan. Dan berusaha untuk menyajikan sebuah tulisan yang enak dibaca, mudah dipahami dan mengandung data-data yang benar.

Jadi beban tugas seorang editor sangat berat. Meramu, mengolah naskah dari penulis menjadi sebuah karya yang menarik, berkualitas dan tentunya harus sesuai kaidah yang ada, sehingga karya tersebut diterima dan disukai oleh khalayak umum. Walaupun demikian peran seorang editor buku sering dibaikan bahkan cenderung kurang diperhitungkan. 

Seperti sebuah kalimat yang berbunyi "Ketika karya buku berkualitas maka lihatlah siapa penulisnya, tetapi ketika karya kurang berkualitas maka lihatlah siapa editornya." Inilah yang menjadi beban berat seorang editor buku, sehingga dia akan selalu berusaha dengan bekerja semaksimal mungkin dalam menyunting naskah untuk menghasikan karya yang sempurna.

Apa saja syarat menjadi seorang editor buku? Setidaknya ada beberapa hal yang wajib dimiliki seorang editor buku, diantaranya: 

(1) Menguasai kaidah ejaan bahasa Indonesia yang baku. Kalau pun belum sepenuhnya menguasai, tetapi setidaknya mau/bersedia belajar dari Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).

(2) Menguasai tata bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal ini terkait dengan penggunaan tanda baca, kata hubung, atau terkait subjek dan predikat suatu kalimat. Susah memang ya... Hehehe... Tapi kembali lagi ke syarat pertama, diperlukan kemauan yang kuat untuk belajar dan tentunya harus banyak membaca.

(3) Bersahabat dengan kamus. Kamus sangat diperlukan untuk mencari pengertikan,atau memastikan cara penulisan sebuah kata yang benar. Enaknya sekarang dengan kita bisa membuka kamus secara online. Tidak perlu repot-repot membawa dan membuka kamus yang tebal-tebal.

(4). Memiliki kepekaan bahasa. Peka berbahasa misalnya tahu bahwa suatu kalimat terasa "kasar" sehingga harus dihindari. Atau peka akan suatu kata yang tabu, dll. Juga peka akan kalimat yang bisa memancing kontroversi, atau kalimat yang maknanya keliru. Juga peka kepada kalimat yang berbau SARA, pornografi yang bisa mengakibatkan hal-hal yang tidak dinginkan.

(5) Harus sabar dan teliti, termasuk ketika menghadapi naskah yang susah atau penulis yang rewel. Tidak jaminan seorang editor buku selalu menerima naskah yang mudah untuk dibaca dan dicerna. Seorang editor harus sabar ketika menghadapi naskah yang sulit untuk dipahami, alur cerita nggak jelas, penulisan dan tata bahasa yang asal-asalan. Juga tentunya harus sabar berkomunikasi dengan penulis dengan berbagai karakter yang ada.

(6) Memiliki kemampuan menulis. Setidaknya seorang editor sudah menghasilkan karya, dan mampu menulis dengan baik dan benar.  Karena bagaimanapun kemampuan itu akan sangat mempengaruhinya dalam menyunting naskah.

Pertanyaan terakhir adalah "Apakah seorang penulis bisa sekaligus menjadi editor pada sebuah buku?" ini adalah pertanyaan yang sebenarnya sudah bisa kita jawab dari uraian tugas editor buku di atas. Nampak jelas bahwa penulis dan editor adalah dua pihak yang berbeda. 

Penulis bertugas menuliskan naskah dan editor bertugas menyunting naskah dari penulis. Jadi kalau dua peran tersebut dilakukan oleh satu orang, hal itu seolah-olah meniadakan peran editor. Karena bagaimanapun naskah dari penulis pasti punya kekurangan yang bisa dilihat oleh pihak di luar penulis tersebut, pihak itu akan diperankan oleh editor buku. Kedua pihak, baik penulis dan editor harus bekerjasama, saling berkomunikasi untuk menghasilkan karya yang baik.

Saya mengutip pernyataan yang pernah disampaikan oleh Bunda Lilis Sutikno, "Seorang penulis tidak bisa menjadi editor bukunya sendiri. Penulis dan editor adalah dua orang yang berbeda. Karena naskah yang ditulis penulis harus dikoreksi/diedit oleh orang lain. Sangat tidak etis apabila ada yang menulis sendiri dan mengedit sendiri. Yang bisa melihat kelemahan penulis adalah orang lain (editor)."  

Memang mungkin ada kebanggaan tersendiri, ketika nama kita tertulis sebagai penulis sekaligus sebagai editor dalam sebuah buku. Seperti contoh karya buku yang sedang saya rencanakan di bawah ini:


Tetapi kurang tepat pada saat saya sebagai penulis sekaligus menjadi editor di dalam buku di atas. Gambaran di atas hanya sebagai contoh saja, karena tidak selalu nama editor dicantumkan di cover buku.

Dari beberapa uraian di atas bisa menggambarkan betapa pentingnya kehadiran seorang editor buku, figur yang sangat mempengaruhi kualitas buku yang dihasilkan. Dan tentunya seorang editor berbeda tugas dengan penulis, karena keduanya memiliki peran masing-masing.   

Semoga tulisan ini memberikan manfaat, dan tentunya memotivasi kita untuk ambil bagian dalam tugas sebagai editor buku. Sebuah pekerjaan yang memang sering tidak diperhitungkan dan jarang diperhatikan, tetapi sangat berpengaruh terhadap kualitas buku yang akan dihasilkan. Semangat...

4 komentar:

  1. Ha ha ha . . . keren Pak Sahat, covernya tuh. Bunda melamar jadi editornya Buku ketiganya Pak Sahat yaa, Kata Pengantar nanti Bunda minta tolong Kepala LPMP Yogyakarta, Kata Sambutannya Presiden RPI kita. Pak Yanuardi Syukur. Kereen tuh Pak Sahat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siap bunda,,,, semoga segera selesai ditulis๐Ÿ™๐Ÿ™๐Ÿ™

      Hapus
  2. Tulisan ini ilmiah banget, ada pembelajaran bermakna bagi kita semua. Dikemas dalam bahasa yang lugas, dan sangat memberikan penetahuan yang bagus bagi kita penulis pemula. Juga lucu, karena keberanian Pak Sahat menulis buku dengan desain cover sendiri, editor sendiri... humor tingkat tinggi ini Pak. Bunda membaca lalu tertawa sendiri dengan cover bukunya. Kereeen Pak

    BalasHapus

Postingan Terbaru

Di mana kebahagiaan itu berada?

Di mana kebahagiaan itu berada? Kadang lelah jiwa mencari Karena dahaga yang tak terobati Rasa haus akan kebahagiaan Yang diharapkan memberi...

Postingan Terpopuler dalam sebulan ini