Rabu, 29 Juli 2020

Guru Daerah Terpencil dari NTT Menghasilkan Karya Luar Biasa (Ibu Dra. Lilis Sutikno, SH)


Bertugas sebagai guru di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar) membutuhkan suatu pengabdian yang luar biasa bagi seorang guru. Seperti yang saya rasakan ketika akhir tahun 2014 ditempatkan di SMPN 2 Dolok Sigompulon, Kec. Dolok Sigompulon, Kab. Padang Lawas Utara, Propinsi Sumatera Utara, sebuah sekolah tertinggal yang berada di sebuah Desa yang terletak dipegunungan bukit barisan pulau Sumatera. Saya harus meninggalkan kota Medan dan terjun ke daerah yang sangat jauh dari kota dengan jalan yang masih parah. Saking tertinggalnya, kami sering bercanda bahwa dari desa itu hanya butuh ongkos Rp. 2000, - untuk sampai ke langit ☺☺☺

(Dokumentasi pada saat penulis survei ke sekolah penempatan)

Awal saya kesana saat itu belum ada sinyal internet, hanya bisa menelepon itupun kalau listrik tidak mati (disana dulu listrik mati adalah suatu hal yang tidak asing lagi) dan kita harus berusaha mencari daerah yang tinggi supaya komunikasi dapat terdengar dengan jelas. Saat ini keadaan sudah semakin membaik dimana sebagian jalan sudah diperbaiki, walaupun sinyal dan listrik belum sepenuhnya stabil. Tetapi semuanya itu tetap saya syukuri dengan mengabdi setulus hati untuk para siswa yang selalu menantikan kehadiran kami para guru disana setiap pagi.



Malam hari ini, saya merasa sangat senang. Seorang ibu guru yang sangat baik hati yang juga mengabdi di salah satu daerah terpencil di Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) tepatnya di perbatasan kota Kupang dan Kabupaten Kupang menjadi Nara sumber belajar menulis melalui WAG yang diselenggarakan oleh Om Jay - PGRI. Saya sangat terkesima, bukan hanya mengabdi tetapi ibu guru yang mengajar di SMP Negeri 2 Nekamese ini mampu menorehkan berbagai prestasi luar biasa sebagai penggerak pemberantasan Buta Aksara bagi kaum ibu dan anak-anak dan juga sebagai penulis buku, bahkan buku yang beliau tulis berhasil menjadi buku best seller yang berjudul "Guru adalah Inspirasi".

Hal yang sangat menarik dan unik, sebagai penulis buku beliau menulis buku berawal dari status yang diposting di facebook. Dari tulisan-tulisan di facebook tersebut akhirnya dikemas menjadi sebuah buku, bahkan berhasil menjadi buku best seller.  Hal yang patut diteladani ...

Bernama lengkap Dra. Lilis Ika Herpianti Sutikno, SH, ibu guru yang mengambil jurusan pendidikan IPS - IKIP PGRI Surabaya  (lulus tahun 1992) dan Jurusan Ilmu Hukum - Univeritas Wijaya Putra Surabaya (lulus tahun 2000)  ini juga aktif menjadi editor beberapa buku, diantaranya :




Beliau juga merupakan instruktur di provinsi NTT dan beperan sebagai Narasumber Literasi di daerah perbatasan. Yang menarik biasanya setiap guru yang ingin menjadi Instruktur harus melalui program diklat, tetapi hal itu tidak berlaku bagi ibu Lilis, beliau menjadi instruktur dan narasumber karena beliau adalah seorang penulis... Wow, Keren

Sebagai Instruktur dan Narasumber  beliau sering mendapat tugas keliling berbagi ilmu dari kecamatan ke kecamatan, dari desa ke desa dan klaster ke klaster pada zaman sosialisi Kurikulum 2013 dulu. Berkat perjuangannya Ibu Guru yang lahir pada tanggal 11 Maret 1969 di Surabaya ini berhasil menorehkan prestasi menjadi Juara kedua Tingkat Nasional  dalam ajang lomba guru bertajut "MY TEACHER MY HERO AWARD INDONESIA DIGITAL LEARNING pada Tahun 2015  bersama Bapak Prof. Eduardus Edo Indrajid.

