Rabu, 15 Juli 2020

Cakap Menulis, Berawal dari Artikel Akhirnya Menjadi Buku (bersama Bpk. Anwar Djaelani)



Tidak ada kesuksesan tanpa melalui suatu proses, untuk bisa berada pada tingkat yang lebih tinggi harus dimulai dari tingkat yang paling rendah (dasar). Demikian jugalah isi dari materi pada malam hari ini, untuk menjadi seorang penulis buku diperlukan proses panjang dengan ketekunan dan keseriusan, dapat dimulai dari menulis artikel-artikel yang kelak bisa meningkat sampai akhirnya menghasilkan buku.

Yang menjadi narasumber kali ini adalah Bapak Anwar Djaelani yang cukup aktif menulis di media cetak sejak 1996 hingga saat ini dan telah menulis enam buah buku. Bapak yang lahir di Pamekasan pada tanggal 23 April 1962 ini memiliki hobi membaca, menulis, dan berorganisasi. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya artikel yang sudah beliau tulis dan berperan aktif di Senat sejak Mahasiswa di FP-MIPA IKIP Surabaya serta berbagai jabatan organisasi yang beliau jabat sampai saat ini.

Dalam memulai pembelajaran malam ini, beliau menyatakan bahwa menulis adalah sebuah keterampilan. Kita akan terampil jika kita rajin berlatih. Dimana sikap giat berlatih akan muncul jika kita memiliki motivasi yang kuat. Dengan semakin giat berlatih maka akan menghasilkan kecakapan dalam menulis, baik itu menulis artikel maupun buku. Semangat akan semakin tinggi apabila kita melihat fakta disekitar kita, bahwa dengan aktif menulis artikel bisa bermuara kepada lahirnya buku demi buku.

Bapak yang menyelesaikan pendidikan S2 dari ilmu Sosial Universitas Airlangga inipun menekankan perlunya pembiasaan untuk melatih supaya semakin cakap dalam menulis. Modal utama dalam menulis adalah banyak membaca. Dengan sering membaca seseorang akan memperoleh tiga hal, pertama, akan mendapatkan pengetahuan/wawasan yang baru. Kedua akan semakin memiliki banyak ide untuk dituliskan sebagai pengembangan dari apa yang sudah dibacanya. Ketiga, kaya akan perbendaharaan kata. Sehingga ketika ingin menjadi seorang penulis perbanyaklah membaca terutama bidang yang kita sukai, tanpa hal tersebut kita akan sulit menjadi seorang penulis yang baik.

Beliapun kemudian menampilkan tiga buah contoh artikel yang sudah ditulisnya yakni 1) Rukin, Guru dan Gerakan Literasi,  2) Babu, Buku dan Motivasi, dan 3) Hukuman Guru dan Mimpi Buruk Murid. Artikel-artikel  dapat dituliskan karena mendapatkan tema menarik yang didapat dari sekitar kita misalnya dari  koran,  Televisi, Internet atau dari sumber lain yang bisa menjadi sumber inspirasi lahirnya sebuah artikel.

Hal selanjutnya yang perlu dimiliki seorang penulis adalah semangat di saat menulis, karena setiap tulisan memiliki pengaruh yang sangat besar. Seperti ungkapan salah seorang pendiri Pesantren Gontor KH Imam Zarkasy (1910-1985) berikut ini "Bahwa andai tak punya murid, saya akan mengajar dunia dengan pena". Artinya setiap tulisan yang dibaca orang lain akan dapat mempengaruhi pembacanya, sehingga tulisan dapat mengubahkan orang.

Untuk mencapai kesuksesan dalam menulis, beliau menekankan perlunya niat. Niat didasari dari motivasi dalam menulis, dengan motivasi yang kokoh dan baik akan menolong kita untuk tetap semangat dalam menulis. Motivasi dalam diri seorang penulis harus kuat, sehingga seorang penulis harus memiliki motivasi yang baik misalnya dari sisi agama. Ketika sudah memiliki niat yang baik dan terus membiasakan diri untuk menulis pasti akan menjadi penulis yang berhasil.

Bagaimana agar tulisan kita dimuat di media? Tema tulisan harus aktual dan menarik perhatian publik. Jika dua hal itu sudah dipenuhi, maka syarat pertama agar artikel dimuat di media sudah terpenuhi. Tinggal syarat yang lain seperti orisinalitas gagasan, kekuatan argumentasi dan kecermatan dalam berbahasa. Tema akan datang mengalir deras, terutama jika kita sudah membiasakan diri untuk menulis. Nyaris disetiap kita membaca, melihat atau mendengar sesuatu yang "tak biasa", biasanya akan terbit ide untuk mengartikelkannya.

