Senin, 04 Oktober 2021

Cerita Pak Gurdes bersama Irul...

 

Guru adalah sebuah profesi yang menyenangkan, profesi yang selalu memiliki cerita yang baru setiap hari. Ya, setiap hari pasti saja ada pengalaman yang kita lalui, entah itu cerita di saat mengajar, cerita bersama rekan sejawat, cerita tentang keunikan setiap peserta didik yang dijumpai dan banyak cerita lainnya yang berkaitan dengan tugasnya sebagai guru.

Hari ini saya membulatkan tekad untuk berusaha menuliskan kisah-kisah yang kualami ketika menjalani peranku sebagai guru. Secara khusus sebagai guru yang sudah tujuh tahun mengabdi di desa yang jauh dari keriuhan kota, desa Kuala Simpang, Kecamatan Dolok Sigompulon, Kabupaten Padang Lawas Utara, Sumatera Utara. 

Di desa ini saya di tempatkan akhir tahun 2014 yang lalu. Daerah ini sangat asing bagiku, tapi itu dulu. Waktu akhirnya membuatku nyaman dan percaya di daerah inilah saya harus mengabdi bagi negeri tercinta. 

Saya berharap dari sekolah yang terletak di pegunungan ini akan menularkan semangat ke seluruh penjuru tanah air untuk tetap setia dalam panggilan tugas untuk mengabdi sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, karena bagaimanapun setiap orang termasuk anak-anak di desa mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas. 

Kisah saya akan saya beri nama kisah pak guru desa alias Pak Gurdes. Pak Gurdes yang sehari-harinya mengendarai sepeda motornya tanpa lelah, tetap semangat menuju sekolah untuk berjumpa dengan anak didik yang sudah menantinya. Dia selalu belajar iklas dalam membagikan ilmunya, walaupun harus menempuh jarah 32 kilometer dari tempat tinggalnya menuju sekolahnya di desa. 

Jalan dengan medan yang parah sudah biasa dilaluinya, jalan berlumpur sudah kesehariannya, apalagi awal penempatan dulu hampir semua jalan rusak parah. Baginya seragam bersih adalah hal yang langka, apalagi sepatunya... Hehehehe. Sampai saat ini tidak pernah sepatunya tidak berlumpur ketika tiba di rumahnya sepulang sekolah. Dia juga masih belum bisa melupakan ketika ke sekolah menggunakan sendal dan sendalnya hanyut di bawa arus sungai.

Pak Gurdes memang sudah merencanakan dari dulu untuk mengabadikan kisahnya. Banyak kisah suka dan duka yang hilang begitu saja karena tidak dituliskannya. Hari ini dia bertekad untuk mewujudkan mimpinya, menulis setiap kisah yang dilaluinya, dengan harapan kisah-kisahnya kelak bisa di menjadi sebuah buku yang akan menjadi kenangan yang indah dalam hidupnya.

Cerita perdana kali ini, Pak Gurdes memulainya dengan cerita hari ini bersama Irul. Bernama lengkap Khoirul Siregar. Irul adalah siswa Pak Gurdes yang duduk di kelas VIIIA. Pagi tadi sebelum pembelajaran IPA yang merupakan bidang studi yang diampunya akan selesai, Pak Gurdes mengabsen dengan memanggil nama siswanya satu-persatu, tiba-tiba dia berhenti sejenak ketika memanggil nama Khoirul. Pak Gurdes berhenti memanggil siswa lainnya karena melihat catatan kehadiran Irul yang akhir-akhir ini jarang masuk sekolah. Lalu Irul pun dipanggilnya ke depan kelas.

"Mengapa kamu jarang sekolah nak?" Tanya Pak Gurdes.

Dengan sedikit takut dengan suara yang sangat pelan Irul menjawab, "Nggk ada temanku ke sekolah Pak."

"Maksudnya apa nak?" tanya pak Gurdes lagi untuk memperjelas jawaban Irul.

"Saya nggk ada kendaraan ke sekolah pak, nggk ada yang antar ke sekolah." Sambung Irul.

Memang rata-rata siswa Pak Gurdes ke sekolah naik sepeda motor, kalaupun tidak punya, setidaknya dia dibonceng oleh temannya. Kecuali siswa yang berdomisili di kampung sekolah tersebut berada.

"Dimana kampungmu nak?" Tanya pak Gurdes dengan penasaran.

"Di kampung Silaia pak," Jawab Irul masih dengan suara yang pelan.

Pak Gurdes pun akhirnya mengetahui alasannya Irul tidak ke sekolah. Irul tinggal di desa berjarak sekitar 3 kilometer dari sekolah. Dia tidak memikili teman dari kampungnya ke sekolah setiap harinya, dan menurut keterangannya sepeda motor yang biasa mereka gunakan ke sekolah dijual oleh ayahnya.

