Senin, 21 September 2020

Hanya Karena Anugerah-Nya


Hanya kata syukur yang bisa saya panjatkan kepada Tuhan, karena semua kesempatan yang diberikannya kepada hambaNya untuk terus melangkah dan menjalani kehidupan. Bukan hanya sekedar menjalani tetapi Dia memberikan kesempatan kepada hambaNya untuk menorehkan setitik catatan sejarah di dalam kehidupan ini.

Mungkin bagi orang lain, apalagi sudah memiliki karya yang sudah tidak terkira, ini adalah hal  biasa, sangat kecil dan tidak berarti, tetapi bagi saya ini hal yang luar biasa. Bukan sedang berbangga, tetapi sebaliknya justru semakin menyadari betapa semua itu bukanlah karena kekuatan dan kepintaran, tetapi hanya anugerah semata.

Siapa yang menyangka saya akan mampu menuliskan karya yang sudah ada sampai pada detik ini, saya sendiripun tidak menduga karena memang pada dasarnya tidak pernah berkeinginan sedikitpun untuk menghasilkan karya tulisan dalam bentuk buku.



Lagi-lagi itu semua adalah Karunia Sang Khalik, yang mengatur segala perjalanan kehidupan ini. Ketika saya meingingat kembali perjalanan kehidupan saya. Semasa kecil adalah anak yang sangat pendiam dan sangat sulit bergaul dengan orang lain. 

Bersosialisasi adalah hal yang sangat jarang saya lakukan dengan sesama, paling sesudah pulang dari sekolah aku langsung ke ladang. Pulang dari ladang sudah gelap sampai dirumah, demikianlah keseharian saya. Bahkan hari Minggu sekalipun yang katanya orang adalah masa libur, sama saja paling dirumah saja atau siang sesudah pulang Ibadah langsung pergi ke ladang memberikan makanan ternak yang ada disana.

Semua adalah Proses kehidupan, hanya Dialah yang mampu berkuasa atas segalanya. Dia jugalah yang mengijinkan saya menjadi seorang Guru dan mengabdi di daerah terpencil. Kuasanya jugalah yang memberikan kesempatan untuk menikmati PPG di UNY tahun 2018 bertemu dengan para guru hebat dan Dosen yang sangat berilmu tetapi rendah hati dikota pendidikan kota Yogyakarta.

Tidak direncanakan juga ketika saya mengikuti pelatihan Didamba (Diklat Daring Masif dan Terbuka) oleh P4TK IPA bulan Mei 2020 dari Bandung, yang merupakan awal sejarah seorang teman membagikan link belajar Menulis Om Jay-PGRI di WAG bernama "Ruang Diskusi jarak Jauh" yang sengaja dibuat untuk menyambut ujian akhir Didamda.

Tanggal 10 Juni 2020, adalah tanggal  yang sangat bersejarah. Memberanikan diri untuk menjapri No.Wa yang ada di publikasi Belajar menulis gratis melalui WAG yang rupanya adalah No. WA Om Jay (Bapak Wijaya Kusumah). Saya ingat jelas kalimat beliau ketika saya mengajukan diri untuk bergabung yaitu "Sudah Siap Menjadi penulis Buku?".  Saya saat itu tidak terlalu yakin karena tidak terbayang menjadi penulis buku. Tetapi saya memberanikan diri untuk menjawab "Siap pak, Mohon Bimbingannya" dan akhirnya saya mulai belajar di Group WA Gelombang 1.

Awalnya saya kurang mengerti dan tidak bisa mengikutinya karena begitu banyaknya pesan yang masuk silih berganti di Group tersebut, tetapi perlahan demi perlahan saya bisa mengikuti dan akhirnya saya membuat blog yang baru ketika itu. Ya, karena blog memang suatu keharusan untuk memuat resume belajar setiap pertemuan.

Tiga kali dalam seminggu, Senin, Rabu dan Jumat itulah jdwal yang sudah ditetapkan. Setiap selesai pembelajaran, saya selalu bertekat untuk menyelesaikan resume yang membuat saya sering tidur larut malam bahkan sampai pagi. Jam 1 bahkan pernah jam 4 pagi saya tidur karena harus menyelesaikan resume.

Saya tidak memiliki dasar dalam menulis, tetapi saya bertekad di dalam hati untuk konsisten menulis resume sampai selesai. Saya ingat pesan guru waktu SMP, kalau kita tidak bisa menguasai pelajaran secepat kawan lainnya yang lebih pintar dari kita berarti kita memerlukan waktu yang lebih banyak lagi belajar untuk bisa seperti mereka, benar dan sampai saat ini saya selalu berusaha menerapkan hal itu karena tidak ada yang tidak bisa, kalau kita berusaha dan terus berlatih.


Terimakasih Ya Tuhan buat karuniaMu, atas anugerahMu mempertemukan hamba dengan sosok-sosok luar biasa, Om Jay, Bunda Sri Sugiastuti (Bu Kanjeng), Pak Brian, Pak Bambang Purwanto dan para Narasumber lain yang hebat-hebat dan memiliki hati yang tulus mau berbagi. Bunda Lilis Sutikno, Narasumber yang juga merupakan sosok inspirator, ibu guru tangguh dan pantang menyerah telah banyak memberikan support hingga saya bisa seperti saat ini.

Pak Roni dan teman-teman guru Dasus yang terus berjuang mengabdi di daerah masing-masing sambil berusaha untuk menorehkan sejarah melalui karya Antologi Guru Daerah Khusus (Gurdasus). Juga Pak Nengah, Pak Eko, Pak Thomas, Pak Taufik dan seluruh peserta Kelas Menulis Buku Inspirasi (MBI) yang terus berjuang menjadi inspirasi melalui karya yang dihasilkan.

Yang pasti, semua yang saya jalani dengan berjumpa dengan orang-orang hebat di dunia maya  adalah hal yang akan selalu terekam di memori. Saya hanya bisa bersyukur juga buat setiap karya yang diijinkanNya untuk hamba hasilkan, dan karya-karya yang sedang dan akan terus hadir, semuanya itu adalah karena kebesaranNya yang mempercayakan semuanya hamba jalani.

Biarlah waktu yang ada tetap diupayakan untuk berkarya, karena ada waktunya kelak kita tidak akan mampu lagi untuk berkarya karena semunya ada akhirnya, tetapi setidaknya karya yang sudah ditorehkan menjadi pengingat bahwa saya pernah ada.... Terimakasih TUHAN.

1 komentar:

Postingan Terbaru

Iman dan Ilmu Pengetahuan

Iman dan Ilmu Pengetahuan   (Oleh: Sahat Serasi Naibaho, S.Si, Gr.)   Sebab di dalam Dia kamu telah menjadi kaya dalam segala hal:  dalam ...

Postingan Terpopuler dalam sebulan ini