Kamis, 27 Mei 2021
Tantangan Pendidikan di Era 4.0
Selasa, 25 Mei 2021
Resume Terbaik "Menulis untuk Berkarya"
Rabu, 19 Mei 2021
Tidak mau cepat pikun? Mari menulis
Senin, 17 Mei 2021
Bangkit dari Keterpurukan
Setiap kita pasti pernah menghadapi permasalahan hidup. Bahkan saat ini kita mungkin sedang mengalaminya. Permasalahan, pergumulan, penderiataan atau pun persoalan yang membuat kita menjadi putus asa, menyerah, pasrah bahkan stres karena terlalu larut dalam permasalahn tersebut. Ya, sepertinya tidak ada lagi jalan keluar, sudah buntu, tidak ada harapan dan semangat dalam menjalani kehidupan.
Sebagai editor buku, saya sangat-sangat bersyukur banyak membaca kisah dan pengalaman dari para penulis yang bukunya saya edit. Berbagai kisah yang dialami sendiri oleh penulis membuat saya kadang tersenyum, terharu bahkan sampai meneteskan air mata pada saat membaca cerita yang begitu menggugah hati.
Demikianjugalah ketika malam ini saya mengedit sebuah buku antologi bertemakan "PATAH HATI", buku yang ditulis sebelas penulis dengan nuansa hati yang beragam dan cerita yang berbeda-beda sesuai dengan apa yang pernah mereka alami, tetapi semuanya masih terkait dengan cerita tentang "PATAH HATI".
Uniknya cerita yang ada bukanlah hanya cerita tentang putus cinta seperti yang kubayangkan sebelumnya. Selain tentang cerita cinta yang pupus di tengah jalan karena ditinggalkan sang kekasih hati, terdapat juga cerita patah hati karena ditipu oleh sahabat yang selama ini sudah dianggap seperti keluarga sendiri, juga cerita ketika tidak diterima bekerja dari banyaknya lamaran pekerjaan yang telah dilayangkannya ke berbagai perusahaan karena cacat yang dialaminya.
Juga terdapat cerita yang sangat menggugah hati dan membuat haru karena penulis merasakan patah hati yang sangat mendalam karena ditinggal selamanya oleh ibunda dan juga sahabat yang sangat dicintainya. Dan ada beberapa cerita patah hati lainnnya yang menggambarkan suasana hati yang sangat terpukul, tertekan bahkan sangat sakit ketika harus mengalami semua kenyataan yang terjadi.
Tetapi semua penulis bukan hanya menceritakan segala kesakitan yang mereka rasakan, justru hal yang luar biasa adalah adanya suatu komitmen untuk bangkit. Ya, bangkit dari keterpurukan yang ada. Tidak lagi fokus kepada persoalan dan sakit hati yang ada di dada. Tetapi memandang ke depan dengan optimis. Bahkan ada seorng penulis yang mengatakan bahwa "Patah Hati itu belati yang meretas jalan menuju sukses".
Semua mereka sepakat bahwa ketika persoalan hadir, bahkan walaupun hati sudah hancur berkeping-keping, kita harus tetap bangkit. Orang yang diputuskan bahkan ditinggalkan oleh pujaan hatinya, harus berani memandang ke depan dan percaya bahwa ada sosok pasangan yang lebih baik lagi yang Tuhan telah sediakan baginya, bahkan hal itu mengingatkannya untuk hijrah ke pada cinta yang sesungguhnya, yaitu cinta kepada Allah penguasa langit dan bumi.
Orang yang pernah ditipu orang lain, membuatnya untuk lebih berhati-hati dan tidak mudah dalam mempercayai orang lain di kemudian hari. Yang lamaran pekerjaannya selalu ditolak oleh perusahaan justru memotivasi dirinya untuk berusaha sendiri dengan menghasilkan karya yang inovatif dan bermanfaat bahkan sampai ke luar negeri. Banyak tantangan yang membuat mereka patah hati, tetapi mereka tidak mau patah semangat. Yang pasti ketika saya membaca semuanya, membuat saya semakin semangat dalam menjalani hari-hari.