Sungguh luar biasa bukan? Guru dari pelosok dengan segala keterbatasan yang ada bisa menghasilkan prestasi yang membanggakan...

Bukan hal yang mudah untuk bisa menjalani medan yang begitu parah di tempat tugas, sampai beliau pernah jatuh dua kali dari kendaraannya. Dengan keberanian luar biasa yang harus naik sepeda motor sendiri membuat beliau dijuluki dengan sebutan anggota DPR jalanan. ☺

Satu prinsip hidup beliau yang patut dicontoh adalah selalu berusaha di tempat tugas tepat waktu, beliau orangnya cuek, "ikut truk proyek atau kendaraan apa saja saya ikut, yang penting tidak terlambat mengajar" ujar beliau.

Inilah  beberapa dokumentasi beliau ketika harus berjuang di dalam menjalankan amanah sebagai pendidik di daerah tersebut :







Sebelum mengakhiri pemaparan, beliau menyampaikan kepada kami semua peserta belajar menulis bahwa apapun yang Allah berikan kepada kita mari kita syukuri, dan nikmati itu sebagai anugerah terindah dari Allah untuk kita. Lalu lukiskan keadaan apapun yang Allah berikan kepada kita dalam goresan pena kita. Suatu saat goresan pena itu akan membekas pada sanubari dan menjadi sejarah indah bagi generasi kita.

Tidak lupa beliau juga membagikan power point yang berisikan bahan ketika beliau berkeliling menjadi Narasumber mengajar menulis di NTT.


Pada sesi tanya jawab yang dipandu oleh Moderator Mr. Bams, banyak hal yang disampaikan oleh ibu guru yang energik ini, antara lain :

Menjawab peryanyaan Ibu Ai S Dewi dari Subang tentang cara memotivasi para guru diperbatasan, beliau menyampaikan bahwa keinginan untuk menulis guru diperbatasan di pandang sebagai sesuatu yang paling berat. 
"Tugas saya sebagai inspirasi kepada mereka semua, dengan memberikan gambaran bahwa menulis itu mudah. Lalu saya membantu mencari penerbit yang murah. Yang bisa di jangkau oleh guru-guru di perbatasan. Sebab menulis buku bagi seorang guru memiliki nilai ganda", jawab beliau.

Untuk pertanyaan tentang motivasi menjadi penulis yang handal, beliau menjelaskan bahwa alasan untuk menjadi penulis adalah Rasa ingin hidup tak akan mati. Sebab seorang penulis itu tidak akan pernah mati. Suatu saat jika saya telah tiada, rekam jejak saya terus ada, urai beliau.

Pertanyaan yang saya ajukan sendiri tentang apa yang menjadi motivasi untuk tetap semangat mengabdi dengan kondisi daerah yang sulit bahkan menghasilkan prestasi yang luar biasa, beliau bercerita bahwa awalnya dulupun beliau  suka mengeluh, suka capek dan sering menangis bahkan sang suami pernah bilang beliau itu seperti anak TK. Lalu karena suami ibu tersebut orang asli NTT, suami beliau mencari saudara yang pejabat untuk bisa merekomendasikan istrinya tugas profesi ke Jawa, ikut DIKLAT gitu. Alhamdulillah beliaupun ikut Diklat BUDI PEKERTI di Jakarta. Dalam diklat guru tersebut, instruktur selalu bercerita menyampaikan pesan moral yang membangun jiwa menjadi kuat salah satunya adalah dengan kalimat "Sebaik-baik manusia itu adalah yang hidupnya selalu bermanfaat utk orang lain".

Lalu...
Niatkan semua pekerjaan kita di dunia ini untuk ibadah kepada Allah semata, dan mengharapkan ridho Allah semata. 
Dari diklat itu saya mulai menulis... Menulis.... Menulis..... Eee.. Asyik juga.... Dan keterusan hingga kini. Urai beiau menjawab pertanyaan saya. Bahkan beliau bercerita bahwa daerah tempat mengajar beliau sangat tragis, air susah dan beliau pernah mengajar mata pelajaran olah raga dan prakarya.
Mendengar jawaban beliau, saya sangat terharu dan semakin bersyukur untuk kesempatan yang diberikan untuk mengabdi di sekolah saya saat ini.

