Kamis, 21 Oktober 2021

Mari Belajar Pantun... (WIMP-Miftahul Adi, S.Pd.)


Berpantun adalah hal yang sangat menyenangkan. Kita sering mendengar orang menyampaikan pantun ketika memberikan kata sambutan atau ketika diberikan kesempatan untuk berbicara di depan umum. Kita pastilah kagum, senang dan terhibur mendengarnya. Memang tidak semua orang mahir dalam berpantun tetapi hal itu tentu bisa dipelajari dan dilatih.

Kali ini Pak Gurdes membagikan ilmu tentang menulis pantun yang didapatnya ketika mengikuti kelas WIMP (Writing Is My Passion), kelas menulis yang digagas oleh Bu Sri Sugiastuti yang akrab disebut dengan Bu Kanjeng. Kelas yang bertujuan untuk menggelorakan semangat menulis para peserta belajar menulis yang tergabung bersama PGRI-Om Jay.

Kelas yang terlaksana setiap hari Selasa dan Sabtu ini sangat menarik untuk diikuti. Walaupun tidak bisa mengikuti secara langsung tetapi Pak Gurdes selalu membaca materinya karena pelatihannya dilaksanakan via WhatsApp Group.

Belajar menulis pantun kali ini merupakan materi pada pertemuan ke-4 dengan narasumber Pak Miftahul Adi, S.Pd., Bapak Guru Pecinta Pantun dari Demak-Jawa Tengah.

Sebelumnya beliau membuka pemaparan materinya dengan pantun:
Awan bercelah mendung pun rata,
Batang tebu dililit benalu,
Kalam Bismillah pembuka kata,
Semoga bapak ibu sehat selalu.

Kemudian beliau menjelaskan materi tentang Pantun berikut ini, mari kita simak bersama ya...





Berikut tips cara mudah membuat pantun yang beliau sampaikan:


Pada pantun berikut:
Memotong rebung pokok kuini,
Menanam talas akar seruntun,
Mari bergabung di malam ini,
Bersama kelas menulis pantun.

Terlihat jelas jika pantun tersebut terdiri atas empat baris.
Baris pertama terdiri atas empat kata, baris kedua terdiri atas empat kata, 
baris ketiga terdiri atas empat kata, dan baris keempat terdiri atas empat kata.

Me-mo-tong re-bung po-kok ku-ini, 
(10 suku kata)
Me-na-nam ta-las a-kar se-run-tun,
(10 suku kata)
Ma-ri ber-ga-bung di ma-lam i-ni,
(10 suku kata)
Ber-sa-ma ke-las me-nu-lis pan-tun.
(10 suku kata)

Contoh pantun di atas, tiap barisnya terdiri atas 10 suku kata.
Usahakan dalam membuat pantun, jumlah suku katanya sama tiap barisnya.
Jangan sampai timpang ya.

Contoh yang timpang bagaimana?
Baris pertama, 8 suku kata
Baris kedua, 12 suku kata
Baris ketiga, 11 suku kata
Baris keempat, 9 suku kata.

Dalam lomba menulis pantun, ada aturan yang harus diperhatikan.
Penggunaan tanda koma dan titik.
Jadi, setiap akhir baris 1, 2 dan 3 itu diakhiri tanda koma
Dan setiap akhir baris 4 diakhiri tanda titik

Kemudian tentang persajakan dan rima:
Seperti kita ketahui, pantun menggunakan sajak a-b-a-b
Bolehkah kita menggunakan sajak a-a-a-a?
Hal itu tidak salah,  tetapi  jika pantun menggunakan sajak a-a-a-a, akan mengurangi keindahan pantun itu sendiri.


Rima akhir adalah contoh pantun yang kebanyakan dibuat.
Kata yang ditebali warna merah.
Kata benalu rimanya sama dengan selalu
Kata bata rimanya sama dengan kita.