Dan memang itulah kenyataan hidup yang sedang dan akan selalu kita alami. Pasti masalah akan datang silih berganti, pergumulan hidup akan selalu menguji. Dan semuanya kembali ke pada diri sendiri. Ingat, patah hati bukan berarti kehidupan akan berhenti, tetapi akan terus berjalan. Tinggal bagaimana kita memaknai semua yang terjadi, supaya cerita patah hati justru menjadi inspirasi. Seperti yang telah dituliskan oleh para penulis hebat di buku yang sedang saya edit ini.
Ayo... Tetap semangat... Segera bangkit dari keterpurukan...
Jumat, 07 Mei 2021
Corona semakin merajalela...
Hampir satu setengah tahun sudah dunia ini dilanda virus corona. Sepertinya belum ada tanda-tanda untuk segera mereda. Bahkan akhir-akhir ini, di berbagai negara wabah corona semakin merajalela.
Salah satu negara yang saat ini mengalami Tsunami corona adalah India. Ya, dilaporkan bahwa kasus inveksi covid-19 di negara tersebut mencapai 400.000 kasus dan tingkat kematian hampir 4000 orang perhari. Sungguh sangat menyedihkan mendengarnya.
Seluruh negara di dunia sudah berjaga-jaga. Mewaspadai adanya perkembangan varian virus baru yang muncul seperti varian Inggris (B.1.1.7), varian India (B.1.6.1.7) dan varian Afrika Selatan (B.1.3.5.1). Ditambah lagi dengan peningkatan penularan yang terjadi di beberapa negara seperti Bhutan dan Nepal.
Soal penyebaran corona memang sudah nyata ada di mana-mana. Hal itu tidak bisa dibantah lagi. Corona memang nyata. Keluarga, tetangga, teman kerja, dan sahabat kita sudah ada yang jadi korbannya. Dengan berbagai cerita yang sudah kita dengar secara langsung, ada yang terinfeksi dan kemudian sembuh, tetapi tidak sedikit juga yang nyawanya tidak bisa diselamatkan.
Kecuekan, ketidakpercayaan atau mungkin karena kejenuhan menyebabkan masyarakat sepertinya tidak lagi terlalu peduli dengan bahaya corona. Hal itu bisa dilihat dari banyaknya masyarakat yang tidak mengikuti anjuran untuk melakukan protokol kesehatan yang sudah berulang-ulang disampaikan.
Memulai dari diri sendiri adalah langkah yang bijak. Ketika semua sudah memulai dari diri sendiri untuk menaati aturan protokol kesehatan maka hal itu akan sangat berdampak dalam memutus rantai penyebaran covid-19. Ya, perjuangan tidak akan berhasil hanya oleh satu dua orang, tetapi harus dilakukan secara bersama-sama dengan penuh kesadaran.
Hal yang juga sangat penting bagi kita adalah menjaga iman dan imun. Iman akan menjadikan kita tetap optimis dan percaya bahwa pandemi covid-19 pasti berlalu dengan pertolongan Tuhan Yang Maha Kuasa, dan juga menjaga imun supaya tubuh kita tetap terlindung dan terbebas dari sergapan si corona.
Sampai kapan pandemi ini berakhir? Tidak ada yang bisa memastikannya. Tetapi apakah kita akan membiarkan semuanya terjadi, sehingga akan menelan semakin banyak korban jiwa? Sangat diperlukan kesadaran yang sungguh-sungguh dari kita semua, jangan sampai ada kata menyesal di kemudian hari.
Jangan lengah... Ikuti protokol kesehatan... Tetap jaga iman dan imun...
Rabu, 05 Mei 2021
Jangan dustai Nuranimu...
Postingan Terbaru
Iman dan Ilmu Pengetahuan
Iman dan Ilmu Pengetahuan (Oleh: Sahat Serasi Naibaho, S.Si, Gr.) Sebab di dalam Dia kamu telah menjadi kaya dalam segala hal: dalam ...

Postingan Terpopuler dalam sebulan ini
-
Setelah hampir seminggu Pak Gurdes fokus dalam mendampingi putra kesayangannya Rido yang harus menjalani operasi ringan di telapak kakinya, ...
-
Malam ini saya sangat berbahagia, bahagia bukan karena bunyi sms banking , atau mendapat hadiah spesial dari seseorang, tetapi bahagia karen...
-
Ruang Kelas Menulis Buku Inspirasi pada malam hari ini terasa berbeda dari sebelumnya, pada pembelajaran kali ini sangat kental dengan keber...