Rabu, 17 Februari 2021

Guru Desa, Semangat Berkarya !!!

Sebagai seorang guru desa, saya tidak pernah berkecil hati. Ditempatkan di sebuah sekolah di desa tertinggal, tepatnya di Desa Simundol, Kec. Dolok Sigompulon, Kab. Padang Lawas Utara, Sumatera Utara. Ya, disanalah saya mengabdi sejak ditempatkan oleh Pemkab Paluta, ketika saya lulus tes CPNS tahun 2013 yang lalu.

Sejak Oktober 2014, saya memulai pengalaman baru menjadi seorang pendidik di sebuah sekolah yang berada di pelosok. Sebelumnya saya memang sudah mengajar selama 5 tahun di sekolah yang berada di kota Medan, dan saat ini saya harus terjun dan menyatu dengan alam yang sejuk, di sekolah desa yang jauh dari kebisingan kota.

Sudah 6 tahun lebih saya mengajar di sekolah bernama SMPN 2 Dolok Sigompulon ini. Banyak hal baru yang saya alami. Suka duka dan pengalaman yang begitu mengesankan mulai dari melewati medan yang parah khususnya di awal penempatan sampai pada berjumpa dan berbaur dengan masyarakat asli penduduk daerah tersebut. Awalnya ada kecanggungan karena perbedaan yang ada, tetapi akhirnya bisa akrab dan merasakan kerbersamaan dengan siswa-siswa, khususnya para guru yang sudah saya anggap sebagai keluarga.

Menjadi Guru Desa. Suatu impian yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya, apalagi guru di desa yang jauh dari tempat asal, sehingga dituntut untuk belajar berbagai hal. Belajar dengan budaya setempat dan bergaul dengan keberagaman yang ada, menunjukkan betapa kayanya Indonesia Raya, negara tercinta. Tepatlah semboyan negara kita, Bhineka Tunggal Ika, walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu juga.

Guru desa, identik dengan keterbelakangan dan ketertinggalan. Guru desa identik dengan keterlambatan informasi. Tetapi itu hanyalah persepsi semata. Sebagai guru desa saya tetap berjuang untuk memperlengkapi diri dan berusaha untuk mengikuti perkembangan informasi, walaupun tidak seutuhnya bisa mengikuti. Minimal tidak tertinggal jauh dari guru-guru yang sudah melek teknologi.

Walaupun mengabdi di kampung, bukan berarti gurunya ikut kampungan. Bukan berarti guru desa selalu kalah kualitasnya dari guru kota. Terus belajar dan tentunya berjuang menghasilkan karya-karya, itulah kuncinya. Karena dengan karya maka kita akan bisa berdampak dan bermanfaat bagi sesama. 

Berusaha mengejar ketertinggalan, dengan berusaha berlari walaupun kadang harus tertatih-tatih. Semangat tidak boleh pudar, sepanjang hayat masih di kandung badan...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Terbaru

Iman dan Ilmu Pengetahuan

Iman dan Ilmu Pengetahuan   (Oleh: Sahat Serasi Naibaho, S.Si, Gr.)   Sebab di dalam Dia kamu telah menjadi kaya dalam segala hal:  dalam ...

Postingan Terpopuler dalam sebulan ini