Setelah tema kita tetapkan, buatlah outline (kerangka karangan). Langkah ini diperlukan sebelum kita menulis dengan lengkap. Outline dibuat untuk memudahkan pengembangan tulisan. Pada dasarnya alur menulis itu terangkai dalam "Tiga besar" yaitu pendahuluan, pembahasan dan penutup. Di pendahuluan kita sampaikan secara ringkas masalah apa yang akan kita bicarakan. Lalu, dipembahasan kita urai dan analisis masalah yang kita paparkan pada bagian pendahuluan tadi. Kemudian di penutup, berilah kesimpulan dan saran berdasarkan uraian dan analisis sebelumnya.

Berdasarkan pengalaman beliau dalam menulis artikel di koran, panjang tulisan seluruhnya sekitar 6000 karakter termasuk spasi, yang terdiri lebih kurang 15 paragraf. Sehingga perlu perencanaan di dalam outline sebelum menguraikannya.

Berikut satu contoh outline yang beliau tampilkan :
Tetap Berseri-seri Belajar di Masa Pandemi
Pandemi Covid-19, ujian bagi semua (1 paragraf)
Manusia selalu diuji dengan bentuk beragam (2 paragraf)
Sekilas Covid-19 (1 paragraf)
Dampak negatif Covid-19 secara umum (2 paragraf)
Dampak negatif Covid-19 di dunia pendidikan (3 paragraf)
Sudut pandang agama, bersama kesulitan ada kemudahan (2 paragraf)
Berbagai pilihan cara belajar di saat pandemi (4 paragraf)
Penutup / kesimpulan; Tetap optimis di situasi apapun (1 paragraf)  
Total, ada 16 paragraf

Hal lain yang sangat penting dalam menulis artikel adalah "Judul pemanggil", judul yang baik harus mampu : a) mencuri perhatian pembaca, b) mencermintan tema/arah tulisan, sehingga bisa menjadi semacam miniatur isi keseluruhan tulisan, c) ringkas dan padat.

Sebagai sarana berlatih, seringlah memperhatikan judul-judul artikel diberbagai media.
Contoh beberapa judul artikel yang diterbitkan di media :
- Urgensi Meneliti dan Menulis (Jawa Pos)
- Menunggu Realisasi Program Buku Murah (Jawa Pos, 31/07/2008)
- Hukuman Guru dan Minpi Buruk Murid (Radar Surabaya)
- Rindu Pemimpin Menulis Buku (Jawa Pos 17/05/2017)
- Menjaga Martabat Penerima Zakat (Jawa Pos)

Judul biasanya terdiri dari sekitar empat kata, tidak dihitung kata tugas sperti : di, pada, yang, kepada, terhadap, bagi. Selain itu judul perlu mengandung rima (perulangan bunyi), contoh pada judul "Rindu Pemimpin Menulis Buku " ada rima u u,  pada judul "Menjaga Martabat Penerima Zakat" ada rima at at. Dengan judul seperti itu akan menarik pembaca karena dibaca enak dan didengar nyaman. Judul seperti  itu bisa kita buat dengan banyak latihan dan latihan. 
 
Selain judul, hal yang menentukan tulisan kita menarik dibaca atau tidak adalah tulisan pada paragraf pertama yang disebut "Lead", Hendaknya paragraf pertama menjadi Lead Penggodasehingga perlu dikemas sedemikian rupa sehingga paragraf pembuka tersebut dapat membuat pembacanya tertarik untuk membaca tulisan tersebut hingga selesai. Lead adalah pendahuluan berbentuk paparan ringkas dari masalah yang akan kita kupas. Posisi lead menempati paragraf pertama, yang berfungsi menggugah rasa ingin tahu pembaca. Lead mengantar pembaca ke gagasan utama penulis.

Isi tulisan perlu mengandung suatu "Pembahasan nan menawan." Dibagian ini, isinya berupa analisis atas masalah yang kita angkat. Pembahasan harus sistematis, argumentatif, tuntas dan ditulis dengan bahasa baku namun tetap dengan sentuhan popular. Isi merupakan tulang punggung dari tulisan  sehingga perlu dimuat dengan alasan yang kuat mengapa sebuah opini atau pendapat disampaikan.

