Selasa, 08 Juni 2021

Penulis Butuh Komunitas...

Seorang penulis memerlukan komunitas sebagai wadah untuk saling memotivasi, saling melengkapi, dan saling menginspirasi. Pentingnya komunitas menulis merupakan hal yang kembali diingatkan pada sore hari ini di kelas menulis yang dibentuk oleh Bapak Berto Sitompul, yang beliau namai Kelas Menulis Bareng Guru Berto.

Walaupun hanya diikuti oleh 10 orang tidak menyurutkan semangat untuk saling memotivasi. Kegiatan dibuka langsung oleh Pak Berto kemudian dilanjutkan dengan pemutaran lagu berjudul "Pelajar Pancasila", lagu yang kembali menyulutkan rasa cinta tanah air di tengah keberagaman negeri tercinta. 

Pada sesi pertama, saya diberikan kesempatan berbagi pengalaman menulis dari NOL. Saya pun menggunakan kesempatan tersebut untuk menguraikan pengalaman sejak bergabung dengan pelatihan menulis sampai akirnya menghasilkan beberapa karya buku (solo dan antologi) sampai menjadi editor buku.

Saya menekankan bahwa menulis merupakan kegiatan mencatatkan sejarah. Tidak perlu orang yang ahli, tetapi yang perlu adalah orang yang mau dengan niat yang bulat, kemudian diikuti dengan komitmen untuk menulis setiap hari. Ketika itu diterapkan tinggal menunggu waktu saja, akan muncullah karya-karya sebagai konsekuensi dari ketekunan menulis yang dilakukannya.

Sekitar setengah jam saya menyelesaikan pemaparan, langsung dilanjutkan pemaparan dari tuan rumah. Pak Berto menguraikan beberapa hal terkait dengan menulis. Beliau mengutip kalimat dari Puthut EA yang menyatakan bahwa menulis itu tidak mudah, menulis juga tidak sulit, tetapi menulis hanya rumit karena rumit tidak sama dengan sulit 

Beliau juga menjelaskan tentang parafrase dalam menulis. Dijelaskan bahwa parafrase merupakan pengungkapan kembali suatu kalimat dengan menggunakan kata-kata yang berbeda tanpa mengubah maknanya. Hal ini sangat penting untuk dikuasai seorang penulis walaupun memang diperlukan latihan untuk bisa mahir dalam hal tersebut.

Suatu hal yang menyenangkan ketika pada sesi diskusi, peserta diberikan kesempatan untuk berbagi. Diawali dari Bapak Gerardus Kuma, seorang penulis dari NTT. Beliau banyak bergelut menulis tulisan ilmiah populer. Tulisan-tulisan beliau terkait bidang pendidikan dan sosial sudah beredar luas di media massa.

Beliau mengatakan ketika ada ide berupa isu-isu yang sedang hangat dibicakan, langsung buat outline. Setelah itu buat jadwal penulisan dan komit untuk menyelesaikan tulisan tersebut tepat waktu. Tulisan itu tentunya bisa rampung dengan membaca berbagai referensi yang sesuai dengan topik yang dibahas.

Beda lagi dengan pengalaman Ibu Yetti Evana. Ibu guru yang mengajar di SD Taruna Bakti Bandung tersebut menyatakan bahwa sebenarnya sudah hobi menulis dan sering mengirim tulisannya ke media ketika kuliah. Tetapi akhirnya hobi tersebut berhenti sejak beliau menjadi guru, karena berbagai kesibukan yang dilakoninya.

Ibu Guru Inspirasi yang merupakan finalis Wardah Inspiring Teacher (WIT) 2020 ini juga sudah menghasilkan buku antologi  cerpen pada tahun 2019. Masalah waktu memang menjadi kendala untuk Ibu tersebut untuk rutin menulis, walaupun demikian beliau tetap berkomitmen untuk segera menerbitkan buku sendiri dalam waktu dekat ini.

Ibu Mei Tarigan juga tidak mau ketinggalan. Ibu Guru yang ditempatkan oleh pemerintah di Kepulauan Bangka Belitung, tepatnya di Kec. Lepar Pongok, Kab. Bangka Selatan ini menceritakan bahwa masa pandemi memberikan dampak positif baginya, banyak waktu bisa dimanfaatkan untuk memperlengkapi diri sebagai guru. 

Melalui pelatihan dan seminar-seminar yang beliau ikuti, banyak ilmu yang didapat. Dan itulah yang menjadi modal ibu guru kreatif ini untuk berbagi ilmu kepada guru-guru lainnya melalui kegiatan-kegiatan yang mana beliau berperan menjadi instruktur atau sebagai narasumber. Dalam hal kepenulisan, beliau juga sudah mulai terlibat dalam menulis buku antologi puisi.

Sangat senang berbagi dan mendengarkan pengalaman dari bapak/ibu yang menginspirasi pada sore hari ini. Dengan berbagai potensi dan bidang masing-masing menjadi modal untuk saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Karena kata bijak berkata "Besi menajamkan besi, manusia menajamkan sesamanya." 

Oleh karena itulah memang penulis membutuhkan komunitas...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Terbaru

Di mana kebahagiaan itu berada?

Di mana kebahagiaan itu berada? Kadang lelah jiwa mencari Karena dahaga yang tak terobati Rasa haus akan kebahagiaan Yang diharapkan memberi...

Postingan Terpopuler dalam sebulan ini