"Tatkala waktuku habis tanpa karya dan pengetahuan, lantas apa makna umurku ini?" -K.H. Wahid Hasyim-
Kata bijak di atas selalu terngiang jelas. Kalimat yang senantiasa menggerakkan raga untuk selalu memanfaatkan waktu yang ada untuk terus berkarya... berkarya... dan berkarya.
Saya sangat senang ketika diberikan kesempatan untuk berbagi pengalaman di kelas Menulis Bersama Pak Naff (MBPN) kemarin malam. Semoga apa yang saya sampaikan menumbuhkan bibit-bibit baru pegiat literasi khususnya di Sumatera Barat, sebagai tuan rumah kegiatan ini diselenggarakan.
Saya tidak akan panjang lebar menguraikan tentang materi yang sudah disampaikan tadi malam, karena sudah ada resume yang dituliskan oleh peserta pada pelatihan tersebut. Ya, memang saya memberikan tantangan untuk menulis resume pertemuan tersebut. Karena ketika membuat resume, peserta langsung diajak untuk terjun menulis. Jadi pelatihan menulis bukan hanya sekedar teori saja.
Selamat buat Ibu Darma Aswita, yang karyanya terpilih sebagai resume terbaik. Semoga bingkisan yang sudah saya kirimkan memberikan motivasi buat ibu untuk terus berkarya. Buat peserta lainnya yang juga telah mengirimkan resumenya tetapi belum beruntung, saya juga mengucapkan terima kasih dan tetap semangat dalam menghasilkan karya.
Ayo kita simak resume dari Ibu Darma Aswita berikut ini:
Menulis
untuk Berkarya
Menulis berarti menuangkan pikiran kita ke dalam
sebuah tulisan. Hingga akhirnya menjadi sebuah karya yang dapat dinikmati oleh
si penikmat bacaan.
Suaat kita memutuskan menjadi seorang penulis, berarti
kita sudah berani melawan ketakutan kita dalam menulis. Itu berarti kita sudah
memiliki niat untuk menjadi seorang penulis sejati.
Namun, ada hal-hal yang
harus diperhatikan dalam menulis. Seorang inspirator dalam kelas Menulis
Bersama Pak Naff (MBPN), yang bernama Bapak Sahat S Naibaho mengemukakan beberapa hal yang
diperlukan seorang penulis.
Berikut hal-hal yang diperlukan seorang penulis:
1. Niat
Semuanya dimulai dari niat. Apapun kegiatan yang akan
kita kerjakan tentulah harus ada niat. Jika seseorang tidak memiliki niat
menjadi penulis, maka dia tidak akan jadi penulis. Menjadi penulis tidak harus
memiliki bakat, namun yang dibutuhkan adalah niat dan tekad yang kuat. Diawali
dari niat dan tekad, disitulah kita bisa menjadi seorang penulis.
Niatkan saja dulu, siapa tahu dengan niat kita yang
kuat kita bisa menjadi penulis terkenal. Untuk menimbulkan niat menjadi
penulis. Tentu kita memiliki alasan ataupun tujuan menjadi seorang penulis.
Alasan yang
pertama bisa berorientasi material.
Dimana kita berniat untuk mencari royalti dari penjualan buku yang telah kita
tulis, atau pun jadi pembicara di acara-acara seminar mengenai buku kita.
Alasan kedua
orientasi eksistensial, dimana
bertujuan agar kita dikenal oleh masyarakat. Dalam hal ini bertujuan untuk
mengejar popularitas. Menjadi penulis maka secara tidak langsung kita akan
dikenal oleh banyak orang. Apalagi tulisan kita termasuk kategori best seller. Bisa dipastikan nama kita
akan dikenal di seluruh penjuru Negeri.
Alasan
selanjutnya adalah orientasi personal,
orientasi sosial, dan orientasi spiritual. Orientasi personal berarti kita
berniat menjadi penulis untuk mengekspresikan perasaan kita. Dengan menulis
kita dapat menuangkan pengalaman yang kita alami. Ataupun menuangkan ide dan
imajinasi kita ke dalam sebuah tulisan.
Sedangkan
orientasi sosial berarti tujuan kita
untuk merubah cara berpikir orang ataupun pandangan orang lain. Kita mengajak
seseorang untuk melihat dari sudut pandang yang berbeda. Sehingga orang lain
terpengaruh dengan tulisan kita.
Terakhir
orientasi spiritual, tujuannya
semata-mata untuk beribadah dan menyebar kebaikan. Mengajak pembaca untuk
melakukan kebaikan. Baik kepada diri sendiri, orang lain, ataupun kepada
lingkungan.
Dengan jelasnya tujuan kita dalam menulis, maka niat
kita untuk menulispun akan semakin kuat.
Jadi, sudahkah kamu memiliki niat untuk menulis?
2. Komitmen
Setelah kita memiliki niat. Maka berkomitmenlah dengan
niat yang telah ditetapkan. Komitmen merupakan salah satu langkah kita menjadi
penulis. Komitmen dengan diri sendiri untuk selalu belajar dan rutin dalam
menulis. Komitmen berarti kita berjanji pada diri sendiri untuk menepati apa
yang telah kita niatkan. Buatlah komitmen untuk menulis setiap hari. Jika sudah
terbiasa menulis setiap hari, melewatkan satu hari saja tanpa menulis maka akan terasa
hambar dan hampa. Ibarat makan sayur tanpa garam. Hambar.
