Rabu, 21 Oktober 2020

Bijak menggunakan waktu, karena waktu begitu berharga

Setidaknya ada tiga hal yang tidak bisa kembali yakni waktu, perkataan yang sudah terucap dan kesempatan yang pernah ada. Ketika sudah terjadi maka ketiga hal tersebut segera berlalu dan tidak akan lagi pernah ada momen yang sama seperti yang sudah pernah terlewati sebelumnya. 

Waktu merupakan suatu misteri dan sangat menarik untuk dibahas. Semua makhluk diberikan waktu yang sama. Didalam sehari ada 24 jam yang mana sampai satuan waktu terkecil yaitu detikpun setiap orang memperolehnya tanpa adanya diskriminasi. Siapun orangnya akan menerimanya dalam jumlah yang serupa.

Bagaimana orang memanfaatkan waktu pasti akan sangat berpengaruh kepada keberhasilan yang digapainya. Semua kita diberikan waktu dan kesempatan yang sama, tetapi memiliki perbedaan seberapa pentingnya dan bagaimana memanfaatkan waktu yang ada. Pastilah setiap orang yang berhasil karena telah menyadari betapa berharganya waktu sehingga tidak akan pernah menyia-nyiakannya.

Bagi sebuah tim sepak bola memandang bahwa waktu 90 menit adalah suatu kesempatan untuk bisa mencebloskan bola ke gawang lawan. Bagi seorang guru waktu 40 menit adalah satu jam pelajaran yang bisa dimanfaatkan sedemikian rupa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Tetapi bagi seorang pelari waktu nol koma sekian detik sangat berharga untuk memenangkan sebuah perlombaan.

Bukan rahasia lagi bahwa negara kita termasuk salah satu negara yang masih memelihara dan membudayakan budaya 'ngaret'. Suatu kebiasaan tidak tepat waktu. Sebuah pertemuan yang sudah direncanakan sering akhirnya terlaksana setelah beberapa menit bahkan beberapa jam dari yang direncakan sebelumnya. Tentu saja hal ini menjengkelkan buat orang yang sudah menyadari betapa pentingnya waktu. Kalau disadari sebenarnya budaya ini tidak bermanfaat justru memberikan kerugian, yang seharusnya kita bisa menggunakan waktu untuk hal yang lain akhirnya terkendala karenanya.

Belajar dari orang-orang di negara maju seperti Jerman, Swiss dan Jepang yang begitu menghargai waktu. Orang-orang di negara tersebut betul-betul berusaha menghargai waktu dan itu juga mereka lakukan sebagai salah satu wujud dalam menghargai orang lain. Mereka menganggap keterlambatan adalah sesuatu tindakan yang tidak sopan. Disana ketika mereka tidak tepat waktu mereka akan melakukan konfirmasi keterlambatan disertai dengan permohonan maaf. Itu terjadi karena mereka sudah menyadari bahwa waktu itu sangat bernilai harganya.

Hal lain yang sering terjadi di dalam keseharian kita adalah menunda-nunda. Dengan alasan masih ada waktu sehingga tidak mengerjakannya sesegera mungkin. Ketika itu terjadi maka semakin menumpuklah beban yang harus dilakukan pada masa selanjutnya. Oleh karena itu kerjakan apa yang bisa dikerjakan hari ini tanpa menunda dan terus menunda. Karena menunda tidak akan pernah menghasilkan apa-apa. 

Seharusnya ketika masih memiliki waktu, kesempatan itu bisa digunakan untuk banyak hal yang sangat berguna, diantaranya terus memperlengkapi diri dengan pengetahuan atau keterampilan yang baru. Menggali dan meningkatkan potensi yang ada di dalam diri, berupa bakat atau talenta yang ada. Bahkan bisa menghasilkan karya-karya yang dapat bermanfaat bagi sesama.    

Waktu tidak akan pernah kembali, memanfaatkan waktu dengan bijak adalah suatu keharusan. Setiap orang yang sudah sadar dan benar-benar menggunakan waktu dengan baik pasti akan mendapatkan keberhasilan dan akan menjadikannya menjadi manusia yang produktif, tetapi sebaliknya yang mengabaikannya tidak akan mendapatkan apapun.

Dengan belajar menghargai waktu kita juga akan menghargai orang lain. Dengan menyadari waktu adalah aset terbesar yang kita punya, maka kita sudah memiliki modal besar untuk menjadi orang yang berhasil. Mari belajar menghargai waktu karena setiap detik yang ada saat ini tidak akan pernah kembali lagi. Bijaklah menggunakan waktu yang masih ada, selagi masih diberikan kesempatan kepada kita...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Terbaru

Di mana kebahagiaan itu berada?

Di mana kebahagiaan itu berada? Kadang lelah jiwa mencari Karena dahaga yang tak terobati Rasa haus akan kebahagiaan Yang diharapkan memberi...

Postingan Terpopuler dalam sebulan ini