Untuk mengakhiri tulisan perlu "Penutup yang Menggugah". Bagian ini memuat kesimpulan dan/atau saran atas masalah yang kita kupas. Kesimpulan bersifat wajib di bagian penutup sedangkan saran bisa dibuat atau tidak. Penutup disajikan dengan gaya pamit, artinya dengan pilihan kata (diksi) yang kita buat, pembaca tahu bahwa tulisan tersebut akan berakhir. Kita dapat menggunakan diksi : dengan demikian, alhasil, sebagai kesimpulan, dan lain sebagainya.

Menurut beliau ada minimal tiga pilihan  lead (paragraf pertama) yang sangat direkomendasikan, yakni :

1) Lead dengan memancing minat pembaca dengan gaya bertanya. Di paragraf pertama kita beri pertanyaan yang akan di jawab di bagian pembahasan pada tulisan. 

Contoh pertama :
Judul: Guru Rajin Menulis dan Efek Besar Itu
Lead (Gaya pertama, menggoda dengan pertanyaan):
Semua orang, tanpa kecuali, harus menjadi pembelajar di sepanjang usianya. Maka, sungguh menyenangkan jika guru suka menulis. Amat membanggakan andai guru rajin menulis. Apa hubungan seorang pembelajar dengan posisi guru yang gemar menulis?

Penutup:
Sungguh, jadilah pembelajar tiada henti dengan cara menjadi guru yang penulis. Sungguh, duhai para guru, bersemangatlah untuk menjadi pahlawan yang berjasa karena banyak menghasilkan karya tulis. Karya-karya itu, semoga secara meyakinkan menginspirasi murid, orangtua murid, dan masyarakat luas. Indah!

Contoh kedua :
Judul: Rindu Pemimpin Menulis Buku
Lead (Gaya pertama, menggoda dengan pertanyaan):
Di Indonesia, Hari Buku Nasional diperingati setiap 17 Mei, sedangkan Hari Buku Sedunia dirayakan setiap 23 April. Inti dua momen itu sama, yaitu mengajak kita lebih mencintai buku sebagai sumber ilmu pengetahuan. Urgensi seruan itu, meski bersifat umum, lebih terasa jika ditujukan kepada para pemimpin. Bahkan, seyogianya para pemimpin itu didorong pula aktif menulis buku. Mengapa?

Penutup:
Alhasil, kepada para pemimpin, mari tundukkan kepala: Apakah sikap rajin membaca (atas semua persoalan masyarakat) sudah menjadi komitmen keseharian Anda? Sudahkah semua yang Anda baca itu lalu bisa melahirkan tulisan berupa konsep dan kebijakan yang selalu berpihak kepada rakyat kecil? Lalu, agar rakyat yakin dengan ketulusan komitmen Anda, tulislah konsep dan kebijakan Anda dalam sebuah buku. Sungguh, kami benar-benar merindukan pemimpin yang bisa menulis buku. Kami rindu pemimpin yang berkualifikasi laksana Soekarno, Hatta, dan Natsir.

2) Lead dengan menulis kutipan yang sangat menggugah. Kutipan tersebut harus berhubungan dengan isi tulisan.

Contoh :
Judul: Ilmu Pengetahuan Bisa Topang Keimanan

Lead (Gaya kedua, dengan kutipan pemikat)
“If you think strongly enough, 
you will be forced by science to the belief in God”
(Kelvin, fisikawan, 1824-1907).

Penutup:
Singkat kata, ilmu pengetahuan bisa mendatangkan keimanan bagi yang masih belum punya iman. Ilmu pengetahuan bisa menguatkan keimanan bagi yang sudah memiliki iman. Terkait ini, lihat Kelvin di paragraf pembuka tulisan ini. Benar, saat dia berkesimpulan tentang pengaruh kuat ilmu pengetahuan terhadap kepercayaan akan adanya Tuhan. Jadi, jangan pernah berhenti untuk mendalami ilmu.

3).  Lead dengan Narasi Deskriptif.  Merupakan narasi yang berfungsi menjembatani antara judul dan isi tulisan.

Contoh :
Judul: Menguatkan Mental Anak di “Musim” Olok-olok

Lead (Gaya ketiga, narasi diskriptif):
Sesungguhnya, olok-olok tak mengenal musim. Perilaku terlarang itu telah berlangsung lama dan terus terjadi. Padahal, kerugian yang ditimbulkan oleh olok-olok –dan apalagi bully- sangat besar. 

Penutup:
Singkat kata, selalu berilah anak-anak asupan ruhani yang memadai. Ajari anak-anak sikap untuk tak suka mengganggu orang lain. Didik mereka untuk sabar dalam menghadapi berbagai persoalan hidup. Tentu saja, sebagai orangtua, kita harus telah terlebih dahulu mengamalkan hal-hal tersebut.


