Jumat, 03 Juli 2020

6 Kunci Menjadi Penulis Yang Produktif bersama Dr. Ngainun Naim

Menjadi penulis yang produktif dengan menghasilkan banyak karya dalam bentuk tulisan adalah hal yang diimpikan banyak orang, tetapi tidak semua orang bisa mengikuti jejak pemateri malam ini, yakni Bapak Dr. Ngainun Naim dengan segudang karyanya. Dari profil yang saya baca beliau sudah menerbitkan lebih dari 25 judul buku dan 14 buah artikel jurnal.

Dalam pembelajaran malam ini untuk pertama kalinya ibu Sri Sugiastuti yang akrab dipanggil kanjeng berperan sebagai moderator, yang mana ibu ini juga sudah memiliki banyak karya dalam menulis dan beliau juga menjadi pembimbing kami dalam menulis beberapa buku yang akan diterbitkan.

Di awal pemaparan materinya, bapak Dr. Ngainun yang berprofesi sebagai dosen di IAIN Tulungagung ini menekankan kembali bahwa "Guru adalah kunci penting dalam dunia pendidikan". Jika guru berkualitas, besar kemungkinan kelas yang diajarinya juga berkualitas, tapi jika gurunya kurang berkualitas, tentu hasil pembelajarannya juga kurang sesuai dengan harapan. Salah satu kunci penting peningkatan kualitas guru adalah dengan membangun budaya literasi. Literasi berarti budaya membaca dan menulis. Seorang guru yang mau terus membaca buku dan menulis memiliki peluang untuk semakin meningkatkan kualitas dirinya. Semakin banyak buku yang dibaca, semakin banyak pula karya yang akan dihasilkan, maka akan memiliki kontribusi penting bagi kemajuan pendidikan.

Sebelum menyampaikan apa yang menjadi kunci sehingga menjadi orang yang produktif dalam menulis, bapak yang menyelesaikan program S3 di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini mengingatkan bahwa kunci hanya sebagai alat yang digunakan untuk menjadi seorang yang produktif, tetapi kunci tersebut tidak akan berguna apabila tidak digunakan, keterlibatan di dalam materi pada group menulis ini diibaratkan untuk mendapatkan kunci, tetapi jika hanya mendapatkan saja dan tidak dipraktikkan, tentu kunci itu kurang fungsional.

Adapun 6 kunci untuk menjadi orang yang produktif dalam menulis menurut beliau adalah:
1. MOTIVASI. Motivasi merupakan hal yang mendasari dalam menulis. Antara lain (1) Motivasi karir, artinya semakin mahir menulis maka semakin lancar karir yang kita tempuh, (2) Motivasi materi, dengan menulis akan menghasilkan honor karena bagi penulis yang sudah sangat terkenal akan mendapatkan honor yang melimpah, walaupun tidak banyak penulis yang seperti itu yang mendapatkan banyak materi karena menulis. (3) Motivasi politik, menulis ditujukan untuk mencapai tujuan politik tertentu, (4) Motivasi cinta, menulis karena memang mencintai aktivitas menulis, dan mungkin masih ada motivasi yang lain. Tetapi intinya motivasi yang kita punya untuk menulis akan sangat mempengaruhi terhadap tulisan atau buku yang akan dihasilkan.

2. MEYAKINI BAHWA MENULIS ADALAH ANUGERAH. Banyak orang yang mau menulis, tetapi tidak mampu mengerjakannya; bisa karena kesibukan atau sejuta alasan lainnya. Banyak yang sesungguhnya mampu menulis tetapi tidak mau menulis. Bisa menulis merupakan suatu anugerah yang harus disyukuri, dengan cara terus untuk menulis. Sebenarnya kegiatan menulis bukanlah hal yang baru bagi orang yang telah menyelesaikan studi baik itu S1, S2 atau S3, bila dihitung-hitung karya tulisan kita selama kuliah sudah sangat banyak bisa sampai ribuan halaman, meliputi pembuatan tugas makalah, laporan praktek/KKN, magang hingga skripsi. Sehingga tidak ada alasan sebenarnya untuk mengatakan tidak bisa menulis, kecuali selama kuliah tugas-tugasnya tidak dikerjakan sendiri ☺☺☺. Menulis membuat kita berbeda dari orang lain, sesederhana apapun buku yang kita hasilkan itu tetap memiliki kontribusi penting, jangan dengarkan nyinyiran yang tidak membangun, tetapi tetaplah menulis.

