Selasa, 23 Februari 2021

Menulis Semudah Ceplok Telur

 


Menulis semudah ceplok telur, itulah qoutes yang selalu didengung-dengungkan oleh Bunda Lilis Sutikno, guru inspirasi NTT. Di setiap momen ketika memotivasi orang lain untuk segera menulis beliau selalu menyampaikannya. Apa susahnya rupanya menceplok telur? Hal yang sangat sering kita lakukan. Tanpa keahlian khusus, pasti bisa. Ambil telurnya, pecahkan di atas wadah penggorengan, tinggal mengunggu beberapa saat, balikkan telur dan segera angkat, siap untuk dihidangkan... Mudah bukan? Hehehe...

Malam ini Bunda Lilis menjadi narasumber menulis pada diklat menulis online bersama Rumah Produktif Indonesis (RPI) NTT. Acara ini dimoderatori langsung oleh Bapak ketua RPI NTT, Bapak Zulkhaedir. Adapun kegiatan ini merupakan salah satu program NTT yang diinisiasi langsung oleh Bunda Lilis yang menjabat sebagai Ketua Bidang Literasi dalam kepengurusan RPI NTT. 

Malam ini merupakan kuliah perdana, setelah sehari sebelumnya kegiatan diklat ini resmi dibuka oleh ketua RPI NTT. Di awal pemaparannya, Bunda Lilis menguraikan perjalanan bagaimana sampai terlibat dan ikut serta dalam kepengurusan RPI NTT. Ternyata Presiden RPI Pusat, Bapak Dr. (Cand.) Yanuardi Syukur, M.Si adalah sahabat dan juga berperan sebagai editor buku perdana Bunda Lilis yang berjudul GURU adalah INSPIRASI Serial PELITA KAMPUNG BETA Jejak Juang Guru Desa Di NTT. 

Sebagai Ketua Bidang Literasi di RPI NTT, Bunda Lilis bertekad untuk memotivasi dan menggerakkan banyak orang khususnya di NTT untuk bisa terlibat dalam dunia tulis-menulis, yakni menghasilkan karya buku ber-ISBN. Diharapkan setelah diklat ini selesai akan terbit buku antologi ber-ISBN bertemakan "Kisah inspirasi selama masa pandemi".

"Dalam menulis harus dimulai dari kemauan", itulah penekanan awal dari beliau. Pokoknya ada niat dulu untuk menulis, jangan berpikir yang lain-lain dulu. Yang penting mau menulis dan segera menulis. Menulis apa saja yang kita mau. Jangan takut, segera hilangkan pikiran-pikiran negatif yang menghantui. Jangan dulu pikirkan aturan-aturan menulis yang baku, karena bisa saja itu menjadi penghalang bagi kita untuk segera memulai menulis. 

Bunda Lilis membagikan pengalamannya pada saat belajar menulis dari guru beliau, Pak Adi Ngongo. Tepatnya pada saat diklat menulis bersama AGUPENA NTT. Pesan Adi Ngongo yang selalu memotivasi beliau untuk menulis adalah "Nulis...Nulis...Nulis", ketika pikiran buntu sekalipun, tetaplah menulis. Menulis apa saja, yang penting nulis.

Hal itulah yang memotivasi Bunda Lilis, sehingga terus giat dalam dunia tulis-menulis. Dan akhirnya muncullah jargon "Menulis Semudah Ceplok Telur". Bunda Lilis pun menuliskan bagaimana menulis semudah ceplok telur di blognya di laman: http://www.guruinspirasintt.com/2020/04/menulis-buku-semudah-membuat-ceplok.html.

Walaupun demikian, menulis memerlukan proses untuk menghasilkan kualitas yang semakin hari semakin baik. Seperti seorang anak yang belajar memanjat pohon, perlu latihan dan terus latihan sampai akhirnya dia berani dan percaya diri untuk sampai diatas pohon. Cara jitu untuk menjadi penulis yang berhasil adalah dengan banyak membaca, karena membaca merupakan nutrisi dalam menulis. Semakin banyak membaca, maka tulisannya akan semakin berkualitas dan enak dibaca.

Di dalam pemaparannya, Bunda Lilis juga membagikan pesan yang pernah didapatnya dari Gubernur NTT, Bapak Viktor Laiskodat tepatnya pada saat memberikan sambutan pada acara Hari Ulang Tahun ke-9 SMPN 6 Nekamese dan Peluncuran Buku Karya Murid dan Para Guru di Halaman SMPN 6 Nekamese, Desa Oelomin Kecamatan Nekamese Kabupaten Kupang, Sabtu (15/8/2020). 

Menurut Bapak Gubernur bahwa orang yang punya iman teguh pasti mencintai pengetahuan dan rajin membaca. Dengan pengetahuan manusia mampu membangun imajinasi yang membuatnya jadi orang hebat dan berkualitas. Akhirnya Bunda Lilis merangkai kalimat demi kalimat yang didapatnya ketika itu menjadi sebuah tulisan di buku antologi "Secercah Harapan dalam Keterbatasan" dengan judul tulisan beliau "Restorasi Pendidikan di Nusa Tenggara Timur". Dan kebetulan saya bertindak sebagai kurator buku tersebut dimana penulisnya adalah guru-guru dari berbagai pelosok di nusantara.

Sungguh luar biasa motivasi dan inspirasi dari Bunda Lilis malam ini, ditambah lagi dengan quotes  beliau yakni: 
"Menulis adalah luapan rasa cinta yang tak sampai, agar cinta kita tersampaikan dengan sempurna maka menulislah"
"Menulis adalah berteriak kepada dunia tanpa suara"
Keren...

Diakhir acara, Bunda Lilis menyampaikan apresiasi dan penghormatan kepada guru menulisnya yang telah membesarkannya hingga tingkat nasional. Ya, Bapak Adi Ngongo... Jasa-jasamu akan selalu terukir di dalam hati, namamu akan selalu hidup dalam sanubari..... 


Terima kasih guruku buat segala jasa-jasamu...  
Terima kasih Bunda Lilis Sutikno, inspirator sejati yang selalu menebar inspirasi...

2 komentar:

  1. Subhanallah . . . keren Pak Sahat, luar biasa tulisannya semakin bagus dari waktu ke waktu. Sukses terus pak Sahat. Ditunggu karya istri tercinta juga yaa....

    BalasHapus

Postingan Terbaru

Iman dan Ilmu Pengetahuan

Iman dan Ilmu Pengetahuan   (Oleh: Sahat Serasi Naibaho, S.Si, Gr.)   Sebab di dalam Dia kamu telah menjadi kaya dalam segala hal:  dalam ...

Postingan Terpopuler dalam sebulan ini