Terkait pernah tidak kehilangan motivasi, menjawab pertanyaan ibu Siti Nurbaya AZ dari SMAN  2 Karimun Kepri, beliau mengatakan pernah juga kehilangan motivasi dikarenakan kepala sekolah tidak mendukung kegiatan yang beliau ikuti, beliau mensiasatinya dengan banyak berdzikir, berdzikir dan berdzikir.

Dalam hal membagi waktu untuk keluarga dan menjalankan tugas di daerah perbatasan yang merupakan pertanyaan dari Ibu Aning S dari SMP N 1 Pucakwangi Kab.Pati, beliau menyatakan sangat bersyukur dengan keluarga yang mendukung karena anak-anak yang sudah besar dan juga khususnya suami yang sangat mengerti akan kesibukan beliau dengan selalu mendukung dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga.

Menjawab pertanyaan Pak Damdam Efendi dari SMPN 41 Bandung, terkait cara mengatasi sering dihantui perasaan bersalah dalam menulis. Beliau menyarankan untuk menulis saja dengan penuh percaya diri, habis nulis jangan langsung di revisi. Tulis lagi... Terus menulis.... Dan lagi.... Nulis lagi..... Sampai buanyak.... Lalu simpan. Kemudian jalan-jalan ...
Biasakan selesai menulis jangan langsung di baca dan edit.. Edit nya besok harinya ...
Lalu sebelum menulis berdoa dulu, agar tulisan kita di ridhoi Allah. Pas edit juga berdoa lagi, lalu edit dengan hati yang tenang. Menulislah dengan hati pasti sampai kepada pembaca juga di terima dengan hati juga, jawab beliau

Soal tokoh yang menginspirasi beliau untuk tetap sabar dan tekun dalam menjalani tugasnya yang ditanyakan oleh  Ibu Sri dari Jogjakarta, ibu Lilis menyampaikan bahwa tauladan beliau dalam melaksanakan tugas adalah Rasulullah Saw. Karena Rasulullah Saw adalah tauladan yang beliau ingin contoh dalam hidupnya.

Pertanyaan dari Bapak Hamdami dari Kepri tentang bagaimana pengalaman yang dirasakan pada saat mengajar kaum buta aksara dari ibu-ibu  dan anak-anak diperbatasan NTT, beliau menyatakan tetap bersyukur kepada Allah Swt bahwa beliau dikarunia menjadi wanita karier yang bisa sekolah sampai S1. Meski jujur hingga detik ini beliau ingin sekali sekolah S2 dan lanjut ke S3.

"Bahwa di belahan bumi dimana saya dilahirkan dan di besarkan masih banyak kaum perempuan yang tidak bisa membaca dan menulis. Kesulitannya jika menjumpai para ibu-ibu putus asa tak mau belajar lagi. Karena tuntutan ekonomi harus mencari nafkah beban saya semakin berat. Karena harus meluangkan waktu ekstra belajar bersama di rumahnya. Dan harus jemput kerumahnya lagi jika tak mau datang ke pusat belajar. Senangnya mereka bisa baca, dan membuat resep kue, resep masakan, lalu masakannya di antar ke rumah saya. Ha ha ha..., jawab beliau. 

Menjawab pertanyaan ibu Agathe dari SMPN 2 Selat Kapuas-Kalteng tentang cara memulai menulis pengalaman pribadi sehingga bisa menginspirasi orang lain. Beliau mengajak bu Agathe untuk singgah facebook beliau, karena dari kisah di facebook itulah yang beliau angkat menjadi sebuah buku.

"Atau bisa klik nama saya Lilis Sutikno, akan muncul kisah saya yang di tulis oleh alumni guru nge-blog pimpinan Om Jay. Banyak sekali trik dan tipe menulis pengalaman pribadi yang saya tuangkan dalam FB. Lalu saya kemas ke dalam buku saya yang jadi Best Seller tersebut. Tulisan dalam FB, saya kemas jadi buku. Saya cetak sendiri dan saya jual sendiri. Lalu jadi Best Seller... Alhamdulillah . . .Kuncinya PERCAYA DIRI Bu"  kata beliau.