Setelah menjelaskan materi yang sangat lengkap tentang artikel, Bapak Anwar mengingatkan bahwa ketika kita sudah terampil dalam menulis artikel, pekerjaan menulis buku akan menjadi lebih gampang. Mereka yang sudah terbiasa menulis artikel akan lebih cekatan dalam menghasilkan buku. Oleh karena itu teruslah giat dan bersemangatlah dalam menulis artikel, ujar beliau.

Ada dua langkah yang dapat dilakukan dalam menulis buku, yaitu :
1) Tetapkan tema buku yang akan diangkat, buatlah daftar isi kemudian mulailah menulis.
2) Dengan menghimpun artikel menjadi buku. Tulislah sebanyak mungkin artikel dengan tema sejenis. Misalnya, bertema pendidikan. Setelah, dirasa cukup untuk dijadikan buku, lakukan langkah: a).Edit ulang. Sering artikel menggunakan “bahasa Koran”, seperti “kemarin”, “pekan lalu”. Untuk itu, ubah dengan mencamtumkan tanggal kejadian yang dimaksud. b).Jika diperlukan, buatlah rubrikasi. Meski semua berada di rumpun pendidikan, mungkin masih bisa dikelompokkan lagi dalam bidang yang lebih khusus. Misal, ada rubrik “Spirit Pembelajar di Semua Musim”, “Menjadi Orangtua Sekaligus Guru”, “Betah di Perpustakaan Keluarga”, “Merancang Liburan Bernuansa Pembelajaran” dan “Belajar di Masa Pandemi”.

Sebagai tambahan untuk melengkapi kecapakan kita dalam menulis, kita perlu perlu belajar dalam menulis resensi buku. Resensi buku adalah ulasan kritis atas sebuah buku. Di dalamnya minimal berisi identitas buku yang dimaksud, ringkasan isi buku (dipilih bagian-bagian yang paling penting), dan penilaian objektif atas buku itu terkait kelebihan dan kekurangannya.

Panduan lengkap dalam menulis Resensi Buku. “Jawablah” sejumlah pertanyaan berikut ini. Tentu saja, jawaban ditulis dalam “gaya artikel”.  

- Tulislah identitas buku
- Apa isi ringkas buku? 
- Apakah penulis memiliki kompetensi? 
- Apakah buku itu didukung referensi memadai? 
- Buku itu lebih ditujukan ke segmen pembaca mana? 
- Adakah pengetahuan baru yang disodorkannya, atau sekadar repetisi (pengulangan) dari buku-buku yang sudah ada? 
- Apa kelebihan dan kekurangannya. Misalnya, apakah mudah dipahami oleh semua kalangan? Bagaimana performa fisik buku, menarik? 
- Tepatkah momentum kehadirannya?
- Berhargakah untuk segera kita baca dan atau miliki?

Inilah contoh Resensi buku yang dibuat beliau :

Ada banyak keuntungan jika kita rajin menulis Resensi Buku. Di antaranya, di saat kita akan menulis buku akan lebih terbimbing karena sering mengkritik karya orang lain. Tentu saja, saat kita menulis buku, tak akan mengulang kesalahan-kesalahan yang telah dibuat oleh penulis-penulis lain, ujar beliau mengakhiri pemaparan materi pada malam hari ini.

Menjawab pertanyaan dari peserta tentang sumber rujukan, beliau menjawab bahwa untuk menjunjung tinggi tradisi ilmiah diwajibkan untuk menuliskan sumber kutipan, untuk artikel populer pengutipan cukup sederhana dengan menuliskan nama dan tahun terbit buku diakhir kutipan yang dibuat di dalam tanda kurung.

Sebagai penutup untuk bisa menulis artikel dan kemudian bisa menjadi buku, beliau memberikan tips yang sangat jitu yaitu " Tiga M yaitu  Mulai, Mulai dan Mulailah", "karena tidak ada kiat yang paling manjur diluar itu", ujar beliau.

Sungguh sangat lengkap, jelas dan padat materi tentang menulis artikel yang beliau sampaikan, memberikan pemahaman yang jelas dan detail bagi saya. Membuat saya bersemangat dan termotivasi untuk segera memulai menulis artikel. Semangat ...

6 komentar:

Postingan Terbaru

Di mana kebahagiaan itu berada?

Di mana kebahagiaan itu berada? Kadang lelah jiwa mencari Karena dahaga yang tak terobati Rasa haus akan kebahagiaan Yang diharapkan memberi...

Postingan Terpopuler dalam sebulan ini