Senin, 29 November 2021

Menulis itu mudah...


Untuk menjadi penulis, yang dibutuhkan hanyalah kemauan keras untuk menulis dan kemudian mempraktekkannya, orang yang hanya mempunyai kemauan untuk menulis namun tidak pernah melakukannya maka ia sama saja dengan bermimpi untuk memiliki mobil, tanpa ada usaha dan kerja keras untuk memilikinya. (Stephen King)

Menulis adalah suatu keterampilan. Semakin sering dilatih pasti akan mebuahkan hasil. Sebab proses tidak akan pernah mengkhianati hasil. Seorang yang sungguh-sungguh belajar dan terus belajar pasti akan mampu menulis. 

Walaupun memang lamanya proses belajar tidak bisa disamaratakan bagi semua orang, tetapi hal itu tidak boleh menjadi penghalang bagi kita untuk terus memaksimalkan diri dalam berlatih.

Sebenarnya bagi seorang guru, menulis bukan hal yang sulit untuk dipelajari. Kehidupan guru sudah melekat dengan dunia menulis. Menyusun RPP, soal, modul, sampai deskripsi penilaian murid. Bahkan guru juga sebenarnya sudah mempraktekkan pola yang sama dengan pola menulis di dalam kelasnya. 

Setiap hari guru mengajar pastilah sudah menerapkan 3 pola sederhana dalam pembelajaran. Yakni kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan penutup.

Apalagi bila guru tersebut sudah terbiasa berkhotbah (ceramah). Menurut pengalaman saya polanya juga sama, pasti ada pendahuluan, inti dan penutup. Dengan melakukan 3 tahapan ini dengan baik, maka apa yang diharapkan oleh si penceramah akan bisa tersampaikan dengan baik.

Sehingga pola dalam menulis, mengajar dan berkhotbah adalah sama. Ada bagian pembuka, inti dan penutup. Mari kita bahas satu persatu. 

Pertama, pendahuluan. Pendahuluan adalah bagian yang sangat penting dan sangat menentukan apakah pembaca mau membaca tulisan kita sampai akhir.

Dengan pendahuluan yang 'menggoda' pastilah pembaca akan tertarik untuk membaca tulisan kita, tetapi kalau pendahuluaannya saja sudah kurang menarik, maka bisa dipastikan pembaca akan mengakhiri dan memutuskan untuk tidak melanjutkan membaca tulisan tersebut.

Sama seperti seorang guru yang masuk ke dalam kelas. Kegiatan pendahuluan harus betul-betul dipersiapkan dengan baik. Hal ini bertujuan untuk menarik minat murid untuk mengikuti proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai.

Dalam pendahuluan guru bisa menggunakan berbagai media, misalnya gambar, video, lagu atau alat peraga lainnya yang sangat mempengaruhi keseriusan murid dalam mengikuti pembelajaran.

Seorang pengkhotbah juga akan selalu berusaha menarik perhatian para pedengar dengan kalimat pembuka yang menarik sebelum masuk ke inti ceramah. Harapannya sama, supaya semua orang antusias dan mau mendengarkan ceramahnya sampai akhir.

Demikian juga di dalam menulis, bagian pembuka memiliki peran yang sangat vital. Untuk menarik perhatian pembaca, bagian pembuka bisa dimulai dengan beberapa kalimat yang menarik. Misalnya sebuah kutipan dari tokoh, kalimat tanya yang memancing rasa penasaran pembaca atau sebuah narasi menarik mengenai topik yang akan dibahas. 

Dengan harapan bagian pembuka ini merupakan 'jembatan' yang baik untuk menghatarkan pembacanya masuk ke bagian inti tulisan. 

Bagian pembuka sebaiknya tidak terlalu panjang, supaya tidak menjadi hal yang membosankan bagi pembaca. Terdiri dari satu paragraf yang disusun beberapa kalimat saja, karena tujuannya hanya untuk menghantarkan pembaca ke bagian inti tulisan.

Kedua, inti (isi) tulisan. Isi tulisan harus mengandung suatu pembahasan yang 'menawan'. Pada bagian inilah penulis harus menjabarkan dengan jelas mengenai topik yang dibahas. 

Sama seperi dalam proses pembelajaran. Seorang guru akan berusaha menggunakan berbagai metode pada kegiatan inti. Pada bagian ini diharapkan murid akan mendapatkan informasi dan pengetahun baru yang berguna dalam kehidupannya. 

Seorang pengkhotbah pun akan berusaha maksimal dalam menjabarkan khotbahnya  pada bagian inti. Bisa dengan menggali berbagai informasi dari setiap ayat, juga menghubungkannya dengan ayat-ayat lainnya, dan tentunya mengaitkannya dalam konteks kehidupan pada jemaatnya.

Demikian juga dalam isi tulisan, diharapkan ada pemarapan yang jelas, sistematis, argumentatif dan sangat baik bila dilengkapi dengan data-data yang valid.

Bagian yang ketiga adalah penutup. Bagian ini juga tidak kalah penting dari dua bagian sebelumnya. Penutup yang baik akan mengakhiri tulisan dengan baik juga. 

Pada akhir pembelajaran, seorang guru juga akan berusaha mengakhiri pembelajaran dengan baik. Bisa berupa kesimpulan dan refleksi bersama. Hal yang sama juga dengan pengkhotbah, pengkhotbah akan selalu berusaha mengakhiri khotbahnya dengan penutup yang menggugah. 

Kalimat penutup bertujuan supaya para jemaatnya mau mengikuti dan melakukan hal-hal yang sudah dijabarkan dalam bagian inti khotbahnya. 

Sebuah tulisan yang baik sebaiknya memuat kalimat penutup yang memuat kesimpulan, atau bila perlu juga bisa memuat saran. 

Sangat perlu juga kalimat penutup disajikan dengan gaya pamit, dengan diksi yang dibuat maka pembaca tahu bahwa tulisan tersebut akan berakhir. Misalnya dengan menggunakan kata: demikianlah, alhasil, sebagai kesimpulan dan lain sebagainya.

Dari pemaparan di atas, sangat jelas adanya pola yang sama dalam menulis, mengajar di kelas dan berkhotbah. Sama-sama terdiri dari bagian pembuka, inti dan penutup. 

Dengan memilah dan menyusun setiap bagian dengan tepat dalam sebuah tulisan, akan sangat mempengaruhi kualitas tulisan yang dihasilkan. Tulisan tersebut akan tertata dengan baik, terarah dan tentunya akan sangat dinikmati oleh para pembacanya.

Cukup sekian dulu tulisan Pak Gurdes malam ini. Semoga bermanfaat bagi kita semua... 

Ayo Menulis... Semangat...

1 komentar:

Postingan Terbaru

Iman dan Ilmu Pengetahuan

Iman dan Ilmu Pengetahuan   (Oleh: Sahat Serasi Naibaho, S.Si, Gr.)   Sebab di dalam Dia kamu telah menjadi kaya dalam segala hal:  dalam ...

Postingan Terpopuler dalam sebulan ini