Kamis, 10 September 2020

Manusia dikenang dari Karyanya


Kehidupan akan terus berjalan, suatu generasi akan digantikan oleh generasi selanjutnya, hari ini muda besok pasti akan merasakan masa tua, hari ini kuat ada kalanya tidak akan berdaya, tidak  ada yang akan tetap bertahan, kita hanya diberikan waktu sesaat oleh Sang Pencipta.

Sebagai Mahkluk Mulia ciptaan-Nya, kita memiliki keistimewaan dari ciptaan lainnya, diberikan akal dan hikmat untuk menjalani hidup yang bermakna, bukan hidup yang sekedar asal lewat begitu saja. Hal yang seharusnya menjadi dasar bagi kita bertanya di dalam hati yang paling dalam, bagaimanakah aku dalam memaknai kesempatan hidup yang masih diberikan oleh Penguasa Alam Semesta ?

Beberapa hari terakhir kabar telah berpulangnya tokoh-tokoh bangsa yang sudah menyelesaikan masa hidupnya. Senin yang lalu (7/9/2020) sosok yang egaliter Bapak Abdul Malik Fadjar meninggalkan kita semua. Bapak Abdul Malik merupakan tokoh multi dimensi: guru, aktivis, dan negarawan. Beliau adalah begawan dunia pendidikan yang gigih dan visioner. Pengalaman lapangannya dimulai dari guru SD di daerah Nusa Tenggara Barat hingga menjadi dosen, dekan, rektor dan menteri yang menangani bidang pendidikan. 


Banyak karya yang sudah ditinggalkan beliau dan membekas di hati banyak orang. Pernah menjabat Menteri Agama (1998-1999), Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (2001-2004), Menko bidang Kesejahteraan Rakyat (2004) dan Sebagai Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (2015-2019). Yang pastinya sudah sangat banyak kontribusi dan karya beliau yang akan tetap dikenang sepanjang masa.

Demikian juga Tokoh Pers Senior Indonesia, Bapak Jakob Oetama yang telah mendahuli kita  pada Rabu (9/9/2020) kemarin. Sebelum terjun kedunia jurnalistik beliau adalah seorang guru yang dimulai di SMP Mardiyuana Cipanas Jawa Barat kemudian menjadi wartawan dan dikenal sebagai salah satu pendiri Kompas Gramedia dan menjadi Pemimpin Umum Harian Kompas. Peran beliau didunia jurnalistik sangat signifikan dalam menjaga dan memperjuangkan kebebasan pers di tanah air.


Banyak sudah karya yang beliau tinggalkan dalam mengiringi perjalanan bangsa kita. Beliau adalah representasi tokoh media yang layak menjadi tauladan. Seorang idealis sejati, sebagai orang yang mengabdikan diri untuk menjadi garda terdepan dalam mengontrol dan mengawal proses pembagunan negara yang kita cintai ini.

Bapak Abdul Malik Fadjar dan Bapak Jakob Oetama merupakan tokoh yang sudah lama bersahabat, beliau berdua telah tercatat di dalam sejarah karena karya yang telah diipersembahkan semasa hidupnya dan kebetulan pernah sama-sama menjalani profesi sebagai seorang guru sebelum akhirnya memberikan sumbangsih yang sangat besar bagi bangsa dan negara.

Tulisan ini hanyalah sebagai refleksi penulis yang juga kebetulan seorang guru. Seorang guru yang berjuang dengan segala keterbatasan untuk terus belajar dalam menghasilkan karya. 

Semoga hal ini juga menjadi pengingat bagi kita, ketika masih diberikan kesempatan setidaknya berusaha untuk terus menghasilkan karya, mungkin karya kita belum ada apa-apanya, tetapi karya sederhana dan kecil menurut kita bisa jadi itu adalah hal yang luar biasa bagi orang lain yang merasakan dampaknya.

Mari terus berkarya, karena ada kata bijak berkata "Manusia akan dikenang dari karya yang dihasilkannya"....  

Selamat Berkarya...

3 komentar:

  1. Luar biasa..mntuuull bpk Sahat..mg sht sll..slm literasi..blogger mati mninglkn tulisan

    BalasHapus
  2. Terimakasih bapak.. mari tetap semangat menulis...

    BalasHapus
  3. Terimakasih bapak.. mari tetap semangat menulis...

    BalasHapus

Postingan Terbaru

Iman dan Ilmu Pengetahuan

Iman dan Ilmu Pengetahuan   (Oleh: Sahat Serasi Naibaho, S.Si, Gr.)   Sebab di dalam Dia kamu telah menjadi kaya dalam segala hal:  dalam ...

Postingan Terpopuler dalam sebulan ini