Rabu, 06 Oktober 2021

Suka Duka ANBK di Sekolah Desa

 

"Janganlah pernah menyerah ketika kamu masih mampu berusaha lagi. Tidak ada kata berakhir sampai kamu berhenti mencoba." Kata bijak dari Brian Dyson ini sangat tepat memotivasi kita semua untuk tetap berusaha, tidak patah semangat dalam menjalani hal-hal sulit sekalipun.

Hari ini Rabu tanggal 6 Oktober 2021 adalah hari pertama pelaksanaan ANBK (Asesmen Nasional Berbasis Kompetensi) di sekolah Pak Gurdes. Memang sekolah Pak Gurdes termasuk salah satu sekolah yang jadwal pelaksanaan ANBK-nya pada Rabu dan Kamis karena berada di wilayah barat kabupaten Padang Lawas Utara, sedangkan untuk sekolah-sekolah yang berada di daerah timur sudah menyelesaikan ANBK pada Senin hingga Selasa kemarin.

Pada pelaksanaan ANBK di sekolahnya Pak Gurdes diberikan kepercayaan oleh bapak kepala sekolah sebagai teknisi. Dia bekerja sama dengan Ibu Irma yang berperan sebagai proktor, mereka bertanggung jawab dalam menyukseskan pelaksanaan UNBK di sekolahnya. 

Selasa malam sebelum tidur Pak Gurdes sengaja memasang alarm pukul 5 pagi, dengan harapan akan berangkat pukul 6 pagi ke sekolah supaya dia tidak terlambat. Ya, memang masih banyak hal yang harus mereka persiapkan karena pada Selasa siang lampu tiba-tiba padam yang membuat persiapan mereka menyambut pelaksanaan ANBK terkendala.

Sebelum alarm berbunyi, rupaya istri Pak Gurdes sudah terlebih dahulu membangunkannya, memang Pak Gurdes juga sudah berpesan kepada istrinya supaya mengingatkannya agar tidak terlambat. Pak Gurdes sangat bersyukur hidup bersama istrinya.. cie..cie..cie... Istri yang sangat mengerti akan kondisi dan selalu mendukungnya. Setiap hari istri Pak Gurdes selalu menyediakan sarapan sebelum pak Gurdes menunaikan tugasnya.

Perjalanan satu jam ke sekolah berjalan dengan lancar. Sepeda motor Pak Gurdes melaju dengan kencang dan akhirnya sampai di sekolah pukul 07.05. Pak Gurdes dan Ibu proktor pun segera mengambil tugas masing-masing. Pak Gurdes mempersiapkan dan menyalakan semua laptop yang akan digunakan, sedangkan bu proktor berada di depan layar komputer server untuk mengatur koneksi semua perangkat yang akan digunakan.

Waktu terus berjalan, sampai pukul 08.30 WIB belum juga ada tanda-tanda ujian bisa dimulai karena server belum menampilkan laman untuk memulai ujian, padahal jadwal seharusnya pukul 07.30 ujian sesi pertama sudah dimulai. Bu proktor berusaha dengan berbagai cara. Tiba-tiba lampu padam, bu Proktor mulai gelisah dan Pak Gurdes segera bergegas untuk menghidupkan mesin genset yang sudah dipersiapkannya di depan ruang ujian. 

Komputer server tiba-tiba mati, bu proktor panik, demikian juga Pak Gurdes. Memang ada UPS yang berfungsi untuk menyuplai arus selama lampu padam ke komputer server, tetapi server tidak menyala. "Mengapa server mati?" pikir pak Gurdes. Dia pun segera mengecek kabel-kabel untuk memastikan tidak ada sambungan yang terputus.


Lampu PLN menyala kembali tetapi semua perangkat masih padam. Pak Gurdes mengambil obeng dan mengecek sambungan kabel satu-persatu, ternyata kepala cok listrik terbakar dan patah pada bagian dalam yang mengakibatkan arus tidak mengalir, hal itu disebabkan karena lampu padam dan menyala terjadi secara berulang-ulang. 

Saking seringnya lampu padam Pak Gurdes sampai lupa berapa kali dia harus bolak-balik menuju kantor guru yang berjarak sekitar 50 meter dari ruang ujian untuk membalikkan stut meteran dan kemudian menghidupkan mesin genset, demikian dilakukannya dengan tergesa-gesa.

Kesabaran Pak Gurdes benar-benar diuji ketika baru saja membalikkan stut meteran dan hendak menghidupkan genset, listrik dari PLN tiba-tiba menyala. Demikian juga ketika Pak Gurdes baru saja mematikan genset, listrik PLN pun kembali padam yang mengharuskan dia kembali membalikkan stut meteran dan menghidupkan genset. Keadaan tersebut menuntut kesabaran yang cukup tinggi.

Kondisi yang harus mereka hadapi juga adalah ketika listrik padam maka jaringan internet seketika juga akan hilang, sehingga ujian tidak akan bisa berlangsung. Pak Gurdes langsung ingat pesan dari pihak dinas ketika mereka mengikuti workshop persiapan ANBK se-kabupaten beberapa hari yang lalu. "Kalau lampu padam banyak-banyak berdoa saja supaya lampu cepat menyala." demikian jawaban yang disampaikan menjawab pertanyaan peserta waktu itu... Hehehehe...

Listrik akhirnya stabil, server pun bisa berfungsi dengan baik dan ujian sesi pertama pun bisa dimulai pukul 09.30 WIB, terlambat dua jam dari jadwal yang seharusnya. Tiga sesi pelaksanaan ANBK akhirnya selesai pukul 15.20 WIB tentunya dengan perjuangan dengam penuh kesabaran. 

Selama ujian berlangsung baik sesi pertama, kedua dan ketiga beberapa kali lampu padam dan kembali menyala. Hal itu memaksa Pak Gurdes dan bu proktor harus bekerja ekstra, kembali mengatur semua laptop ke pengaturan awal supaya siswa bisa kembali mengerjakan soal ujian.

Dengan berbagai tantangan yang dihadapinya, Pak Gurdes tetap bersyukur karena semua siswanya bisa mengikuti dan menyelesaikan ANBK hari pertama dengan baik.

Setelah menuliskan kisahnya hari ini Pak Gurdes pun merebahkan dirinya sambil berharap besok listrik tidak padam. 

Semoga pelaksanaan ANBK hari kedua di sekolah Pak Gurdes bisa berjalan dengan baik....

4 komentar:

  1. Luar Biasa Pak Guru, penuh perjuangan untuk memberikan yang terbaik untuk untuk anak bangsa. Tuhan jaga selalu Pak Guru ������

    BalasHapus
  2. Semangat terus Pak Gurdes, Bu Gurdes juga tetap semangat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semangat buat kita semua bundaπŸ’ͺπŸ’ͺπŸ’ͺπŸ™

      Hapus

Postingan Terbaru

Di mana kebahagiaan itu berada?

Di mana kebahagiaan itu berada? Kadang lelah jiwa mencari Karena dahaga yang tak terobati Rasa haus akan kebahagiaan Yang diharapkan memberi...

Postingan Terpopuler dalam sebulan ini