3. MENULIS MEMBERIKAN BANYAK "KEAJAIBAN" DALAM HIDUP. Dengan menulis memberikan banyak sekali manfaat, seperti yang dialami oleh Pak Wijaya Kusumah - Om Jay - seorang blogger, youtuber dan guru mengatakan bahwa "menulis setiap hari itu telah memberikan keajaiban dalam kehidupan". Dengan menulis kita akan : (1) mendapatkan materi, karena dengan rajin menulis bukunya akan mendapatkan banyak royalti. (2) sering diundang sebagai pembicara diberbagai forum. (3) memiliki banyak teman. (4) tetap dikenang. Tulisan adalah alat perekam kehidupan yang ajaib, artinya tulisan kita akan tetap ada walaupun kita sudah tiada.

4. TIDAK MUDAH MENYERAH.    
Banyak orang ingin menulis, tentu termasuk menulis buku, tetapi semangat menulisnya naik turun. Saat ikut kegiatan kepenulisan, semangat menulisnya berapi-api. Tetapi saat kembali ke dunia nyata, ke dunia kehidupan sehari-hari, semangat itu perlahan tetapi pasti memudar dan akhirnya hilang sama sekali. Saat bersemangat, menulis berlembar-lembar halaman dalam sehari terasa ringan. Saat tidak bersemangat, satu paragraf pun terasa berat sekali. Bahkan sangat mungkin berbulan-bulan tanpa menulis sama sekali. Jangan mudah menyerah dan rutinlah untuk tetap menulis karena menulis lima paragraf yang dilakukan rutin setiap hari jauh lebih baik daripada sepuluh halaman yang dilakukan tiga bulan sekali. Semua kebiasaan awalnya dipaksa, lama-lama akan terbiasa, bangun komitmen untuk rutin menulis dengan jadwal yang disusun dan ditaati.

5. BERJEJARING. Menjadi seorang penulis jangan menepi. Memang saat sekarang kita harus menepi karena Corona, tetapi bukan berarti tidak berinteraksi. Bangun jejaring kepenulisan. Ikut kegiatan group menulis juga dalam rangka berjejaring. Dengan memilki jejaring akan membuat semakin semangat karena adanya saling mengingatkan dan memotivasi untuk tetap menulis. Dengan jejaring juga kan meningkatkan kualitas tulisan karena kita akan selalu menyerpunakan tulisan kita dari hasil koreksi dan masukan dari teman yang lain.

6. MENULIS SEBANYAK-BANYAKNYA. Menulislah setiap hari tanpa henti. Lakukan secara terus-menerus. Jika Anda merasa tulisan Anda tidak baik maka dengan menulis setiap hari tulisan Anda akan otomatis menjadi baik. Dengan meluangkan waktu (bukan memanfaatkan waktu luang ☺☺☺) untuk menulis setiap hari sekitar 30 sampai 60 menit akan sangat bermanfaat dalam  membentuk kita menjadi seorang penulis. Jangan takut tulisan kita dikatakan jelek, tidak berkualitas dan lain-lain, tetapi tetaplah menulis setiap hari dan lihatlah apa yang akan terjadi.

Sungguh sangat luar biasa 6 kunci yang pak Doktor sampaikan, yang membuat saya semakin semangat untuk menulis. Di dalam sesi tanya jawab, pak Ngainun menjelaskan bahwa ada 4 tahapan rasa MALU dalam menulis, yaitu (1) MALU untuk menulis, (2) MALU kalau menulis dan tulisannya dibaca orang, (3) MALU sudah mulai hilang, pokoknya menulis dan (4) MALU KALAU TIDAK MENULIS. 

Menanggapi pertanyaan bagaimana kriteria tulisan yang baik, beliau menjawab : yang (1) harus SIAP DITULIS, karena sebagus apapun ide, jika belum selesai untuk ditulis ya belum bagus, (2) Minim salah ketik dan (3) Bahasa yang digunakan harus menarik dan didukug oleh logika berpikir, dan jika ingin diterima penerbit, ikutilah gaya dan kebijakan penerbit. 

Sebenarnya banyak sekali pertanyaan yang disampaikan perserta di group belajar menulis pada pertemuan malam ini, tetapi karena berketepatan malam ini adalah jadwal beliau harus ke dokter untuk periksa kondisi kesehatan maka pertanyaan yang ada disimpan dan diteruskan ke WA  beliau secara pribadi.

Dengan banyak belajar pengalaman dan pengetahuan dari para penulis yang sudah berpengalaman sangat memotivasi saya, karena dulu mereka  juga adalah penulis pemula, tetapi ketika serius dan berkomitmen akhirnya bisa menjadi penulis yang produktif. Semoga bisa mengikuti jejak beliau-beliau...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Terbaru

Di mana kebahagiaan itu berada?

Di mana kebahagiaan itu berada? Kadang lelah jiwa mencari Karena dahaga yang tak terobati Rasa haus akan kebahagiaan Yang diharapkan memberi...

Postingan Terpopuler dalam sebulan ini