Kata sejajar rimanya sama dengan belajar
Kata bakung rimanya sama dengan dukung
Kata menepi rimanya sama dengan mimpi
Kata elang rimanya sama dengan cemerlang.


Perhatikan contoh nomor 3
Kata jangan rima nya sama dengan jangan
Kata dipetik rimanya sama dengan diusik
Kata sirih rimanya sama dengan berkasih
Kata jika rimanya sama dengan jika
Kata tidak rimanya sama dengan tidak
Kata gagangnya rimanya sama dengan sayangnya.

Perhatikan contoh pantun nomor 4
Baris pertama dan ketiga hampir semua kata rimanya sama
Baris kedua dan keempat pun demikian, semua kata rimanya sama

Usahakan juga jangan memakai nama merk dagang, nama orang, kata yang berimbuhan dalam membuat sampiran.
Itu juga akan mengurangi keindahan bahasa pantun

Ini contoh yang kurang sesuai (jangan ditiru ya)
Si jaya main bersama si fitri,
Bermain bersama dengan si titin,
Selamat hari raya idul fitri,
Mohon maaf lahir dan batin


Adapun tips dan trik mencari kata untuk menentukan kalimat pada sampiran adalah kuasai perbendaharaan kata:

Berikut ini tantangan yang Pak Miftahul berikan kepada peserta:

Inilah jawaban para peserta yang sangat antusias dalam mengikuki diklat tersebut:
Kelapa muda dalam peti,
Dogan namanya manis terasa,
Apa tanda kasih sejati,
Akan teringat sepanjang masa.

Anak panda bermain tali,
Tali di ikat di batang kelapa,
Apa tanda kasih sejati,
Akan teringat sepanjang masa.

Ketika cinta melanda hati,
Aku terikat terasa selesa,
Apa tanda kasih sejati,
Akan teringat sepanjang masa. 

Tinggi menjulang si pohon jati,
Daunnya hijau pahit dirasa,
Apa tanda kasih sejati,
Akan teringat sepanjang masa.

Anak dara pergi menari,
Sambil mengingat langkah dan gaya,
Apa tanda kasih sejati,
Akan teringat sepanjang masa.

Bunga cenpaka bunga melati,
Indah memikat penuh rasa,
Apa tanda kasih sejati,
Akan teringat sepanjang masa.

Kasih Sejati
Oleh: Aam Nurhasanah
Beli tenda pakai pedati,
Makan kupat enak terasa,
Apa tanda kasih sejati,
Akan teringat sepanjang masa. 
Lebak, 19 Oktober 2021

Bunga cenpaka bunga melati,
Indah memikat penuh rasa,
Apa tanda kasih sejati,
Akan teringat sepanjang masa.

Kelapa muda bunga melati
Kelengkeng seikat enak terasa
Apa tanda kasih sejati
Akan teringat sepanjang masa

Kasih Sejati 
Oleh : Shima 
Ketika cinta melanda hati,
Aku terikat terasa selesa,
Apa tanda kasih sejati,
Akan teringat sepanjang masa.
Tolitoli, 19 Oktober 2021

Ada janda memakai topi,
Topi diikat dekat telinga,
Apa tanda kasih sejati,
Akan teringat sepanjang masa.
 
Wahhh, sangat menarik ternyata belajar pantun ya...
Pak Gurdes jadi kepingin pintar berpantun...
Di coba dulu ya... Hehehehe...

Ada pemuda berkata santun,
Membuat orang suka padanya,
Ayo kita pelajari pantun,
Melestarikan budaya bangsa.

Horeeee...
Akhirnya bisa juga... Hahahaha
Semangat, semangat, semangat terus untuk belajar....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Terbaru

Di mana kebahagiaan itu berada?

Di mana kebahagiaan itu berada? Kadang lelah jiwa mencari Karena dahaga yang tak terobati Rasa haus akan kebahagiaan Yang diharapkan memberi...

Postingan Terpopuler dalam sebulan ini