Tetaplah berkomitmen dalam menulis. Seperti kata bu
Ditta "Milikilah mental seorang penulis yang pantang menyerah".
Walaupun banyak halangan ataupun rintangan jangan takut gagal, coba lagi.
Semuanya hanya soal jam terbang. Semakin banyak kita latihan, maka akan semakin
terasah keterampilan kita dalam menulis. Exercise
make perfect, jika kita sering latihan maka akan menghasilkan kesempurnaan.
3. Bergabung
dengan komunitas menulis
Niat sudah ada, komitmenpun sudah dibuat. Lalu
bergabunglah dengan komunitas menulis. Buat apa? Nah, pak Sahat menjabarkan
bahwa dengan kita bergabung dalam komunitas, semangat kita dalam menulis akan
terpelihara. Ibarat kita berteman dengan penjual parfum, wanginya juga akan
sampai ke kita kan? Begitulah tujuannya.
Dengan bergabung dalam komunitas menulis kita akan
saling memotivasi, saling mendukung, dan saling memperbaiki tulisan-tulisan
yang kita buat. Bahkan kita bisa menjadi editor untuk teman kita dan
sebaliknya.
Jadi, janganlah ragu untuk bergabung dalam komunitas.
4. Ikut menulis
di buku antologi (bersama)
Tujuannya agar kita terlatih dan memacu semangat kita
untuk menerbitkan buku solo. Jika kita terbiasa menulis antologi, hal ini akan
memberikan pengalaman berharga untuk kita dalam menulis buku solo. Kita juga
akan terlatih mengedit tulisan-tulisan kita sebelum diterbitkan ke penerbit.
5. Banyak
membaca
Membaca menjadi salah satu point penting untuk menjadi
penulis. Semakin banyak kita membaca, maka pembendaharaan kata kita akan
semakin meningkat. Dengan membaca, kosa kata yang baru akan terekam dalam otak
kita. Sehingga, saat kita menulis, kosa kata tersebut akan muncul dengan
sendirinya. Selain itu, tulisan kita juga akan semakin bervariasi dengan
banyaknya kosa kata.
Tidak rugi jika rajin membaca, tidak hanya dapat ilmu
tetapi pembendaharaan kata juga bertambah. Tulisan kita juga semakin variatif.
Dan yang terpenting keterampilan menulis kita semakin terasah. Jadi, masih
malas untuk membaca?
6. Menulislah
dengan hati
Menulislah dengan hati berarti menulislah dengan
sepenuh perasaan. Tujuannya agar tulisan yang kita tulis sampai kepada pembaca.
Agar tulisan kita memiliki ruhnya sendiri. Jika tulisan kita telah memiliki
ruhnya sendiri maka tujuan kita sampaj kepada si pembaca. Akan memberikan kesan
yang mendalam kepada pembaca.
7. Belajar tata
cara penulisan yang baku dan benar
Saat menulis perlu kita perhatian ejaan dan tanda baca
yang tepat. Jika kita ingin menjadi penulis profesional maka sudah seharusnya
kita belajar tata cara penulisan yang benar. Belajar kata baku, dan ejaan yang
benar. Kita bisa melihat buku panduan EBI (Ejaan Bahasa Indonesia) dan kita
juga bisa berpedoman kepada KBBI. Banyak media yang kita gunakan dalam belajar
tata cara penulisan. Jadi tidak ada alasan untuk kita malas belajar tata cara
penulisan yang benar.
Jika kita sudah menguasai ketujuh hal tersebut, maka
kita akan mampu menjadi seorang penulis sejati.
Kesimpulannya mulailah dengan niat yang tulus, tetaplah
komitmen dalam menulis, pupuk terus semangat kita dengan bergabung dengan dalam
komunitas menulis. Perbanyak bacaan, kemudian tulislah dengan hati, dan teruslah
belajar.
Semangat berkarya.
Semangat memberikan ilmu-ilmu bermanfaat melalui
karya-karyamu.
Wassalam
Darma Aswita
24 Mei 2021
MBPN
Guru SD 04 Sikabu Kec.Lubuk Basung
Kab. Agam
Sumatera Barat
(Dikirim ke email saya: sahatnbh@gmail.com, pada hari Selasa, 25 Mei 2021, pukul 00.02 WIB)
Mantap pak sahat,,, smoga karya bapak slalu menginspirasi banyak orang
BalasHapusAmin.. Sukses selalu juga buat Pak Naff
HapusTerima kasih pak, benar-benar tidak menyangka karya saya terpilih sbg resume terbaik. Dan terima kasih juga atas ilmu dan inspirasinya buat kami para peserta pak. Semoga selalu menjadi inspirasi bagi kami untuk terus berkarya pak.
BalasHapusAmin... Semoga mimpinya memiliki buku solo segera terwujud bu... Semangat
HapusWah untung Bunda tidak ikutan nulis resume, ha ha ha . . .
BalasHapusNanti langsung saja muncul bukunya ya...
Ya bunda,,, Hehehe
Hapusselamat dan terus berkarya
BalasHapusSemoga sukses malam ini sebagai Narasumber pak...
HapusProficiat bu Wita, Sudah menjadi yang 'terbaik' sukses terus ke depan
BalasHapusAmin
HapusMantap. Narsum. Pak SAHAT. Hebat.
BalasHapusSelamat buat Bunda. Meraih predikat Resume Terbaik..
Sukses jg buat Pak Naff.