Pak Gurdes hanya bisa menarik napas. Setelah terdiam beberapa saat pak Gurdes berkata, "Mulai nanti kamu ikut sama bapak ya, kamu bapak bonceng pulang ke rumah kalau pulang sekolah, tetapi janji jangan absen lagi ya." Memang kebetulan desa tempat tinggal Irul selalu dilewati oleh Pak Gurdes ketika pergi dan pulang dari sekolah.

Irul pun mengangguk sebelum akhirnya dipersilahkan kembali ke tempat duduknya.

Ketika lonceng pulang sekolah berbunyi Pak Gurdes beres-beres akan pulang sekolah, dia heran ada siswa yang mengikutinya dari belakang. Ternyata Irul sudah menantinya dari tadi. Pak Gurdes lupa akan janjinya karena perutnya sudah lapar,, Hehehehe.

Akhirnya Irul pulang bersama Pak Gurdes. Dalam perjalanan pulang Pak Gurdes mengajak Irul berbincang-bincang dan mencari tahu tentang kondisi keluarganya dan tidak lupa menekankan supaya Irul tidak absen lagi ke sekolah.

"Pak saya di sini saja ya," ujar Irul. Rupanya dia sudah sampai di simpang jalan menuju rumahnya yang berada di belakang mesjid desa Silaia. Pak Gurdes menepikan sepeda motornya, Irul yang merupakan anak pertama dari empat bersaudara itu pun turun dan mengucapkan terima kasih dengan wajah yang sangat senang. 

Pak Gurdes kembali melanjutkan perjalanannya sambil berharap besok Irul tidak akan absen lagi ke sekolah...


==============================================

Terima kasih buat bapak/ibu dan teman-teman semua yang sudah membaca kisah perdana Pak Gurdes hari ini ya, semoga besok ada lagi cerita Pak Gurdes yang akan dibagikannya untuk kita...

Tetap semangat buat kita semuanya.... 

16 komentar:

  1. Tetap semangat Pak,dijalani dan dinikmati saja. Semua pasti akan indah pada waktunya.

    BalasHapus
  2. Kereen ini Pak Sahat, meleleh air mata haru. Dulu sekolah Bunda kayak gitu, sekarang sudah aspal dan hot mix, hingga mau ngebutz pun enak. Tetap semangat dan terus kembangkan cerita Pak Gurdes. Sukses untuk kisah Gurdes-nya. Semoga ada produser film yang akan mengangkat ke layar kaca. Sukses Pak Sahat. Bunda bangga sekali dengan semakin aktif menulis dan banyak kisah sepele orang bilang remeh temeh tapi ada sesi humor nya juga. Pak Sahat pasti sukses, tetap semangat Pak...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin... Terima kasih bunda...
      Semangat dan inspirasi dari bunda selalu memacu untuk Berkarya...πŸ™πŸ™πŸ™

      Hapus
  3. Semoga niat bapak menolong irul dicatat sebagai amalan yg akan diperhitungkan di yaumil akhir. Aamiin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin... Terima kasih pak/bu πŸ™πŸ™πŸ™

      Hapus
  4. Pengabdian yang sungguh luar biasa. Semangat bang. Tuhan menyertai setiap perjuangan πŸ™πŸ’ͺπŸ’ͺ

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin... Mauliate dekk..
      Semangat Selalu dalam BerkaryaπŸ’ͺπŸ’ͺπŸ’ͺ

      Hapus
  5. Pak Guru, saya sangat terharu dan bangga dengan perjuanganmu. Lokasi tugas bukan halangan mencerdaskan anak-anak bangsa. Tuhan pasti akan jaga dan melindungi Pak Gurdes. Ditunggu next episodenya.

    BalasHapus
  6. Amin.... Terima kasih Bu guru
    Semoga kisah selanjutnya juga bisa menginspirasi kita semua..
    Tetap semangat Bu guru..πŸ’ͺπŸ’ͺπŸ’ͺ

    BalasHapus
  7. Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh..keikhlasan, pengabdian dan semangat pak Gurdes yang luar biasa..sangat menginspirasi.

    Semoga pak Gurdes beserta anak-anak bangsa di desa Kuala Simpang senantiasa sehat walafiat dalam lindungan ALLAH SWT..AAMIIN

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin.... Terima kasih banyak Bu..☺️πŸ™
      Semangat buat kita semuanyaπŸ’ͺπŸ’ͺπŸ™

      Hapus
  8. Semangat pak gurdesπŸ’ͺπŸ’ͺ Kita hampir sana


    Dari: bu gurdes cantik😁😁

    BalasHapus

Postingan Terbaru

Di mana kebahagiaan itu berada?

Di mana kebahagiaan itu berada? Kadang lelah jiwa mencari Karena dahaga yang tak terobati Rasa haus akan kebahagiaan Yang diharapkan memberi...

Postingan Terpopuler dalam sebulan ini