Senin, 19 Oktober 2020

Bahagia tiada tara saat berbagi kepada sesama

Kehidupan didunia ini hanyalah sementara, tidak ada yang akan tetap bertahan untuk selamanya. Demikian juga semua yang ada pada kita hanyalah titipan belaka, tidak ada hak kita untuk mencekeramnya sekuat tenaga karena semuanya akan kembali kepada Sang Pencipta. Kita hanyalah sebagai pengelola yang diberi kuasa untuk sesaat saja. 

Kondisi yang berbeda itulah kenyataan yang ada di dunia. Ada yang kaya tetapi tidak banyak juga yang hidup seadanya saja, bahkan ada yang untuk mendapatkan sesuap nasi saja harus berusaha sekuat tenaga. Ya itulah realita kehidupan fana yang harusnya menjadi dasar untuk memberikan rasa iba kepada sesama.  

Hari ini akhirnya kami menunaikan janji yang sudah saya dan istri sepakati, yakni komitmen untuk memberi  sedikit dari berkat yang ada pada kami. Suatu kesepakatan bahwa setiap bulan paling tidak ada satu keluarga yang bisa dikunjungi dan berbagi. Walapun jumlahnya tidak terlalu berarti dan mungkin tidak ada apa-apanya untuk sebagian orang yang lebih memiliki.  

Panas yang terik tetapi tidak demikian dengan hati yang sejuk ketika menuju rumah keluarga yang yang sudah kami sepakati kunjungi pada bulan ini. Seorang nenek yang tinggal bersama cucunya, mereka berdua tinggal di sebuah rumah yang sangat sederhana.

Ketika sampai di depan rumah yang dituju, saya agak lesu karena pintu rumah tertutup menandakan mereka tidak di rumah. Ketika istri turun dan menyapa beberapa kali, memang mereka tidak ada. Ketika menyapa ke rumah sebelah, ada sahutan dari sana, rupanya nenek dan cucunya yang dicari sedang membersihkan rumah sebelah yang ditinggal sementara pemiliknya yang ternyata masih memiliki hubungan keluarga dengan mereka.

Wah... ada berkat lagi ya... itulah untaian kata yang terucap dari si nenek dengan muka yang sangat senang ketika melihat bingkisan yang saya letakkan di meja, karena memang ini yang kedua kali kami berkunjung dan berbagi kepada mereka. Ada rasa haru dan bahagia ketika memberikannya kepada si nenek yang sangat sayang kepada cucunya, disambut lagi cucunya yang menyusul datang dari dapur dengan raut wajah yang ria.

Kami berbincang sebentar dan seadanya. Tanpa banyak basa-basi kamipun permisi, sebelum beranjak pergi nenek menyalami kami dengan wajah yang gembira. Hanya sesaat kami berada disana tetapi ada rasa haru dan bahagia. Tidak bisa dikatakan dengan kata-kata, tetapi yang pasti ada bahagia tiada tara ketika berbagi kepada sesama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Terbaru

Di mana kebahagiaan itu berada?

Di mana kebahagiaan itu berada? Kadang lelah jiwa mencari Karena dahaga yang tak terobati Rasa haus akan kebahagiaan Yang diharapkan memberi...

Postingan Terpopuler dalam sebulan ini