Mengenai pemasaran buku best seller yang ditanyakan oleh  Bu Prapti dari SMP N 1 Ciater-Subang, bu Lilis mengatakan bahwa beliau mencetak sendiri 1000 buku dan habis. Laris manis... Cetak lagi kedua habis...
Buku itu beliau jual di FB saja...
Lalu beliau aktif di AGUPENA (Asosiasi Guru Penulis Indonesia) NTT dan kenal baik dengan Kadis.
Kadis kemudian membantu jualkan ke sekolah - sekolah. Satu  sekolah 10 hingga 20 buku bayar pakai dana BOS
Buku beliau juga sudah terjual sampai ke Negara Denmark yang dibawa Om dan Tante beliau yang bertugas di Denmark.  Sudah di bawa juga ke Cina oleh teman beliau yang berprofesi sebagai pelaut dan di jual di Tiongkok, dijual untuk para TKW dan TKI disana.

Papua, Kalimantan, Sumatra, Aceh,  Jogya, Solo, Surabaya, Jakarta, Bandung, Ambon,Ternate, Malaysia, Singapore dan Thailand merupakan daerah yang sudah menjadi tempat pemasaran buku beliau. Sangat mengagumkan bukan ....

Beliau juga menekankan kembali jika kita menulis maka menulislah dengan hati dan berdoa dengan hati. Maka buku kita akan sampai di hati pembaca dengan hati pula ...

Sebagai penutup Bu Lilis Sutikno menyatakan bahwa " Menulis semudah ceplok telur, maka menulislah. Menulis adalah luapan rasa cinta yang tak sampai, maka menulislah agar cinta itu tersampaikan dengan baik melalui tulisan kita.

Sungguh sangat luar biasa inspirasi dari Ibu Lilis Sutikno yang menjadi nara sumber pada malam hari ini. Saya yang juga mengabdi di daerah tertinggal merasakan motivasi yang kuat untuk semakin semangat dalam berkarya melalui pengabdian yang terbaik di sekolah dan semakin tekun dan konsisten dalam menulis.... 

Semoga bisa mengikuti jejak Bu Lilis...

10 komentar:

  1. Keren Bu resumenya, semangat

    BalasHapus
  2. Woow supraise pak, ayo bagikan ke FB saya Pak, di Japri saya tambahin lagi ya Pak. Tulisannya rapi menggambarkan orangnya juga. Semangat!!!. Kereeeen
    Bunda suka sekali. Gaya bahasanya mengalir. Tolong edit sedikit yaa... di jelaskan di FB
    Terima kasih...
    Terima kasih.....
    Terima kasih.......

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih Ibu yang baik dan sangat menginspirasi,... Ya bu sudah saya edit bu...

      Hapus
  3. kang Encon memang luar biasa ...saya juga ikut pelatihannya .....

    BalasHapus
  4. Alhamdulillah ...
    Malam ini mimpi itu telah terwujud nyata ya Pak

    BalasHapus
  5. Alhamdulillah ...
    Malam ini mimpi itu telah terwujud nyata ya Pak

    BalasHapus
  6. Alhamdulillah ...
    Malam ini mimpi itu telah terwujud nyata ya Pak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Bunda... Terimakasih bunda.. memberikan banyak inspirasi dan kesempatan kepada saya... SemihS kedepannya semakin banyak lagi inspirasi dari bunda yang mengalir kepada saya ..Amin

      Hapus
    2. Iya Bunda... Terimakasih bunda.. memberikan banyak inspirasi dan kesempatan kepada saya... SemihS kedepannya semakin banyak lagi inspirasi dari bunda yang mengalir kepada saya ..Amin

      Hapus

Postingan Terbaru

Di mana kebahagiaan itu berada?

Di mana kebahagiaan itu berada? Kadang lelah jiwa mencari Karena dahaga yang tak terobati Rasa haus akan kebahagiaan Yang diharapkan memberi...

Postingan Terpopuler dalam sebulan ini